Buku Saku Farmakoterapi/Osteoartritis

Sendi adalah bagian dari tubuh di mana dua tulang atau lebih bersatu dalam suatu koordinasi antara otot, tendon, ligamen, kartilago. Otot diikat pada tulang dengan tendon (jaringan yang fleksibel, seperti tali berserabut). Otot menciptakan gerakan pada sendi, dan juga membantu menstabilkan sendi. Kartilago artikular yang licin menyelubungi tulang di sendi dan membantu gerakan yang bebas gesekan, sedangkan penutup kartilago membantu meredam hentakan.

Seluruh sendi dikelilingi oleh sarung yang kuat dari bahan berserat dinamakan kapsul sendi. Lapisan sinovial dari kapsul sendi mengeluarkan cairan sangat sedikit, yang berfungsi sebagai lubrikan sendi. Selain itu beberapa sendi (seperti bahu dan lutut) mempunyai kantong bursa (bursae), kantung kecil berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan sendi dan mengurangi gesekan.

Tubuh manusia mempunyai berbagai macam sendi, dari ”engsel” yang sederhana seperti siku sampai yang sangat kompleks seperti panggul dan bahu, yang dapat digerakkan ke segala arah. Selain itu beberapa sendi harus mampu menahan beban dan tekanan yang besar, seperti sendi lutut yang harus menopang berat seluruh tubuh. Selanjutnya, tekanan pada lutut berlipat ganda saat kita berlari, naik tangga, atau berjalan pada permukaan yang tidak rata.

Bagian-bagian sendi terdiri dari: Kartilago Kartilago adalah apisan yang keras tetapi licin, terdapat pada ujung setiap tulang.Kartilago mempunyai sifat viskoelastis yang memberikan lubrikasi pada gerakan, meredam hentakan pada gerakan cepat dan pendukung beban.

Fungsi utama kartilago:

  • Memungkinkan bergerak dalam rentang gerakan yang dibutuhkan
  • Mendistribusikan beban ke semua jaringan sendi, dengan demikian dapat mencegah kerusakan sendi
  • Menstabilkan sendi selama digunakan.

Kartilago merupakan jaringan avaskular, aneural, dan alimpatik. Karena kartilago avaskular, maka kondrosit diberi nutrisi oleh cairan sinovial. Dengan adanya gerakan siklis dan pembebanan sendi, nutrisi mengalir ke dalam kartilago, sedangkan imobiliasi, akan mengurangi suplai nutrisi.

Kartilago mudah dikompresi, dan akan kehilangan tinggi normal sebanyak 40% apabila diberi beban. Kompresi meningkat pada area kontak dan meneruskan tekanan lebih merata ke tulang, tendon, ligamen dan otot.

Kartilago terdiri dari 65-80% air. Komponen lain yang membangun jaringan kartilago adalah: kolagen, proteoglikan, dan kondrosit.

Kolagen Kolagen adalah protein berserabut. Kolagen juga merupakan unsur dari kulit, tendon, tulang dan jaringan penyambung lainnya.

Proteoglikan Proteoglikan adalah kombinasi dari protein dan gula. Untaian proteoglikan dan kolagen membentuk anyaman seperti jala. Ini memungkinkan kartilago melentur dan menyerap hentakan fisik. Proteoglikan berkombinasi dengan molekul hialuronat di dalam agregat yang hidrofilik dan anionik, yang menjaga kandungan air agar tetap tinggi di dalam kartilago.

Kondrosit Kondrosit adalah sel yang ada di seluruh kartilago. Fungsinya memelihara kartilago tetap sehat dan tumbuh. Kondrosit mengendalikan kartilago terus menerus dengan meremodel secara biokimia dan struktur. Kadang kondrosit melepaskan enzim yang dapat merusak kolagen dan protein lain.

Kapsul sendi Kapsul sendi yaitu kantung membran yang liat yang mengikat semua tulang dan bagian persendian lainnya menjadi satu.

Sinovium Sinovium yaitu membran tipis di dalam kapsul sendi.

Cairan sinovial Cairan sinovial yaitu lubrikasi sendi yang menjaga agar kartilago  tetap licin dan sehat.

Ligamen, tendon, dan otot Ketiganya adalah jaringan yang menjaga tulang agar stabil, dan memungkinkan persendian menekuk dan bergerak. Ligamen sifatnya liat, jaringan seperti tali yang menghubungkan tulang satu dengan lainnya. Tendon  liat, seperti tali berserabut yang menghubungkan otot dengan tulang. Otot adalah ikatan dari sel-sel khusus yang bila distimulasi saraf akan berkontraksi menghasilkan gerakan.

Patofisiologi sunting

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang paling sering mengenai rawan kartilago. Kartilago  merupakan jaringan licin yang membungkus ujung-ujung tulang persendian. Kartilago  yang sehat memungkinkan tulang-tulang menggelincir sempurna satu sama lain. Selain itu kartilago dapat menyerap kejut (shock) dari gerakan fisik.

Pada penderita osteoarthritis terjadi sobek dan ausnya lapisan permukaan kartilago. Akibatnya tulang–tulang saling bergesekan, menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan sendi dapat kehilangan kemampuan bergerak. Lama kelamaan sendi akan kehilangan bentuk normalnya, dan osteofit dapat tumbuh di ujung persendian. Sedikit dari tulang atau kartilago dapat pecah dan mengapung di dalam ruang persendian. Akibatnya rasa sakit bertambah, bahkan dapat memperburuk keadaan.

Kartilago sendi biasanya licin, mengkilat, dan basah; pada sendi sehat, kartilago melindungi permukaan yang bergerak satusama lain dengan gesekan sekecil mungkin, seperti “gelas dengan gelas”. Kartilago biasanya menyerap nutrisi dan cairan seperti spons, dan ini dapat mempertahankan kartilago tetap sehat dan licin. Pada osteoarthritis, kartilago tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan.

Lama-kelamaan kartilago dapat mengering dan retak, bukannya membuat gerakan halus sepeti “gelas pada gelas “, kartilago yang kasar bergerak seperti kertas amplas dengan kertas amplas lain. Pada kasus yang ekstrim habisnya kartilago menyebabkkan terjadinya kontak antara tulang dengan tulang.

Nyeri pada osteoarthritis tidak ada hubungannya dengan rusaknya kartilago tetapi timbul karena aktivasi dari nosiseptif ujung-ujung saraf di dalam sendi oleh iritan mekanis ataupun kimiawi. Nyeri pada osteoarthritis dapat karena penggelembungan dari kapsul sinovial oleh peningkatan cairan sendi, mikrofaktur, iritasi periosteal, atau kerusakan ligamen, sinovium, atau meniskus.

Referensi sunting

Depkes RI, 2006, Pharmaceutical care arthritis rematik, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.