Ragam Permainan Tradisional di Jawa Timur: Jelajahi Warisan Budaya Anak-Anak yang Terlupakan

Kata Pengantar sunting

Permainan tradisional merupakan bagian penting dari warisan budaya suatu daerah, dan sangat penting untuk dilestarikan agar tidak terlupakan oleh generasi selanjutnya. Tulisan ini akan menjelaskan berbagai macam permainan tradisional yang masih dimainkan oleh anak-anak di daerah tertentu, dan mengajak pembaca untuk menjelajahi aspek-aspek budaya yang unik dari daerah tersebut.

Jawa Timur adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan budaya lokal. Salah satu aspek dari budaya lokal yang khas adalah permainan tradisional. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh anak-anak di Jawa Timur, seperti permainan bola bekel, congklak, beberuk, bakiak, dan masih banyak lagi. Penjelasan tentang cara bermain, sejarah, dan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut akan diuraikan dengan baik.

Selain itu, tulisan ini juga akan membahas tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional di era modern yang semakin canggih. Berbagai tantangan yang dihadapi dalam upaya mempertahankan tradisi ini akan dijelaskan, seperti pengaruh teknologi dan gaya hidup modern yang memicu pergeseran nilai budaya di masyarakat.

Akhirnya, tulisan ini akan menekankan pada pentingnya menghargai permainan tradisional sebagai bagian dari identitas dan warisan budaya suatu daerah, serta mempromosikan kesadaran akan keunikan dan kekayaan tradisi lokal. Dengan demikian, generasi muda akan lebih terhubung dengan akar budaya mereka dan dapat menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut.

Beberapa permainan-permainan tradisional di Jawa Timur, antara lain:

  1. Congklak
  2. Egrang
  3. Gobak Sodor
  4. Bakiak
  5. Sepak Takraw
  6. Kelereng (Nekeran)
  7. Petak Umpet
  8. Bola Bekel
  9. Benthik
  10. Beberuk
  11. Cublak- -cublak Suweng
  12. Ongsrotan
  13. Bentengan
  14. Kasti atau Gebukan Batu
  15. Jamuran
  16. Gedrik atau Engklek
  17. Lompat Karet
  18. Patil Lele


1. Congklak sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan Congklak sudah sangat populer di Jawa Timur sejak lama. Beberapa sumber menyebutkan bahwa permainan ini pertama kali diperkenalkan di Jawa Timur oleh para pedagang asal Arab pada abad ke-14. Saat itu, permainan ini dimainkan dengan menggunakan cangkang kerang sebagai biji-bijiannya.

Berkembangnya Permainan sunting

Di Jawa Timur, Congklak berkembang menjadi berbagai variasi aturan dan cara bermain, tergantung dari daerah masing-masing. Beberapa daerah di Jawa Timur bahkan memiliki nama dan jumlah lubang yang berbeda. Salah satu contoh variasi Congklak di Jawa Timur adalah permainan Ngisor atau Nyisir, yang biasanya dimainkan di daerah Blitar dan Malang. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan 24 lubang kecil di atas papan kayu berbentuk segi empat.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan ini dimainkan oleh dua orang yang berusaha untuk mengambil biji atau kelereng yang ada di dalam lubang-lubang pada sebuah papan kayu yang memiliki bentuk seperti perahu atau seperti tatah. Berikut adalah aturan dan cara bermain congklak Jawa Timur secara detail:

  • Persiapan
  1. Papan congklak yang terdiri dari 16 lubang, 8 untuk setiap pemain dan satu lubang besar untuk menampung biji-biji yang diambil dari papan lawan.
  2. Biji atau kelereng sebanyak 98 biji, yang akan ditempatkan dalam lubang-lubang pada papan congklak.
  3. Dua pemain, masing-masing akan mengambil posisi di sisi papan congklak mereka sendiri.
  • Cara Bermain
  1. Pada awal permainan, semua biji ditempatkan di dalam lubang-lubang pada papan congklak, kecuali lubang besar di tengah papan.
  2. Setiap pemain memulai permainan dengan mengambil biji-biji dari salah satu lubang di sisi papan congklak mereka sendiri.
  3. Kemudian, pemain akan meletakkan satu biji di setiap lubang berikutnya searah jarum jam hingga biji-biji yang diambil habis.
  4. Jika pemain meletakkan biji terakhir di dalam lubang lawan yang kosong, maka pemain dapat mengambil biji-biji dari lubang yang sejajar dengan lubang tersebut. Hal ini disebut sebagai “seri” dan pemain akan melanjutkan giliran mereka untuk menangkap biji-biji dari lubang tersebut.
  5. Jika biji-biji yang diambil telah habis, maka giliran akan berpindah ke pemain berikutnya.
  6. Pemain akan terus mengambil biji dari lubang dan memindahkannya ke lubang lain di sepanjang papan congklak hingga salah satu pemain tidak memiliki biji lagi di sisi papan congklak mereka.
  7. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang memiliki biji paling banyak di lubang mereka sendiri.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Untuk memainkan permainan Congklak di Jawa Timur, dibutuhkan sebuah papan kayu berbentuk segi empat dengan lubang-lubang kecil yang ada di dalamnya. Selain itu, dibutuhkan juga 48 biji-biji kecil yang biasanya terbuat dari kayu atau plastik.

