Filsafat Permainan Tradisionalnya dan Ragamnya

FILSAFAT PERMAINAN TRADISIONAL DAN RAGAMNYA sunting

Bermain adalah menjadi bagian dari hidup manusia tanpa memandang usia. Orang-orang yang sudah lanjut usia pun masih bergairah jika diajak untuk bermain. Hal ini tentu tergantung jenis konteksnya ya ? Karena semakin meningkatnya usia, jenis permainan pun akan berbeda-beda pula.

BAB 1 FILSAFAT PERMAINAN sunting

Sebelum kita membahas tentang jenis-jenis permainan yang banyak hadir di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terlebih dahulu kita akan belajar memahami apa sih sebenarnya peran permainan dalam kehidupan kita ini ? Apa pula pengaruhnya pada psikologi kita ? Mengapa orang yang masa kecilnya tidak banyak bermain dianggap sebagai manusia yang masa kecilnya kurang bahagia ? Apa yang melatarbelakangi manusia untuk terlibat dalam sebuah permainan ? Dsb. Rasa penasaran kita tentang banyak pertanyaan ini, semoga akan terjawab dengan ulasan berikut ini.

A. FILSAFAT PERMAINAN sunting

Saya adalah generasi di mana permainan tradisional masih berkembang dengan baik. Saya tumbuh di lingkungan kampung yang terletak di kota Banyuwangi, Jawa Timur. Seingat saya, masa kecil saya itu memang di dominasi waktu bermain. Bahkan untuk sekadar rebahan dan istirahat siang saja, saya harus dipaksa terlebih dahulu. Bahkan kalo diingat-ingat lagi, Bapak saya suka membawa pecut agar saya cepat pulang dan tidur siang. Sementara saya di zaman sekarang, malah lebih banyak menghabiskan waktu dengan rebahan. Hahaha.. Betapa dunia ini sudah terbalik. Hmmm..

HOMO LUDENS sunting

Berkaca dari pengalaman saya di atas, tentu saya juga penasaran banget, mengapa saya dulu itu hobbi bermain di luar rumah ? Apa yang melatarbelakangi keinginan saya yang tak terbendung itu untuk bermain tersebut ? Padahal saya juga tahu akan ada hukumannya apabila saya tetap keukeuh1 keluar rumah untuk bermain.

Salah satu tokoh yang memikirkan tentang definisi, manfaat dan segala pernak pernik tentang permainan adalah Prof. Johan Huizinga. Di mana ia mendefinisikan suatu permainan sebagai berikut :

  • Bermain itu selalu terjadi secara spontan. Artinya keinginan itu datangnya selalu tiba-tiba tidak direncanakan. Karena permainan ini memang sebenarnya tidak akan terjadi dengan cara diperintahkan. Ada sisi kerelaan dalam hal ini.
  • Permainan atau aktivitas bermain adalah bentuk kegiatan yang dilakukan di waktu luang. Makanya kalo pas nganggur itu bawaannya pingin main terus kan ? Karena kita tak memiliki kegiatan yang menyita pikiran kita secara utuh.
  • Sebuah permainan itu sifatnya bebas. Tidak ada paksaan dan tekanan, meski dalam beberapa permainan akan selalu ada aturannya agar jalannya bermain menjadi sangat lancar. Sifat bebas ini membuat suatu permainan bisa ditangguhkan atau ditinggalkan karena bukan bentuk kewajiban.
  • Dalam dunia bermain, orang akan keluar dari dunia yang sedang ia jalani. Ibaratnya tuh bermain adalah cara tepat untuk keluar dari rutinitas atau kehidupan yang seharusnya ia jalani. Maka jangan heran, kalo waktu kita di dominasi dengan aktivitas bermain, akan banyak tugas yang seharusnya menjadi kewajiban kita akan terbengkalai. Karena kita mengabaikan apa yang seharusnya kita lakukan. Kalian suka kayak gitu enggak ? Di rumah masih banyak kerjaan, tapi udah main ke rumah tetangga ? Hihihi... Saya sering begitu lagi, duh !
  • Pada dasarnya kita tahu dan sadar bahwa permainan itu tidak sungguhan. Bahkan anak kecil juga tahu kok kalo yang namanya mainan itu bukanlah kegiatan yang sebenarnya atau mempengaruhi kehidupan kita secara langsung. Namun terkadang dampak dari kebiasaan bermain inilah yang akan mempengaruhi kehidupan kita. Apalagi kalo permainannya sudah mulai melibatkan kepentingan tertentu, misalnya memenangkan uang, maka akan menjadi tekanan dan beban tertentu.
  • Permainan sesungguhnya memiliki batasannya sendiri. Ada ruang dan waktu yang membatasi gerak langkahnya. Misalnya dengan waktu kita bisa menentukan kapan permainan dimulai dan berakhir. Dengan ruang kita juga mengetahui di mana kita harus melaksanakan permainan. Apakah dalam ruangan tertutup atau di ruangan yang terbuka.
  • Permainan menciptakan sebuah aturan tertentu. Aturan ini digunakan untuk menjalankan permainan agar memiliki pola dan mudah disosialisasikan kepada para anggota yang akan bermain. Jika tidak ada aturan yang jelas, maka permainan ini akan menjadi ambyar karena setiap orang menentukan aturannya sendiri-sendiri.
  • Meskipun permainan itu sifatnya bebas dan santai, tetapi tetap ada aturan yang mengikatnya agar permainan ini berjalan sebagaimana mestinya. Jika tidak ada aturan, maka para pemain yang ada di dalamnya akan saling bertabrakan satu sama lainnya karena mereka menerapkan aturannya sendiri-sendiri.


Pun dalam kehidupan orang dewasa juga begitu. Meskipun cara hidup kita adalah bentuk pilihan masing-masing, serta kita menjalaninya sesuai dengan aturan dan perspektif kita masing-masing, tetapi tetap saja kita harus menaati suatu aturan yang mengikat hidup kita satu sama lain. Agar kepentingan kita semua tidak saling bertabrakan sehingga malah menimbulkan kehancuran. Aturan dibuat untuk mengakomodasi kepentingan bersama, walaupun pasti ada sebagian yang merasa kurang puas dengan aturan itu. Namun setidaknya, aturan itu bisa membuat kehidupan bisa berjalan dengan harmonis.

Pada dasarnya manusia itu adalah Homo Ludens, makhluk yang bermain. Makanya kok rasanya kita itu enggak bisa menolak kalo diajak bermain. Karena ternyata sifat ini memang sudah menjadi bawaan sejak lahir. Anak bayi kan selalu diberi permainan macam-macam sama orang tuanya supaya mereka diam dan sambil belajar. Paling tidak belajar memegang mainannya. Melatih otot motoriknya agar bisa bergerak lincah.

WILLIAM SHAKESPEARE sunting

“Dunia ini panggung sandiwara” sebuah lirik lagu yang juga menjadi salah quote terkenal dari William Shakespeare “All The World’s A Stage”. [1]

Menurut Shakespeare, manusia itu sebenarnya di dunia ini sedang bermain drama. Kita berakting dan memiliki peranan masing-masing. Ada masanya kita akan memasuki arena permainan (lahir di dunia) dan ada masanya pula kita akan keluar dari arena permainan (meninggal dunia). Dan diantara masa keduanya, kita sedang bermain dalam sebuah sandiwara atau drama. 

“And one man in his time plays many parts” dan manusia itu dalam kehidupannya akan memainkan banyak babak. Mungkin di suatu babak ia akan menjadi tokoh protagonis, di babak lainnya ia akan menjadi tokoh antagonis bagi pemain lainnya, begitu seterusnya, sesuai dengan zamannya dan peranan yang disematkan pada dirinya. “His acts being seven ages”. [1] Peranan kita ini menurut Shakespeare ada tujuh babak yang perlu dilewati.


  1. Babak pertama ketika menjadi seorang bayi masih tergantung 100% pada orang tuanya. Masa di mana ia hanya akan bermain dengan santainya. Hehehe...
  2. Babak kedua adalah School Boy, atau saat manusia memiliki peran menjadi seorang murid. Dalam babak ini ia sudah mulai diajarkan tanggung jawab dengan tugas-tugasnya menjadi seorang murid yang menimba ilmu. Peran di sini sudah mulai aenggak serius karena akan mempengaruhi masa depannya.
  3. Babak ketiga, The Lover. Sudah mulai mengenal cinta, cinta monyet. Hihihi.. Pada stage2 ini ia tidak hanya belajar tentang tanggung jawab semata, tetapi juga sudah harus belajar menerima emosi yang ditimbulkan oleh pilihannya. Apakah itu menyenangkan, membahagiakan, menyedihkan, membuatnya putus asa, dsb. Suatu level kehidupan di mana ia sudah harus bisa menanggung konsekuensi dari pilihan hidupnya.
  4. Babak ke empat, The Soldier. Babak di mana ia sudah mulai penjadi seorang pekerja. Tidak lagi hanya fokus pada emosi dan tanggung jawab, namun peranan yang lebih kompleks. Ia diberikan peranan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sudah tidak lagi tergantung pada orang tua dan orang lain. Permainan di babak ini sudah banyak melibatkan strategi.
  5. Babak kelima adalah Justice, di mana manusia sudah mulai mengejar kebijaksanaan. Ia mencari makna hidup dari apa yang ia jalani. Kehidupannya sudah mulai melebihi kebutuhan materinya. Apa pun yang ia kerjakan, kini tak hanya berdasarkan pemenuhan kebutuhan materinya saja tetapi juga mencari makna dari apa yang ia jalani.
  6. Babak keenam adalah The Lean And Pantaloon. Pantaloon itu maknanya bajunya orang tua. Ia telah menjadi orang tua yang sudah memiliki kebijaksanaan dan dianggap sudah matang.
  7. Babak yang terakhir adalah Second Childish, anak-anak jilid kedua. Di mana ia mengalami fase menjadi seperti bayi lagi. Giginya mulai ompong, matanya mulai kabur, tenaganya mulai melemah, dan ia mulai banyak menghabiskan waktu di ranjang. [1]

Apabila kita berkaca pada filosofi Shakespeare dalam memandang kehidupan ini, sejatinya manusia itu sedang memainkan peran pada sebuah drama. Karena bermain ya enggak perlu terlalu serius. Yang sedang-sedang saja. Tapi juga jangan cuma main-main aja, karena nanti pasti ditegur sama Tuhan. Jadi memang ada aturan yang mengikat kita, hanya saja tak terlihat secara jelas.

Pada dasarnya bermain ini memiliki beberapa variable :


  1. Serius dalam mode santai. Ketika kita mengetahui bahwa hidup ini cuma akting belaka saja, secara otomatis kita langsung berpikir, “ngapain serius banget yak ?”. Tetapi memang kita enggak boleh tidak serius sama sekali. Karena jika kita tidak serius menjalaninya, kita akan menjadi kalah dalam permainan. Maka tetaplah menjadi pemenang bagi kehidupanmu sendiri, dengan serius melewati setiap babak kehidupan.
  2. Bebas atau sukarela seperti yang disebutkan oleh Prof. Johan di atas. Bermain dengan cara dipaksa akan membuat permainan menjadi rusak iya kan ? Sebagai contohnya, Allah sudah memberikan peran dan tugas bagi setiap hamba. Namun tetap saja ada oknum hamba yang memaksakan kehendaknya untuk mengubah peran hamba lainnya. Apa yang terjadi ? Permainan itu akan rusak ! Dan hamba yang dipaksa ganti peran akan merasa hidupnya hancur, karena ia dipaksa memerankan peran yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
  3. Permainan itu biasanya tak hanya tentang jasmani saja, tetapi juga melibatkan sisi intelektual, psikologi dan imajinasi. Butuh sebuah strategi tertentu untuk bisa melewati setiap babak permainan, sehingga ketika mencapai babak selanjutnya, jiwanya sudah siap mengikuti pola permainan selanjutnya.
  4. Permainan itu efeknya pasti menyenangkan. Maka ketika manusia bermain dan terlibat pada sebuah permainan namun ia merasa tertekan atau tidak senang, itu tandanya ia salah memasuki arena permainan. Mungkin ia harus mentas dari jenis permainan itu dan mencari jenis lain yang cocok dengan dirinya.
  5. Harus menikmati jalannya permainan. Jika kita terjun dalam sebuah permainan namun tidak menikmati prosesnya, ya bakalan berakhir dengan hidup yang sumpek. Lah kamu ngapain main-main tak enggak menikmati jalannya permainan ? Jadi apa yang membuatmu tertarik untuk bermain ? Iya kan ? Meskipun di akhirnya nanti kita menjadi pemain yang kalah, setidaknya kita sudah menikmati jalannya proses permainan. Jangan sampai nanti ditanya , “Kamu main apa tho ? Cara mainnya gimana ? “, terus dijawab ngenggak tahu !. “Lah dari tadi kemana bae bang ? Kok enggak tahu !” [2]

Dalam permainan yang terpenting adalah prosesnya. Nikmati setiap proses untuk mencapai kemenangan itu. Karena kalo cuma mendapatkan target atau tujuan saja, ya permainan enggak ada nikmatnya. Misalnya kamu bermain sepak bola, tujuannya kan mendapatkan bola terus dimasukkan ke gawang. Nah kalo cuma ingin mendapatkan bolanya aja kan bisa tinggal dibeli, terus bikin gawang sendiri. Tetapi kan enggak ada proses bagaimana teknik merebutnya, bagaimana belajar menggiring bolanya, bagaimana belajar menggocek bola, strategi apa yang perlu diterapkan untuk mengalahkan lawan, dsb. Tanpa proses itu semua, permainan sepak bola tak akan menyenangkan.

PLATO sunting

Life must be lived as play

Menurut Plato, saat kita menjalani hidup ini, perlakukanlah seperti saat sedang bermain. Ada rasa senangnya, ada rasa tulus dan ikhlasnya (sukarela), tetapi juga ada rasa seriusnya. Jangan hanya cari kesenangannya aja tetapi melalaikan kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban-kewajiban ini kan ibarat sebuah aturan yang harus kita jalankan agar jalannya permainan ini bisa dinikmati dan menghasilkan emosi yang senang. Jika kewajiban ini diabaikan maka sama saja kita sedang mengabaikan aturan mainnya, yang menyebabkan permainan jadi ambyar. Makanya hidup kita pun jadi malah ngenggak keruan, iya kan ?

Untuk menjadi pemenang memang hidup harus seimbang. Kewajiban dijalankan terlebih dahulu dengan ketulusan dan keikhlasan sehingga bisa menghasilkan rasa kebahagiaan atau rasa senang. “You can discover more about person in an hour of play than in a year of conversation.” [3]

Masih menurut Plato, ketika kita ingin mengenal karakter dan watak seseorang, ajaklah ia terjun dalam permainan. Karena karakter aslinya akan kelihatan saat ia sedang dalam permainan. Apakah ia bermain secara curang, jujur, licik, sportif, dll. Semua sifat dan sikapnya akan muncul secara natural dibandingkan kita mencarinya lewat obrolan. Dalam obrolan terkadang watak dan karakternya masih bisa di manipulasi, karena bisa saja dia berkata yang manis-manis, tetapi di belakang dia gebuk.

