Catatan Dokter Muda/Stomatitis

Definisi sunting

Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis yang berarti inflamasi (radang).[1] Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis),[2] bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa berarti inflamasi pada mulut. Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri (seperti oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera mulut akibat makanan atau minuman panas, atau oleh kondisi yang memengaruhi seluruh tubuh (seperti obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi).

Deskripsi sunting

Sebab dan Gejala sunting

Sejumlah faktor dapat menyebabkan stomatitis, masalah umum pada populasi orang dewasa di Amerika Utara. Peralatan gigi yang kurang pas, pipi tergigit, atau gigi bergerombol dapat mengiritasi struktur mulut secara terus-menerus. Pernapasan mulut kronis karena saluran hidung yang tersumbat dapat menyebabkan jaringan mulut kekeringan, yang selanjutnya akan menjadi iritasi. Minum minuman yang terlalu panas dapat membakar mulut, dan berlanjut pada iritasi dan nyeri. Penyakit-penyakit seperti infeksi herpes, gonorrhea, campak, leukemia, AIDS, dan kekurangan vitamin C dapat menimbulkan tanda-tanda oral. Penyakit sistemik lain yang berkaitan dengan stomatitis termasuk Inflammatory bowel disease (IBD) dan Sindrom Behçet, suatu kelainan inflamasi multisistem dengan sebab yang tidak diketahui (idiopatik).

Stomatitis aftosa, juga dikenal sebagai Stomatitis aftosa rekuren (SAR),[2][3] adalah jenis spesifik stomatitis yang muncul dengan ulkus yang dangkal dan nyeri yang biasanya ada di bibir, pipi, gusi, atap atau dasar mulut. Rentang diameter ulkus ini dari bintik kecil hingga 1 inchi (2,5 cm) atau lebih. Walaupun penyebab SAR tidak diketahui; yang diduga adalah defisiensi nutrisi, khususnya vitamin B12, folat, atau besi. Stomatitis generalisata atau stomatitis kontak dapat terjadi akibat penggunaan berlebihan dari alkohol, merica, makanan panas, atau produk tembakau. Sensitivitas terhadap obat kumur, pasta gigi, dan lipstik, dapat mengiritasi lapisan mulut. Paparan terhadap logam berat, seperti merkuri, timah, bismut, dapat menyebabkan stomatitis.[3]

Stomatitis mikotik atau lebih dikenal sebagai Kandidiasis oris[4] adalah suatu jenis stomatitis yang disebabkan oleh infeksi jamur.[3]

Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral dan bibir, ditandai dengan pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu dan dikelilingi oleh halo yang eritematous.[2]

Stomatitis medikamentosa adalah stomatitis akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan yang ditelan, diabsorbsi lewat kulit atau mukosa, atau diberikan dengan injeksi hipodermik. Gejala utama antara lain vesikel, erosi, ulkus, eritema, purpura, angioedema, rasa terbakar, dan gatal.[2]

Diagnosis sunting

Diagnosis stomatitis bisa saja sulit. Riwayat pasien mungkin menyingkap defisiensi nutrisi, penyakit sistemik, atau kontak dengan bahan yang menyebabkan reaksi alergi. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi lesi oral dan masalah kulit lainnya. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk menentukan jika ada infeksi. Apusan mukosa mulut dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi mikroskopik, atau kultur mulut juga dapat dilakukan untuk menentukan jika kemungkinan agen infeksius adalah penyebab masalahnya.

Perawatan sunting

Perawatan stomatitis berdasarkan pada masalah penyebabnya. Pembersihan lokal dan oral hygiene yang baik adalah hal mendasar. Makanan bertepi tajam seperti kacang, tacos, keripik kentang sebaiknya dihindari. Sikat gigi dengan buku sikat lunak sebaiknya digunakan, gigi dan gusi sebaiknya disikat dengan hati-hati; pasien sebaiknya menghindari mengetukkan sikat gigi ke gusi. Faktor lokal seperti peralatan gigi yang tidak pas atau gigi yang tajam, dapat dikoreksi oleh dokter gigi. Penyebab infeksi biasanya dapat dirawat dengan obat-obatan. Masalah sistemik seperti AIDS, leukemia, dan anemia dirawat oleh dokter spesialis yang sesuai. Cedera mulut minor akibat minuman atau makanan panas biasanya akan membaik sendiri dalam seminggu atau lebih.