2. Egrang sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan Egrang sudah menjadi bagian dari budaya Jawa Timur sejak lama. Tidak ada catatan sejarah pasti tentang asal-usul permainan ini, namun dipercayai bahwa permainan Egrang sudah dimainkan sejak zaman dahulu kala oleh para petani di Jawa Timur untuk membantu mereka dalam bekerja di sawah.

Berkembangnya Permainan sunting

Permainan Egrang di Jawa Timur berkembang menjadi berbagai variasi aturan dan cara bermain, tergantung dari daerah masing-masing. Beberapa daerah di Jawa Timur bahkan memiliki jenis egrang yang berbeda-beda. Salah satu variasi egrang yang terkenal adalah Egrang Warak Ngendog yang biasanya dimainkan di daerah Malang. Egrang ini terbuat dari kayu jati yang diberi hiasan bulu ayam dan kadang-kadang dilengkapi dengan bel berbunyi.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Aturan dan cara bermain permainan Egrang di Jawa Timur cukup sederhana, yaitu:

  1. Siapkan dua pasang egrang dan dua orang pemain.
  2. Setiap pemain mengikatkan egrang ke telapak kakinya dengan tali atau anyaman rotan sehingga pemain dapat berdiri di atas egrang dan melompat-lompat di atasnya.
  3. Pemain akan berjalan dengan melompat-lompat di atas egrang, dengan tujuan mencapai garis finish terlebih dahulu.
  4. Pemain yang mencapai garis finish terlebih dahulu menjadi pemenang.
  5. Ada beberapa variasi cara bermain egrang yang dapat dimainkan, seperti berlomba satu lawan satu atau dalam tim. Selain itu, beberapa variasi lain termasuk lompatan acak atau melompat dengan gerakan tertentu. Namun, tujuan akhir dari permainan tetap sama yaitu mencapai garis finish terlebih dahulu.

Permainan egrang dapat dimainkan oleh siapa saja, tetapi biasanya dimainkan oleh anak-anak dan remaja. Selain sebagai permainan tradisional, egrang juga memiliki nilai sejarah dan budaya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

  1. Alat egrang terbuat dari bambu atau kayu dengan ukuran sekitar 60-70 cm.
  2. Tali atau anyaman rotan untuk mengikatkan egrang ke telapak kaki.

3. Gobak Sodor sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Gobak Sodor adalah permainan tradisional Jawa Timur yang dimainkan oleh sekelompok anak-anak atau remaja. Permainan ini biasanya dimainkan di halaman rumah atau lapangan terbuka yang cukup luas. Permainan ini terkenal dengan keunikan aturannya yang cukup rumit dan memerlukan konsentrasi yang tinggi dari para pemainnya. Asal usul permainan Gobak Sodor belum dapat dipastikan secara pasti, tetapi permainan ini sudah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa Timur sejak zaman dahulu. Menurut beberapa sumber, permainan Gobak Sodor sudah dimainkan sejak abad ke-14 dan awalnya dimainkan oleh para prajurit Kerajaan Majapahit untuk melatih keberanian dan ketangkasan mereka.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan ini dimainkan oleh dua tim atau lebih, yang masing-masing terdiri dari beberapa orang. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menangkap semua anggota tim lawan.

Berikut ini adalah aturan dan cara bermain Gobak Sodor:

  • Persiapan permainan
  1. Tentukan jumlah pemain dan pembagian tim
  2. Gambar persegi panjang di tanah dengan ukuran yang ditentukan sebagai arena permainan
  3. Buat garis tengah di arena permainan untuk memisahkan antara tim satu dan tim lainnya
  4. Setiap tim memiliki sebuah markas yang terletak di ujung arena permainan
  • Permainan dimulai
  1. Pemain dari masing-masing tim berdiri di dalam markas tim masing-masing.
  2. Pemain yang berada di luar markas memulai permainan dengan melempar bola ke area lawan.
  3. Setiap kali bola dilempar, pemain dari tim lawan mencoba menangkap bola tersebut dan melemparkannya kembali ke wilayah lawan.
  4. Jika bola berhasil ditangkap, maka pemain yang melempar akan dinyatakan keluar dari permainan dan harus keluar dari arena permainan.
  5. Jika bola gagal ditangkap, maka tim lawan harus mengambil bola dan melemparkannya kembali ke wilayah tim lawan.
  6. Setiap pemain hanya diberikan satu kesempatan melempar bola dalam setiap giliran.
  7. Pemain yang berada di dalam markas tidak boleh keluar dari markas kecuali untuk menangkap bola yang lemparan lawan gagal ditangkap.
  8. Pemain yang berhasil menangkap bola dapat bergerak ke wilayah lawan dan berusaha menangkap anggota tim lawan dengan menyentuhnya menggunakan bola.
  9. Jika anggota tim lawan berhasil ditangkap, maka dia harus keluar dari arena permainan.
  10. Permainan berakhir ketika satu tim berhasil menangkap semua anggota tim lawan.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermain Gobak Sodor tidak terlalu banyak, hanya membutuhkan lapangan terbuka yang cukup luas dan beberapa pemain yang terdiri dari kelompok Sodor dan kelompok Gobak.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan Gobak Sodor terus berlanjut hingga saat ini. Saat ini, permainan ini telah menjadi salah satu permainan tradisional yang masih terus dilestarikan dan dimainkan di Jawa Timur.