Saat proses bermain, segala tingkah laku yang ia sembunyikan akan nampak terpancar dengan sendirinya. enggak usah ngabisin waktu buat ngobrol lah kalo ingin tahu sifat orang, karena semakin banyak kita ngobrol malah semakin banyak manipulasi yang terjadi. Dan kita bisa digiring menuju ke mindsetnya.

Untuk mengenal seseorang jangan terpengaruh oleh kata orang lain. Kenali mereka sendiri tanpa perantara orang lain. Karena tanpa terlibat langsung dengan orang yang dimaksud, kita tidak pernah tahu tentang latar belakangnya, watak aslinya, karakternya dan bahkan peran yang sedang dimainkannya. Bisa jadi ia menjadi tokoh protagonis bagi kehidupan orang lain, tetapi menjadi tokoh antagonis bagi hidup kita, pun sebaliknya. Jadi kenalilah orang melalui permainannya secara langsung. Jangan membiasakan diri membicarakan permainan orang lain padahal kita tidak pernah menjadi lawan mainnya.

FRIEDRICH WILHEML NIETZSCHE sunting

In every real man, a child is hidden thats want to play

Menurut Friedrich Nietzsche, setiap manusia sejati di dalamnya tersembunyi sifat seorang anak yang ingin bermain. Meskipun ia menjadi manusia yang sejati, namun ada sisi di dalamnya yang masih seperti anak kecil, ia ingin terus bermain. Hidupnya tak selalu dilingkupi dengan hal yang serius. Selain menjadi Homo Ludens, fitrah manusia itu adalah Homo Ridens, suka tertawa. Jadi kalo ada manusia yang hidupnya serius terus dan enggak ada guyonnya, sesungguhnya ia sedang menyalahgunakan kodratnya.

Sifat kekanak-kanakan ini biasanya muncul dalam perilaku usil, jahil dan iseng. Namun jika dilakukan secara berlebihan atau keterlaluan maka kita akan menjadi kaum jahiliyah. Yang tidak bisa menerapkan kapan harus serius, kapan harus bermain. Oleh sebab itu, dalam Al Quran pun Allah mewanti-wanti bahwa apa pun yang kita jalani, jangan sampai berlebih-lebihan karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Seperti misalnya ada kasus yang beberapa waktu lalu pernah terjadi di mana seorang teman yang tidak bisa berenang ditinggal sendirian di tengah danau. Itu sih sudah bukan usil yang normal, tapi lebih ke perbuatan yang kebangetan. Bermain dan bercandalah yang sewajarnya saja. Pilihlah sebuah permainan yang menjadi media belajar untuk berkembang secara bersama-sama.

B. TEORI KLASIK PERMAINAN sunting

Selain filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf tentang sepak terjang permainan. Ternyata ada juga teori tentang permainan yang dikemukakan oleh para psikolog. Jadi teori klasik tentang permainan ini, justru banyak yang dinyatakan oleh para psikolog. Di antaranya ada :

TEORI SPENSER sunting

Teori ini dinyatakan oleh Spenser dan Siller, keduanya merupakan tokoh yang berasal dari Jerman. Menurut teori ini :

Manusia butuh bermain karena surplus energi.”

Jadi manusia itu memiliki simpanan energi yang sangat besar. Energi ini tidak bisa hanya dilampiaskan dalam bentuk pekerjaan saja, karena nantinya akan hilang rasa senangnya. Apalagi saat usia anak-anak kan memang usia yang masih belum bisa dilimpahkan tugas bekerja dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Namun mereka ini memiliki energi yang berlebih. Maka untuk menyalurkan sumber energi ini dibentuklah banyak jenis permainan dengan segala aturannya.

Pada hakikatnya orang yang bermain itu karena mereka memiliki banyak simpanan energi yang belum tersalurkan. Orang yang sudah tidak memiliki energi (capek), ia tidak akan mau diajak bermain. [4]. Mereka lebih memilih istirahat di rumah. Maka kalo kita masih menyaksikan ada orang yang sudah lanjut usia namun masih suka main kesana kemari artinya mereka masih memiliki energi yang berlebihan.

Orang yang memiliki banyak energi namun ia tidak mengetahui bagaimana harus menyalurkan energinya, maka ia akan memilih untuk bermain. Berbeda dengan orang yang sadar akan kekuatan energinya. Ia bisa menyalurkan energi tersebut pada bidang-bidang tertentu dengan terorganisir. Bahkan ia pun juga bisa bermain sekaligus bekerja, karena dari pekerjaannya ia mendapatkan rasa senang, tidak terpaksa dan merasa bebas.

TEORI REKREATIF sunting

Teori ini dikemukakan oleh Lazarus, ia mengatakan bahwa orang yang bermain itu sebenarnya dalam rangka untuk rileks atau rekreasi. Ia membutuhkan jeda waktu dari kegiatannya yang serius, untuk sejenak menikmati waktu yang lebih rileks. Hidup itu kadang ada isinya tapi juga kadang perlu kosong. [5].

Hidup harus seimbang, jangan serius terus nanti bisa depresi atau terkena mental. Tapi juga jangan santai terus, nanti tidak ada maknanya. Orang harus bekerja supaya bisa bermain.

Kebanyakan bermain sulit bekerja karena pikirannya selalu santai tidak pernah berada pada fase critical thinking. Jadi segala sesuatu memang harus pas porsinya. Saat harus bekerja yang lakukan dengan serius dan bertanggung jawab. Kalo harus bersantai, ya dinikmati kalo perlu isi dengan bermain, supaya hidup enggak berubah jadi kusut.

TEORI ANTISIPATORI (ANTICIPATORY THEORY) sunting

Menurut Groos (nama orang ya ? Hihihi..), “semua jenis permainan bersifat menanamkan skill tertentu secara menyenangkan”. Teori ini bisa kita lihat dalam banyak jenis permainan tradisional sebenarnya. Nanti coba diulasan berikutnya kita akan buktikan ya ? Misalnya saja dalam permainan bekel, di mana si pemain butuh ketangkasan dan strategi untuk mengubah biji bekel dalam kondisi tertentu.

Ketepatannya dalam memutuskan nantinya akan berguna saat ia harus mengambil keputusan di masa depan. Ketika kita bermain mungkin tidak menyadarinya, namun latihan yang dilakukan secara berulang tersebut akan mempengaruhi perilakunya dalam kehidupan yang sebenarnya.

Anak-anak perempuan yang suka berimajinasi menjadi chef dan hobi main masak-masakan, saat di rumah biasanya juga penasaran dengan material yang digunakan dalam memasak. Apalagi jika ia diberikan ruang untuk berkembang dan belajar. Yang tadinya hanya imajinasi semata, bisa jadi rasa penasaran terhadap masakan tersebut membuatnya belajar dengan serius. Dan menjadikannya seorang chef yang handal. Jadi permainan yang sering dimainkan saat kecil, kelak akan berpengaruh dalam kehidupan yang sesungguhnya.

TEORI REKAPITULASI sunting

Teori rekapitulasi ini adalah kebalikan dari teori antisipatori. Menurut Stanley Hall, permainan yang kita mainkan sekarang ini, sesungguhnya adalah warisan dari nenek moyang kita yang berbentuk skill, insting dan segala kemampuan yang saat ini sudah tidak digunakan lagi.

Contohnya, orang zaman dulu itu kemana-mana sukanya jalan atau lari. Sehingga energi yang mereka miliki terlampiaskan melalui aktivitas tersebut. Sementara di zaman sekarang ini kan sudah banyak mode transportasi yang membantu kita bepergian, sehingga energi yang seharusnya digunakan untuk berlari atau berjalan tersebut tidak ada tempat pelampiasannya. Walhasil, terciptalah bentuk permainan-permainan yang mampu memfasilitasi energi yang berlebih tersebut.

Saat hari kemerdekaan, kita sering melihat lomba panjat pinang kan ? enggak cuma di pedesaan, tetapi juga di area perkotaan. Nenek moyang kita zaman dulu mungkin suka memanjat pohon, namun insting itu perlahan tidak terlampiaskan karena banyaknya pohon yang telah ditebang. Untuk bisa mencurahkan skill dan instingnya tersebut, mereka menciptakan panjat pinang sebagai bentuk permainan yang menyenangkan.

C. TEORI MODERN PERMAINAN sunting

Beda zaman, tentu beda juga teori pendukungnya, ya kan ? Karena setiap teori selalu dikemukakan berdasarkan perubahan zaman. Paling tidak sisi perspektif yang diambil pun juga berbeda. Tidak selalu berlainan namun saling melengkapi teori yang terdahulu.

Apalagi saat ini kan permainan itu tak melulu melibatkan jasmani seperti dahulu kala. Banyak ragam permainan yang justru fokus pada strategi, emosi dan intelektual si pemain. Kira-kira apa saja teori permainan modern yang sekarang ini berkembang ?

TEORI PSIKOANALISIS sunting

Permainan adalah media untuk melepaskan emosi dalam diri dan mengatasi pengalaman traumatik.” [6]

Zaman sekarang sering kita mendengar istilah mental health (kesehatan mental) karena generasi zaman sekarang banyak yang mengalami trauma tetapi tidak tahu cara mengatasinya. Orang jaman dulu banyak yang suka menulis diary, jadi mereka bisa melampiaskan apa yang telah dialaminya ke dalam sebuah buku yang bersifat privacy.

Masalahnya zaman sekarang itu malah kebalikannya. Orang justru banyak mengumbar masalahnya di sosial media, walhasil feedback yang didapatnya terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan jiwanya. Terkadang kan kita malah dihakimi orang yang tak mengenal kita secara pribadi hanya karena mereka membaca kisah kita tanpa tahu persoalannya. Feedback inilah yang kemudian justru malah membuat traumanya semakin menjadi.

Zaman sekarang ini sering kali kita mendengar istilah healing. Yaitu jeda waktu atau aktivitas yang digunakan untuk mengobati trauma dan penyakit psikologi. Biasanya konotasi healing itu adalah melakukan rekreasi atau bermain mengunjungi tempat-tempat yang mendamaikan jiwa. Atau bisa juga melakukan aktivitas bermain (di luar pekerjaannya) yang bisa mengembalikan energi positif dalam dirinya.

Art Therapy bisa juga menjadi pilihan “healing” yang tak harus menghabiskan waktu di luar. Ia bisa menjadi media katarsis untuk melampiaskan emosi , sekaligus berupaya meningkatkan skill melukis dan kreativitas. Kalian bisa menerapkan art therapy dengan mewarnai atau membuat doodle sesuka hati, yang penting hati senang, dan emosi pun jadi terkendali. Mau curhat pake gambar juga boleh, biar enggak semua orang mampu menebaknya. Hihihi...

Journaling juga bisa menjadi media katarsis bagi mereka yang ingin melampiaskan emosi yang berlebih dalam dirinya. Kalian mau mengumpat dalam buku enggak ada yang akan membalasnya, kecuali saat curhat kalian menuliskan nama orangnya dan ia dengan tidak sengaja membacanya.

Kalo kalian lagi ingin menendang orang, ikut saja permainan sepak bola. Kamu tendang sepuasnya juga si bola ngenggak akan protes, tetapi kalo kamu menendang kepala orang dengan sengaja, bisa jadi hidupmu berakhir di penjara. Bukan rekreasi lagi yang kalian dapatkan tetapi malah depresi.

TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF sunting

Setiap manusia itu memiliki level perkembangan yang berbeda-beda sesuai usianya. Misalnya balita jangan langsung disuruh panjat pinang, kalo belum saatnya, nanti malah orang tuanya yang bakalan sumpek kalo anaknya jatuh.

Atau kalo orang tua jangan diajak main Mobile Legend terus-terusan nanti malah lupa sama kewajiban yang seharusnya. Intinya setiap usia itu seharusnya memiliki bentuk permainan yang berbeda, sesuai dengan levelnya. Sehingga mereka pun bisa mendapatkan kepuasan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh jiwanya.

TEORI BELAJAR SOSIAL sunting

Permainan itu adalah media yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Terutama permainan-permainan yang membutuhkan tim (beberapa orang sekaligus). Tetapi hal ini tidak berlaku pada permainan online. Karena jarang terjadi sosialisasi secara langsung antar pemain. Ya mungkin mereka bisa “mabar8” tapi tetap terhalang layar. Hehehe..

Jika kita perhatikan, permainan tradisional yang melibatkan tembang-tembang memiliki pesan moral yang tinggi. Bahkan para wali zaman dulu, menggunakan tembang untuk memasukkan unsur-unsur nilai keluhuran dan budi pekerti yang tinggi. Jadi ngenggak asal nyanyi begitu aja, tapi ada nilai yang ingin disampaikan.

Misalnya saja lagu Cublak-Cublak Suweng, itu kan ada nilai kejujuran dan observasi di dalamnya. Kita harus menebak siapa kira-kira orang yang menyimpan biji permainannya melalui ekspresi mereka. Tanpa sadar, kita sedang diajarkan cara mencermati (observasi) terhadap ekspresi para pemain yang terlibat. Yang nantinya akan mencerdaskan emosi kita.

Sayangnya permainan zaman sekarang sudah tidak banyak yang mengunakan metode seperti ini ya ? Era sekarang ini orang lebih banyak menggunakan social media untuk berinteraksi. Memang lebih cepat viral sih, tetapi juga lebih cepat butuh healingnya. Hahaha....

TEORI KOMPENSASI sunting

Teori kompensasi itu adalah perubahan niat dari permainan yang menyenangkan menjadi bentuk permainan yang menghasilkan uang/materi. Sifatnya menjadi lebih serius, bukan hanya sekadar bersenang-senang saja. Tetapi ada target yang dicapainya dan berakhir menjadi sebuah profesi. Misalnya, awalnya main mobile legend buat bersenang-senang doank, akhirnya menjadi pemain e-Sport yang lebih menjanjikan dan menghasilkan uang.

Jadi menurut teori ini, permainan itu tidak hanya menjadi media yang memenuhi kebutuhan jiwanya (rohani dan emosi) semata, tetapi juga untuk aspek kehidupan secara keseluruhan. Ya termasuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Nantinya, permainan ini juga akan bisa kehilangan aspek kesenangannya apabila kepuasannya tidak terpenuhi. Pada akhirnya akan membuat si pemain merasa kecewa, seperti yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Hehehe..

Bagaimana supaya permainan itu tidak menyakitkan dan mengecewakan ? Ya kita enggak perlu berlebihan. Dan yang pasti harus mampu mengendalikan diri. Mendisiplinkan diri sendiri agar kita bisa merasakan manfaatnya bermain.

D. SUDUT PANDANG TEOLOGI AL QURAN sunting

Keinginan manusia untuk bermain itu sifatnya fitrah. Terutama hal yang berhubungan dengan dunia. Saking fitrahnya, bahkan Allah sering mewanti-wanti agar kita enggak kebablasan dalam bermain. Hal ini bisa kita temukan dalam QS Al Anbiya ayat 1 dan 2 di mana Allah SWT mengatakan :

Iqtaroba lin-naasi hisaabuhum wa hum fii ghoflatim mu’ridhuun.”

“Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).” ~ QS Al Anbiya ayat 1

Maa ya-tiihim ming zikrim mir robbihim muhdasin illastama’uuhu wa hum yal’abuun.”

“Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkan sambil bermain-main.” ~ QS Al Anbiya ayat 2.

