Daerah Istimewa (Bagian Pertama)

Ilustrasi Daerah Istimewa
Ilustrasi Daerah Istimewa

Kategori

sunting

Fiksi/Cerita bersambung

Pengantar

sunting

Penulis

sunting

Penulis bernama lengkap R. Ananta Kusuma Wibawa. Alumnus S1, Fakultas Hukum, Universitas Surabaya (Ubaya) Surabaya, tahun 1995. Berprofesi sebagai seorang advokat dan sejak tahun 2010, sering menjadi tenaga ahli fungsional dalam progam-program penyusunan kebijakan publik di berbagai instansi pemerintah daerah di Provinsi Jawa Timur.

Email: akwibawa88@gmail.com

Cerita Satir Kriminal.

Sasaran

sunting

Pembaca umum.

Sinopsis

sunting

Tradisi, budaya, dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu sindikat kejahatan terorganisir di Amerika Serikat mengalami batu uji yang sangat bermakna dalam proses pengambilan keputusannya. Upaya penentuan kebijakan terhadap pengelolaan Las Vegas sebagai Daerah Istimewa menjadi perdebatan seru di antara para anggota Sindikat Nasional.

  • Kanselir Komisi, Suchowsky.
  • Ketua Komisi, Salvatore Castellano.
  • Don Joseph Magadino
  • Mickey Rossen,
  • Jonathan “Jonah” Bernstein
  • Louie Mastroianni
  • Santino Magadino
  • Gaetano Tramonti

Lokasi

sunting

The President Hotel, Atlantic City, New Jersey. Amerika Serikat

Cerita Bersambung Bagian Pertama

sunting

Kembali Ke Akar Sejarah

sunting
 
Atlantic City, New Jersey, Amerika Serikat, sekitar 1970-an.

Atlantic City, New Jersey, kembali menorehkan sejarah dari sisi gelap perjalanannya selama enam dasawarsa. Bertempat di the Presiden Hotel, tengah berlangsung suatu konferensi penting bagi orang-orang ternama di dunia bawah tanah Amerika Serikat. Mereka adalah para tokoh mafia dan gangster Amerika Serikat yang sudah mengikatkan diri pada apa yang sering didesas-desuskan sebagai “Sindikat Nasional.”

Suatu topik penting tampaknya harus diputuskan oleh para orang bijak tersebut. Karenanya, level yang dipilih oleh para penyelenggara pertemuan itu dinyatakan sebagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Dengan demikian, para peserta yang akan hadir adalah para Boss langsung dari masing-masing organisasi yang menjadi anggota Sindikat Nasional.

 
Sebagian peserta Konferensi Atlantic City, New Jersey, Amerika Serikat, pada tahun1929.

Menurut kabar yang beredar, dipilihnya tempat ini untuk penyelenggaraan konferensi, merujuk pada nilai bersejarahnya. Pada tahun 1929, Sindikat Nasional didirikan di kota ini atas dasar suatu perkembangan pemikiran yang lebih strategis dari para founding fathers sindikat agar mereka tidak lagi menjalankan aktivitas organisasi dengan prinsip homo homini lupus.

 
Anggota Five Points Gang di Kota New York, sekitar tahun 1920-an.

Suatu prinsip yang membuat mereka saling hantam dan berebut kekuasaan bagaikan sekawanan serigala liar. Karenanya, tidak pernah berpikir bahwa mereka akan lebih berdaya luar biasa, bila mampu menyatukan kekuatan atas dasar prinsip-prinsip saling menguntungkan, saling menghormati, dan saling berbagi secara proporsional.

Melalui sindikat ini, mafia dan para mitra gangster-nya berhasil menjadi suatu potensi kekuatan, bahkan kehidupan tersendiri dalam masyarakat yang terorganisir dengan baik, tangguh dan memiliki daya hidup yang sedemikian panjang.

Pembukaan Konferensi

sunting

Tepat pukul 01.00 siang, di dalam ruangan khusus yang kedap suara, Kanselir Komisi, Michael Suchowsky, membuka konferensi yang berlangsung sangat tertutup dan disamarkan sebagai rapat umum para pemegang saham dari Union Transport Inc.

“Teman-teman sekalian, saya ucapkan terima kasih atas kedatangan kalian semua dalam pertemuan kita yang sangat prinsipil sifatnya,” buka Suchowsky. “Saya menganggap ini suatu kehormatan bahwa kita semua bisa berkumpul kembali di tempat yang bersejarah bagi organisasi kita, mengingat apa yang akan kita bicarakan terkait persoalan yang begitu mendasar pada mekanisme organisasi kita.”

 
Penyanyi Frank Sinatra (berdiri di belakang berkemeja putih) bersama para mitranya dari kalangan mafia pada bulan September 1973.