4. Bakiak sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan tradisional Bakiak adalah permainan yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak di pedesaan, namun juga bisa dimainkan oleh orang dewasa. Permainan Bakiak dilakukan dengan cara berjalan menggunakan alas kaki dari bahan kayu berukuran panjang dan sempit, yang disebut dengan sebutan bakiak atau ceplak. Asal-usul permainan Bakiak tidak dapat dipastikan dengan pasti, namun diperkirakan permainan ini sudah dimainkan sejak zaman dahulu kala. Permainan Bakiak diyakini berasal dari permainan rakyat Cina, yaitu permainan Qianli Ma, yang juga menggunakan bakiak sebagai alas kakinya. Selain itu, diperkirakan pengaruh dari permainan yang serupa juga datang dari India dan Malaysia.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan permainan Bakiak di Indonesia cukup pesat, sehingga aturan dan cara bermainnya pun beragam, tergantung daerah masing-masing. Namun, secara umum, aturan permainan Bakiak adalah mempertandingkan dua tim dengan jumlah anggota yang sama. Tiap anggota tim akan berjalan dengan menggunakan sepasang bakiak atau ceplak dan menempuh jarak tertentu. Tim yang berhasil menempuh jarak tercepat dan dengan selamat, menjadi pemenangnya.

Perlengkapan sunting

Untuk memainkan permainan Bakiak, dibutuhkan sepasang bakiak atau ceplak yang terbuat dari kayu. Bakiak tersebut memiliki bentuk yang khas, yaitu berbentuk panjang dan sempit, dengan lebar sekitar 5-6 cm dan tebal sekitar 2-3 cm. Ukuran bakiak ini bisa disesuaikan dengan ukuran kaki pemain. Selain bakiak, untuk memainkan permainan ini biasanya dibutuhkan sebuah garis sebagai garis start dan garis finish. Garis ini bisa dibuat dengan menggunakan kapur atau tanah.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Berikut adalah aturan dan cara bermain bakiak:

  • Cara Bermain
  1. Pemain dibagi menjadi dua tim dengan jumlah yang sama dan memakai satu pasang bakiak.
  2. Setiap tim akan berdiri di garis start dan garis finish, dengan jarak yang disepakati di antara kedua garis.
  3. Pada aba-aba awal, setiap tim akan melompat dengan satu kaki pada bakiak dan mendorong bakiak tersebut ke depan dengan kaki lainnya.
  4. Tujuan permainan adalah untuk mencapai garis finish secepat mungkin, dengan cara saling bersaing untuk mendorong bakiak ke garis finish terlebih dahulu.
  5. Pemain yang berhasil mencapai garis finish lebih dulu dianggap sebagai pemenang.
  • Aturan
  1. Pemain tidak diizinkan untuk menginjak tanah selama permainan berlangsung. Kedua kaki harus tetap di atas bakiak atau sepatu kayu.
  2. Jika seorang pemain menyentuh tanah atau jatuh, maka dia harus kembali ke garis start dan memulai kembali permainan.
  3. Pemain tidak diizinkan untuk menendang atau mendorong bakiak pemain lainnya.
  4. Jika bakiak lepas dari kaki pemain, maka pemain tersebut harus kembali ke garis start dan memulai kembali permainan.
  5. Pemain yang melakukan pelanggaran aturan akan didiskualifikasi dari permainan.

5. Sepak Takraw sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Sepak Takraw adalah sebuah permainan tradisional yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Jawa Timur. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan bola anyaman yang terbuat dari rotan atau bahan sintetis yang disebut takraw, dan dimainkan dengan cara menendang bola dengan kaki tanpa menggunakan tangan. Asal usul Sepak Takraw tidak dapat dipastikan secara pasti, namun permainan serupa telah dimainkan sejak ratusan tahun yang lalu di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia, permainan ini dikenal dengan berbagai nama, seperti Sepak Raga, Raga, atau Kaki Raga.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan Sepak Takraw semakin pesat seiring dengan makin populernya olahraga ini di tingkat internasional. Pada tahun 1965, dibentuklah International Sepak Takraw Federation (ISTAF) sebagai organisasi internasional yang mengatur dan mempromosikan olahraga Sepak Takraw di seluruh dunia.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Aturan bermain Sepak Takraw cukup sederhana, namun membutuhkan keahlian dan kelincahan. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga orang pemain. Tujuan dari permainan ini adalah memukul takraw sehingga berada di lapangan lawan dan tidak dapat dikembalikan oleh lawan. Berikut adalah aturan dan cara bermain sepak takraw Jawa Timur:

