Romawi Kuno/Arsitektur

← Arsitektur - Yunani Kuno Arsitektur - Romawi Kuno

Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.

Penggambaran Forum Romawi, dari kiri ke kanan: Kuil Saturnus, Kuil Vespasianus, Rostra, Kuil Concordia, Pelengkung Septimius Severus, dan Tabularium di belakang.

Sekitar 700 SM, bangsa Etruria memmperkenalkan arsitektur Asia Barat ke Italia, dan mengajarkannya pada bangsa Romawi. Kini tidak banyak arsitektur Etruria yang tersisa, namun banyak makam bawah tanah mereka yang masih ada, selain juga reruntuhan kuil-kuil mereka.

Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melaukan pengembangan pada kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan. Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan colosseum untuk permainan para gladiator.

Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan. Dia membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu yang besar untuk pertunjukan drama. Cucu tiri Augustus, Tiberius, membangun ulang kuil Castor dan Pollux di Forum Romawi. Cicit buyut Augustus, Nero, juga membangun banyak bangunan, termasuk Istana Emasnya. Pada 69 M, Vespasianus mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Kolosseum. Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatina.

Meskipun Domitianus terbuh pada 96 M, arsitek-arsitek selanjutnya terus menggunakan gaya yang pernah dikembangkan untuk istananya, karena kaisar-kaisar berikutnya tinggal di istana Domitianus.

Arsitek-arsitek Trajanus menggunakan batu bata dan lengungan beton untuk membuat bangunan Forum yang baru dengan tiang yang besar serta bangunan pasar. Trajanus juaga membangun pemandian umum besar pertama di kota Roma. Arsiteknya kemungkinan adalah orang yang sama yang nantinya membangun Pantheon Hadrianus, sebuah kuil untuk semua dewa. Kuil itu memiliki kubah yang sagat besar, dan tidak ada yang membuat kubah yang lebih besar dari ini selama lebih dari seribu tahun kemudian.

Di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi, orang-orang membangun forum, kuil, pemandian umum, dan amfiteater, meskipun secara umum lebih kecil daripada yang ada di kota Roma. Ada banyak kota yang sangat terawat di Kekaisaran Romawi. Di Italia ada kota Pompeii, Ostia, dan Cosa. Sementara di sekitar Mediterania, ada kota Ampurias di Turki, Caesarea di Israel, Lepcis Magna di Libya, Bulla Regia, Dougga, dan Maktar di Tunisia, Volubilis di Maroko, dan Italica serta Empurias di Spanyol.

Setelah masa kaisar Hadrianus, Romawi mulai jarang melakukan penaklukan sehingga harta pemasukan berkurang dan program pembangunan mulai dihentikan. Namun kaisar Caracalla masih bisa membangun pemandian umum yang besar di kota Roma pada awal 200-an M, dan di akhir 200-an M, kaisar Diocletianus membangun pemandian lainnya. Pada awal 300-an M, kaisar Maxentius membangun istana yang besar di luar dinding Roma, dan basilika di Forum Romawi. Kaisar Constantinus membangun pelengkung kejayaan, beberapa gereja, dan memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke Konstantinopel (Istanbul). Di sana, dia dan keturunannya membangun lebih banyak gereja, tempat sirkus, dan istana.

Arsitektur Etruria sunting

Bangsa Etruria, sekitar 700 SM, adalah suku bangsa pertama di Italia utara dan tengah yang membangun bangunan besar dari batu. Mereka belajar dari orang Yunani dan Fenisia untuk membangun kuil batu besar untuk dewa-dewi mereka. Tidak banyak kuil Etruria yang masih tersisa. Ini barangkali beberapa kuil dibangun dari kayu dan tanah liat, dan yang lainnya dihancurkan oleh Romawi ketika mereka menaklukan Etruria. Namun ada reruntuhan kuil besar Etruria di sebelah barat kota Roma di Veii, dan di bukit Capitolina di Roma, menghadap Forum Romawi, ada fondasi dari satu kuil Etruria yang sangat besar.

Kuil Etruria memiliki beberapa ciri yang mirip dengan kuil Yunani, namun juga memiliki sejumlah perbedaan. Seperti kuil Yunani, kuil Etruria memiliki ruangan batu, cella, di bagian dalam, ruangan itu berdiri di atas paltform yang membuatnya berada di atas tanah. Juga, seperti kuil Yunani, terdapat atap dan tiang berpuncak. Namun di kuil Etruria, tiangnya hanya di bagian depan, tidak seperti kuil Yunani yang tiangnya ada di semua sisi. Selain itu, platfrom di kuil Etrusa juga lebih tinggi, kadang-kadang mencapai dua meter atau bahkan lebih. Tangga pada kuil Etruria juga hanya terdapat di bagian depan, sedangkan kuil Yunani memiliki tangga di semau sisi. Kuil Etruria biasanya dibangun dari tufa atau travertin dan bukan marmer. Kuil Etruria juga seringkali dilengkapi dengan patung tanah liat di bagian atapnya.

Tidak banyak yang diketahui mengenai rumah-rumah Etruria, karena dibangundengan kayu dan tanah liat sehingga tidak tahan lama. Namun bangsa Etruria membangun makam dari batu, dan mereka senang jika makam mereka mirip dengan rumah, sehingga dapat diperkirakan bentuk rumah Etruria dari bentuk makamnya.

Ada dua pemakaman Etruria utama yang tlah digali; yang satu disebut Cerveteri dan yang satunya disebut Tarquinia. Keduanya terletak tak jauh di sebelah utara Roma.

Cerveteri sunting

 
Bagian dalam makam Etruria

Bangsa Etruria percaya bahwa pemakaman harus dipisahkan dari tempat pemukiman manusia. Orang tidak boleh dikubur di dalam perbatasan sakral kota (pomerium). Mereka ingin supaya kerabat mereka yang telah mati merasa nyaman. Akhirnya, sekitar 700 SM, bangsa Etruria membangun kota khusus sebagai tempat pemakaman.

Untuk membangun pemakaman itu, bangsa Etruria menggunakan batu tufa lembut yang banyak terdapat di Italia utara. Mereka membangun makam mereka sesuai dengan bentuk rumah mereka, dengan pintu dan jendela. Di dalam makam mereka membuat ranjang sebagai kuburan bagi jenazah, lengkap dengan bantal, dan kadang disertai pula dengan kursi.

Tiap makam dapat menampung banyak jenazah, jadi seseorang dapat dikubur bersama dengan orang tua dan kakek-neneknya. Di dalam makam, ditaruh pula benda-benda yang dipercaya akan diperlukan oleh roh orang yang telah meninggal dalam kehidupan selanjutnya, antara lain panci dan wajan, piring, kendi, tali, pisau, serta lampu minyak.

Seringkali orang Etruria menaruh guci Yunani, yang dibuat di Korinthos atau Athena dan diekspor ke Italia melalui kapal laut untuk kemudian dijual kepada orang Etruria. Sebagian besar guci Yunani yang ada pada masa kini ditemukan di makam-makam Etruria.

Akan tetapi sebagian besar orang tidak mampu membangun makam besar yang mewah. Rakyat jelata biasanya dikubur di makam yang lebih sederhana, yang diletakkan pada dinding batu.

Bangunan penting sunting