Asia Barat Kuno/Pengetahuan

Sejak Zaman Batu hingga masa Islam, banyak temuan besar sains muncul di Asia Barat. Asia Barat adalah tempat di mana pertanian pertama kali dilakukan, dan perahu pertama kali digunakan. Tembikar pertama kali dibuat di Asia Barat, dan sistem tulisan pertama dikembangkan di Sumer, termasuk cara pertama menulis angka. Orang Sumer juga merupakan yang pertama kali mengamati pergerakan planet, dan mampu memperkirakan posisi planet. Mereka menggunakan informasi tersebut untuk menciptakan tanda zodiak dan merancang horoskop. Pengamatan orang Sumer tentang pergerakan planet tetap menjadi penting bahkan hingga kini.

Peta dunia dari Babilonia

Orang Sumer juga mengembangkan penghitungan waktu. Orang Sumer menyukai angka 12 (karena bulan menjalani 12 fase dalam setahun) serta angka 60 (karena merupakan hasil dari 5 kali 12). Oleh karena itu, orang Sumer membagi satu hari menjadi 12 jam dan satu malam juga menjadi 12 jam. Mereka lalu membagi tiap jam menjadi 60 menit dan tiap menit menjadi 60 detik. Pembagian ini masih dipakai hingga kini.

Orang Sumer juga mempeloppri penggunaan perunggu, suatu campuran timah dan tembaga yang merupakan logam pertama yang digunakan untuk membuat perkakas. Seribu tahun setelahnya, masih di Asia Barat, bangsa Het adalah yang pertama mengetahui cara membuat benda dari besi. Sekitar masa yang sama, di Suriah dan Fenisia di selatan, alfabet pertama diciptakan.

Setelah bangsa Het, bangsa Persia, sekitar 500 SM, adalah yang pertama kali membangun jalan lurus sepanjang 1000 mil melintasi kekaisaran mereka, dan disebut Jalan Raja. Setelah Asia Barat ditaklukan oleh Aleksander Agunga pada 331 SM, wilayah tersebut dikuasai oleh Yunani, dan pada periode Hellenistik banyak kota di Asia Barat yang memiliki sekolah terkenal dan menjadi penyumbang gagasan-gagasan keilmuan baru. Pada masa ini, perkamen (kulit domba) mulai dikembangkan sebagai alat tulis, dan banyak perpustakaan mulai didirikan. Di Pontos, dekat Laut Hitam, Heraklides menemukan bahwa bumi berputar pada porosnya, dan bahwa Merkurius dan Venus begerak mengelilingi matahari. Eratosthenes, di Kyrene (Libya modern), menemukan bahwa bumi berbentuk bulat, dan berhasil menghitung bahwa Bumi memiliki diameter 25000 mil. Gagasan bahwa bumi mengelilingi matahari juga mulai muncul. Selain itu, pada masa ini pula Euklides menulis karyanya, Elemen, yang menjadi sumber utama untuk geometri di dunia barat selama lebih dari dua ribu tahun setelahnya.

Pada masa Kekaisaran Parthia dan Sassania, para rajanya amat mendorong pengembagan ilmu pengetahuan. Menurut pandangan mereka, semua pengetahuan keilmuan berasal dari Tuhan melalui Zoroaster, dan begitu pula pada masa sebelumnya di bawah Kekaisaran Persia lama. Ketika Aleksander menyerbu Persia, ia dan pasukan Yunaninya menyebabkan ilmu pengetahuan Perseia tercerai-berai ke seluruh dunia. Oleh karena itu para cendekiawan dan pustakawan Sassania berusapa mengumpulkan sebanyak mungkin pengetahuan untuk dikumpulkan kembali di Rumah Ilmu di Babilon. Mereka mengumpulkan buku dari Kekaisaran Romawi, India, dan Tiongkok. Para ilmuwan Sassania juga berkontribusi dalam astronomi. Mereka menghasilkan tabel yang lebih lengkap untuk memperkirakan pergerakan planet dan bintang. Di kemudian hari, masuknya Islam ke Asia Barat menandai dihasilkannya kembali kemajuan keilmuan yang penting.