  • Aturan Permainan
  1. Sepak takraw dimainkan oleh dua tim, masing-masing beranggotakan tiga orang.
  2. Setiap tim berusaha memasukkan bola ke dalam lapangan lawan, tanpa boleh menyentuh bola dengan tangan atau lengan.
  3. Setiap tim diberikan tiga kali kesempatan untuk memainkan bola sebelum harus melemparkan bola ke tim lawan.
  4. Setiap tim akan memenangkan satu poin jika mampu membuat bola jatuh di lapangan lawan.
  5. Setiap pertandingan terdiri dari tiga set. Setiap set terdiri dari 21 poin. Tim yang berhasil mencapai 21 poin dengan selisih dua poin atau lebih akan memenangkan set tersebut.
  6. Jika kedua tim mampu mencapai poin 20-20, maka pertandingan akan berlanjut hingga salah satu tim mencapai selisih dua poin.
  • Cara Bermain
  1. Sepak takraw dimainkan dengan bola yang terbuat dari rotan atau plastik dan ukurannya lebih kecil dari bola voli.
  2. Lapangan sepak takraw memiliki ukuran 13,4 x 6,1 meter. Garis tengah pada lapangan terletak pada 1,52 meter dari ujung lapangan, dan ada garis-garis samping yang menghubungkan kedua garis ujung lapangan.
  3. Setiap pemain hanya boleh menyentuh bola dengan kaki, dada, kepala, atau bagian tubuh lainnya selain tangan dan lengan.
  4. Pemain dapat memainkan bola dengan teknik spike, servis, atau lob. Teknik spike adalah memukul bola dengan kaki sambil melompat untuk menghasilkan tendangan keras ke arah lapangan lawan. Teknik servis adalah memukul bola dengan kaki dari sisi lapangan sendiri ke arah lapangan lawan. Teknik lob adalah memukul bola dengan kaki sambil melompat ke atas, sehingga bola mengudara tinggi ke arah lapangan lawan.
  5. Setiap pemain hanya boleh melakukan satu kali tendangan sebelum bola harus disentuh oleh pemain lain atau harus dilemparkan ke tim lawan.
  6. Pemain dapat berpindah tempat pada saat bertahan, tetapi hanya di sekitar garis tengah lapangan. Pemain tidak boleh menyentuh garis lapangan saat bermain.
  7. Pemain tidak boleh menahan bola lebih dari tiga kali sebelum melemparkannya ke tim lawan.
  8. Jika bola jatuh di luar lapangan atau menabrak garis lapangan, maka poin akan diberikan kepada tim lawan.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermain Sepak Takraw adalah bola takraw dan lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran standar. Lapangan Sepak Takraw memiliki ukuran 13,4 meter x 6,1 meter, dan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh net setinggi 1,52 meter.

6. Nekeran (Kelereng) sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Nekeran atau Kelereng adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur dan banyak dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan kelereng atau bola kecil dari bahan keramik atau kaca, yang dijatuhkan ke dalam lingkaran dari batu-batuan kecil atau lubang di tanah. Asal usul permainan Nekeran atau Kelereng tidak dapat dipastikan secara pasti. Namun, permainan ini telah ada sejak zaman dahulu kala dan banyak dimainkan oleh anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.

Aturan dan Cara Bermain sunting

  • Aturan
  1. Permainan dimainkan oleh minimal 2 orang dan maksimal 4 orang.
  2. Pemain harus memilih posisi yang diinginkan, yaitu menembak atau bertahan.
  3. Pemain yang menembak harus berdiri di luar lapangan sedangkan pemain yang bertahan berada di dalam lapangan.
  4. Pemain yang menembak harus melempar bola ke arah pemain yang bertahan.
  5. Pemain yang bertahan harus menangkap bola tersebut menggunakan tangan dan melemparkannya kembali ke arah pemain yang menembak.
  6. Jika pemain yang menembak gagal menangkap bola yang dikembalikan oleh pemain yang bertahan atau bola jatuh di luar lapangan, maka giliran bermain akan berganti.
  7. Permainan akan berakhir jika salah satu pemain mendapatkan skor tertinggi atau menghabiskan waktu yang ditentukan.
  • Cara Bermain
  1. Pertama-tama, pemain harus memilih posisi yang diinginkan, yaitu menembak atau bertahan.
  2. Pemain yang menembak harus berdiri di luar lapangan sedangkan pemain yang bertahan berada di dalam lapangan.
  3. Pemain yang menembak harus melempar bola ke arah pemain yang bertahan.
  4. Pemain yang bertahan harus menangkap bola tersebut menggunakan tangan dan melemparkannya kembali ke arah pemain yang menembak.
  5. Pemain yang menembak harus terus memainkan bola tersebut dan mencoba menghindari pemain yang bertahan untuk menangkap bola.
  6. Jika pemain yang menembak gagal menangkap bola yang dikembalikan oleh pemain yang bertahan atau bola jatuh di luar lapangan, maka giliran bermain akan berganti.
  7. Permainan akan berakhir jika salah satu pemain mendapatkan skor tertinggi atau menghabiskan waktu yang ditentukan.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan Nekeran terus berlanjut seiring dengan makin populernya permainan ini di kalangan anak-anak. Kini, permainan Nekeran telah berkembang menjadi berbagai variasi yang lebih modern, seperti Nekeran Modern atau Kelereng Modern, yang menggunakan berbagai macam bahan seperti plastik atau logam.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

  1. Bola kecil berukuran sekitar 5-7 cm.
  2. Lapangan yang biasanya berukuran 5-10 meter persegi.
  3. Tidak memerlukan perlengkapan khusus lainnya.

