Abad Pertengahan/Sejarah/Tinggi/Matilde
Pada 1000 M, suku Lombard penyerbu menikahkan lelaki dan perempuan kaya di Italia serta mencampurkan keluarga mereka. Beberapa keluarga kaya, separuh Lombard dan separuh Romawi - menguasai sebagian besari Italia utara sebagai negara-negara kecil yang merdeka. Sebenarnya wilayah ini merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci, namun pada praktiknya wilayah ini cukup merdeka. Kota terbesar di sana adalah Canossa, dan pada 1000 M Bonifacio III menjadi Adipati Canossa. Adipati Bonifacio tak hanya memerintah Canossa, melainkan pula banyak kota-kota lainnya di Italua Utara termasuk Firenze dan Pisa.
Setelah Bonifacio terbunuh, putranya Frederico mewarisi negaranya, namun Frederico juga meninggal tak lama kemudian sehingga negara diwariskan kepada saudarinya, Matilde, yang baru berusia delapan tahun. Ayah tiri Matilde memerintah atas namanya. Ia memaksa Matilde menikahi saudara tirinya, Godfrey, ketika Matilde berusia 25, namun ketika ayah tirinya, ibunya, dan suaminya meninggal tak lama setelah itu, Matilda (yang telah berusia 30 tahun) memperoleh kendali atas negara
Matilde naik tahta di tengah-tengah peperangan antara Kaisar Romawi Suci, Heinrich IV, melawan Paus yang saling berebut kekuasaan. Matilde memihak Paus, dan berhasil mengalahkan Heinrich dalam beberapa pertempuran, meskipun Matilde juga sempat mengalami kekalahan. Matilde menikah lagi sekitar 1090 M pada usia 44 tahun dengan Welf V, yang juga mendukung Paus. Matilde terus memerintah negaranya hingga meninggal pada 1115 M akibat encok, pada usia mendekati 70 tahun. Setelah kematiannya, banyak kota di bawah kekuasaannya yang menyatakan merdeka, sekaligus menandai diawalinya kemerdekaan Firenze, Pisa, serta banyak kota lainnya di Italia utara.