Premis

sunting

Lily si pemimpi dengan cita-cita penuh duka.

  1. Lily
  2. Ayah
  3. Ibu

Lokasi

sunting

- Rumah Lily

- Pantai

Cerita Pendek

sunting
 
Cover Cerita

Aku lily umurku 13 tahun  cita citaku menjadi angkasawan. Saat ini aku tidak tau apa itu angkasawan yang pasti aku menyukai langit dan awan terutama bintang. Aku selalu ingin mengetahui awan itu terbuat dari apa, aku juga ingin tau apakah bintang dilangit itu bisa di sapa, aku juga ingin tahu apakah  alien itu nyata, yang pasti aku sangat menyukai angkasa.


Aku mulai bisa membaca pada umur 5 tahun karena mama selalu menemaniku, aku sangat sayang mama. Pada umur 4 tahun buku yang pertama kali aku lihat ialah buku tentang alam semesta, papa aku yang membelikannya. Semuanya terlihat indah, ada matahari, bulan, bintang, awan,dan planet - planet.


Awalnya aku tidak mengerti apa itu bintang dan bulan semuanya terlihat sama saja, hingga mama datang dan memperlihatkannya.


Pada malam itu aku di ajak ke teras rumah sama papa dan mama, katanya mau ditunjukkan tentang bulan dan bintang. Mama melihat dan menunjuk keatas sembari berkata;


“ Lily yang kecil - kecil terang dan berkelap kelip itu namanya bintang, sedangkan yang bulat besar dan terang itu adalah bulan”.


“ mama - mama aku suka bintang dan bulan, apakah mereka bisa dimakan?” tanyaku.


“ Tidak lily, bintang dan bulan tidak bisa kamu makan tapi kamu bisa merasakan kenikmatannya hanya dengan melihatnya. Coba dehh, kamu perhatikan lagi bintang dan bulan itu apakah kamu merasakan sesuatu?” tanya mama.


Aku melihatnya dan menyaksikan dunia malam ini semuanya sangat indah, kelap kelip bintang, cahaya rembulan dengan bisikan angin membuatku nyaman.


“ Mama aku menyukainya, Aku suka bulan dan bintang. Semuanya bersinar terang begitu indah dan menakjubkan” kataku dengan wajah berbinar.


“ Mama senang kalau kamu menyukainya, kalau begitu lily besok pagi kita akan melihat matahari dan awan yahh” kata mama dengan tersenyum.


“ Lily mau lihat matahari mama, tapi bagaimana cara melihatnya ma?” tanyaku.


“ Kalau lily mau lihat matahari kita harus tidur malam terlebih dahulu, lalu matahari akan muncul” kata mama untukku.


Lalu aku, papa dan mama kembali masuk kerumah untuk tidur. Aku sangat semangat untuk mengetahui tentang matahari, aku juga melihat bola kapas di buku alam semesta, kata mama bola kapas itu namanya awan hanya terlihat di pagi hingga sore hari. Jadi aku tidak sabar untuk hari esok.


Pagi hari datang, mentari muncul ayam berkokok sebagai penanda, aku bangun dan berlari untuk menjumpai papa dan mama. Dengan wajah tersenyum kuberkata:


“ Papa, Mama aku mau lihat matahari dan awan”


Mama dan papa mengajakku ketaman untuk melihat dengan jelas, sebenarnya saat itu aku sudah sering memperhatikan awan dan matahari tapi aku cuma ingin memastikannya saja.


Sesampainya di taman papa langsung menggendongku di pundaknya sembari menunjuk ke atas.


“ Lily itulah awan dan itulah matahari, lalu rasa hangat yang kamu rasakan saat ini adalah sinar mentari” Kata papa.


Dengan wajah ingin tahu aku pun bertanya “ Papa papa, kok bisa matahari menghangatkan kita? Tadi dingin lalu tiba tiba hangat?”


Dengan santai papa menjawab “ Saat kamu terkena matahari kamu akan hangat, saat kamu tidak terkena matahari kamu akan dingin”.


Aku yang lugu dan tidak mengetahui apapun cuma bisa menerimanya saja.

Perjalanan Menjadi Angkasawan Dimulai

sunting

Kini aku menginjakkan kaki dipintu kls 4 Sekolah Dasar, keingintahuanku mengenai alam semesta yang pernah hilang kini kembali lagi. Aku banyak mengetahui hal-hal baru yang bahkan tidak pernah diceritakan oleh orang tuaku.


Saat kecil banyak hal-hal yang aku pikirkan dengan jawaban yang masih seadanya, tapi kini aku dapat mengetahuinya. Tepat hari ini jam 09:00 pelajaran IPA mengenai alam semesta dimulai.


