Abad Pertengahan/Sejarah/Akhir/Kekaisaran Romawi Suci
<< Kekaisaran Romawi Suci Pertengahan | Kekaisaran Romawi Suci Akhir - Abad Pertengahan | Austria-Hongaria Modern Awal >> |
Setelah jeda pada tahun 1254 hingga 1273 M ketika tidak ada Kaisar Romawi Suci, para kaisar baru mulai memerintah kembali, tapi mereka tidak memiliki kekuasaan sebesar para kaisar sebelumnya. Kekaisaran Romawi Suci bisa dibilang telah melepaskan kendali atas Italia, yang kini terdiri atas banyak negara kota merdeka seperti misalnya Firenze dan Genoa. Pada 1338 M, Kaisar Romawi Suci kehilangan kekuasaan untuk memilih penerus mereka, dan kekuasaan itu kini dimiliki oleh sekelompok orang kaya, yang disebut Pemilih. Tak seperti dulu, kini wanita dilarang menjadi kaisar. Para pemilih ini dengan segara menyadari bahwa mereka tak mau lagi memilih penguasa yang kuat, yang hanya memerintah mereka. Para pemilih merasa bahwa, jika mereka memilih kaisar yang lemah maka merekalah yang akan memerintah kekaisaran, dan itulah yang terjadi. Secara berangsur-angsur para penguasa lokal mendirikan pemerintahan sendiri yang menarik pajak, mengedarkan uang, dan menjalankan sistem peradilan sendiri. Sebagian besar Kaisar Romawi Suci lebih sering tinggal di tanah pribadi mereka, meninggalkan sisa kekaisaran untuk berjalan sendiri-sendiri.
Maut Hitam, suatu wabah yang menewaskan sepertiga penduduk Kekaisaran Romawi Suci setelah 1350 M, juga membuat Jerman menjadi amat miskin. Karena umat Kristen Jerman menyalahkan Yahudi atas wabah itu dan menyerang mereka, banyak orang Yahudi yang pindah ke Polandia dengan membawa serta uang mereka.
Kekaisaran Romawi Suci juga mendapati bahwa negaranya dikepung oleh banyak negara yang lebih kuat - Polandia, Hongaria, dan khususnya Prancis - sehingga tak mampu berperang dengan efektif.
Pada 1440 M, para Pemilih memilih Frederich III, anggota keluarga Habsburg, dan sejak itu sebagian besar Kaisar Romawi Suci berasal dari keluarga Hasburg. Akhirnya, pada 1508 M, putra Frederick, Maximilian I, memutuskan bawa ia tak mau repot-repot melakukan perjalanan berbahaya ke Roma untuk dimahkotai oleh Paus seperti Kaisar Romawi Suci Pertama, Charlemagne. Alih-alih, Maximilian memilih untuk dimahkotai di tempat asalnya, di Aachen, ibukota Charlemagne.