Bahasa Sunda Klasik
Bahasa Sunda KlasikTemplat:SfnpTemplat:Sfnp atau Bahasa Sunda PeralihanTemplat:Sfnp adalah sebuah bentuk transisi bahasa Sunda antara bahasa Sunda Kuno dengan bahasa Sunda Modern. Bahasa Sunda Klasik lazimnya digunakan sebagai bahasa sastra di wilayah keresidenan Priangan dan dapat ditemukan pada naskah-naskah Sunda yang ditulis pada zaman klasik yaitu abad ke-17 sampai ke-19.Templat:Sfnp
Sejarah
suntingSebelum runtuhnya kerajaan Sunda (Pajajaran) pada tahun 1579, bahasa Sunda Buhun/Kuno merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat maupun orang-orang di lingkungan kerajaan untuk berkomunikasi satu sama lain dan digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang kenegaraan, keagamaan, kesenian, serta komunikasi bagi kepentingan kehidupan sehari-hari.Templat:Sfnp Namun, setelah keruntuhan kerajaan Pajajaran tersebut, penggunaan bahasa Sunda Kuno mulai tergeser dan kosakatanya bertambah dengan kosakata bahasa Arab dan bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Sunda kuno yang dikatakan masih bersih hanya dijumpai di lingkungan pedesaan yang masih setia menggunakan bahasa tersebut. Sementara itu, di lingkungan pesantren, bahasa Arab mulai tumbuh subur dan berkembang setelah berkuasanya kekuatan Islam, sedangkan bahasa Jawa sendiri tumbuh di lingkungan sekolah dan lingkungan yang cenderung feodal.Templat:Sfnp
Periodisasi atau perkembangan bahasa Sunda dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:Templat:Sfnp
- Bahasa Sunda Zaman Bihari/Buhun (Kuno)
- Bahasa Sunda Zaman Klasik/Peralihan
- Bahasa Sunda Zaman Kiwari/Masa Kini (Modern)
Bahasa Sunda Zaman Klasik (Peralihan) merupakan tahapan lanjutan dari bahasa Sunda Kuno. Hal ini dapat dilihat di antaranya dalam naskah Carita Waruga Guru. Kosakata yang digunakan dalam naskah tersebut bukanlah kosakata yang arkais (kuno) sebagaimana terdapat dalam bahasa Sunda Kuno. Bahasa Sunda Klasik sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Sebaliknya, banyak pula kosakata bahasa Sunda Zaman Peralihan yang diadopsi oleh kedua bahasa tersebut, baik untuk kepentingan agama maupun pemerintahan. Namun dominasi pengaruh terhadap bahasa Sunda Zaman Peralihan dalam bidang agama, tetaplah dimiliki oleh bahasa Arab.Templat:Sfnp
Ciri-ciri
suntingStruktur kebahasaan bahasa Sunda Klasik atau peralihan sangat dipengaruhi oleh bahasa asing, seperti contohnya bahasa Arab, bahasa Melayu, dan bahasa Jawa.Templat:Sfnp Hal ini dapat dilihat dari penggunaan abjad Pegon (Arab-Sunda)Templat:Sfnp dan aksara Cacarakan dalam naskah Sunda abad 17 dan 18 serta mulai masuknya unggah-ungguh basa atau undak usuk basa (sistem tingkatan berbahasa dalam bahasa Sunda) ke dalam bahasa Sunda.Templat:Sfnp
Naskah yang ditulis dalam aksara Cacarakan yang berbentuk puisi yang berjenis guguritan dan wawacan, yakni puisi yang digubah dalam bentuk dangding atau lagu, memiliki aturan gurulagu, guruwilangan, dan gurugatra dalam setiap pada 'bait' dan padalisan 'baris'. Sementara itu, naskah-naskah dalam abjad Pegon sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab dan bahasa Melayu serta ditulis menggunakan jenis syair atau puisi pupujian.Templat:Sfnp
Contoh penggunaan bahasa Sunda klasik dapat dilihat pada naskah-naskah seperti Carita Waruga Guru,[1] Carita Waruga Jagat[2] dan Wirid Nur Muhammad.[3]
Catatan kaki
sunting- ↑ Pleyte, C.M., "Tjarita Waroega Goeroe ", Poesaka Soenda, 28 November 1923.
- ↑ Lontar, Kropak 20.
- ↑ Wirid Nur Muhammad – Kairaga.com. URL diakses pada 2020-06-15.
Daftar pustaka
sunting- Arisandi, I.B.; Ma'mun, T.N.; Darsa, U.A. (2021). "Babad Awak Salira: Intertekstualitas Naskah Sunda Islami". Jurnal Manuskrip Nusantara (Program Studi Ilmu Sastra Bidang Kajian Utama Filologi, Universitas Padjadjaran) 12 (1): 35-52. doi: . ISSN 2087-1074. https://www.researchgate.net/publication/352059687_Babad_Awak_Salira_Intertekstualitas_Naskah_Sunda_Islami.
- Gunawan, A.; Kurnia, A. (2016). "Naskah-naskah Islam dari Kabuyutan". Jurnal Manuskrip Nusantara 7 (2b): 437-468. doi:. https://ejournal.perpusnas.go.id/jm/article/view/00700220160X.
- Templat:Cite conference
- Koswara, D. (2021). Sastra Sunda klasik. Bandung: UPI Press. ISBN 9786236988336. OCLC 1269216280. https://www.google.co.id/books/edition/Sastra_Sunda_klasik/S9erzgEACAAJ?hl=id.
- Templat:Cite conference
- Ruhailah (2018). Wawacan Sebuah Genre Sastra Sunda. Bandung: Dunia Pustaka Jaya. ISBN 9789794194966. OCLC 1057673447. https://www.google.co.id/books/edition/Wawacan/lZd0DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0.
- Sumarlina, E.S.N.; Permana, R.S.M.; Darsa, U.A. (2019). The Role of Sundanese Letters as the One of Identity and Language Preserver. Surakarta: European Alliance for Innovation. hlm. 273-279. https://books.google.co.id/books?id=xB0oEAAAQBAJ&pg=PA277&dq=bahasa+sunda+peralihan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjEl8y5--j3AhWZIbcAHfZnCHoQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=bahasa%20sunda%20peralihan&f=false.
- Sumarlina, E.S.N. (2009). Mengungkap kearifan lokal budaya Sunda yang tercermin dalam naskah dan prasasti. Bandung. OCLC 680676827. https://books.google.co.id/books?id=E90MAQAAMAAJ&q=.
Pustaka lanjutan
sunting- 森山, 幹弘 (1996). "Discovering the ‘Language’ and the ‘Literature’ of West Java: An Introduction to the Formation of Sundanese Writing in 19th Century West Java". Southeast Asian Studies 34 (1): 151-183. doi:. https://www.jstage.jst.go.jp/article/tak/34/1/34_KJ00000131913/_article/-char/ja/.
- 森山, 幹弘 (1995). "Language Policy in the Dutch Colony: On Sundanese in the Dutch East Indies". Southeast Asian Studies 32 (4): 446-454. doi:. https://www.jstage.jst.go.jp/article/tak/32/4/32_KJ00000131831/_article/-char/ja/.
- 森山, 幹弘 (2005). Sundanese print culture and modernity in nineteenth-century West Java. Singapore University Press. ISBN 9789971693220. https://www.google.co.id/books/edition/_/yY9zHyfu8DQC?hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjcuKf0m-_3AhV6IbcAHSIPBxsQre8FegQICxAG.
- Templat:Cite conference