Hal kecil yang dulu kupertanyakan kini menemui jawabannya. Dulu aku selalu bertanya tentang cara pembuatan awan, bagaimana pembentukan bumi, bagaimana diriku bisa merasa panas, hangat dan dingin saat bersama matahari. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kini terjawab satu per satu.


Tidak hanya itu, kini aku mulai mengenal mengenai teori-teori tentang terbentuknya alam semesta seperti;


- Bigbang Theory ( Alexandra Friedman tahun 1922).

- Steady State Theory ( Fred Hoyle, Thomas Gold, Herman Bondi tahun 1948).

-  The Oscilating Theory (Fred Hoyle).

- Teori Alam Semesta Kuantum ( William Lane Craig tahun 1966).


Dan begitu banyak teori - teori lainnya.


Aku juga diperkenalkan dengan nama-nama planet urutan serta diameternya yang mengorbit matahari, begini urutannya;


1. Merkurius ( diameter +- 4.879 KM).

2. Venus (diameter +- 12.100 KM).

3. Bumi (diameter +- 12.700 KM).

4. Mars (diameter +- 6.800 KM).

5. Jupiter (diameter +- 142.860 KM).

6. Saturnus (diamater +- 120.000 KM).

7. Uranus (diameter +- 50.724 KM).

8. Neptunus ( diameter +- 49.000 KM).


Dan begitu banyak planet yang bertebaran di alam semesta ini.


Aku juga mengenal hal-hal baru seperti galaxy, asteroid dan banyak sekali benda angkasa lainnya yang membuat diriku bergejolak membangkitkan api cita-cita masa kecil.

Momen Ulang Tahun Lily

sunting

Kini tepat tanggal 21 maret aku berulang tahun yang ke 11 tahun, momen-momen inilah yang aku tunggu-tunggu. Waktu kecil aku selalu menginginkan sebuah teleskop tapi papa selalu melarang karena aku masih terlalu kecil, waktu itu papa berjanji akan membelikan aku sebuah teleskop tepat setelah aku berumur 11 tahun, kini aku sudah 11 tahun.


Malam itu aku menunggu di depan pintu rumah, menunggu kedatangan papaku tercinta, tapi papa tidak kunjung pulang. Aku sedih dan menangis hingga aku tertidur dengan baju yang penuh air mata.


Keesokan paginya…


“Waah liat ini ada sebuah teleskop”  Kataku dengan senang.


Aku senang, sangat senang aku terbangun dari tidurku dan tepat di meja belajarku ada sebuah kado yang berisi teleskop. Aku memeluknya melihatnya dan berlari ke kamar papa.


“ Papa Mama terimakasih, AKU MENCINTAIMU PAPA” Ujarku dengan senang.


“ Hehehe jadi gimana lily apakah kamu senang?” ujar papaku dengan wajah yang ngantuknya.

“ Iya pah, akhirnya barang keinginanku sudah ada di gengamanku, Aku tidak sabar menunggu sang malam datang” Kataku dengan wajah gemilang.


“ Untunglah kamu senang, sebenarnya papa masih punya kejutan lainnya lho untuk kamu” Kata papa dengan bangganya.


“ Iyakah pa, apa itu pa? Aku ingin melihatnya” aku bertanya dengan wajah penuh penasaran.


Dengan santainya papa malah menjawab “ Heheheh kalo kamu penasaran sebaiknya kamu siap-siap kita akan pergi kemah”.


“ Woahh kemah” Aku berlari dengan senang dan mempersiapkan peralatan kemahku.


Bagiku ini adalah kemah pertamaku, aku tidak tau dimana tujuannya yang pasti aku sangat menunggu kejutan ini.


Tepat pukul 15:00 Kami sampai di sebuah resort yang jauh dari perkotaan. Hawa dingin, lapangan yang sangat luas dengan pemandangan laut sejauh mata memandang membuatku merasa tenang dan nyaman. Perjalanan 8 jam seakan-akan terbayar.


“ Pa, Ma kenapa kita kemahnya disini, kenapa tidak dirumah atau di hutan? Mengapa harus di tepi pantai?” tanyaku penasaran.


“ Kalau kamu penasaran, tunggu aja nanti malam” Jawab papa dengan senyumannya.


“Baik pa” kataku dengan rasa semangat yang membara.


Sembari menunggu malam, aku membantu papa membangun tenda, aku juga membantu mama menyiapkan makanan, alasan sebenarnya sih karena aku takut main di pantai sendirian sihh, hehehe.


Tak terasa senjapun tiba, selepas shalat maghrib papa dan mama langsung mengeluarkan alat barbaque sedangkan aku mengeluarkan teleskopku.