7. Delikan (Petak Umpet) sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Delikan atau Petak Umpet merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak dan terdiri dari beberapa pemain yang berlarian untuk mencari pemain lain yang bersembunyi di tempat tertentu. Delikan sering dimainkan di pedesaan atau lingkungan yang masih tradisional di Jawa Timur. Asal-usul Delikan tidak diketahui dengan pasti, namun permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu. Delikan diyakini berasal dari permainan rakyat yang dimainkan oleh orang-orang di pedesaan untuk mengisi waktu luang mereka. Selain itu, permainan Delikan juga bisa dijadikan sebagai media untuk membentuk kerjasama dan kekompakan antara pemain.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Aturan permainan Delikan cukup sederhana, salah satu pemain akan ditunjuk sebagai "penyembunyi" dan akan bersembunyi di suatu tempat. Sementara itu, pemain lainnya akan mencari pemain yang bersembunyi tersebut. Jika seorang pemain berhasil menemukan pemain yang bersembunyi, maka dia akan berlari kembali ke titik awal dan berteriak "delik". Pemain yang bersembunyi kemudian akan dianggap sebagai kalah dan harus menjadi penyembunyi pada putaran selanjutnya.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Delikan biasanya dimainkan di area yang terbuka seperti halaman rumah atau lapangan terbuka. Tidak membutuhkan perlengkapan khusus untuk memainkan Delikan, cukup menggunakan tempat yang cukup luas dan bisa menjadi tempat bersembunyi.


8. Bola Bekel sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Bola bekel atau biasa juga disebut gobak sodor adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini dapat dimainkan oleh semua kalangan, baik anak-anak maupun dewasa. Bola bekel dimainkan dengan menggiring bola kecil atau bekel yang terbuat dari bahan keramik atau plastik. Asal-usul dan sejarah bola bekel tidak diketahui secara pasti, namun permainan ini telah dikenal dan dimainkan di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Dalam sejarahnya, bola bekel sering dimainkan di lingkungan desa atau perkampungan sebagai sarana untuk mengasah keterampilan motorik dan kecepatan serta kerja sama tim antar pemain.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan bola bekel terdiri dari dua tim yang masing-masing terdiri dari lima hingga sepuluh orang. Tujuannya adalah untuk menggiring bola bekel dari garis awal dan melemparkan bola ke garis akhir lawan. Setiap pemain berhak memukul bola bekel dengan kaki atau bagian tubuh lainnya ke arah garis lawan. Pemain yang terkena bola atau melempar bola keluar dari garis lapangan akan giliran ganti ke tim lawan.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Peraturan dalam permainan bola bekel relatif sederhana, namun permainan ini memerlukan kecepatan, keakraban dalam berteman dan keterampilan kaki yang baik. Dalam permainan ini tidak diperlukan alat khusus, karena bola bekel dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional atau toko mainan.

9. Benthik sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Benthik atau kadang juga disebut dengan nama permainan “Benthik Lempar” merupakan permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak pada masa lalu sebagai hiburan di saat waktu luang. Belum diketahui dengan pasti asal-usul dan sejarah Benthik. Namun, diperkirakan permainan ini sudah dimainkan sejak zaman kerajaan Majapahit. Selain itu, permainan ini juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan dan Sulawesi Selatan.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Benthik dimainkan oleh dua tim dengan jumlah pemain yang sama, minimal 5 orang dalam satu tim. Permainan dimulai dengan cara melempar seutas tali yang sudah diikatkan simpul di kedua ujungnya ke arah tim lawan. Tim lawan harus berusaha untuk menghindari tali tersebut. Jika terkena tali, maka pemain tersebut dianggap kalah. Setelah itu, tim yang memegang tali akan mengejar pemain lawan dan mencoba memukul mereka dengan bola bambu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pemain yang terkena bola bambu dianggap kalah dan harus bergabung dengan tim lawan. Tim yang berhasil memukul semua pemain lawan dengan bola bambu menjadi pemenang.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Permainan Benthik membutuhkan beberapa perlengkapan seperti tali yang sudah diikatkan simpul di kedua ujungnya, bola bambu, serta area bermain yang luas dan cukup lapang.

