Lima Pandemi Paling Mengerikan di Dunia

Buku Lima Pandemi Paling Mengerikan di Dunia ini ditulis oleh Blue Sonic (bicara) dan kontributor lainnya dan dipublikasikan lewat WikiBuku dengan lisensi GNU dan CreativeCommons BY-SA 3.0.

Pengantar sunting

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, buku mengenai “Lima Pandemi Paling Mengerikan di Dunia” ini dapat diselesaikan. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya.

Buku ini kami susun berdasarkan sumber sumber yang dipastikan layak, dan mudah dipahami oleh masyarakat awam atau anak anak.

Buku ini dikarang dengan lisensi GNU Free Document License.

Selamat membaca

Apa itu "Pandemi"? sunting

 
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:

Sebelum membahas lima pandemi paling mengerikan di dunia, mari kita membahas mengenai pandemi itu sendiri.

Pandemi merupakan epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Penyakit endemik yang meluas dengan jumlah orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi. Kejadian pandemi flu pada umumnya mengecualikan kasus flu musiman.

Sepanjang sejarah, sejumlah pandemi penyakit telah terjadi, seperti cacar (variola) dan tuberkulosis. Salah satu pandemi yang paling menghancurkan adalah maut hitam, yang menewaskan sekitar 75–200 juta orang pada abad ke-14.

Definisi dan Fase dari Pandemi sunting

Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada skala yang melintasi batas internasional, biasanya memengaruhi sejumlah besar orang.[1] Suatu penyakit atau kondisi bukanlah pandemi hanya karena tersebar luas atau membunuh banyak orang; penyakit atau kondisi tersebut juga harus menular. Misalnya, kanker bertanggung jawab atas banyak kematian tetapi tidak dianggap sebagai pandemi karena penyakit ini tidak menular.[2]

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memakai klasifikasi enam tahap yang menjelaskan proses perpindahan virus influenza baru, mulai dari beberapa infeksi pertama pada manusia hingga terjadi pandemi. Tahapan ini dimulai dengan virus yang menginfeksi hewan, lalu hewan itu menginfeksi orang (manusia), virus kemudian mulai menyebar langsung antar manusia, dan berakhir dengan pandemi ketika infeksi virus baru tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Pada bulan Februari 2020, WHO mengklarifikasi bahwa, "tidak ada kategori resmi (untuk pandemi) ... Sebagai klarifikasi, WHO tidak menggunakan sistem lama 6 fase — yang dimulai dari fase 1 (tidak ada laporan tentang influenza pada hewan yang menyebabkan infeksi pada manusia) hingga fase 6 (pandemi) — yang mungkin diketahui oleh beberapa orang akibat H1N1 pada tahun 2009."[3]

1. Maut Hitam (Black Death) sunting

 
Penyebaran Wabah Hitam di Eropa dan Timur Dekat (1346–1353)

Maut Hitam, disebut juga Wabah Hitam atau Black Death, adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia dan Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa peristiwa di Eropa sebenarnya merupakan bagian dari pandemi multiregional. Jika termasuk Timur Tengah, India, dan Tiongkok, Maut Hitam telah merenggut sedikitnya 75 juta nyawa. Penyakit yang sama diduga kembali melanda Eropa pada setiap generasi dengan perbedaan intensitas dan tingkat fatalitas yang berbeda hingga abad 1700-an. Beberapa wabah penting yang muncul kemudian antara lain Wabah Italia (1629 – 1631), Wabah Besar London (1665 – 1666), Wabah Besar Wina (1679), Wabah Besar Marseille (1720 – 1722), serta wabah pada tahun 1771 di Moskwa. Penyakit ini berhasil dimusnahkan di Eropa pada awal abad ke-19, tetapi masih berlanjut pada bagian lain dunia (Afrika Tengah dan Oriental, Madagaskar, Asia, beberapa bagian Amerika Selatan).