Masalah stomatitis aftosa yang kronis dirawat pertama kali dengan mengoreksi defisiensi vitamin B12, besi, atau folat. Jika terapi tersebut tidak berhasil, dapat diresepkan obat-obatan yang diaplikasikan pada tiap ulkus aftosa dengan aplikator kapas. Terapi ini berhasil pada sejumlah kecil pasien. Lebih terkini, perawatan laser karbon dioksida berdaya rendah telah ditemukan untuk meringankan ketidaknyamanan akibat SAR. Wabah stomatitis aftosa dapat dirawat dengan antibiotik tetrasiklin atau kortikosteroid.

Valasiklovir telah terbukti efektif untuk merawat stomatitis yang disebabkan oleh virus Herpes (Stomatitis Herpetika).

Pasien juga dapat diberikan anestesi topikal (biasanya gel lidokain 2%) untuk meringankan nyeri dan pasta protektif (Orabase) atau agen pelapis seperti Kaopektat untuk melindungi daerah erosi dari iritasi lanjut gigi, gigi palsu, atau kawat gigi.

Perawatan Alternatif sunting

Perawatan alternatif stomatitis secara garis besar melibatkan pencegahan masalah. Pasien dengan peralatan gigi seperti gigi palsu sebaiknya mengunjungi dokter giginya secara teratur. Pasien dengan penyakit sistemik atau masalah medis kronis perlu bertanya kepada penyedia pelayanan kesehatannya, jenis masalah oral apa yang dapat diperoleh akibat penyakit tertentu mereka. Pasien ini juga harus menghubungi klinik mereka saat tanda awal masalah. Sensasi umum perlu dilatih saat mengonsumsi makanan atau minuman panas. Penggunaan tembakau sebaiknya dihindari. Alkohol sebaiknya digunakan secara moderat. Obat kumur dan pasta gigi yang diketahui pasien menyebabkan masalah sebaiknya dihindari.

Kedokteran herbal dapat mendampingi dalam menyelesaikan stomatitis. Salah satu herba, kalendula (Calendula officinalis), dalam bentuk tingtur (ekstrak herbal berdasar alkohol) dan dilarutkan untuk kumurmulut, mungkin cukup efektif dalam merawat stomatitis aftosa dan manifestasi lain stomatitis.

Lebih terkini, sekelompok peneliti di Brazil telah melaporkan bahwa ekstrak yang dibuat dari daun Trichilia glabra, tanaman yang ditemukan di Amerika Selatan, efektif dalam membunuh beberapa virus yang menyebabkan stomatitis.

Prognosis sunting

Prognosis untuk kesembuhan stomatitis tergantung pada penyebab masalah. Banyak faktor lokal dapat dimodifikasi, dirawat, atau dihindari. Penyebab infeksius stomatitis biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan, atau jika masalahnya disebabkan oleh obat-obatan tertentu, dengan mengganti agen penyebab tersebut.

Pencegahan sunting

Stomatitis yang disebabkan oleh iritasi lokal dapat dicegah dengan oral hygiene yang baik, pemeriksaan-gigi yang teratur, dan kebiasaan-diet yang baik. Masalah stomatitis yang disebabkan oleh penyakit sistemik dapat diminimalkan dengan oral hygiene yang baik dan secara cermat mengikuti terapi medis yang diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan pasien.[3]

Daftar Pustaka sunting

  1. (en) Mosby's Medical Dictionary. 8th ed. [Place unknown]: Elsevier, Inc.; c2009. Stomatitis.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 (en) Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing, and Allied Health. 7th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; c2003. Stomatitis.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 (en) Gale Encyclopedia of Medicine. [Place unknown]: The Gale Group, Inc.; c2008. Stomatitis.
  4. (en) Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers. Philadelphia: W.B. Saunders; c2007. Stomatitis.

Pranala Luar sunting

  1. (en) Thefreedictionary [Internet]. [Place unknown]: Farlex, Inc.; c2012 [cited 2012 Feb 23]. Stomatitis. Available from: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/stomatitis.
  2. (id) Sasanti H. Stomatitis yang Sering Dijumpai di Klinik [Internet]. Depok: Information System Development & Services University Of Indonesia; c2008 - 2012 [diakses 28 Feb 2012]. Tersedia dari: http://staff.ui.ac.id/internal/130611236/material/STOMATITIS.pdf.