10. Beberuk sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Beberuk adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak dan remaja di pedesaan. Permainan beberuk memiliki sejarah dan asal-usul yang tidak jelas, namun diperkirakan sudah ada sejak lama dan telah melestarikan budaya Jawa Timur.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Cara bermain beberuk sangat sederhana. Pemain membutuhkan sebilah bambu sebagai alat utama untuk memainkan permainan ini. Setiap pemain diberikan sebuah bambu dengan ukuran yang sama. Pada ujung bambu terdapat goresan yang menunjukkan skor pemain. Pemain kemudian melemparkan bambu ke udara dan menangkapnya dengan tangan. Setiap kali pemain berhasil menangkap bambu, ia dapat menambahkan satu poin pada skor yang sudah ada di bambu. Pemain yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi akan menjadi pemenang. Tidak ada aturan yang baku dalam permainan beberuk, sehingga setiap daerah memiliki aturan yang berbeda-beda. Permainan ini membutuhkan keterampilan dan ketangkasan dalam menangkap bambu, serta kecepatan dan akurasi dalam menambahkan skor. Beberuk juga sering dimainkan dalam acara pernikahan, kenduri, atau acara adat lainnya.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermain beberuk sangat sederhana. Pemain hanya membutuhkan sebilah bambu dengan ukuran yang sama dan beberapa goresan pada ujung bambu sebagai penanda skor. Selain itu, permainan beberuk tidak membutuhkan ruangan atau lapangan yang besar, sehingga bisa dimainkan di mana saja.

11. Cublak-cublak Suweng sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan tradisional Jawa Timur yang satu ini, Cublak-cublak Suweng, merupakan permainan yang tergolong dalam kategori permainan lama dan masih dimainkan hingga saat ini. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak atau remaja yang menggunakan bola bambu atau bola plastik. Asal-usul permainan Cublak-cublak Suweng tidak tercatat secara pasti, namun permainan ini diyakini berasal dari Jawa Timur. Beberapa sumber mengatakan bahwa permainan ini berasal dari zaman Kerajaan Majapahit dan dimainkan oleh para prajurit sebagai sarana latihan fisik dan mental.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan permainan Cublak-cublak Suweng memang tidak sebesar permainan seperti Sepak Takraw atau Egrang. Meskipun begitu, permainan ini masih populer di beberapa daerah di Jawa Timur, terutama di daerah pedesaan.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Aturan dalam permainan Cublak-cublak Suweng cukup sederhana. Setiap pemain harus melempar bola ke udara dan menangkapnya menggunakan kedua tangannya. Jika bola jatuh ke tanah, pemain tersebut akan giliran melempar lagi dari tempat bola jatuh. Pemain yang berhasil menangkap bola tanpa bola jatuh di tanah dinyatakan sebagai pemenang.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan Cublak-cublak Suweng cukup sederhana, yaitu bola bambu atau bola plastik. Namun, saat ini sudah banyak pabrik yang memproduksi bola khusus untuk permainan ini. Selain itu, tidak ada perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk bermain permainan ini.

12. Ongsrotan sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Ongsrotan adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak sebagai hiburan di waktu luang. Nama "Ongsrotan" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya "mengambil". Asal usul sejarah permainan Ongsrotan belum diketahui dengan pasti, namun permainan ini dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda. Misalnya, di Jawa Tengah permainan ini dikenal dengan nama "Lempar Bebek" atau "Bebek-Bebekan", sedangkan di Bali disebut "Ngulek Bantal".

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan Ongsrotan berkembang menjadi sebuah permainan dengan beberapa aturan. Biasanya permainan dimulai dengan pemilihan satu orang sebagai pemain yang harus menyembunyikan sebuah benda kecil, seperti biji kacang atau batu kecil. Seluruh pemain lainnya kemudian mencari benda tersebut, dan ketika menemukannya, mereka harus kembali ke tempat awal tanpa terlihat oleh pemain yang menyembunyikan benda. Jika pemain yang sedang mencari benda terlihat oleh pemain yang menyembunyikan benda, maka ia harus kembali ke awal dan mencari benda tersebut kembali. Pemain yang berhasil kembali ke awal tanpa terlihat oleh pemain yang menyembunyikan benda, maka ia menjadi pemenangnya.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk permainan Ongsrotan sangat sederhana, yaitu sebuah benda kecil yang bisa disembunyikan dan tempat untuk bermain. Tempat untuk bermain bisa berupa lapangan atau ruang terbuka seperti halaman rumah atau taman.

13. Bentengan sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Bentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak di lingkungan kampung atau desa sebagai hiburan mereka. Permainan ini sangat populer di Indonesia dan bahkan pernah menjadi ajang lomba di berbagai festival anak-anak. Asal-usul dari permainan bentengan tidak diketahui secara pasti. Namun, sejarahnya konon bermula dari legenda Raden Panji Asmoro Bangun, seorang pahlawan Jawa yang berusaha melindungi istana dari serangan musuh dengan cara membangun tembok pembatas. Tembok pembatas tersebut kemudian dikenal sebagai "benteng" dan kemudian munculah ide untuk membuat permainan dengan nama yang sama.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan bentengan berkembang dengan pesat di berbagai daerah di Jawa Timur. Peraturan dan aturan main permainan bentengan juga bervariasi di setiap daerah. Namun, pada umumnya permainan ini dimainkan oleh dua kelompok dengan jumlah anggota yang sama besar. Satu kelompok berperan sebagai pemain dan kelompok lainnya berperan sebagai penghalang. Setiap pemain berusaha melewati penghalang dengan cara melompati mereka tanpa terkena sentuhan tangan atau tubuh penghalang.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk permainan bentengan adalah hanya sebuah lapangan kosong yang cukup luas dan bisa digunakan sebagai area bermain. Selain itu, tidak ada perlengkapan khusus yang dibutuhkan untuk memainkan permainan ini.


