Afrika/Sejarah/Abad Pertengahan
Setelah 400 M, perluasan suku Bantu melambat. Mereka telah menempati sebagian besar lahan pertanian bagus di Afrika Selatan. Yang tersisa tinggal gurun dan hutan rimba yang tidak bagus untuk pertanian maupun peternakan. Tempat-tempat tersebut dihuni oleh suku Khoikhoi dan San. Selanjutnya giliran Afrika Utara yang mengalami perubahan. Pada 429 M, suku Vandal menyerbu Afrika Utara yang dikuasai Romawi, dan setelah penaklukan ulang yang singkat oleh Romawi, pasukan Arab berhasil menaklukan Afrika Utara pada akhir 600-an M.
Pada masa ini, perdagangan antara Afrika dengan Asia menjadi semakin ramai. Agama Islam menyebar dengan cepat melintasi gurun Sahara ke Afrika Barat, di mana Kerajaan Ghana sedang berkembang. Pada 900 M, Ghana menjadi kaya dan kuat berkat menjual budak dan emas ke seberang Sahara dan membeli sutra dari Cina. Mali menaklukan Ghana pada 1200-an M. Raja Mali, Mansa Musa, membangun kota dagang Timbuktu yang berisi perguruan tinggi yang besar.
Pada masa yang sama, suku Bantu mendirikan pelabuhan di pesisir timur Afrika dan mulai berdagang dengan orang Arab dan India. Bangsa Aksum, yang beragama Kristen (di tempat yang kini menjadi Ethiopia) berdagang dengan Konstantinopel. Orang Afrika Timur menjual gading, emas, gom arab, besi, bulu dan budak. Mereka membeli kain india, manik-manik kaca, baja untuk pisau dan pedang, merica Asia Tengah, gula Iran, karpet dan kuda. Mereka bahkan membeli porselen dan sutra Cina. Pisang, beras dan gula juga datang ke Afrika dari India dan Asia Tenggara melalui perdagangan ini.
Perdagangan ini membawa banyak benda penting ke Afrika, tetapi orang Afrika tidak memproduksi banyak kain dan besi karena mereka bisa membeli katun dan baja dari para pedagang. Pada 1000 M, penduduk Afrika tenggara mengembangkan kebudayaan campuran Bantu dengan Arab. Mereka menuturkan bahasa yang disebut Swahili yang merupakan bahasa Bantu tapi mengandung banyak kosakata Arab. Seperti orang Ghana, banyak orang Bantu memeluk agama Islam. Pada 1300 M, penduduk Aksum juga memeluk agama Islam.
Di sebelah selatan Mali di cekungan Sungai Kongo di Afrika, orang-orang mengembangkan budaya Kamilambia sekitar 400 M, berdasarkan kegiatan pemancingan di sungai tersebut. Mereka menjual ikan kering. Sedangkan orang-orang yang tinggal lebih jauh ke selatan masih menambang dan menjual tembaga. Pada 800-an M, kesukuan Kamilambia berkembang menjadi negara Kisalia.
Orang-orang mulai menggunakan besi, dan berdagang dengan pesisir Afrika Timur. Pada 1300-an M, negara Kisalia berganti menjadi Kabambia, yang sepertinya menggunakan tembaga kecil berbentuk salib sebagai uang, sedangkan pertanian menyebar ke Angola. Pada 1400 M, sebagian besar penduduk Afrika merupakan petani atau peternak, yang menggembalakan kawanan domba dan sapi. Hanya di bagian tengah Afrika, di gurun terpencil, orang-orang masih berburu dan mengumpulkan makanan.
Sebagian orang Afrika membangun kastil batu. Mereka juga menggunakan uang untuk berperang demi menciptakan kekaisaran besar. Banyak penduduk Afrika Timur beragama Kristen, sedangkan sebagian besar orang Afrika Barat dan kawasan Afrika lainnya menuturkan bahasa Arab dan beragama Islam. Ada perguruan tinggi di Timbuktu (Mali) dan di Kairo (Mesir). Seperti bangsa Eropa pada Abad Pertengahan Awal, penduduk Afrika biasanya menjual bahan mentah dan membeli banyak barang hasil produksi. Perubahan iklim serius memberikan dampak besar bagi kehidupan di Afrika. Awal Zaman Es Kecil, sekitar 1300 M, membawa kekeringan ke sebagian besar Afrika. Banyak kerajaan runtuh. Mapungubwe di Afrika Selatan runtuh pada 1200-an M, begitu pula Muwahidun di Afrika utara.
Pada 1300-an M, Aksum ditaklukan oleh pasukan Islam, Kanem runtuh di Niger, sedangkan Sao runtuh di Chad. Maut Hitam – wabah pes – mungkin memperburuk masalah pada 1340-an dan 1360-an. Zimbabwe Agung ditinggalkan pada 1400-an. Menurut tradisi Mutapa, para pengungsi dari Zimbabwe mendirikan kerajaan Mutapa. Pada 1468, Mali ditaklukan oleh Songhai. Tidak lama sebelum 1500 M, Kesultanan Kilwa di Tanzania juga runtuh. Jaringan perdagangan amat sangat terganggu, meskipun Songhai terus bertukar budak dan emas di sepanjang Sahara dengan garam.
Selama masa kekeringan, sebelum 1500-an M, para penjelajah awal dari Portugis tiba di pelabuhan-pelabuhan Afrika, awalnya di Afrika Barat lalu di Afrika Timur. Para pendatang Eropa ini adalah pedagang seperti orang Islam dan India. Mereka juga membeli budak.