Maut Hitam menimbulkan akibat drastis terhadap populasi Eropa, serta mengubah struktur sosial Eropa. Wabah ini mengakibatkan perburuan dan pembunuhan terhadap kaum minoritas seperti Yahudi, pendatang, pengemis, serta penderita lepra. Ketidakpastian untuk tetap bertahan hidup menciptakan suatu kecenderungan yang tak sehat pada masyarakat untuk hidup hanya untuk hari ini, seperti digambarkan oleh Giovanni Boccaccio pada The Decameron (1353).

2. Influenza 1918 atau Flu Spanyol sunting

Flu Spanyol (dikenal juga sebagai pandemi influenza 1918) adalah pandemi influenza (flu) yang mulai menyebar di Amerika Serikat, muncul di Afrika Barat dan Prancis, lalu menyebar hampir ke seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Influenza Tipe A subtipe H1N1. Kebanyakan korban flu ini adalah orang dewasa dan muda. Flu Spanyol terjadi dari Maret 1918 sampai Juni 1920, menyebar sampai ke Arktik dan kepulauan Pasifik. Diperkirakan 50 sampai 100 juta orang di seluruh dunia meninggal, sementara Indonesia diperkirakan sampai sekitar 1-1,5 juta jiwa yang meninggal di masa pemerintahan Hindia Belanda ini. Karena sangat sulit ditanggulangi oleh berbagai negara di seluruh dunia, para pimpinan tiap negara sampai membuatkan hukum seperti pelarangan berjabat tangan di Arizona karena sangat mudah menyebarnya

3. Pandemi kolera 1817–1824 sunting

Pandemi kolera pertama (1817-24), juga disebut sebagai pandemi kolera Asiatik pertama (first Asiatic cholera pandemic) atau kolera Asiatik (Asiatic cholera), bermula di dekat kota Kolkata dan menyebar cepat melalui Asia Tenggara ke Timur Tengah, Afrika bagian timur dan garis pantai Laut Mediterania. Kolera memang sudah dikenal mampu menyebar ke seluruh penjuru India, tetapi kali ini, wabah ini meluas hingga Tiongkok dan Laut Mediterania sebelum akhirnya mereda. Ratusan ribu orang meninggal akibat pandemi ini, termasuk prajurit Britania, yang kematiannya menarik perhatian Eropa. Wabah ini adalah yang pertama dari beberapa pandemi kolera yang menjangkit Asia dan Eropa pada abad ke-19 dan 20. Pandemi pertama ini menyebar luas hingga daerah yang tidak terduga sebelumnya dan menjangkiti hampir semua negara di Asia.

 
Penyebaran kolera pada masa pandemi kolera pertama

Kolera adalah penyakit yang endemik di dataran rendah Sungai Gangga. Pada musim festival, para pelancong yang mengunjungi sungai ini kemudian mendapatkan penyakit kolera itu dan membawanya pulang ke kampung halaman. Penyakit ini akan mewabah di daerah tersebut sebelum akhirnya mereda. Pandemi kolera pertama ini bermula dengan cara yang sama, sebagai sebuah wabah yang diduga bermula di tahun 1817 di kota kecil bernama Jessore. Beberapa ahli epidemi dan sejarawan medis menyatakan bahwa pandemi ini bermula secara global dari sebuah ritual penyembahan Hindu bernama Kumbh Mela yang dilaksanakan di bagian atas Sungai Gangga. Wabah kolera telah terjadi sebelumnya di dekat Purnia di Bihar, tetapi para ilmuwan menilainya sebagai peristiwa terpisah. Di tahun 1817, kolera mulai menyebar di luar delta Sungai Gangga. Di bulan September 1817, wabah ini mencapai kota Kolkata di Teluk Bengal dan menyebar dengan cepat ke seluruh India. Di tahun 1818, wabah kolera merebak di Bombai, di pantai sisi barat.

Jumlah kematian dari pandemi ini tidak diketahui. Para ilmuwan dari daerah terkait memperkirakan jumlah kematian. Pada bulan April 1825, di Semarang, 1.225 orang meninggal dalam waktu 11 hari.