14. Kasti atau Gebukan Batu sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Kasti atau Gebukan Batu merupakan permainan tradisional Jawa Timur yang dimainkan dengan cara memukul batu yang dilemparkan oleh lawan dengan menggunakan sebuah kayu yang berbentuk bulat pada kedua ujungnya. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak hingga remaja. Asal usul dari permainan Kasti atau Gebukan Batu tidak tercatat secara pasti. Namun, diperkirakan permainan ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan menyebar ke seluruh wilayah Jawa Timur.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan permainan ini tidak terlalu signifikan, namun masih tetap dimainkan oleh masyarakat Jawa Timur hingga saat ini.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Aturan dalam permainan Kasti atau Gebukan Batu cukup sederhana, yaitu para pemain harus memukul batu yang dilemparkan oleh lawan dan berusaha menjauhkannya dari posisi awal. Pemain yang berhasil menjauhkan batu sejauh-jauhnya adalah pemenangnya.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Permainan Kasti atau Gebukan Batu tidak memerlukan banyak perlengkapan. Yang dibutuhkan hanya batu kecil, kayu bulat, dan area lapangan yang cukup luas. Biasanya, lapangan yang digunakan adalah tanah lapang atau jalan yang sepi dari kendaraan.

15. Jamuran sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan tradisional Jawa Timur yang satu ini bernama Jamuran. Jamuran merupakan permainan tradisional yang berasal dari daerah Jawa Timur, Indonesia. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan minimal 3 orang. Asal-usul dari permainan Jamuran belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa permainan ini sudah dimainkan sejak zaman kerajaan Majapahit. Dalam sejarahnya, permainan ini awalnya dimainkan oleh para pekerja perkebunan kopi di daerah Jawa Timur sebagai bentuk hiburan dan pelepas penat.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Setiap kelompok minimal beranggotakan 3 orang. Pemain yang menjadi jamur harus berusaha menghindari bola yang dilempar oleh lawan. Jika seorang pemain berhasil menjatuhkan jamur dengan bola, maka tim tersebut akan mendapatkan poin. Jika jamur berhasil menghindari bola dan bola tersebut keluar dari area lapangan, maka tim yang melempar bola akan mendapatkan poin. Permainan dilakukan dalam beberapa set hingga salah satu tim mencapai jumlah poin tertentu. Dalam permainan Jamuran, para pemain akan membentuk dua kelompok yang masing-masing berisi minimal 3 orang. Setiap kelompok akan menentukan satu orang sebagai 'jamur', yaitu pemain yang berada di tengah lapangan. Sementara itu, pemain lainnya akan berada di sekitar lapangan dan mencoba untuk melempar bola ke arah jamur dengan tujuan untuk menjatuhkannya. Pemain yang menjadi jamur harus berusaha untuk menghindari bola yang dilempar oleh lawan. Jika seorang pemain berhasil menjatuhkan jamur dengan bola, maka tim tersebut akan mendapatkan poin. Namun, jika jamur berhasil menghindari bola dan bola tersebut keluar dari area lapangan, maka tim yang melempar bola akan mendapatkan poin.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

1. Bola kecil yang bisa dipegang dengan satu tangan. 2. Lapangan yang cukup luas dengan garis batas yang jelas. 3. Tempat yang cukup untuk menempatkan pemain yang tidak menjadi jamur.

16. Gedrik atau Engklek sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Gedrik atau Engklek adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak dan terdiri dari dua hingga enam pemain. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan sebuah pola yang dibuat dengan cara melompat di atas persegi atau persegi panjang yang diisi dengan angka atau gambar. Asal usul permainan Gedrik atau Engklek masih belum jelas, namun diyakini bahwa permainan ini sudah dimainkan sejak ratusan tahun yang lalu. Beberapa sumber menyebutkan bahwa permainan ini pertama kali dimainkan oleh masyarakat desa di Jawa Timur pada saat panen padi, sebagai cara untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri.

Berkembangnya Permainan sunting

Perkembangan permainan Gedrik atau Engklek terus berlangsung hingga saat ini, meskipun banyak anak-anak lebih tertarik dengan permainan modern. Aturan dan cara bermain permainan Gedrik atau Engklek relatif sederhana dan mudah dipahami. Permainan ini dimulai dengan membuat pola di atas permukaan tanah atau bidang datar lainnya, dengan menggunakan pasir, kapur, atau benda lainnya. Pola tersebut biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang, dengan angka atau gambar di dalamnya.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Setiap pemain bergantian untuk melompati pola dengan cara melompat pada satu kaki, kemudian mendarat dengan kedua kaki pada dua kotak berbeda secara bergantian. Jika berhasil melompati pola tanpa menyentuh garis atau keluar dari kotak, maka pemain tersebut dapat melanjutkan giliran berikutnya. Namun, jika pemain menyentuh garis atau keluar dari kotak, maka giliran tersebut berakhir dan giliran selanjutnya beralih ke pemain lain.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermain Gedrik atau Engklek cukup sederhana, yaitu hanya dibutuhkan permukaan tanah atau bidang datar lainnya untuk membuat pola, serta benda kecil seperti batu, kayu, atau kertas sebagai pengganti angka atau gambar. Permainan ini sangat mudah diakses dan dapat dimainkan di mana saja, sehingga sering dimainkan oleh anak-anak di lingkungan sekitar.

