Afrika Kuno/Lingkungan
Beberapa bagian di Afrika memiliki banyak air, tapi bagian-bagian lainnya tidak punya cukup air. Beberapa tempat memiliki cukup air pada tahun yang baik namun tidak pada tahun yang buruk. Jumlah air memberi perbedaan besar pada penampilan lingkungan, serta pada jumlah makhluk hidup yang tinggal di tempat itu. Kekeringan parah, atau banyaknya kekeringan yang berturut-turut dapat membuat kerajaan yang besar sekalipun runtuh.
Di sebagian besar Afrika, hujan berasal dari tempat yang sama seperti muson India - dari Samundra Hindia. Ketika ada tahun yang baik, banyak hujan turun. Sebagian besar hujan turun di Ethiopia di Afrika Timur, dan di hutan hujan Afrika Tengah. Air hujan mengisir mata air, yang berkumpul membentuk sungai, yang mengalir ke tempat di mana jarang turun hujan, seperti Mesir, dan membawa air ke sana untuk pertanian Ketika air muncul dan membanjiri sungai, orang menggali kanal irigais (seperti parit) supaya air mengair dari sungai menuju ladang. Namun pada masa yang buruk, jarang turun hujan, dan hampir tidak ada air yang mengalir di sungai. Tidak ada makanan yang ditanam, dan ada kelaparan parah di spenjang sungai.
Beberapa bagian Afrika tidak pernah punya cukup air. Gurun Sahara membentang luas di sepanjang bagian utara Afrika. Hanya ada sedikit orang dan tumbuhan di sana karena hampir tidak ada air.
Di Afrika Utara, sebelah utara Sahara, sepanjang Laut Tengah, biasanya ada cukup air untuk bertani, tapi tidak selalu. Orang selalu cemas tentang air, dan berusaha menyimpan air sebanyak mungkin. Sebelah selatan Sahara, di Afrika Timur, tidak ada cukup air untuk pertanian, namun tanahnya memiliki banyak padang rumput. Orang-orang yang tinggal di sana beternak sapi untuk diambil susu dan dagingnya. Di Afrika Barat, orang bertani milet.
Di Afrika tengah, ada hutan hujan besar. Di sebelah selatan hutan hujan ini, ada lebih banyak lagi padang rumput. Di sini juga terlalu kering untuk bertani, namun di bagian paling selatan Afrika biasanya ada cukup hujan untuk bertani.