Dunia dan seisinya membuat manusia banyak lalainya, sehingga Allah harus menurunkan peringatan melalui firmanNya, agar manusia enggak berlebihan dalam bermain, sehingga mereka melalaikan hatinya. Maka seperti juga pemikiran para filsuf di atas bahwasannya dalam hidup ini semua harus seimbang.

Ada kalanya kita meluangkan waktu untuk bermain dan keluar sejenak dari rutinitas sehari-hari dan peran yang kita mainkan. Ada kalanya kita harus serius menjalankan peran yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup kita, sehingga antara kebutuhan rohani dan jasmani kita bisa terpenuhi dengan baik.

Tentang keseriusan pun Allah juga berfirman, dalam QS Ad Dukhan ayat 38 :

Wa maa kholaqnas-samaawaati wal-ardho wa maa bainahumaa laa’ibiin.”

“Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.”

Bahwa artinya segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini, diciptakan dengan tujuan tertentu dan memiliki makna tersendiri. Kita terlahir di dunia ini juga ada tujuannya, yaitu beribadah. Qs Surat Az Zariyah ayat 56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”,

Jadi dunia ini bukan hanya panggung sandiwara semata, bukan hanya arena bermain-main saja, bukan hanya arena untuk menghabiskan waktu dengan kesenangan belaka. Namun ada kewajiban di dalamnya yang harus kita jalani, ada kesenangan yang bisa kita nikmati, ada tanggung jawab yang harus kita pikul, ada proses kehidupan yang harus kita pelajari, dan ada babak-babak kehidupan yang harus kita lewati sehingga kita bisa kembali ke tempat asal kita dengan membawa kebahagiaan yang hakiki.

Pembahasan tentang filsafat permainan ini jadi sangat serius ya  ? hahaha.. ya begitulah hidup. Saat saya berusaha membuat tulisan yang membahas tentang permainan yang notabene ringan dan menyenangkan, ternyata ada juga pemikiran serius di dalamnya. Eh by the way, menyusun ebook ini pun salah satu bentuk permainan yang serius loh. Peran saya kali ini menjadi seorang penulis, yang mengajarkan sesuatu yang saya pelajari dengan sukarela, karena saya sedang masuk dalam area permainan untuk menjadi juara di Proyek Yuwana.

Hidup yang paling mantap jiwa itu kalo kita bisa menyeimbangkan unsur bermain, belajar, bekerja dan beribadah secara pas. Bermain menjadi media rekreasi untuk hidup yang penat secara jasmani dan rohani. Ibadah adalah media istirahat sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dunia. Belajar dan bekerja adalah tuntutan yang bersifat serius dalam kehidupan dunia agar kita bisa berjalan hingga akhir.

Pada dasarnya menurut Johan Huizinga manusia itu adalah Homo Sapiens (berpikir), homo faber (bekerja), Homo Ludens (bermain). Untuk menjadi manusia lengkap, berarti harus seimbang ketiga unsur di atas. Coba dicek masing-masing, apakah hidup kita ini sudah seimbang atau malah timpang sebelah ! Bisa jadi kita lebih banyak mainnya dari pada kerja dan belajar, makanya sampai ditegur Tuhan.

BAB 2 UNSUR DALAM PERMAINAN sunting

Dari teori klasik maupun modern yang telah kita bahas, kita bisa mengetahui bahwasannya dalam permainan itu tersimpan nilai-nilai yang juga bermanfaat untuk kehidupan kita sehari-hari. Ada teori belajar sosial yang membantu kita berinteraksi dengan yang lainnya. Ada teori antisipatori yang menanamkan skill sejak dini atau justru ada juga teori psikoanalisis yang menjadikan permainan sebagai katarsis bagi psikologi si pemain.

Artinya dalam permainan pun banyak juga unsur dan fungsi bagi kehidupan mereka selanjutnya. Entah itu menanamkan skill dalam mengambil keputusan, mencermati, bahkan dalam berhitung matematika juga. Hahaha.. Seperti misalnya main dakhon atau congklak yang membutuhkan keahlian berhitung. Kalo kita enggak ngerti angka kan sulit juga mainnya, ya kan ?

Apa saja sih unsur atau fungsi permainan itu ? Berikut ini ada beberapa kategori yang bisa saya berikan.

A. KETANGKASAN sunting

Ada banyak permainan yang membutuhkan ketangkasan pemain. Ketangkasan ini artinya lincah sekaligus cerdas atau cerdik. Artinya ia tidak hanya mampu bertindak cepat namun juga memiliki strategi untuk melakukannya. Permainan ini biasanya dijumpai pada games9 yang mengandalkan fisik secara langsung. Walaupun bisa juga ditemui pada permainan online, di mana si pemain harus lincah memainkan jari-jarinya agar bisa mengikuti ritme permainan dengan cepat.

Beberapa permainan yang mengandalkan ketangkasan antara lain : Gobak Sodor, petak umpet, sepak bola, bola basket, benthik, bekel, rangku alu, kelereng. Contoh permainan online seperti sepak bola, balap mobil, dll.

B. STRATEGI sunting

Permainan ini terkadang tak banyak mengandalkan fisik, tetapi justru mengandalkan sisi intelektualnya. Ia dilatih untuk menggunakan banyak strategi hingga menjadi pemenang dalam permainan. Dibutuhkan ketelitian, kejelian dan observasi yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi seorang pemenang.

Beberapa jenis permainan yang membutuhkan strategi dan observasi di antaranya : Congklak atau dakhon, kelereng/gundhu, bekel, cublak cublak suweng, sudoku dll.

C. KECEPATAN & KEKUATAN sunting

Olah raga dan permainan itu dua hal yang tak bisa dipisahkan. Dalam olah raga biasanya terkandung sebuah permainan di mana para pemainnya merasakan kebahagiaan sekaligus menjadikan olah raga tersebut sebagai media katarsis. Sedangkan permainan itu sesungguhnya merupakan bentuk “olah raga” yang enggak terlalu dianggap serius. Ia dilakukan dengan sukarela dan bebas. Olah raga sekarang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi sebagian siswa karena masuk ke dalam kurikulum. Sementara permainan tidak masuk dalam kurikulum karena sifatnya tanpa paksaan.

Beberapa permainan yang dijadikan sebagai alat olah raga, biasanya mengandung unsur kecepatan dan kekuatan karena olah raga kan mengandalkan gerak motorik atau jasmani, agar tubuh menjadi sehat. Makanya enggak heran jika banyak anak yang tetap merasakan suasana bermain, namun sekaligus juga sedang berolahraga.

Adapun permainan yang membutuhkan kecepatan dan kekuatan di antaranya : tarik tambang, rangku alu, sepak bola, bola kasti, panjat pinang, sepat takraw, engklek, gobak sodor, egrang, lompat tali, bekel, bahkan juga petak umpet.

D. KETRAMPILAN/SKILL sunting

Ada juga permainan yang mengandalkan keterampilan atau skill. Terutama permainan yang kini banyak digunakan dalam games online. Misalnya saja sudoku, cublak-cublak suweng yang sarat akan makna dan filosofi. Egrang yang membutuhkan keseimbangan. Gangsing juga sebuah permainan yang butuh skill dan strategi agar gerak permainannya tetap bertahan lama.

Melukis dan membuat craft adalah jenis keterampilan yang bisa juga dijadikan sebagai ajang permainan. Selain untuk mengisi waktu luang dan bersenang-senang, para pelaku juga bisa sekaligus meningkatkan kreativitas. Jika unsur kesenangannya luntur, kemudian berubah menjadi sesuatu yang serius untuk dikejar, maka melukis yang sejatinya bermain dan bersenang-senang akan berubah menjadi sebuah profesi yang menghasilkan uang, sekaligus mengikat sebuah tanggung jawab.

Dulu saya menjadikan menulis sebagai hiburan dan cara bermain-main saja. Namun sekarang kegiatan itu berubah menjadi sesuatu yang serius, dan mendatangkan tanggung jawab di dalamnya. Pada akhirnya apa pun yang kita kerjakan secara serius akan berubah menjadi sebuah pekerjaan.

Sementara pekerjaan halal yang dilakukan dengan ketulusan dan keikhlasan akan berubah menjadi bentuk ibadah (non ritual). Pada akhirnya kita akan bertransformasi menjadi hamba Allah yang sebenarnya, dengan mengubah sebuah permainan meningkat ke level ibadah. Dan semua ini hanya akan terjadi apabila kita memiliki “niat” yang murni, tulus dan ikhlas.

E. KEBERSAMAAN sunting

Seperti yang telah kita pelajari tentang teori-teori dalam permainan. Pada akhirnya Games akan menjadi media kita berinteraksi dengan sesama. Ada banyak permainan yang harus melibatkan lebih dari dua orang dalam satu tim. Sehingga tanpa kita sadari, kita belajar tentang “team work”. Bagaimana membawa tim tersebut menjadi si pemenang tentu tidak mudah. Dibutuhkan kerja sama yang baik antar para pemain dalam satu tim.

Beberapa permainan yang membutuhkan team work di antaranya adalah : Gobak Sodor, Bakiak, tarik tambang, ular naga panjang, sepak bola, bola kasti, bola basket, bola voli, futsal, soyang, panjat pinang, dll.

F. KESEIMBANGAN sunting

Yang terakhir adalah permainan yang membutuhkan keseimbangan. Tak hanya keseimbangan saja sebenarnya, tetapi juga ada unsur lainnya misalnya ketangkasan dan kekuatan. Salah satu permainan yang butuh keseimbangan adalah egrang, bakiak, bawa lari kelereng kalo pas 17 Agustus, memasukkan jarum ke dalam botol, perang bantal, engklek, dll.

Pada dasarnya setiap permainan memang membutuhkan lebih dari satu unsur utama. Unsur-unsur inilah yang memiliki nilai dan bisa dibawa dalam kehidupan nyata (bukan hanya di arena permainan saja). Dan unsur ini akan melekat pada mindset kita tanpa disadari.

Permainan meski sifatnya santai dan senang-senang, nyatanya ada banyak manfaatnya juga. Terutama sebagai katarsis bagi psikologi manusia. Mereka yang memiliki surplus energi memang harus dilampiaskan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya. Jika tidak ada media sebagai pelampiasan, maka ia akan berperilaku semena-mena tanpa mempertimbangkan ruang dan waktu. Misalnya saja, saking banyaknya energi ngganggur yang tak terlampiaskan, tiba-tiba ia menendang barang dagangan orang di pasar. Ini kan tindakan yang enggak pada tempatnya.

Akan lebih baik jika memiliki energi yang berlebihan dan enggak ingin mubazir bisa digunakan untuk berolahraga atau beberes rumah kalo perlu, biar bersih dan nyaman untuk ditinggali, hihihi.. Pokoknya jangan sampai kelebihan energi yang kita miliki akan mengganggu orang lain.

BAB 3 JENIS PERMAINAN TRADISIONAL sunting

Indonesia ini memiliki 37 Propinsi dan tentu saja kaya akan seni dan budayanya. Rata-rata sebuah permainan itu juga dipengaruhi oleh letak geografis, sejarah dan budaya setempat. Namun tentu saja, ada permainan yang secara konsep dan aturan mainnya sama persis, namun nama atau istilah yang digunakannya berbeda-beda. Misalnya saja orang Jawa Tengah dan Jawa Timur menyebut permainan congklak itu sebagai dakon.

Sementara orang Bali dan Orang Jakarta menyebutnya congklak. Ada juga permainan petak umpet di Jakarta, dikenal dengan nama enggo lari di daerah Maluku dan delikan di daerah Jawa Timur. Jadi setiap daerah memiliki sebutan yang khas sesuai bahasa daerahnya masing-masing.

Dan ternyata banyak juga loh jenis permainan tradisional yang bisa diaktifkan lagi di zaman sekarang. enggak cuma lato-lato saja, ada juga permainan Yoyo atau gasing yang bisa dimainkan secara individu. \

Sejujurnya belakangan ini saya banyak mendengar dan membaca keluhan orang-orang tentang permainan lato-lato yang dianggap menimbulkan polusi suara. Hihihi.. Padahal secara unsur permainannya, lato-lato bisa mengencangkan otot-otot di daerah tangan dan melatih keseimbangan. Juga mampu mengencangkan otot emak-emak di leher ya ? Hihihi..

Saya pribadi tidak terlalu merasa terganggu dengan bunyi lato-lato karena kebetulan jarak rumah di desa itu agak jauh satu sama lainnya. Beda dengan jarak rumah di kota yang cenderung berdekatan. Ya misalnya kalo di kota, seluruh anak tetangga (samping kiri, kanan, depan dan belakang) main lato-lato secara serentak tanpa batas waktu yang jelas, pasti akan membuat kita terasa sumpek. Hahaha.. Terlalu bising dan bikin sakit kepala.

Ada banyak jenis permainan yang bisa kita terapkan lagi loh, di antaranya :

A. HOMPIMPA sunting

Kita awali jenis permainan yang pertama dengan “Hompimpa alai hum gambreng”. Ini tuh bisa dibilang sebagai induknya permainan sebenarnya. Semacam kayak lempar koin gitu loh, menentukan siapa duluan yang main. Dalam permainan hompimpa, para pemain sebenarnya ingin menang dengan tujuan untuk mencari nomor urut siapa yang lebih dulu punya kesempatan bermain. Dalam hal ini, menjadi pemenang atau pihak yang kalah belum ditentukan. Aksi Hompimpa baru menandai bahwa permainan akan dimulai. Hehehe... Jadi baru masuk Fase pemanasan.

Hompimpa banyak dilakukan untuk memandu permainan yang sifatnya individu, misalnya main bekel, petak umpet, cublak-cublak suweng, dll. Tetapi terkadang juga digunakan untuk permainan yang melibatkan tim. Biasanya para pemimpin tim akan mewakili para anggotanya untuk bermain hompimpa. Terkadang hompimpa juga digunakan untuk mencari pemenang hadiah secara langsung. Misalnya saja ada yang ingin bagi-bagi hadiah, namun value hadiahnya beda-beda, nah untuk menentukan hirarkinya, maka digunakan hompimpa, agar tidak terjadi saling iri dan dengki. Hihi..

B. LOMPAT TALI sunting

Tahun 1990 an permainan lompat tali masih menjadi mainan favorit anak-anak. Dan menurut saya permainan ini bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Ada 2 jenis lompat tali yang saya tahu (sesuai pengalaman pribadi). Yang pertama adalah permainan lompat tali yang menggunakan karet yang dijalin hingga mencapai ukuran tertentu. Yang kedua lompat tali yang menggunakan tambang (bisa dari plastik atau pun dari macrame12 yang biasa digunakan untuk tali pramuka).

Meskipun sama-sama disebut dengan permainan lompat tali, namun aturan yang digunakan berbeda loh. Seperti apa sih perbedaannya ? Kita bahas di bawah ini.

TALI KARET GELANG sunting

Kita bahas dulu permainan lompat tali yang menggunakan karet sebagai talinya. Biasanya dulu kami memang khusus patungan membeli karet atau ngumpulin karet gelang yang tidak dipakai. Kemudian kami untai dengan menggunakan double karet supaya tidak mudah putus saat digunakan. Dan dulu tuh kami juga pilih-pilih jenis karet yang digunakan. Karena ada beberapa jenis bahan karet gelang yang mudah patah.