4. AIDS/HIV sunting

 
Gejala AIDS.

AIDS adalah kependekan dari ‘Acquired Immune Deficiency Syndrome’. Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Bila kita terinfeksi HIV, tubuh kita akan mencoba menyerang infeksi. Sistem kekebalan kita akan membuat ‘antibodi’, molekul khusus yang menyerang HIV itu.

Tes darah untuk HIV mencari antibodi tersebut. Jika ditemukan antibodi tersebut di darah kita, berarti kita terinfeksi HIV. Orang yang mempunyai antibodi terhadap HIV disebut ‘HIV-positif’ atau terinfeksi HIV.

Menjadi terinfeksi HIV bukan berarti kita AIDS. Banyak orang terinfeksi HIV tidak menjadi sakit selama bertahun-tahun. Semakin lama kita terinfeksi HIV, semakin rusak sistem kekebalan tubuh kita. Virus, parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak menimbulkan masalah bagi kita dapat menyebabkan penyakit jika sistem kekebalan tubuh rusak. Penyakit ini disebut ‘infeksi oportunistik (IO)’.

5. Pandemi flu babi 2009 sunting

Pandemi flu 2009 (sering disebut pandemi flu babi) adalah pandemi galur virus influenza baru yang diidentifikasi pada bulan April 2009. Galur virus ini diperkirakan sebagai mutasi galur virus influenza A subtipe H1N1. Sumber wabah ini pada manusia belum diketahui, tetapi kasus-kasus pertama ditemukan di Amerika Serikat dan kemudian di Meksiko, yang mengalami peningkatan jumlah kasus, banyak di antaranya fatal.

WHO secara resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009, tetapi menekankan bahwa pernyataan ini adalah karena penyebaran global virus ini, bukan karena tingkat bahayanya. WHO menyatakan pandemi ini berdampak tidak terlalu parah di negara-negara yang relatif maju, tetapi dianjurkan untuk mengantisipasi masalah yang lebih berat saat virus menyebar ke daerah dengan sumber daya terbatas, perawatan kesehatan yang buruk, dan bermasalah medis. Laju kematian kasus (case fatality rate atau CFR) galur pandemik ini diperkirakan 0,4 % (selang 0,3%-1,5%)

Sampai saat ini masih belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi. Berita terkini dari WHO menyatakan bahwa "74 negara secara resmi telah melaporkan 27.737 kasus influenza A (H1N1), termasuk 141 kematian. Sampai 24 Mei 2009 hampir 90 persen kematian yang dilaporkan terjadi di Meksiko. Ini telah mengundang spekulasi bahwa Meksiko mungkin telah berada di tengah-tengah epidemi yang tidak diketahui berbulan-bulan sebelum berjangkitnya wabah saat ini. Menurut CDC, fakta bahwa kegiatan infeksi virus flu saat ini dipantau lebih cermat mungkin menerangkan mengapa lebih banyak kasus flu yang dicatat di Meksiko, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Sekitar setengah dari semua virus influenza yang dideteksi sejauh ini adalah virus baru H1N1, yang "menurut para pakar untuk saat ini tidak lebih buruk daripada influenza musiman"

Daftar Pustaka sunting

  1. Miquel Porta (2008). Miquel Porta. ed. Dictionary of Epidemiology. Oxford University Press. hlm. 179. ISBN 978-0-19-531449-6. https://books.google.com/books?id=3Dr8dyuzvTkC&pg=PA179. Diakses pada 14 September 2012. 
  2. A. M., Dumar (29 Maret 2009). Swine Flu: What You Need to Know. Wildside Press LLC. hlm. 7. ISBN 9781434458322. 
  3. "WHO says it no longer uses 'pandemic' category, but virus still emergency ", Reuters, 24 Februari 2020.

Catatan: sunting

  • Jika Anda ingin menambah isi dari buku ini, silahkan. Tidak perlu izin ke pembuat, karena buku ini berlisensi bebas.