Dengan senyum syukur, Suchowsky mengarahkan pandangannya pada posisi meja kelompok Chicago. “Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan pada teman-teman dari Chicago yang bermurah hati menghadirkan sohib kesayangan kita, Sinatra, yang berkenan untuk tampil menyanyi dalam pertunjukkan di ballroom hotel. Dengan demikian, aparat hukum tidak akan menyadari adanya pertemuan ini.”

“Saya merasa berhutang budi pada anda sekalian yang sampai hari ini, masih bersedia menyampaikan sodoran partisipasi dengan nilai nominal sebesar lima ratus dolar per delegasi. Ini menandakan bahwa kita semua berada di sini dengan maksud damai. Tidak menghendaki pertengkaran, melainkan untuk bicara baik-baik dengan pikiran waras, sebagai sesama keluarga besar,” urai Suchowsky.

Walau dinyatakan demikian oleh Suchowsky, namun pada dasarnya, seluruh delegasi yang hadir di situ sangat mengerti bahwa pertemuan ini justru menyimpan bara yang sangat panas. Faktor kedisiplinan saja yang nampaknya bisa mengendalikan emosi para peserta konferensi itu.

Sudah bertahun-tahun, etika profesi mafia berhasil membuat para anggotanya mampu menata perilaku pergaulan dan tata organisasi menjadi lebih baik sehingga mereka lebih sering berperilaku menyerupai pengusaha papan atas daripada selaku pimpinan organisasi kriminal.

 
Charles "Lucky" Luciano bersantai di lobi Excelsior Hotel, Roma, 11 Juni 1948. Pembentuk Komisi (The Commission) selaku badan eksekutif pengelola sindikat kejahatan nasional Amerika Serikat pada tahun 1931. Dia sekaligus menjabat sebagai ketua pertama.

Bara panas itu dipicu oleh lontaran kebijakan Ketua Komisi, Salvatore Castellano, dua bulan sebelumnya. Ia menghendaki agar status pengelolaan Las Vegas, yang selama ini dinyatakan sebagai Daerah Istimewa bagi kelompok sindikat Yahudi, dicabut. Pencabutan itu akan dilakukan efektif tahun depan, terhitung sejak terpilihnya Ketua komisi yang baru, menggantikan Castellano yang telah memegang jabatan itu selama dua periode masa jabatan.

 
Tanda Selamat Datang di Las Vegas yang sudah termasyhur.

Diyakini oleh kelompok Yahudi bahwa kebijakan ini merupakan muslihat dari kelompok Tampa dan kelompok New Orleans yang menguasai wilayah selatan Amerika Serikat, dan selama ini memendam iri terhadap keistimewaan yang dimiliki oleh kelompok Yahudi atas pengelolaan Las Vegas.

Memang, sejak bulan Agustus 1947, telah ditetapkan melalui Akta Pengaturan Operasi yang dikeluarkan oleh Komisi, selaku badan eksekutif pengelola sindikat, bahwa Las Vegas merupakan tempat pengelolaan modal bersama seluruh anggota sindikat di bidang perjudian terbesar di Pantai Barat Amerika Serikat dan diberlakukan sebagai Daerah Istimewa.

Selanjutnya, juga diatur bahwa daerah tersebut harus dihindarkan dari pertumpahan darah dan akan dikelola oleh kelompok sindikat Yahudi yang selama ini telah menunjukkan dedikasinya terhadap wilayah ini.

 
Salah satu pentolan gangster Yahudi, Benjamin “Bugsy” Siegel, sekitar tahun 1940. Dia adalah pendiri Flamingo Hotel & Casino, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.

Kelompok Yahudi memang telah memulainya sedari dini. Dipelopori oleh keberanian Benjamin “Bugsy” Siegel yang memutar modal sindikat dalam upaya menghidupkan wilayah tandus itu sebagai oase bisnis yang tak ternilai. Dirintislah cikal bakal hotel kasino modern yang dipadukan dengan pertunjukan model kabaret, menampilkan ciri khas Las Vegas sebagai “tempat hiburan sekali jalan”.

Bahkan kelompok Yahudi pula yang berani bertanggung jawab mengadili Siegel, tatkala menyelewengkan dana sindikat. Mereka tidak canggung ketika harus menghabisi nyawanya sebagai hukuman atas penghinaan terhadap martabat para pemegang saham dan pendiri sindikat. Sesudah itu, mereka juga siap mengambil alih penggantian dana sindikat yang diselewengkan Siegel. Karenanya, sangat layak, ketika kehormatan untuk pengelolaan Las Vegas ditetapkan sebagai hak istimewa bagi kelompok Yahudi.