CARA PERMAINAN sunting

Warna karet yang kami pilih biasanya warna karet alami (kayak getah karet) semacam yellow ochre (kuning kecoklatan) dan semi transparant. Umumnya karet yang memiliki warna-warna tertentu mudah sekali patah sehingga enggak kuat kalo buat mainan tali. Takutnya pas permainan banyak karet yang patah kan berbahaya juga, bisa njepret ke kaki. Hihihi.. Nah penasaran gimana cara mainnya ? Yuk kita ulas di bawah ini !

  • Biasanya permainan tali karet melibatkan minimal dua kelompok atau lebih. Ada juga yang individu, nanti akan bergantian mainnya. Dalam satu kelompok minimal ada 2 pemain yang bertugas untuk memegang tali, sementara pemain lainnya mulai bermain.
  • Untuk menetapkan siapa yang akan main lebih dulu, biasanya kami menggunakan hompimpa. Zaman saya dulu, permainan batu, gunting, kertas belum terlalu populer. Masih kalah viral sama hompimpa.
  • Satu kelompok akan bertugas memegang talinya (kiri dan kanan), nah ini yang membedakan dengan lompat tali tambang. Kalo jenis lompat tali ini, posisi tali harus selalu sejajar antara kiri dan kanan. Dan kondisi tali pun harus streched (ditarik dengan kuat) sehingga saat digunakan enggak lendoy (mengendor), hihihi..
  • Dalam permainan ini ada levelnya. Terutama level letak talinya. Dulu kami menggunakan ukuran badan untuk membuat levelnya. Secara konsep permainan ini hampir sama kayak lompat galah, jadi ketika seorang pemain berhasil melewati satu level, maka akan naik ke level berikutnya.
  • Level pertama adalah mata kaki. Jadi masih rendah banget nih jaraknya. Biasanya siapa pun bisa melewati level ini.
  • Aturan utama permainan ini adalah kakinya enggak boleh menyentuh tali karet sama sekali, tapi kalo tangan boleh. Kalo sampai ada salah satu pemain kakinya menyentuh karet, maka akan digantikan pemain selanjutnya.
  • Level kedua adalah lutut. Kalo orang Banyuwangi menyebutnya sak dengkul. Kalo bisa melewati level ini, maka akan naik ke level selanjutnya, sepinggang. Yaitu posisi karet di letakkan di area pinggang.
  • Level keempat se-dodo atau se-dada, jadi posisi karet berada di area dada. Nah buat yang temannya memiliki tinggi enggak sama, harus menyesuaikan teman yang lebih rendah, biar enggak timpang. Biasanya kalo sudah mulai level tinggi, karetnya boleh diraih dengan tangan, tapi kondisi kaki tetap enggak boleh menyenggol tali karetnya. Ini tantangannya.
  • Level selanjutnya adalah se-pundak atau di daerah pundak, ada juga yang langsung se-kuping, jadi letak karetnya ada di kuping.
  • Level selanjut sak ndas atau se-kepala, dilanjut dengan sak kilan, yaitu ukuran menambah satu jengkal tangan dari atas kepala.
  • Yang terakhir disebutnya level Merdeka. Karena ukuran talinya sampai tangan terangkat tinggi (kayak orang lagi ganti lampu ruangan). Di level ini dianggapnya para pemain sudah dalam kondisi ujian, jadi cara bermainnya pun agar berbeda. Pada fase ini, tali karetnya harus dililitkan ke kaki dan kita mulai menggerakkan kakinya naik turun dengan jumlah yang ditentukan dan dilarang melepaskan lilitannya. Kalo lilitannya terlepas, maka ia harus mengulangnya lagi dari awal pada giliran selanjutnya. Begitu seterusnya.
  • Jika pemain sudah mencapai tingkatan ini artinya dia sudah bisa dianggap lulus dan akan berganti dengan kelompok selanjutnya. Dst.

Dulu untuk kelompok yang kalah, hukumannya adalah menggendong pemain yang menang. Atau kalo enggak, ya dihukum push up. Yang pasti enggak ada bayar membayar pake uang. Hahaha.. Seru juga loh, karena sebenarnya kami bermain sekaligus berolahraga. Pasti keringatan kalo main karet mah, muka merah karena panas. Hihihi..

MANFAAT sunting

Kalo saya pikir-pikir lagi, permainan ini tuh mengandung banyak manfaat untuk psikologi sebenarnya, di antaranya :

  • SABAR. Permainan ini mengajarkan kesabaran. Bagi kelompok yang sedang memainkannya, maupun kelompok yang sedang memegang talinya. Karena capek juga loh kalo menjaga tali dengan level merdeka. Apalagi kalo lawan mainnya enggak “mati-mati”, artinya ia harus tetap dalam posisi merdeka hingga mereka selesai, pegal di tangan rasanya ! Hahaha..
  • MENIKMATI PROSES. Permainan ini mengajarkan tentang sebuah proses. Sebelum kita berada pada level merdeka, artinya kita harus melewati level-level rendahnya terlebih dahulu. Dari mulai level mata kaki, lutut, pinggang, dada, pundak, kuping hingga kepala dan kilan. Tanpa melewati level itu semua kita enggak akan sampai pada level merdeka.
  • TEAM-WORK. Permainan ini juga mengajarkan tentang kerja sama antar pemainnya. Misalnya di antara pemainnya ada yang memiliki tinggi tubuh yang berbeda, salah satunya harus menyelaraskan temannya sehingga tidak terjadi ketimpangan. Jika salah satu pemain enggak lulus pada level merdeka, pemain lainnya harus sabar menunggu temannya menyelesaikan levelnya, baru kemudian dimulai dari awal lagi.
  • SKILL. enggak mudah loh membuat kaki tidak menyenggol talinya, apalagi jika levelnya udah tinggi. Butuh skill dan latihan berulang agar bisa melewatinya dengan aman. Jika tidak, kaki kita bisa nyangkut dan bikin nyungsep. Hehehe..

Itulah permainan karet tali yang pernah saya mainkan di Banyuwangi jaman dulu. Apakah di tempat kalian memiliki cara aturan yang sama seperti yang saya mainkan ? Ataukah punya perbedaan ? Hehehe..

TALI TAMBANG sunting

Jenis permainan tali yang kedua adalah menggunakan tali tambang atau macrame. Cara bermainnya pun sedikit berbeda, karena dalam metode permainan ini, dua penjaga tali cukup mengayunkan talinya dengan ritme kecepatan yang sama. Jika tidak selaras ritmenya, maka gerakan ayunan talinya tidak akan sinkron. Hal ini akan menyebabkan kesulitan bagi pemain talinya.

Jika permainan pada tali karet dibutuhkan posisi karet yang stretched (rentang), maka pada permainan tali tambang ini justru sebaliknya. Kondisi tali harus kendur agar tali bisa menyentuh tanah saat diayunkan.

Hal apa yang bisa kita pelajari selain mendapatkan cucuran keringat dari permainan ini ?

   • Belajar menyelaraskan diri dan bekerja sama dengan teman yang sama-sama memegang tali. 
   • Belajar tentang keseimbangan dan taktik yang agar bisa mengikuti ayunan talinya. 
   • Fokus pada gerakan agar tidak sampai jatuh. 

Dalam permainan tali ini, meski terlihat sepele, namun pada dasarnya membutuhkan fokus yang tinggi agar bisa mengikuti pola ayunan talinya, jika tidak hati-hati, kaki kita bisa keserimpet tali yang sedang diayunkan.

C. RANGKU ALU sunting

Buat yang ikut ekskul13 Pramuka, mungkin sudah tidak asing dengan permainan ini ya ? Dulu waktu saya ikut ekskul pramuka, biasanya kami mengadakan permainan ini dengan menggunakan tongkat pramuka. Dalam permainan ini dibutuhkan kecermatan dalam melihat gerakan tongkatnya sebelum kita terjun bermain.

SEJARAH sunting

Rangku Alu adalah permainan yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Yang diselenggarakan oleh warga Manggarai ketika menyambut datangnya musim panen pertanian dan perkebunan. Permainan ini bisa dimainkan oleh semua usia sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena hasil panen yang dilimpahkan.

Cara pemainan ini juga sangat unik menurut saya. Butuh sinkroninasi, kecermatan, ketangkasan dan fokus agar kaki kita tidak terjepit kayunya. Apalagi jika dalam satu permainan ada dua orang atau lebih yang ikut menari di dalamnya. Kalo kakinya tidak serempak maka bisa terjepit di antara tongkat yang dimainkannya.

ATURAN PERMAINAN RANGKU ALU sunting

Aturan dalam permainan ini juga mudah sebenarnya. Minimal dibutuhkan 5 orang atau lebih agar bisa bermain. 4 Orang sebagai pemegang tongkat, yang lainnya menari atas irama tongkatnya. Tongkat asli yang digunakan masyarakat NTT adalah bambu, namun karena permainan ini kadang dimainkan pada saat pramuka, maka tongkat bambu disesuaikan dengan tongkat pramuka. [7]

Dalam bukunya Creepy Case Club 3 : Permainan Anak Tradisional karya Rizal Iwan (2019:15), teknik permainan Rangku Alu memiliki langkah berikut ini :

  • Permainan ini dilakukan secara berkelompok, minimal ada 2 kelompok dengan jumlah yang sama. Satu kelompok bertugas sebagai penjaga yang memainkan tongkatnya. Satu kelompok lagi menjadi pemain.
  • Tugas kelompok penjaga adalah memegang tongkat, dan berjumlah 4 orang. Masing-masing memegang bagian ujung bambunya.
  • Dibutuhkan empat batang bambu/tongkat di mana setiap penjaga harus memegang 2 ujung bambu (kiri dan kanan) dan saling berseberangan. Sehingga terlihat membentuk pola X.
  • Masing-masing penjaga menggerakkan bambu dengan cara mendekatkan dan menjauhkan (gerakan buka dan tutup) bambu dengan pola tertentu, sehingga terdengar seperti menciptakan irama.
  • Semakin lama gerakan buka tutup ini akan semakin cepat sehingga para pemain harus menyesuaikan gerakannya agar kakinya tidak terjepit oleh gerakan bambu tersebut.
  • Para pemain akan bermain pada gerakan bambu yang terbuka karena akan membentuk bidang persegi dan melompat dengan menggunakan satu kaki secara bergantian (kanan dan kiri).
  • Apabila kaki pemain terjepit pada saat gerakan tertutup maka permainan akan berhenti dan berganti giliran dengan kelompok penjaga.


Ketika bermain Rangku Alu, para pemain harus fokus melihat gerakan buka dan tutup tongkatnya. Apalagi semakin lama akan semakin cepat. Biasanya gerakan buka tutup bambu ini juga memiliki pola tertentu. Misalnya dua ketukan tertutup, dua ketukan terbuka. Atau dua kali ketukan tertutup, satu kali ketukan terbuka, dst.

TARI RANGKU ALU sunting

Pola gerakan itulah yang akan menciptakan irama tertentu, sehingga para pemain pun harus menyesuaikannya. Ketika kita perhatikan, seolah para pemain tersebut juga sedang menari mengikuti irama bambu tersebut, karena gerakannya selaras. Kini Rangku Alu tak hanya dianggap sebagai permainan saja, namun juga memiliki estetika, sehingga dijadikan sebagai salah satu bentuk tarian tradisional dari NTT.

Saat memainkan Rangku Alu sebagai bentuk dari tarian, biasanya berbagai gerakan kaki pemain akan dibuatkan koreografi dengan kreasi tertentu, sehingga akan nampak lebih indah. Apalagi selama pertunjukan akan ditambah dengan musik pengiring, serta menggunakan kostum busana adat yang disebut bero, ikat kepala dan kain songket khas Manggarai. Tarian ini disebut dengan Tari Rangku Alu.

NYANYIAN RANGKU ALU sunting

Dalam memainkan Rangku Alu, biasanya para anggota yang terlibat juga harus mendendangkan sebuah lagu agar tambah semarak. Salah satu lagu yang paling sering dinyanyikan adalah lagu yang berasal dari Kalimantan Selatan, karya Hamiedan AC yang berjudul Ampar Ampar Pisang. Lagu ini menggunakan bahasa Banjar dengan makna yang dalam. Lirik lagunya seperti di bawah ini :

Ampar-Ampar pisang Pisangku balum masak Masak sebiji, dihurung bari-bari Masak sebiji, dihurung bari-bari Manga lepak, mangga lepok Patah kayu bengkok Apinya can curupan Nang mana batis kutung, dikitip bidawang Nang mana batis kutung, dikitip bidawang.

Pernah menyanyikan lagu di atas atau enggak ? Mungkin liriknya udah enggak asing ya ? Apalagi lagu ini sering dijadikan materi pelajaran bernyanyi lagu-lagu tradisonal di sekolah. Secara makna, lagu tersebut memiliki arti berikut ini :

Kami memang beda-beda Aneka suku bangsa Lima agama selalu tenggang rasa Lima agama selalu tenggang rasa Ayo rukun, ayo rukun Bersama membangun Berbicara santun Jika salah, minta ampun Kami selalu rukun, jaya negaraku Kami selalu rukun, jaya negaraku. [8]

Makna lagu tersebut adalah menekankan kerukunan dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebuah wejangan tentang bagaimana menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari melalui musik. Lagu yang mengingatkan kita bawa kita ini berbeda-beda namun tetap satu jua.

Hmm.. Kapan kalian terakhir kali memainkan permainan ini ? Hehehe..

D. CONGKLAK sunting

Congklak atau dakon adalah permainan tradisional yang awalnya saya kira berasal dari wilayah asli Indonesia. Ternyata enggak begitu ya ? Ketika membuat tulisan ini, saya baru mengetahui bahwa permainan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman purba. Dan merupakan kebudayaan kuno dari Timur Tengah. Tak kirain tuh permainan asli Indonesia loh ? Eh ternyata bukan ! Hehehe..

SEJARAH CONGKLAK sunting

Congklak diperkirakan berkembang sekitar tahun 7000 hingga 5000 SM (Sebelum Masehi). Kemudian permainan ini dibawa ke daratan Afrika, yang kemudian menyebar di wilayah Asia. Terutama melalui jalur perdagangan, termasuk ke wilayah Indonesia. Permainan ini sering dimainkan oleh anak bangsawan yang sering bertemu dengan para pedagang.

Di daerah Timur Tengah, permainan ini disebut dengan Mancala, yang memiliki arti bergerak. Sementara masyarakat Indonesia menyebutnya dengan congklak atau congkak, dan dakon untuk sebagian masyarakat Jawa. Bagi masyarakat Sumatera. Permainan ini juga memiliki nama sendiri. Di daerah Lampung misalnya, orang menyebut permainan ini sebagai Dentuman Lamban. Sementara masyarakat Sulawesi ada beberapa istilah yang digunakan, ada yang menyebut Makaotan, Maggaleceng atau Anggalacang. [9]

ATURAN PERMAINAN CONGKLAK sunting

Permainan ini bisa dilakukan secara berkelompok atau individu sebenarnya. Namun kebanyakan orang yang memainkan secara individu. Minimal ada 2 pemain yang terlibat dalam permainan ini, dan bermain secara bergantian.