Saat itu, langit- langit mulai menggelap dengan awan yang menutupinya, aku sangat berharap nanti malam tidak terjadi hujan karena aku masih penasaran dengan malam yang dibicarakan papa tadi.


Maghrib menjelang isya kuhabiskan untuk shalat, makan dan bercanda dengan papa mama di dalam tenda, karena saat itu gerimis menghadang diriku untuk keluar, kini aku cuma bisa berharap.


Pukul 03:00

Selepas Isya aku ketiduran…


Siapa sangka gerimis yang datang senja tadi berubah menjadi hujan yang cukup deras, di dalam tenda aku hanya terus mendengarkan cerita dan candaan papa sambil berharap hujan akan mereda.


Saat itu aku sudah tidak memiliki harapan, hujan semakin deras, hawa dingin semakin menyelimuti diriku. Aku tertidur sembari berdoa dan berharap hujan mereda.


“Lily, lily bangun mari keluar ikuti papa” kata papa sambil mengoyang-goyangkan kakiku.


“ Ada apa pah? Lily masih mengantuk” jawabku dengan setengah sadar.


“ Hayuk keluar, hujannya sudah berhenti” kata papa dengan semangat.


“Akhhhh” diriku yang setengah sadar menolak untuk berdiri dan keluar, hawa dingin itu membuatku ingin menerima hangatnya selimut tebal itu, tapi papa masih berusaha memaksa seakan-akan ingin menunjukkan sesuatu.


“ Hayuk lily” kata papa sambil mengangkat tanganku dan membuat diriku berdiri.


Saat itu aku tidak mengingat kata papa saat sampai di resort ini, diriku hanya terbawa perasaan kesal, aku masih mengantuk.


“Baik papa” kataku dengan wajah yang cemberut.


Aku menyelimuti tubuhku dengan selimut lalu bergegas keluar.


Awalnya aku tidak merasakan apa-apa semuanya terlihat dingin dan hampa sejauh mata memandang hingga papa menunjuk langit-langit itu sembari berkata:


“ Lily inilah kado yang ingin papa berikan kepadamu, Indah bukan?”


“Woahhh” celetukku.


“Ini sangat luar biasa papa, this is amazing” kataku dengan semangat.


Hatiku bergejolak sangat cepat, butiran bintang dan indahnya sinar bulan menghilangkan rasa kesal dan rasa hampa di hatiku.


Aku bergegas mengambil dan memasang teleskopku, aku melihat begitu banyak bintang yang tidak dapat dilihat di rumahku. Ini menarik, aku ingin mengetahui segala jenis tentang bintang-bintang itu.


“Papa-papa bintang-bintang ini ada namanya gak sih pa?” tanyaku.


“Emmm, kayaknya ada sih ly cuma papa kurang tau nama-namanya” Jawab papa dengan  nada kebingungan.


“Tapi papa pernah belajar tentang rasi bintang” Kata papa dengan percaya diri.


“Dilangit utara ada rasi bintang Andromeda yang cuma bisa dilihat pada musim gugur dan musim dingin saja, ada juga yang namanya rasi bintang pisces, pegasus, cygnus dan masih banyak nama-nama rasi bintang” kata papa dengan semangat.


“ Tapi pa, bentuk rasi bintang andromeda dan rasi bintang lainnya seperti apa pa?” tanyaku dengan penasaran.


“Hehehe maaf lily papa cuma tau namanya saja tapi tidak tau bentuknya, kalau lily tertarik mempelajari bintang nanti papa beliin buku-buku tentang bintang dehh” jawab papa dengan malu-malu.


“ Lily tertarik papa, selepas pulang dari sini kita beli buku bintang yah pa” jawabku dengan senyum dan hati yang senang.


Tak terasa waktu begitu cepat, suara adzan subuh sayup sayup sudah terdengar, aku duduk di tepi pantai sambil menikmati secangkir cokelat hangat, bagiku hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku.

MOMEN KLS 1 SMP

sunting

Sudah 2 tahun lebih waktu berlalu sejak pertama kali aku menikmati momen-momen mendebarkan saat itu. Selama ini aku selalu membaca dan meneliti mengenai seluruh hal di angkasa, aku sering berpergian ke tempat-tempat dimana bisa melihat angkasa dengan jelas, aku mengetahui banyak hal baru seperti nebula, asteroid, komet, galaksi, gugus, debu antariksa, lubang hitam dan banyak lagi benda angkasa.


Kini tepat 21 juni aku masuk ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, kami disuruh memperkenalkan diri kami masing masing, tepat pada giliranku aku berdiri seraya memperkenalkan diri:


“PERKENALKAN NAMAKU LILY RASFOLD DAN AKU AKAN MENJADI ANGKASAWAN ”


Itulah ceritaku sebelum hidup dibawah naungan atap rumah sakit.


Tamat…