Cincin Nikah Ibu
Cerita Pendek
suntingCincin Nikah Ibu
suntingDulu aku tidak paham maksud orang-orang bilang “ jadi orang jangan sombong, karena hidup ini seperti roda yang berputar, kita kadang di atas kadang juga di bawah “ ternyata maksudnya adalah kita tidak boleh bersikap sombong kepada orang lain hanya karena kita kaya raya atau mempunyai pekerjaan yang bagus, karena suatu saat bisa jadi hidup kita berubah sebaliknya yaitu miskin atau menjadi pengangguran. dan hal itu yang sekarang terjadi padaku.
Dulu saat usiaku 7 tahun, orang tua aku bisa dibilang kaya raya, karena ayah aku adalah seorang dokter yang terkenal. Aku masih ingat jelas dulu aku sering jalan-jalan keluar kota untuk bertamasya bersama orang tua dan kakak ku. Dulu semua yang aku inginkan pasti akan dibelikan oleh ayahku, waktu aku kecil aku suka sekali boneka barbie, sampai-sampai aku memiliki 50 lebih boneka barbie yang harganya cukup mahal. Tapi semenjak ayahku meninggal saat pandemic covid-19 , kehidupanku berubah. Ibuku yang awalnya hanya seorang IRT (Ibu rumah tangga) sakarang harus bekerja untuk menafkahi keluarga, ditambah kakakku yang baru saja masuk kuliah dan membutuhkan banyak sekali biaya sehingga ibuku rela menjual cincin nikahnya kepada teman kerjanya . Padahal cincin nikah ibu adalah salah satu benda yang berharga bagi ibu karena merupakan pemberian dari ayah. Pernah tak sengaja kulihat ibu ku menangis diam-diam di kamar sambil memandang foto ayah. Untuk pertama kalinya aku melihat ibu menangis, hatiku pun tersentuh lalu ku hampiri ibu dan memeluknya. Dalam hatiku berkata saat itu “ aku janji akan membeli cincin nikah ibu kembali “.
Setelah kejadian ibu menangis ku putuskan untuk menabung diam-diam, uang jajan yang diberikan ibu sebagiannya ku tabung. Aku mencoba menghemat pengeluaranku, biasanya di sekolah aku selalu beli es krim dan mainan kesukaan ku, tapi sekarang aku mencoba beli sesuatu yang benar-benar penting bagiku, seperti makanan dan minuman saja. Selama sebulan uangku terkumpul sudah tiga ratus ribu, ku coba mengampiri ke kamar kakak dan memberitahu kakak, tentang cincin nikah ibu dan rencana ku yang ingin membeli cincin ibu Kembali.
Kakakku mencoba menghubungi teman kerja ibu dan menanyakan berapa harga cincin nikah ibu tersebut. Ternyata cincin nikah ibu harganya 2 juta rupiah. Mendengar itu aku dan kakaku langsung lemas. Kakakku sebenarnya juga ingin menambahakan uang ku tapi tetap saja tidak cukup untuk membeli lagi cincin nikah ibu kembali. Dalam hati berkata “mau nabung berapa bulan lagi yah sampai uangnya cukup” . padahal aku ingin sekali memberikan cincin itu saat ibu ulang tahun nanti, masalahnya ulang tahun ibu tinggal satu bulan lagi.
Besoknya kakakku tiba-tiba datang ke kamarku dan langsung membuka lemari mainanku,
“ Boneka barbie adek yang banyak itu disimpan di mana? “ tanya kakak.
“ Ada di lemari kaca tuh “ jawab ku sambil menunjuk lemari kaca yang berada di kamarku.
“ Adek masih mainin enggak? “ tanya kakak lagi.
“ Enggak, kenapa? “ jawabku.
Ternyata kakakku punya ide untuk mengumpulkan uang yaitu dengan cara menjual boneka barbie ku dengan harga yang murah, karena memang semua boneka barbie ku masih bagus hanya berdebu saja karena disimpan di dalam lemari bertahun-tahun. Aku dan kakaku pun mulai memilah boneka-boneka yang masih layak jual, membersikan dari debu, dan beberapa boneka barbie ada yang aku dan kakakku ganti bajunya agar terlihat lebih kekinian.
Kakakku mencoba menjual secara online, di Facebook, Instagram, dan di toko-toko online. Tak terduga dalam dua minggu boneka barbie ku sudah hampir terjual semua, hanya sisa beberapa saja. Dan uang untuk membeli cincin nikahnya ibu sudah terkumpul. Rasanya tak percaya bisa secepat itu.
Karena uangnya sudah terkumpul kakakku Kembali menghubungi teman kerja ibu untuk membeli kembali cincin nikah ibu. Tepat di hari ulang tahun ibu, aku dan kakakku memberikan sebuah kejutan dengan membawa kue tart dan cincin pernikahan ibu. Ibuku benar-benar terkejut dan menangis terharu lalu memeluk kami berdua. Ibu menanyakan bagaimana cara kami mendapatkan cincin itu Kembali. Lalu aku dan kakak menceritakan semua ke ibu. Sekarang aku dan kakakku membuka jasa menjualkan boneka-boneka bekas. Untuk mendapatkan uang jajan tambahan dan sebagai bentuk membantu meringankan beban ibu.