Dalam permainan congklak dibutuhkan dua material utama yaitu tempat congklaknya yang memiliki 2 jenis lubang, besar dan kecil. Serta biji-bijian. Biji-bijian ini bisa menggunakan biji dari buah sawo yang dinamakan kecik, atau pun kerang dan batu-batuan. Namun belakangan memang dibuat biji-bijian khusus yang terbuat dari plastik, dan berbentuk menyerupai kerang atau biji kopi. Untuk bisa bermain congklak, kita harus mengetahui beberapa informasi berikut ini :

  • Congklak memiliki jumlah lubang 14 hingga 16 lubang, dengan 2 lubang besar dibagian ujung kanan-kirinya.
  • Di awal permainan setiap lubangnya akan diisi dengan biji-bijian sejumlah 5 sampai 7 buah. Pada bagian lubang yang berada di kedua ujungnya (lubang besar) dikosongkan.
  • Umumnya di awali dengan permainan hompimpa atau batu, gunting, kertas untuk mengetahui urutan siapa yang memainkan terlebih dahulu.
  • Saat permainan berlangsung, setiap pemain akan memindahkan biji-bijian dari lubang satu ke lubang yang lainnya secara berurutan hingga biji dalam genggamannya habis. Gerakan memindahkan biji-bijian tersebut biasanya dilakukan searah jarum jam.
  • Jika biji yang digenggamnya habis, pada area milik kita, kemudian bagian seberang-nya memiliki beberapa biji, maka biji tersebut menjadi milik kita dan kita kumpulkan pada lubang besar. Namun jika biji yang jatuh pada area yang masih ada bijinya, maka permainan akan tetap dilanjutkan hingga biji habis / berhenti di area kosong. (aturan ini fleksibel sepertinya, karena setiap daerah bisa berbeda-beda.)
  • Saat memulai permainan lagi, para pemain dibebaskan memilih lubang yang ingin digunakannya, selama masih berada di wilayahnya sendiri. Kecuali pada bagian lubang besar. Karena lubang besar ini kita ibaratkan sebagai tabungan. Biasanya sih kita bakalan memilih lubang yang memiliki biji terbanyak.
  • Permainan biasanya terhenti ketika semua lubang telah kosong dan semua biji berpindah pada area lubang besar. Baru kemudian masing-masing pemain menghitung jumlah biji yang dimilikinya masing-masing. Siapa yang memiliki biji terbanyak maka dialah pemenangnya.
  • Permainan bisa dilanjutkan dari awal lagi atau ganti dengan pemain lainnya.
  • Gampang kan cara mainnya ? Tapi seingat saya setiap daerah memiliki aturan yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan para pemainnya. Jadi mungkin pengalaman cara saya bermain, bisa saja berbeda dengan daerah lainnya. Walaupun secara konsep sama aja.

MANFAAT sunting

Apa sih yang bisa kita pelajari dari permainan congklak ini. Apa manfaat yang kita dapatkan dari permainan yang satu ini ? Hmm.. Mari kita coba kaji ya ?

  • SABAR. Permainan ini mengajarkan anak-anak sabar menunggu gilirannya untuk bermain. Karena setiap pemain memiliki jeda waktu yang berbeda-beda berdasarkan habisnya biji dalam genggaman.
  • KEMAMPUAN BERHITUNG. Permainan ini mengajarkan anak-anak dalam berhitung, karena saat permainan berlangsung kita memang harus menghitung setiap biji yang akan dijatuhkan dalam lubang.
  • STRATEGI. Permainan ini mengajarkan anak-anak dalam menentukan strategi agar bisa menang dalam permainan. Terutama ketika ia memutuskan untuk memulai permainan dari lubang yang diinginkannya. Pemilihan lubang + jumlah biji yang tepat akan bisa membuat jalannya permainan bisa bertahan lama.
  • KEJUJURAN. Permainan ini mengajarkan kejujuran. Karena terkadang kita tidak melihat dengan cermat berapa jumlah biji yang dijatuhkan dalam satu lubang.
  • CERMAT. Sebagai pihak yang menunggu giliran kita juga harus cermat memperhatikan jalannya pertandingan. Supaya kita juga tahu tentang kecurangan pemain lainnya. Hihihi..

Gimana menurut kalian ? Ribet enggak mainnya ? Hehehe.. Menurut saya sih enggak ribet mainnya, mungkin kita butuh waktu untuk terbiasa memainkannya saja sehingga bisa mengingat aturan mainnya di luar kepala. Hehehe...

E. SOYANG sunting

Soyang adalah permainan asli daerah Jawa Tengah, yang menggunakan bahasa jawa sebagai tembang pendampingnya. Dalam permainan soyang tidak dibatasi jumlah pemainnya. Bahkan lelaki dan perempuan bisa ikut berpartisipasi dalam permainan. Namun yang pasti harus ada dua kelompok yang ikut terlibat dalam permainan. Secara konsep permainan ini mirip dengan cara main ular naga panjang, di mana ada satu anggota kelompok akan pindah ke kelompok lainnya. Namun selama permainan diiringi suatu tembang yang saling sahut-sahutan antar dua kubu.

Permainan soyang ini sebenarnya adalah dolanan yang bersifat teaterikal. Ada banyak percakapan yang dilibatkan dalam dari kedua belah kubu. Jika ular naga panjang, ada dua orang ketua yang tangannya saling berpaut dan membentuk sebuah gerbang, dalam permainan soyang kedua kubu tersebut hanya saling berhadapan dan sahut-sahutan dalam percakapan.

Yang menarik dalam permainan ini, terutama bagi saya, sebenarnya terletak pada tembang yang mereka nyanyikan. Karena lirik dari tembang ini menyimpan pesan dan keresahan yang dialami oleh masyarakat pada masa permainan ini dikembangkan. Jika kita dengar dan pahami lirik atau percakapannya, kita akan mengerti mengapa terkadang orang tua menyerahkan anak-anaknya pada mereka yang lebih berkuasa. Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya mendapatkan kehidupan yang lebih layak dari dirinya. Hanya saja terkadang caranya kurang tepat. Walhasil, bukan bentuk kebahagiaan yang didapat oleh sang anak, tapi justru penderitaan dan trauma.

Secara aktivitas atau aturan main, permainan ini tidak begitu banyak aturan, namun mereka harus mengingat banyak percakapan dan tembang yang mengiringinya. Para pemain dibagi menjadi dua kelompok besar. Bisa berdasarkan jenis kelamin juga, misalnya kelompok cewek dan kelompok cowok. Atau bisa juga campuran. Yang pasti harus ada dua wakil yang menjadi koordinator. Koordinator ini mewakili simbok-simbok yang merupakan orang miskin, dan satunya lagi mewakili anggota orang kaya (bisa pejabat atau keluarga orang kaya). Berhubung permainan ini lebih mendekati ke arah teaterikal, saya akan berusaha menjelaskan timeline-nya sebagai berikut :

  • Dalam permainan Soyang harus ada dua kelompok. Dengan masing-masing memiliki koordinator sebagai tokoh simbok (ibu yang memiliki anak banyak, seorang janda) dan orang kaya (bisa pejabat, pak lurah, adipati, atau tokoh yang dianggap kaya).
  • Kedua koordinator ini nantinya yang akan sering melontarkan dialog yang saling bersahut-sahutan, dengan irama seperti pantun atau syair lah tepatnya.
  • Dalam permainan ini ada dua tahapan yang dilakukan. Tahapan pertama adalah ketika tokoh simbok memutuskan untuk menggadaikan anaknya kepada Pak Lurah atau orang kaya.
  • Tahap kedua ketika simboknya berusaha menebus anak-anaknya dari Pak Lurah untuk diambil kembali.

Dalam setiap tahapan akan ada dialog yang harus dilakukan oleh para pemain. Sebenarnya tak harus si koordinator saja yang menghafal, yang lainnya juga boleh. Namun permainan akan lebih asyik jika yang melontarkan tokoh simbok dan pak lurahnya. Setiap tahapan pun nantinya semua pemain juga akan bernyanyi bersama, seperti halnya ketika kita sedang bermain ular naga panjang.

TAHAPAN PERTAMA sunting

Pada tahapan pertama simboknya mengatakan kepada orang kaya/Pak Lurah, bahwa ia memiliki anak-anak yang akan digadaikan karena simboknya tidak memiliki harta benda untuk menyambung hidup. Ia harus merelakan anak-anaknya diberikan (dititipkan) dengan harapan agar bisa mendapatkan kehidupan yang baik.

Dalam tahapan ini akan ada percakapan yang terjadi antara simbok dan pak lurah/orang yang lebih kaya. Percakapan ini dibuat semacam tembang yang dinyanyikan secara sahut-sahutan antara simbok dan pak lurah, kemudian disahut oleh para pemain secara beramai-ramai.

Lirik lagu Soyang dari pihak Simbok :

Soyang, soyang ponja panji dul semarang ya ya bu ya ya na manuk indra, manuk indra kawan atus, kawan dasa ewa... ewu... ewa, jenggleng !

Lirik lagu di atas dinyanyikan oleh tokoh simbok dan anak-anaknya yang berbaris mengantre di belakangnya. Ketika mereka mengatakan kata “jenggleng” itu menjadi pertanda bahwa dialog akan berpindah kepada tokoh horang kayah14 (pak lurah). Pun nanti ketika tokoh orang kaya ini menyahut dengan lirik tembangnya, akan diakhiri kata “jenggleng” sebagai pertanda bahwa percakapan atau tembangnya beralih ke tokoh simbok. Dst.

Lirik dari tokoh orang kaya :

Sinten niku, sinten niku dhodhok dhodhok lawang kori ? Dan dijawab kembali oleh tokoh simbok : Inggih kulo, inggih kulo kengkena-ne kanjeng rama.

Nyanyian yang saling berbalasan ini kemudian berhenti dan dilanjutkan sebuah percakapan yang dilakukan oleh simbok dan orang kaya. Dalam percakapan ini Si Simbok mengatakan bahwa ia memiliki anak-anak yang akan dititipkan pada orang kaya. Mereka ini ibaratnya anak-anak yang bisa bekerja. Ia berharap anak-anaknya akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik ketika ia bersama keluarga orang kaya, dibandingkan tinggal bersamanya.

Dalam percakapan ini para pemain menunjukkan bakat aktingnya masing-masing serta kemampuan berbahasa jawa yang baik. Apalagi dalam percakapan ini biasanya ada bentuk percakapan yang memiliki strata. Misalnya bahasa jawa ngoko, krama dan krama inggil karena yang diajak bicara merupakan tokoh yang dianggap memiliki jabatan atau kehormatan.

Ketika saya riset tentang tahapan ini, ternyata tidak ada dialog baku yang digunakan. Setiap pemain diperbolehkan untuk membuat narasi masing-masing. Asalkan kedua kubu mampu menyusun konflik untuk mendukung jalannya permainan. Di sinilah kreativitas para pemain diuji dan berkembang. Jadi jangan heran apabila nanti, di saat kita melihat suatu pertunjukan soyang, jenis percakapan yang digunakan berbeda-beda. Tergantung kreativitas pemain (terutama tokoh simbok dan pak lurah) karena mereka ini yang akan ngobrol saling sahut-sahutan.

Bentuk percakapannya juga fleksibel sebenarnya, tergantung siapa pun yang memainkannya, yang terpenting ada percakapan yang menyatakan bahwa si Simbok berniat untuk menitipkan anak-anaknya pada orang kaya/pak lurah. Ada juga percakapan yang mengatakan bahwa simboknya akan menggadaikan anaknya pada orang kaya, dll. Di sinilah letak teaterikalnya. Biasanya momen percakapan ini dibuat ada guyonannya. Contohnya ketika simbok mengatakan bahwa anaknya akan digadaikan pada pak lurah, Pak Lurahnya menjawab, “anak kok digadaikan”.

Setelah percakapan ini selesai, maka akan ada adegan di mana simboknya pergi seorang diri tanpa anak-anaknya. Tak hanya itu, sebelum masuk ke tahapan kedua akan ada jeda waktu di mana para pemain biasanya akan istirahat (duduk-duduk) gitu.

Jeda waktu ini dimaksudkan sebagai pertanda bahwa anak-anak ini tuh sedang berada di tempat Pak Lurah. Dan mereka ini seolah sedang disia-siakan oleh Pak Lurah. Sementara mungkin Simboknya sedang mencari banyak uang agar bisa menebus kembali anak-anaknya yang dititipkan ke Pak Lurah tersebut. Ketika waktu jeda dianggap cukup dan Simboknya (seolah) sudah memiliki banyak uang, maka permainan akan memasuki tahapan yang kedua.

TAHAPAN KEDUA PERMAINAN SOYANG sunting

Pada tahapan kedua ini, Simbok berniat untuk menebus kembali anak-anaknya. Kemudian para pemain akan menembangkan lagunya kembali, dengan lirik yang diubah, namun masih memiliki alunan irama yang sama.

Lirik lagu di tahapan kedua yang dinyanyikan oleh Simbok:

Mboten trimo, mboten trimo (enggak terima, enggak terima) Anakku di siyo-siyo (anakku diterlantarkan/disakiti/dizalimi)

Lagu ini pun juga bisa fleksibel tergantung pemainnya. Pada baris kedua kalimatnya pun bisa diubah dengan istilah lainnya. Yang terpenting menandakan bahwa anak-anak yang dititipkan pada Pak Lurah tidak diperlakukan dengan baik.

Setelah itu kemudian para pemain juga melakukan dialog yang diikuti dengan tembang saling berbalasan seperti dalam tahapan kedua. Dalam percakapan ini intinya Si Simbok berupaya untuk menuntut kembali anak-anaknya yang ada di tangan Pak Lurah, sementara Pak Lurah menolak permintaannya, bahkan ia semakin menjadi dan berubah menjadi jahat. Menjadi monster yang menakutkan dan berusaha memakan anak-anaknya Simbok.

Di sinilah kemudian permainan Chaos15 pun terjadi. Anak-anak Simbok karena takut mereka meminta perlindungan ke Simboknya dan saling berpegangan menggunakan pundaknya membentuk rantai panjang (sepanjang pemainnya). Sang Raksasa (Pak Lurah yang berubah watak) berusaha untuk memakan anak-anak simbok yang membuat rantai. Nah siapa yang terlepas dari rantai yang tersusun di belakang Simbok maka ia akan menjadi mangsa si Raksasa, artinya ia gugur dalam permainan. Sementara mereka yang masih bisa menjaga rantai tersebut dan tak melepasnya, artinya selamat dan menjadi pemenangnya. Jeda waktu ini berhenti jika memang dikehendaki berhenti. Terkadang tidak menunggu semua anak berpindah tempat/gugur, karena para pemain sudah merasa kecapekan dan lari menghindari raksasa yang akan memakannya.

Bagian terserunya memang di bagian akhir ini, karena mereka harus fokus untuk tetap berpegangan pada pemain yang ada di depannya jika tidak ingin gugur. Pun ia juga harus tangkas dalam menghindari sergapan si Raksasa.

PESAN MORAL sunting

Selain kebersamaan, permainan Soyang ini memiliki pesan moral yang sangat kompleks di bandingkan permainan lainnya. Karena ada banyak bentuk kecerdasan yang harus diterapkan. Apa saja yang bisa kita telaah dari permainan ini ?

