Afrika Kuno/Makanan
Sebelum orang mulai bertani, para pemburu dan pengumpul Afrika biasanya memakan tumbuhan liar (akar dan daun), dengan sedikit daging, ikan, dan telur. Mereka juga memakan beberapa gandum liar. Mereka memperoleh lemak dari minyak kelapa sawit. Pada 7000-an SM, orang di Afrika Utara juga mulai beternak sapi yang diimpor dari Asia Tengah melalui Asia Barat. Mereka memerah susu sapi dan membuat yogurt dan keju.
Sekitar 6000-an SM, ketika iklim berubah dan gurun Sarah secara perlahan mengambil alih padang rumput, menjadi lebih sulit untuk memperoleh makanan sehingga sejumlah orang mulai bertani. Di Afrika Utara dan Mesir, orang bertani gandum, jelai, lentil, dan buncis, jadi mereka mulai memakan roti, bubur, dan sup jelai, seperti orang Asia Barat. Orang Mesir juga mengolah jelai menjadi bir. Sekitar masa yang sama, orang Afrika mulai juga mulai memperoleh domba dan kambing dari Asia Barat. Orang Afrika utara juga memancing, khususnya tuna.
Di sebelah selatan Gurun Sahara, di Sudan, cuacanya lebih kering, sehingga orang juga harus mulai bertani, namun gandum dan jelai tidak bisa tumbuh di tempat sekitar khatulistiwa, oleh karena itu orang Afrika Barat pelan-pelan bertani rumput lokal yang mirip gandum dan jelai, contohnya milet, yang juga dapat dibuat menjadi roti atau bubur.
Di hutan hujan sebelah selatan Sudan, rumput apapun tidak dapat tumbuh, karena daerahnya terlalu basah dan berhutan. Di sini orang mulai bertani tanaman akar, terutama ketela, jadi mereka hidup terutama dari ketela dan banyak ikan kering. Salah satu jenis makanan yang dibuat dari ketela adalah eto. Dalam membuat eto, ketela dimasak hingga lembut, lalu ditumbuk dan ditambahi telur serta minyak kelapa sawit. Eto biasanya dimakan orang sakit atau orang ompong karena teksturnya lembut, selain itu eto juga sering dijadikan hadiah karena orang-orang percaya bahwa para dewa senang makan eto. Ketika petani memanen ketela segar tiap tahun, pendeta menggunakannya untuk membuat eto. Tidak ada yang boleh memakan ketela baru sebelum eto selesai dibuat dan ketelanya diberkahi.
Di Afrika Selatan, sebelah selatan hutan hujan, ada padang rumput terbuka lagi. Di sini tidak terdapat banyak orang, dan meskipun ada pertumpubahn perlahan gurun Kalahari suku Khoikhoi tidak mulai bertani, melainkan beternak, jadi mereka makan daging dan minum susu.
Sekitar 800-an SM, dengan kedatangan bangsa Yunani dan Fenisia, orang Afrika Utara mulai menanam zaitun dan membuat minyak zaitun. Selain dikonsumsi, minyak zaitun ini juga dijual ke seluruh Mediterania dan Eropa, namun zaitun tidak dapat tumbuh di tempat yang lebih selatan.
Sekitar 800-an M, orang Afrika mulai memakan makanan baru ketika orang-orang dari Nusantara mulai bermukim di Madagaskar dan membawa banyak jenis makanan baru dari Asia ke Afrika, di antaranya pisang, gula, beberapa ubi jenis baru, dan beras. Semua makanan awalnya muncul ke pesisir timur Aftika, namun perlahan menyebar luas. Suatu ketika sebelum 1000-an M, para tentara di Afrika Timur juga mulai mengkonsumsi kopi untuk memperoleh energi tambahan saat bertempur, dan dengan cepat para pedagang Afrika Timur menjual kopi pada para pedagang Islam dari Yaman.
Pada 1000-an M, sebagian besar orang di Afrika Utara, Afrika Barat, lembah sungai Kongo, dan Afrika Timur adalah petani. Di Afrika tenggara penduduknya adalah peternak. Hanya di daerah yang paling kering, paling basah, atau hutan hujan paling lebat, orang masih berburu dan mengumpul.