Sesudah memberikan kata-kata pengantar, selanjutnya Suchowsky menawarkan kesempatan bicara kepada Castellano, namun ia bergegas memberi isyarat agar si Kanselir segera memberikan kesempatan kepada kelompok Yahudi untuk langsung menyampaikan uneg-uneg-nya.

Situasi inilah yang dinanti dengan tegang oleh para anggota delegasi lainnya. Mereka ingin tahu dengan jelas apa reaksi kelompok Yahudi terhadap kebijakan yang dilontarkan oleh Ketua Komisi.

Mempertahankan Hak Sejarah

sunting
 
Pintu depan Flamingo Hotel & Casino, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, sekitar tahun 1945

Usai membasahi tenggorokannya dengan segelas Martini dingin, Mickey Rossen, selaku perwakilan dari kelompok Yahudi, mulai angkat bicara. “Izinkan saya menyampaikan rasa hormat kepada Ketua Komisi, Kanselir, dan seluruh anggota sindikat. Bahwa kami selama ini merupakan tulang punggung dan pengawal kepercayaan teman-teman sekalian dari seluruh penjuru negeri ini yang telah bersedia membanjiri Pantai Barat dengan permodalan yang melimpah ruah. Well, ... untuk itu, jelas kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang luar biasa ini. Namun demikian, kami bukannya hendak menonjolkan diri. Sama sekali tidak.”

 
Flamingo Hotel & Casino di waktu malam, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, tahun 1989.

Dia berhenti sejenak. Kemudian pandangannya diarahkan ke salah satu sudut meja di ruangan tersebut. “Baiknya, kita perlu ingat sedikit ke belakang. Selagi di sini juga ada salah satu tokoh pendiri sindikat yang masih hidup. Bahwa siapa pun tahu di tahun 1947, tiada seorang pun yang berani mengambil tindakan tegas terhadap Bugsy Siegel serta menanggung pengembalian hasil curiannya kepada sindikat. Bukankah demikian, Don Magadino?”

Don Magadino, nama lengkapnya Joseph Magadino, yang telah berusia 92 tahun, tidak merespon apa-apa, selain menatap sayu kepada Rossen. Namun demikian, seluruh anggota delegasi sangat paham bahwa otak orang ini masih tajam dan belum pernah memiliki kelemahan berpikir.

 
Diktator fasis Italia, Benito Mussolini, 1 November 1922.

Dialah satu-satunya Boss di masa lalu yang memiliki rekam jejak pendidikan formal paling gemilang, mengingat cuma dia yang pernah mengenyam bangku pendidikan setingkat akademi sebelum dipecat dari almamaternya karena terlibat aktivitas menentang Diktator Mussolini. Ia buru-buru hengkang dari Italia karena ancaman hendak dibunuh. Julukannya dalam organisasi sindikat adalah “Sang Konseptor”.

Saat ini, Magadino hadir sebagai anggota kehormatan dan salah satu pemegang suara istimewa dalam Komisi. Tinggal dia dan Suchowsky yang berstatus sebagai Pendiri Sindikat. Namun demikian, di dalam keluarga Magadino dia tidak lagi memegang pimpinan dan digantikan oleh putranya, Santino Magadino, yang juga hadir dalam konferensi tersebut.

Rossen melanjutkan, “Jadi, kami ingin tahu apa yang mendasari diambilnya kebijakan Ketua Komisi terhadap masalah Vegas ini. Kami bukan terlalu doyan mengelola “daratan basah” ini. Namun tolong dipertimbangkan nilai sejarah yang mendasari diberinya hak keistimewaan pengelolaan wilayah ini kepada kami.”

Dia berhenti lagi sejenak seraya memandang tajam kepada Gaetano Tramonti, Kepala Keluarga Tampa, Florida, yang diyakininya berada di balik munculnya kebijakan tersebut bersama Louie Mastroianni, Kepala Keluarga New Orleans.

“Kami mohon jangan sampai nilai-nilai keadilan berlalu dari pengelolaan kebijakan dalam sindikat ini. Apalagi bila itu hanya sekedar mengikuti pendapat orang-orang yang berpikiran sempit dan subyektif dari segi ras dan golongan. Well, terima kasih,” tutup Rossen.

Usai itu, Mastroianni sontak mengangkat tangannya, meminta waktu untuk bicara. Namun Castellano memberi tanda bahwa dia yang akan bicara terlebih dahulu. Tampaknya dia ingin segera menanggapi protes delegasi kelompok Yahudi.

-  Bersambung ke Bagian Kedua –

Keterangan

sunting

Cerita ini sepenuhnya fiktif , walau sebagian nama tokoh, kejadian, tempat kejadian, ataupun cerita memiliki kesesuaian dengan penulisan sejarah, baik resmi maupun tidak resmi di manca negara. Semata-mata hanya bentuk dramatisasi cerita.