KECERDASAN LINGUISTIK sunting

Permainan ini membutuhkan serta meningkatkan kecerdasan linguistik pada anak. Ia tidak hanya dituntut tangkas dalam menghindari sergapan si Raksasa, namun juga harus mampu menghafal dan membangun dialog agar konfliknya bisa terekspos. Tak hanya itu, dalam tatanan bahasa Jawa itu ada tiga strata yang perlu dipahami. Yaitu adanya jenis bahasa yang digunakan untuk kondisi yang berbeda-beda. Ulasannya seperti ini :


  • JOWO NGOKO >> dalam Bahasa Jawa itu ada yang namanya basa Ngoko. Bahasa ini dianggap sebagai bahasa kasar dan paling dasar, biasanya digunakan untuk percakapan di antara orang-orang yang sebaya, memiliki golongan yang sama atau rakyat jelata yang usianya sama. Misalnya saja sesama teman atau saudara yang seumuran. Meskipun rakyat jelata, bahasa ini tidak boleh digunakan untuk bercakap-cakap dengan orang yang lebih tua usianya, karena dianggap tidak sopan.
  • BAHASA KROMO. Bahasa ini perpaduan bahasa alus dan kasar. Biasanya digunakan untuk lapisan masyarakat umum karena dianggap sebagai bahasa yang normal. Tidak kasar dan tidak halus juga, tetapi terlihat lebih menghormati lawan bicaranya.
  • BAHASA KROMO INGGIL. Bahasa yang dianggap halus dan memiliki tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Bahasa ini biasanya digunakan oleh rakyat jelata kepada orang yang memiliki jabatan lebih tinggi. Atau bisa juga digunakan seorang anak kepada orang tuanya. Atau orang yang dianggap lebih tua dari si pembicara.

Dalam permainan Soyang terlihat adanya perbedaan strata antara Simbok dan Pak Lurah, makanya banyak dialog yang dipakai menggunakan bahasa kromo inggil, atau minimal kromo lah. Jarang yang pake bahasa ngoko. Tuntunan ini akan bisa meningkatkan kecerdasan berbahasa anak-anak. Sehingga mereka bisa menerapkan strata bahasanya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

KECERDASAN MUSIKAL sunting

Permainan ini tak hanya membutuhkan kecerdasan linguistik, namun para pemain juga perlu memiliki kecerdasan musik, di mana percakapan yang ada, sebagian dikemas dalam bentuk lagu/tembang yang dinyanyikan secara beramai-ramai. Memang tak perlu ilmu musik yang rumit, namun setidaknya para pemain harus bisa mengikuti irama lagunya agar bisa ikut serta menikmati jalannya permainan.

KECERDASAN KINESTIKA sunting

Selain 2 jenis kecerdasan di atas, permainan ini juga bisa menambah kecerdasan Kinestika / Jasmani pada anak-anak sehingga mereka bisa lebih gesit / tangkas. Pun mereka juga lebih sehat setelah bermain. Yang pasti mereka bisa bergembira bersama dengan teman-teman lainnya. Asalkan sampai rumah jangan disiapin bambu sama orang tuanya ya ?

Zaman dulu, ada juga loh anak-anak yang baru pulang main langsung disambut dengan sergapan dari orang rumah. Sudah bukan lagi raksasa yang menyergap, tapi bisa juga sapu yang melayang atau bahkan piring terbang. Pokoknya kalo pas main itu harus ingat waktu lah ! Jangan sampai, niat hati healing sama teman-teman eh pulangnya langsung mendapatkan serangan mental.

F. BOLA BEKEL sunting

Ada enggak yang pernah merendam bola ke dalam minyak tanah agar bisa jadi gede ? Zaman saya dulu, begitu loh ! Hihihi.. Karena pada zaman itu masih banyak minyak tanah yang dijual eceran. Biasanya bola yang direndam di dalam minyak tanah semalaman itu adalah Bola Bekel.

SEJARAH sunting

Bekel sendiri adalah istilah dari bahasa Belanda “bikkelen” atau “bikkelspel” vii yang artinya membanting tulang. Ya mungkin karena dalam permainan bekel kita “membanting bolanya” ke udara ya ? Jadi istilah bekel digunakan untuk nama permainan ini.

CARA PERMAINAN sunting

Dalam permainan bola bekel biasanya dimainkan secara individu dan minimal diikuti oleh dua orang. Permainan ini mudah sebenarnya tetapi membutuhkan ketangkasan para pemainnya. Dibutuhkan dua material dalam permainan ini, yaitu bola dan biji bekelnya. Pada sisi biji bekel memiliki bentuk yang unik dan dibutuhkan skill agar kita bisa memosisikannya dalam gaya tertentu.

Kurang lebih aturan mainnya seperti ini :

  • Dibutuhkan 2 pemain atau lebih agar permainan makin tambah seru. Menyiapkan peralatan bermainnya, 1 bola bekel dan minimal 5 biji bekel (biasanya terbuat dari kuningan dengan berbagai macam sisi, dalam permainan bekel, minimal para pemain memiliki 5 biji kuningan).
  • Menggunakan hompimpa untuk menentukan giliran pemain yang pertama.
  • Setelah mengetahui siapa pemain pertamanya. Maka dimulailah permainan bekelnya. Tahapan pertama, si pemain mengambil biji kuningan (alternatif lainnya seperti kerang) dan mengambil satu per satu bijinya saat bola sedang dilambungkan. Permainan dilakukan secara berturut turut sesuai dengan jumlah biji bekelnya, misalnya memiliki 5 biji bekel, maka :
  1. Tahap pertama mengambil biji bekelnya satu per satu hingga habis.
  2. Tahap kedua mengambil biji bekelnya dua per dua dan sisanya. (2 + 2 + 1)
  3. Tahap ketiga mengambil bijinya 3 + 2
  4. Tahap keempat mengambil bijinya 4 + 1
  5. Tahap terakhir mengambil semua bijinya. Pada proses ini, aturan permainan fleksibel sesuai dengan keinginan pemain. Apalagi kalo melibatkan banyak biji (25 buah), enggak mungkin tangan kita sanggup menggenggam semua bijinya. Maka aturannya bisa berdasarkan kesepakatan para pemain.
  • Setiap pengambilan biji harus selalu dibarengi dengan melambungkan bolanya ke angkasa. Owh iya, bola bekel ini biasanya terbuat dari karet ya, jadi elastis dan bisa membal (terpental).
  • Apabila tahap pertama sudah maka lanjut tahap kedua yang lebih menantang dengan cara memainkan biji bekelnya. Makanya biji bekel itu biasanya memiliki sisi yang berbeda-beda, tantangan kita adalah membuat biji tersebut memiliki posisi yang sama semua. Misalnya bagian yang bergerigi ya harus bergerigi semua, pada sisi kuningan biasanya juga ada titik-titik yang memiliki jumlah tertentu, 1, 2, 3 hingga 5. Tak hanya itu kita juga mengikuti tahapan pertama lagi yaitu mengambil bijinya sesuai urutannya. Jadi dalam tahapan ini pemain harus mengganti posisi kuningan dengan bentuk yang sama + mengambil satu per satu.
  • Jika semua bentuk sudah dilaksanakan maka akan memasuki tahapan terakhir atau ujian. Kalo di daerah saya dulu, kita harus mengikuti tahap kedua secara berurutan dan enggak boleh salah. Ketika melakukan kesalahan maka kita harus memulainya lagi dari awal. Kita harus membolak-balikkan biji bekel dengan posisi tertentu dan menghitungnya sesuai kesepakatan permainan. Misalnya harus membolak-balikkan hingga lima kali, baru kemudian semua biji diambil dan ditebarkan lagi. Jika ada salah satu biji yang tertinggal, maka pemain harus berhenti dan diberikan pada pihak lawan.
  • Indikasi bahwa pemain harus berhenti dan memberikan gilirannya pada lawan apabila melakukan kesalahan berikut ini :
  1. Ketika kita tidak bisa menangkap bola dengan tepat. Bola datang saat kita belum mampu mengambil semua biji bekel.
  2. Ada kalanya biji bekel tersebut saling tukar tindih saat disebarkan, nah tantangan pemain adalah memindahkan biji yang menumpang di biji lain tanpa menyentuh biji di bawahnya atau terjadi perubahan pada biji yang ada di bawahnya.
  3. Biji kuningan yang ada dalam genggaman kita lepas sebelum waktunya disebarkan kembali.

Permainan bola bekel ini meskipun terlihat gampang, butuh skill juga loh. Apalagi kita harus punya strategi saat biji bekel ditebarkan, karena ia bisa meloncat di area yang lebih jauh dari teman-temannya. Sementara saat kita harus mengambil biji dengan jumlah tertentu akan merasa kesulitan jika ada salah satu biji yang terpental jauh. Inilah tantangan permainan ini.

MANFAAT sunting

Selain melatih ketangkasan dan mempertajam strategi, apa sih manfaat yang bisa kita dapatkan dari permainan ini ? Hmm.. kalo saya perhatikan, ada beberapa manfaat yang bisa kita ambil dari permainan ini :

  • KETELITIAN. Pemain harus cermat dalam memperhatikan posisi biji yang disebar, karena jika saat mengambil bijinya ada posisi yang tidak sama, maka pemain harus berhenti dan berganti dengan yang lainnya.
  • KEMAMPUAN MOTORIK. Melatih dan meningkatkan koordinasi kemampuan motorik.
  • FOKUS. Meningkatkan konsentrasi para pemainnya. Melatih anak agar tidak mudah terdistraksi dengan hal lainnya. Karena dibutuhkan fokus yang tinggi dalam permainannya.
  • SELF CONTROL. Meningkatkan kemampuan anak untuk mengontrol gerakan tangannya. Meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan diri serta bersosialisasi dengan orang lain.
  • KETANGKASAN. Meningkatkan kemampuan koordinasi antara kecepatan tangan dan penglihatan.

Dalam permainan tradisional banyak nilai-nilai terpendam yang baru akan kita rasakan setelah melakukannya berkali-kali. Mungkin pada saat sedang bermain kita tidak menyadari manfaat ini, namun dalam kehidupan sehari-hari otak kita perlahan akan terlatih untuk merespons segala hal sama seperti saat kita sedang bermain.

G. GOBAG SODOR sunting

Siapa yang masa kecilnya pernah merasakan permainan ini ? Permainan yang cukup membuat lelah tetapi sekaligus bikin candu, karena selalu ingin mengulangnya lagi dan lagi. Gobak sodor ini bentuk permainan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun biasanya memiliki nama/istilah yang berbeda-beda.

SEJARAH sunting

Menurut warisan Budaya Kemendikbud, Gobak Sodor merupakan permainan yang berasal dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Namun menurut banyak sumber dari literatur Belanda, nama Gobak Sodor itu sebenarnya dari istilah GO BACK THROUGH DOOR yang artinya menembus pintu.

Berhubung lidah orang Indonesia tidak biasa melafalkan kalimat di atas, maka kemudian berubah menjadi Gobak Sodor. Hihihi.. saya sekarang jadi tahu dari mana nama permainan ini datang, karena memang unik banget sih, hihihi.. [10]

Di Kepulauan Natuna permainan ini memiliki istilah yang berbeda. Penduduk setempat menyebutnya dengan nama “galah”. Sementara di daerah Kepulauan Riau, permainan ini diberi nama “Galah Panjang”. Sementara daerah Riau daratan, nama permainan ini juga berbeda, masyarakat setempatnya menyebut dengan nama “Cak Bur” atau Main Belon. (Udah main apa belon, hayo ? Hihihi..).

Di daerah Jawa Barat, permainan ini disebut dengan “Galah Asin”, sementara di daerah Makasar, sebutan untuk permaianan ini adalah “Asing”. Hmmm.. Beda-beda ternyata ya ? Padahal permainannya sama aja, hehehe.. Tapi menurut saya sih mungkin ada perbedaan dalam aturan permainan di setiap daerah, walaupun enggak signifikan.

CARA PERMAINAN sunting

Gobak Sodor ini adalah jenis permainan yang harus dilakukan secara berkelompok. Minimal dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang atau lebih hingga 10 orang. Masing-masing kelompok harus memiliki jumlah yang seimbang, misal 5 : 5 atau 3 : 3, dst.

  • Sebelum permainan dimulai, para anggota akan membuat arena permainan dengan membuat garis-garis yang akan dijadikan sebagai pembatas. Bisa dibagi menjadi 4 bagian atau 6 bagian, tergantung banyaknya pemain yang ikut serta.
  • Bagi para pemain menjadi dua tim, satu tim bertugas sebagai “tim penjaga benteng”, tim lainnya menjadi pemainnya. Permainan biasanya di awali dengan “hompimpa” atau “suit/switch” untuk menentukan siapa yang lebih dulu menjadi pemainnya.
  • Tim pemain akan berusaha menerobos benteng yang dijaga, sementara bagi tim yang menjaga benteng mereka bertugas menjaga di setiap garis yang vertikal dan garis horizontal.
  • Penjaga benteng yang bertugas di garis horizontal harus menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas.
  • Sementara, para penjaga yang bertugas di garis vertikal harus menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
  • Tim lawan akan berusaha menerobos setiap garis yang dijaga dari awal hingga akhir tanpa tersentuh oleh para penjaga benteng.
  • Sementara penjaga benteng, tak boleh pergi dari garis yang ditetapkan.
  • Tim pemain akan dianggap sebagai pemenang apabila salah satu anggota timnya berhasil kembali ke garis “start” dengan selamat (tak tersentuh pihak penjaga.
  • Tim pemain akan dianggap kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan oleh penjaga garis atau keluar dari garis batas lapangan yang telah ditentukan sebelumnya.

Apabila kesalahan tersebut terjadi, maka pemain akan berganti menjadi penjaga, dan seterusnya. Secara konsep permainan ini sederhana sebenarnya. Para pemain berusaha terjaga dari sentuhan penjaga benteng, sekaligus tetap melaju dari awal hingga akhir. Untuk bisa selamat sampai tujuan, para pemain harus mengatur strategi serta kecepatan agar selamat.

MANFAAT sunting

Sejujurnya permainan ini membutuhkan stamina yang bagus, karena dalam proses permainannya akan dibutuhkan gerakan gesit agar terhindari dari sentuhan para penjaga benteng. Oleh sebab itu, permainan ini bisa menjadi salah satu bentuk olah raga ringan yang menyenangkan. Selain gerak motorik, apa saja sih manfaat dari permainan ini ?

KEJUJURAN sunting

Meskipun ini hanya sebuah permainan, namun bagi mereka yang terlibat di dalamnya harus menjunjung tinggi nilai kejujuran. Apalagi kan biasanya, semua pemain dan penjaga memiliki tugas dan fokusnya masing-masing.

Jadi semua harus aware sama dirinya sendiri dan apa yang terjadi dalam dirinya. Jika ada pemain yang tersentuh, namun tetap melanjutkan permainannya maka nilai kejujuran mereka ini perlu ditingkatkan. Pun permainan ini kan tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja, namun juga bisa dimainkan oleh orang dewasa.

KEKOMPAKAN/KERJA SAMA sunting

Walaupun setiap pemain memiliki tugasnya masing-masing namun permainan ini mengedepankan kekompakan dan kerja sama, terutama tentang sportivitas. Apalagi jika ada teman satu timnya yang terkena sentuhan oleh lawan, maka pemain lainnya harus legawa untuk berpindah posisi menjadi penjaga benteng.

