Abad Pertengahan/Sejarah/Tinggi/Eleanor
Eleanor dari Aquitaine berusia lima belas tahun pada 1137 M dan belum menikah ktika ayahnya, Duke Aquitaine, tiba-tiba meninggal. Eleanor tidak memiliki saudara laki-laki, sehingga ia mewarisi kadipaten ayahnya, yang meliputi sebagian besar Prancis selatan.
Abad Pertengahan Tinggi merupakan masa yang keras, sehingga Eleanor membutuhkan seorang pemimpin militer yang kuat untuk membantunya memenangkan perempuran-pertempuran demi kekuasaannya. Eleanor merasa bahwa sosok yang tepat adalah raja Prancis. Eleanor pun menikahi Louis, putra raja Prancis yang berusia enam belas tahun. Tidak lama setelah mereka menikah, raja Prancis meninggal dan Louis pun naik tahta. Eleanor pindah ke Paris bersama Louis, dan mereka memperoleh dua orang putri namun tak memiliki putra. Eleanor bersamanya suaminya juga pergi ke Yerusalem bersama-sama dalam Perang Salib Ketiga. Selain itu, Eleanor juga sempat mengunjungi Italia, Sisilia, dan Konstantinopel.
Lima belas tahun kemudian, Eleanor bertemu Henry, orang Norman yang berusia sepuluh tahun lebih muda. Eleanor menceraikan Louis, lalu menikahi Henry. Ia meninggalkan dua orang putrinya bersama Louis. Tidak lama setelah itu, dengan dukungan Eleanor, Henry menjadi raja Inggris. Eleanor dan Henry memperoleh lima orang putra dan tiga orang putri.
Akan tetapi, ketika putra kedua Eleanor, yaitu Richard, tumbuh dewasa, Eleanor dan Richard bekerja sama memberontak melawan Henry. Pemberontakan itu berakhir dengan kegagalan, dan Eleanor dikurung di kastil di Inggris. Eleanor menghabiskan tinggal lama di sana. Setelah Henry meninggal Eleanor kembali ke Aquitaine dan tinggal di sebuah biara hingga ia meninggal pada 1204 M pada usia 82 tahun.