17. Lompat Karet sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Lompat Karet atau yang dikenal juga dengan nama Lompat Tangga adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Permainan ini cukup populer di kalangan anak-anak di daerah pedesaan dan perkotaan di Jawa Timur. Belum diketahui secara pasti sejarah dan asal-usul dari permainan Lompat Karet. Namun, diperkirakan permainan ini sudah ada sejak lama dan berasal dari kegiatan anak-anak di pedesaan yang mencari hiburan dengan bahan-bahan sederhana.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Permainan Lompat Karet dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan seutas karet elastis atau tali yang diikat membentuk lingkaran. Pemain-pemain kemudian akan melompati tali tersebut dengan menggunakan kaki dan melakukannya secara bergantian. Setiap kali melompati, ketinggian tali akan ditingkatkan sehingga semakin sulit untuk melompatinya. Pemain yang gagal melompati tali atau mengenai tali dianggap kalah dan giliran berikutnya akan berganti ke pemain lain.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermain Lompat Karet adalah tali karet elastis atau tali biasa yang diikat membentuk lingkaran sepanjang sekitar 3-4 meter. Selain itu, tidak ada perlengkapan khusus yang dibutuhkan untuk bermain permainan ini.

18. Patil Lele sunting

Sejarah dan Asal-usul Permainan sunting

Permainan tradisional Jawa Timur yang satu ini dikenal dengan nama "Patil Lele". Permainan ini berasal dari daerah Jawa Timur, khususnya daerah Kabupaten Malang. Sayangnya, tidak banyak informasi yang tersedia mengenai sejarah dan asal-usul dari permainan Patil Lele. Namun, permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak di Jawa Timur dan menjadi bagian dari tradisi budaya daerah tersebut.

Aturan dan Cara Bermain sunting

Berikut adalah aturan dan cara bermain Patil Lele:

  • Persiapan
  1. Siapkan lapangan yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 20 meter.
  2. Buatlah kubangan kecil di sisi kanan dan kiri lapangan.
  3. Siapkan patil lele yang terbuat dari kain atau bahan serupa.
  • Cara bermain
  1. Tim yang pertama akan memulai permainan dengan melemparkan patil lele ke tengah lapangan.
  2. Setiap tim berusaha untuk mengambil patil lele tersebut dan membawanya ke kubangan di sisi tim lawan.
  3. Jika salah satu tim berhasil membawa patil lele ke kubangan lawan, maka tim tersebut akan mendapatkan satu poin.
  4. Jika patil lele jatuh ke luar lapangan, maka permainan dihentikan dan dimulai kembali dengan melemparkan patil lele ke tengah lapangan.
  5. Permainan berakhir setelah waktu yang disepakati habis atau salah satu tim mencapai jumlah poin yang ditentukan.

Perlengkapan yang Dibutuhkan dalam Permainan sunting

  1. Lapangan dengan ukuran 10 x 20 meter
  2. Kubangan kecil di sisi kanan dan kiri lapangan
  3. Patil lele yang terbuat dari kain atau bahan serupa.


Referensi: [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

  1. "Sepatu Gombyok" in East Java Tourism (https://www.eastjava.com/tourism/surabaya/culture/sepatu-gombyok.html)
  2. https://www.kamussoalan.com/2019/09/sejarah-dan-cara-bermain-gobak-sodor.html
  3. https://www.99.co/blog/indonesia/main-gobak-sodor/
  4. Liputan6.com. (2021). Asal Usul, Aturan Main dan Jenis Permainan Lompat Karet yang Seru. Diakses pada 30 April 2023, dari https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4566968/asal-usul-aturan-main-dan-jenis-permainan-lompat-karet-yang-seru
  5. Andika, R., Haryanto, E., & Maulana, D. (2020). "The Design of Traditional Game Engklek Media Digital with Augmented Reality Technology." Journal of Physics: Conference Series, 1425(1), 012010.
  6. Wibowo, H. A., Utami, R. D., & Yudhistira, I. (2021). "Engklek: Indonesian Traditional Game for Intellectual Development in Children." In Proceedings of the 2nd International Conference on Information and Communications Technology (ICOIACT) (pp. 293-297).
  7. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=589
  8. "Cublak-Cublak Suweng, Permainan Tradisional Asli Jawa Timur", Berita Jatim, diakses pada 30 April 2023, dari https://beritajatim.com/gaya-hidup/cublak-cublak-suweng-permainan-tradisional-asli-jawa-timur/
  9. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Inventarisasi Warisan Budaya Takbenda Indonesia: Jawa Timur. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.