Menurut saya, dua tim dalam permainan ini sama-sama aktif sih. Jadi enggak ada tim yang pasif seperti dalam permainan bola bekel atau dakon. Karena setiap penjaga benteng pun akan ikut bergerak mengikuti pemain yang sedang berusaha menerobos pertahanan. Jadi sih, kedua tim bakalan sama-sama capek setelah permainan. Hihihi..

KETANGKASAN sunting

Gobak sodor tak hanya permainan yang membutuhkan fisik yang sehat dalam bermain, tetapi juga dibutuhkan ketangkasan agar terhindar dari jerat para penjaga benteng. Jadi tanpa disadari anak-anak kelak bisa memiliki ketangkasan pula dalam bidang lainnya. Mereka akan terlatih untuk membuat suatu keputusan dalam keadaan terpepet sekalipun.

TANGGUNG JAWAB sunting

Nilai tanggung jawab ini yang pasti akan tertanam pada anak-anak. Karena setiap pemain memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri (job desk). Kedua tim memiliki tugasnya masing-masing, pun mereka juga akan bertukar tanggung jawab apabila terjadi perubahan pemain.

KOMUNIKATIF sunting

Permainan ini secara langsung maupun tidak, akan meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi. Apalagi biasanya ada pemain yang menjadi koordinator dan memberikan aba-aba kepada pemain lainnya untuk mengatur jalannya strategi agar bisa menang. Sementara pemain lainnya juga harus open minded saat menerima masukan dari anggota lainnya.

KETANGGUHAN sunting

Nilai lain yang bisa didapat dari permainan ini adalah ketangguhan. Setiap anak akan dilatih untuk tidak mudah menyerah dan mampu menyelesaikan tugasnya hingga akhir. Tak masalah ketika di tengah jalan mereka gagal, namun yang pasti mereka berusaha untuk bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing hingga ada yang menang.

H. EGRANG sunting

Sejujurnya saya agak bingung menempatkan egrang ini sebagai jenis permainan. Karena sifatnya lebih cenderung pada keterampilan atau skill. Namun karena dampak aktivitas ini masuk dalam kategori menyenangkan, jadi saya anggap akan bisa disebut juga dengan permainan ya ? Hehehe..

Egrang adalah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Ada juga yang memanfaatkan batok kelapa dan tali sebagai pengganti bambu. Ternyata permainan ini tak hanya terkenal di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia. Dalam bahasa Inggris, orang menyebut permainan egrang dengan istilah “Stilts”

SEJARAH sunting

Arkeolog menemukan bahwa egrang ini sudah dipraktikkan oleh orang Yunani kuno sekitar abad ke 6 Sebelum Masehi. [11]. Orang Yunani Kuno menyebut istilah egrang dengan nama “Kolobathristes” dari kata “kolobathron”. Sementara di daerah Namur, Belgia, Egrang digunakan dalam lomba ataupun berperang sejak tahun 1411.

Di beberapa daerah Egrang berfungsi sebagai alat jalan pada area yang diterjang banjir. Bahkan ada juga yang menggunakannya sebagai pengganti jembatan saat mereka menyeberang sungai. Ada banyak daerah yang menggunakan egrang sebagai media berjalan ataupun bentuk permainan selain Indonesia. Sebut saja ada Bangladesh, Prancis, Tiongkok ataupun festival di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri egrang memiliki banyak istilah. Egrang sendiri merupakan istilah yang berasal dari daerah Lampung yang artinya terompah (selop/bakiak) pancung yang dibuat dari bambu bulat yang panjang. Di Provinsi Sumatera Barat, egrang disebut dengan tengkak-tengkak. Nama ini berasal dari kata tengkak yang berarti pincang.

Dalam bahasa Bengkulu, Ingkau merupakan sepatu yang terbuat dari bambu. Seperti di daerah Jawa Tengah, orang mengenal permainan egrang dengan sebutan Jangkungan. Sementara di Kalimantan Selatan, egrang dikenal dengan nama Batungkau. [12]

Jadi selain sebagai bentuk permainan yang berkembang di sebagian masyarakat, egrang ternyata memiliki fungsi yang cukup penting di daerah yang sering dilanda banjir. Walaupun tak semua daerah yang mengalami banjir, memanfaatkan egrang sebagai salah satu alat bantu transportasi.

JENIS ENGRANG sunting

Material egrang ini sebenarnya memang tak hanya bambu saja. Karena di zaman modern seperti sekarang egrang sudah dimodifikasi dengan bahan material yang lebih kuat seperti besi (alat bantu kaki manusia). Namun untuk perlombaan dan bagian dari permainan yang menyenangkan, banyak masyarakat yang menggunakan bambu sebagai bahan materialnya.

Setidaknya ada dua jenis egrang yang umum terkenal di masyarakat. Yang pertama egrang dari bambu, yang kedua egrang dari batok kelapa. Pada jenis egrang batuk kelapa, material yang digunakan adalah tali dan batok kelapa, sehingga ukurannya pun tidak setinggi egrang yang terbuat dari bambu.

CARA PERMAINAN sunting

Permainan egrang ini sebenarnya simpel tetapi sekaligus butuh keterampilan khusus untuk bisa memainkannya. Apalagi dibutuhkan keseimbangan bagi para pemain agar tidak mudah jatuh atau terjungkal saat menaikinya. Beberapa trik yang digunakan untuk memainkan egrang agar bisa bertahan lama adalah :

  • Memposisikan badan condong sedikit ke arah depan.
  • Saat sudah berada pada tumpuan kaki bambunya, pemain tidak boleh ragu-ragu dalam melangkah dan ritmenya harus pas/seimbang. Jika tidak ia akan mudah jatuh dari bambu.
  • Permainan biasanya dilakukan di area lapangan dengan luas kurang lebih 50 meter, dengan panjang lintasan 7,5 meter. Jumlah peserta dalam lintasan biasanya dibatasi hanya 5 orang saja sehingga masing-masing peserta akan memiliki lintasan selebar 1,5 meter.

Mereka yang tak mampu bertahan hingga finish, dinyatakan kalah. Biasanya cara main egrang ini memang berdasarkan kecepatan seperti layaknya lomba lari, namun menggunakan kaki bambu yang panjang. Meskipun begitu bagi mereka yang tak terbiasa dengan permainan ini bisa jatuh apabila tidak berjalan dengan seimbang.

MANFAAT sunting

Mungkin bagi kita yang menyaksikan jalannya permainan, seolah game ini tuh mudah untuk ditaklukkan ya ? Padahal butuh upaya yang cukup besar agar peserta bisa bertahan di atas kaki bambu sambil berjalan dengan cepat menuju garis finish. Nah sebenarnya apa sih manfaat dari permainan ini ?

  • MELATIH KONSENTRASI/FOKUS. Salah satu manfaat dari permainan ini adalah melatih konsentrasi peserta. Ia harus bisa fokus agar bisa mencapai target dengan cepat dan menjaga posisi badan agar tetap berada pada kaki bambunya.
  • MENJAGA KESEIMBANGAN. Ini menjadi manfaat utama permainan ini. Belajar mempertahankan keseimbangan tubuh agar bisa selesai sampai garis finish dengan cepat dan aman.
  • SPORTIVITAS. Pemain tidak boleh curang selama permainan berlangsung, serta harus berlapang dada apabila dinyatakan kalah. Hehehe.. Karena dalam kehidupan ini, banyak orang yang sangat takut gagal atau kalah sehingga melakukan banyak kecurangan agar bisa dianggap pemenang.
  • KERJA KERAS. Dalam bermain egrang, seorang peserta harus mampu bekerja keras supaya ia bisa cepat sampai tujuan sekaligus menjaga kesimbangan tubuhnya agar tetap stabil hingga akhir.


Dari permainan ini kita bisa belajar tentang kehidupan, bahwasannya ketika kita sudah membuat suatu keputusan dalam hidup, teruslah berkomitmen maju terus pantang mundur. Meskipun sering kali terjungkal, jangan takut untuk bangun lagi dan melanjutkan perjalanan hingga garis finish.

I. ULAR NAGA PANJANG sunting

Permainan selanjutnya adalah Ular Naga Panjang atau sering disebut juga dengan Ular Naga. Permainan ini menjadi salah satu game yang paling murah meriah dan tidak membutuhkan peralatan apapun untuk dimainkan. Faktor pendukungnya hanya anak-anak yang bermain dan menghafal lagunya saat berada dalam permainan.

SEJARAH sunting

Tak ada yang tahu pasti dari mana asal permainan ini. Namun berdasarkan buku yang berjudul Folklor Betawi, game ini berasal dari ibukota Jakarta, di mana masyarakat Betawi berada. Siapa pencipta permainan ini pun tak ada yang tahu pasti, karena game ini berkembang begitu saja di dalam masyarakat. Tetapi yang pasti, alasan mengapa permainan ini diberi sebutan ular naga, karena anak-anak yang terlibat dalam permainan membentuk baris memanjang seperti ular naga. Secara konsep, permainan ini mirip dengan dolanan Soyang.

Meski begitu beberapa daerah memiliki istilah nama yang berbeda-beda. Lagu yang didendangkan selama permainan pun juga berbeda-beda. Di daerah Sulawesi Utara, jenis permainan ini diberi nama “Slepdur”. Orang Betawi mengenal permainan ini dengan sebutan “Wak Wak Kung”. Sementara masyarakat Banyuwangi di mana saya tinggal menyebut permainan ini “Puk Kerupukan”. Di daerah Jawa Tengah, permainan ini disebut dengan “ancak ancak alis”.

Masyarakat Bali mengenal permainan ini dengan sebutan “Curik-curik”, sementara orang Madura menyebutnya “Dor Sledor”. Beda lagi dengan daerah Palopo, Sulawesi Selatan yang menyebut game ini dengan nama “Toko-toko Dian”, dan anak-anak Sunda mengenalnya dengan nama “Oray-Orayan”. Hmm.. namanya cukup unik semua ya ?

Biasanya lagu yang digunakan dalam permainan juga memiliki lirik yang berbeda-beda sesuai daerahnya masing-masing. Namun secara umum, banyak daerah yang menggunakan lirik lagu Ular naga panjang seperti di bawah ini :

Ular naga panjangnya bukan kepalang Menjalar-jalar selalu kian kemari Umpan yang lezat itulah yang ia cari Ini dianya yang terbelakang. (Ver. 1)

Ular naga panjangnya bukan kepalang Menjalar-jalar selalu riang kemari Umpan yang lezat itulah yang ia cari Ini dianya yang terperangkap (Ver. 2)

Krupuk-krupukan di sini ada pesta Pestanya Pak Ogah,... Pak ogah minta apa ? (Versi Lainnya)

Itulah beberapa contoh lirik yang biasanya digunakan dalam permainan ular naga panjang. Setiap daerah selalu memiliki lagu khusus dan sekaligus penuh akan pesan moral.

CARA PERMAINAN sunting

Aturan permainan Ular Naga Panjang ini sebenarnya tergolong sangat mudah. Apalagi anak-anaknya cukup menghafal lagu pengantar permainan. Tahapannya kira-kira seperti ini :

  • Pilih 2 pemain sebagai ketuanya/koordinatornya. Yang biasanya dipilih paling tinggi di antara teman-teman lainnya. Hal ini karena nantinya mereka berperan sebagai kepala naganya.
  • Atau bisa juga menggunakan teknik hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi kepalanya, agar lebih adil dan tidak ada saling iri.
  • Masing-masing kepala naga akan membuat sebuah kode nama yang akan mereka gunakan tanpa sepengetahuan anggota pemain yang lainnya.
  • Kedua kepala naga saling menyatukan tangannya membentuk seperti gapura. Nantinya para pemain akan melewati area ini sambil menyanyikan lirik lagu di atas.
  • Sementara pemain lainnya membentuk barisan yang panjang dan saling memegang bahu temannya, seolah seperti naga. Sambil menyanyikan lagunya, mereka berputar melewati gerbang (gapura) hingga lagunya habis.
  • Ketika lagunya habis, maka gerbang tangan yang posisinya di atas berubah ke bawah dan menangkap satu anak. Kemudian di anak ini akan disuruh memilih kode nama yang telah ditentukan tadi, mereka ingin ikut siapa ? Misalnya kode namanya adalah bintang dan matahari. Maka mereka disuruh memilih ikut yang mana. Jika memilih bintang, maka ia akan berkumpul dengan anak-anak yang memilih nama tersebut, dst18 hingga semua tertangkap.
  • Nah inilah serunya permainan, karena setelah semua tertangkap, gamenya belum terhenti. Tapi masih ada lanjutannya. Kemudian akan terjadi perebutan pemain oleh dua kepala naga tersebut. Secara konsep mirip seperti permainan Soyang. Mereka akan kejar-kejaran namun tak boleh terlepas dari temannya.
  • Pemenang akan ditentukan apabila salah satu naga memiliki anggota pemain paling banyak. Konsekuensi pemain yang kalah bisa ditentukan di awal permainan. Misalnya saja menggendong para pemenang, dst. Hehehe.. [13]

Biasanya permainan ini dilakukan pada saat terang bulan di malam hari. Pada zaman dahulu, manusia lebih bersyukur pada hal-hal kecil dan menikmatinya. Termasuk pancaran sinar bulan yang dimanfaatkan untuk bermain bersama. Hehehe..

MANFAAT sunting

Apa sih manfaat dari permainan ini ? Mungkin kalo zaman sekarang, permainan ini dianggap membuang-buang waktu percuma. Padahal sejatinya permainan ini membangun karakter anak sejak dini. Kira-kira apa saja yang bisa kita ambil hikmah dari permainan ini ?

  • RASA SYUKUR. Anak-anak diajarkan rasa syukur dengan menikmati momen. Tak harus membeli gadget yang mahal seperti sekarang. Mereka cukup belajar menikmati apa pun yang disediakan oleh Allah SWT pada alam ini, salah satunya dengan merayakan karunianya dari pancaran cahaya bulan. Kapan kalian terakhir menikmati cahaya bulan dan merasa bersyukur bisa menyaksikannya ?
  • KEBERSAMAAN. Permainan ini mengajarkan anak-anak tentang nilai kebersamaan dan sosialisasi sesama temannya. Saya yakin di kota besar, pasti sangat langka ada pemandangan bahwa anak-anak tetangga saling mengenal satu sama lain dan bermain bersama. Karena biasanya mereka hanya bermain dengan teman sekolahnya, yang notabene jauh dari tempat tinggal mereka. Jadi jangan heran kalo anak zaman sekarang banyak yang pada akhirnya individual.
  • KERJA SAMA. Permainan ini meskipun terlihat sangat sederhana, tetapi sesungguhnya membutuhkan kerja sama antar pemainnya agar mereka mampu bergerak secara dinamis satu sama lain saat dikejar-kejar. Hihihi..
  • DEMOKRATIS. Ular Naga merupakan permainan yang menanamkan nilai demokratis sejak dini. Setiap pemain diberikan kesempatan untuk memilih dan mengambil keputusan.
  • BERTANGGUNG JAWAB. Selain demokratis dan belajar mengambil keputusan, setiap pemain juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga pilihannya tersebut. Sehingga mereka harus menjaga barisannya saat dikejar oleh kepala lawannya.


Itulah beberapa nilai moral yang bisa kita ambil dari permainan Ular Naga Panjang. Mungkin masih banyak juga hal lain yang bisa kita eksplorasi dari permainan yang satu ini. Yang jelas, meskipun melelahkan karena harus kejar-kejaran, anak-anak merasa senang dalam melakukannya. Ini menjadi bukti bahwasanya lelah badan akan tetap membuat anak hidup sehat dibandingkan jiwa mereka yang lelah (depresi).

J. GASING sunting

Gasing atau Gangsing adalah sebuah permainan yang bisa berputar pada porosnya dan bertumpu pada suatu titik. Permainan ini tergolong jenis permainan yang sangat tua sekali. Hampir sama seperti permainan dakhon atau congklak yang ternyata sudah berkembang sejak dahulu kala. Kira-kira seperti apa perkembangan dan Gasing ini ?

SEJARAH sunting

Gasing kalo dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama A Spinning Top adalah sebuah permainan kuno yang berkembang di zaman peradaban Romawi. Ia menduduki peringkat tertua jenis permainan yang berasal dari peradaban kuno.

Sebelum menjadi permainan seperti sekarang ini, peran gasing ini sebenarnya cukup berarti bagi beberapa masyarakat, meskipun tidak layak untuk dilakukan. Jadi pada zaman dulu, Gasing itu digunakan untuk bermain judi yaitu pengganti dadu, serta digunakan untuk menentukan ramalan. Ya semacam Roullete kayaknya ya ? Ia berfungsi sebagai spinner.

Tak hanya itu ternyata Gasing juga bisa digunakan untuk membuat Color Wheel (pencampuran warna). Hal ini pernah dilakukan oleh James David Forbes dan James Clerk Maxwell dalam konsepnya tentang color triangle. Dengan memutar gasing yang diberikan warna pada bagian atasnya, Forbes mampu menciptakan warna baru dari tiga warna primer yang dilukiskan pada gasing. Jadi tuh si Gasingnya ini dicat dengan tiga warna yang berbeda (primer) atau dua warna yang berbeda. Kemudian diputar gasingnya. Nanti dari perpaduan warna yang telah dicat pada tubuh si Gasing, maka akan tercipta sebuah ilusi warna baru. Dari sinilah fungsi color wheel itu berasal. Menurut James Clerk Maxwell tentang orang-orang yang memiliki buta warna pada tahun 1855, mengatakan bahwa :

“[The] Experiments of Professor J.D. Forbes, which i witnessed in 1849.. [established] that blue and yellow do not make green, but a pinkist tint, when neither preveils in the combination.. (and the) result of mixing yellow and blue was, i believe, not previously unknown.”

Jadi bagi orang-orang yang memiliki buta warna, mereka akan memiliki ilusi warna baru seperti apa yang terjadi pada gasing. Makanya bagi beberapa orang perpaduan warna primer tidak selalu menghasilkan warna yang sama. Ada lagi hal menarik dari Gasing ini karena ia pergerakan gasing ini mengandung keilmuan terutama fisika. Jadi enggak cuma permainan biasa aja, tapi justru merupakan implementasi dari gaya Giroskop. Yaitu sebuah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, yang berlandaskan pada momentum sudut. [14]

Pada dasarnya ada 4 mode yang digunakan untuk menggerakkan Gasing. Yaitu ada yang menggunakan tangan untuk memutar alat gasingnya. Ada yang menggunakan tali yang ditarik agar gasingnya berputar. Dan yang ketiga menggunakan auger (mata bor) biasanya digunakan untuk gasing yang terbuat dari metal. Ada juga yang menggunakan area yang mengandung medan magnet. [15]

Gasing bukan hanya menjadi permainan amatir tetapi juga dilombakan dalam beberapa event besar. Di antaranya ada :

   • Beigoma di Jepang
   • Beyblade
   • Gasing Pangkah, Malaysia
   • Battling Tops
   • Spin Fighters.
   

Di Indonesia sendiri setiap daerah memiliki istilah yang berbeda-beda untuk Gasing. Di Jawa Barat dan wilayah DKI, gasing dikenal dengan istilah Gangsing atau panggal. Masyarakat Lampung mengenalnya dengan nama Pukang. Di daerah Kalimantan Gasing dikenal dengan nama Begasing. Di wilayah NTB orang mengenalnya dengan nama Maggasing, sementara di Maluku dikenal dengan nama Apiong. Orang Sulawesi Utara menyebutnya dengan nama Paki. [16]

Peranan Gasing pun ternyata macam-macam loh ! Seperti misalnya di daerah Bali Utara, gasing digunakan sebagai alat untuk mempererat hubungan antar desa. Sementara di daerah Bengkulu, permainan gasing biasanya dilakukan, menjelang 1 Muharam. Sedangkan di wilayah Demak, gasing dimainkan untuk memohon hujan. [17]

CARA PERMAINAN sunting

Keren banget Gasing ya ? Satu permainan dengan sejuta nama. Hehe.. Seperti apa sih permainan Gasing ini kok sampai dijadikan kompetisi segala ? Pasti penasaran kan ya ?

Sesuai metode permainannya, ada gasing yang hanya menggunakan tangan saja dengan memutarnya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, ada juga yang menggunakan tali. Nah ini saya bahas gasing yang paling sering kita temui di masyarakat saja ya ? Biasanya jenis gasing yang digunakan memanfaatkan tali untuk memutarnya. Ada pun caranya seperti berikut ini :

  • Persiapkan gasing yang menggunakan tali untuk masing-masing anak. Jadi gasing ini adalah permainan yang bisa dilakukan secara individu. Meskipun enggak ada teman untuk bermain pun, kita bisa memainkannya sendiri.
  • Pegang gasing di tangan kiri, sementara tangan kanan memegang tali (mungkin kalo kalian kidal, ya bisa sebaliknya).
  • Lilitkan talinya pada gasing, mulai dari kaki Gasing atau paksi, sampai ke bagian badan gasing.
  • Pada hitungan ketiga setiap anak yang terlibat dalam permainan, melempar gasingnya ke tanah dengan cara menarik tali yang dililit tadi.
  • Gasing yang terlempar di atas tanah akan berputar dari mulai memiliki posisi yang tegak berdiri hingga menjadi pelan dan jatuh ke tanah.
  • Penentuan pemenang adalah mereka yang memiliki gasing bisa berputar dengan waktu yang lebih lama dibandingkan yang lain. Siapa yang gasingnya berhenti lebih dulu, mereka lah yang kalah. Hehehe..


Gampang kan cara mainnya ? Namun untuk bisa mempertahankan putaran gasing agar bisa lebih lama tentu dibutuhkan strategi dan kekuatan saat memutarnya. Pun saya rasa material yang digunakan dan ketepatan bentuk juga bisa mempengaruhi lama tidaknya gasing tersebut berputar. Well, tentu butuh penguji untuk membuktikannya ya ? Hehehe...

MANFAAT sunting

Apa sih yang bisa kita dapatkan dari permainan Gasing ini ? Kalo saya lihat dari beberapa sumber gasing ini rupanya bukan hanya media bermain saja tetapi juga digunakan sebagai media spiritual, seperti misalnya untuk memohon hujan dan ramalan bagi orang-orang di zaman terdahulu. Nah kalo untuk permainan yang bisa kita lakukan, kira-kira nilai apa yang akan kita dapat dari permainan ini ?

  • SPORTIVITAS. Setiap permainan itu selalu ada nilai sportivitas yang terselubung. Terutama ketika seorang anak harus berani menghadapi kekalahan atau kegagalan. Mereka diajarkan untuk tidak mudah menyerah dan mencobanya lagi dengan semangat yang tetap menyenangkan.
  • RASA SABAR. Menunggu gasing untuk berhenti tentu membutuhkan rasa sabar. Apalagi menunggu punya temannya yang lama enggak berhenti, hihihi. Tapi justru serunya memang di situ. Apalagi buat anak-anak, hal ini bisa menanamkan nilai kesabaran sejak dini.
  • STRATEGI. Anak akan dilatih berpikir tentang bagaimana cara mereka membuat gasingnya bisa berputar cukup lama. Apa yang harus mereka lakukan ? Apakah dibutuhkan kekuatan ekstra saat menarik talinya ? Ataukah dibutuhkan sentakan dalam kadar kekuatan tertentu saat melemparnya ke tanah ? Dst. Anak akan belajar berpikir tentang hal yang harus dia lakukan agar si gasing bisa berputar cukup lama.
  • MELATIH GERAK MOTORIK ANAK. Saat seorang anak menarik tali pada gasing, mereka sedang melatih gerak motoriknya yang ada pada tangan.
  • FILOSOFIS. Gerakan Gasing yang memutar seolah mengajarkan kepada kita tentang kehidupan. Dalam mengisi kehidupan sudah sepatutnya manusia berbuat banyak kebajikan. Manusia harus selalu bersabar terhadap ujian. Jika mereka terhenti/mengalami kegagalan, maka jangan berputus asa, bangkit kembali dan berputar kembali atas izin Allah SWT, InshaAllah.

Itulah beberapa nilai moral yang bisa kita dapatkan dari permainan Gasing. Selain gerak motorik ada juga sisi spiritualitas ya ? Yang pasti jangan digunakan untuk perbuatan yang buruk karena hanya akan menzalimi diri kita sendiri.

K. TARIK TAMBANG sunting

Buat yang sering merayakan 17 Agustus dengan permainan, mungkin sudah tidak asing dengan game yang satu ini. Karena permainan ini menjadi salah satu game yang paling sering diselenggarakan untuk memeriahkan acara menyambut Kemerdekaan RI.

SEJARAH sunting

Tarik tambang merupakan permainan tradisional yang banyak diikuti oleh masyarakat, tak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Dalam bahasa Inggris permainan ini disebut dengan “Tug of war” ada juga yang menyebutnya dengan istilah “rope war” atau “rope pulling” yaitu sebuah permainan yang memperebutkan tambang dengan cara menariknya agar bagian lawan bisa melewati batas yang sudah ditentukan.

Sejarah awal permainan ini tidak diketahui sumbernya. Namun beberapa daerah seperti di Kamboja, Mesir Kuno, Yunani, India dan Tiongkok telah mempraktikkan permainan ini sejak dahulu kala. Di wilayah Tiongkok terutama pada masa Dinasti Tang, tarik tambang digunakan sebagai salah satu metode pelatihan untuk para prajuritnya. Kisah ini bisa ditemukan dalam buku tentang Dinasti Tang, The Notes Of Feng (Catatan Feng), dengan istilah “hook pulling”.

Setelah kepemimpinan Kaisar Xuanzong, tarik tambang kemudian dijadikan sebagai bentuk permainan. Kala itu panjang tali yang digunakan sekitar 167 meter, di mana setiap sisinya ada 500 orang yang ikut terlibat untuk tarik menarik. Setiap team memiliki seorang drummer yang bertugas memberikan semangat pada timnya masing-masing. Wah ternyata banyak banget yang ikutan ya ? Hihi.. Panjang juga sih talinya, lebih dari 100 meter.

Beda cerita lagi di wilayah Yunani Kuno, tarik tambang ini dijadikan sebagai cabang olah raga yang diberi nama “Helkystinda” yang artinya “saya tarik”. Menurut Julius Pollux, Helkystinda adalah cikal bakal permainan tarik tambang ini. Pada masa itu permainan ini cukup populer karena bisa digunakan untuk melatih otot agar bisa menjadi kuat.

Sementara di India, menurut para arkeolog permainan ini sudah dilakukan sejak abad 12 Masehi. Hal ini berdasarkan bukti sejarah yang tertera pada relief batu yang terdapat di Candi Konark di daerah Orissa. Sejarah tentang tarik tambang juga terdapat dalam cerita tentang orang-orang Skandinavia, Jerman dan wilayah Eropa Barat di mana orang-orang viking pada masa itu menarik kulit binatang di atas nyala api sebagai alat penguji kekuatan saat akan berperang. Tahun 1500 – 1600 Masehi tarik tambang menjadi permainan yang cukup populer dalam turnamen di wilayah Prancis dan Inggris Raya.

Tarik tambang bahkan pernah masuk menjadi cabang olah raga di Olympic pada kurun waktu tahun 1900 hingga 1920. Namun setelah itu, cabang olahraga ini dihapus. Meski begitu permainan ini tetap dijadikan sebagai salah satu cabang olahraga khusus dengan membentuk Federasi tersendiri. Pada tahun 1958, dibentuklah Tug Of War Association yang kemudian dijadikan sebagai ajang untuk melestarikan permainan ini, terutama di wilayah Inggris Raya. [18]

Wah ternyata tarik tambang ini menjadi salah satu permainan yang cukup populer dan diminati banyak negara ya ? Karena tak hanya untuk bersenang-senang saja tetapi juga untuk menguji kekuatan para pemainnya.

CARA PERMAINAN sunting

Pada dasarnya permainan ini sederhana. Hanya membutuhkan area permainan, tali serta para pemain. Setidaknya ada dua tim pemain yang ikut terlibat dengan masing-masing pemain minimal 3 orang.. Sementara area yang dibutuhkan adalah panjang lapangan minimal 20 meter hingga 40 meter, sedangkan lebarnya minimal 5 meter hingga 8 meter.

Untuk tali tambang yang dibutuhkan, setidaknya memiliki panjang antara 30 hingga 50 meter. Bahan materialnya terbuat dari serat, sehingga tidak membuat luka pada jari-jari saat menarik tambangnya. Pada bagian tengah tali biasanya diberi tanda merah atau kain sebagai pembatas. Sementara pembatas masing-masing tim diberi jarak 2.5 meter dari batas tengah.

Cara bermainnya pun mudah, di antaranya :

  • Para pemain dibagi menjadi dua regu dengan jumlah anggota yang sama dan seimbang. Bahkan untuk turnamen yang dianggap serius, berat badan para pemain dijadikan pertimbangan sebagai bagian dari aturan permainan. Misalnya, para pemain dengan berat badan 60 kg, dll. Seperti halnya dalam pertandingan tinju.
  • Pada saat awal sebelum permainan dimulai, tangan para pemain siap memegang tali dengan sikap kaki membentuk kuda-kuda dan terbuka sebagai tanda posisi siap bermain.
  • Ketika wasit memberikan kode tanda permainan dimulai, maka masing-masing regu berusaha sekuat tenaga untuk menarik tambang agar lawan bisa melewati batas garis yang telah ditetapkan.
  • Tim yang tertarik dan melewati batas garis yang ditentukan, dinyatakan kalah. Sementara tim yang mampu menarik lawannya melewati garis batas permainan dinyatakan sebagai pemenang.
  • Permainan ini hanya bisa dilakukan secara beregu, serta dibutuhkan kerja sama antar anggota agar bisa membuat lawan kalah (tertarik).

Secara konsep permainan, tarik tambang ini sebuah game atau cabang olah raga yang simpel ya ? Yang terpenting dalam permainan adalah mengeluarkan kekuatan secara maksimal serta kerja sama yang baik antar anggota.

MANFAAT sunting

Selain untuk uji kekuatan, apa sih sebenarnya manfaat yang kita dapat dari permainan tarik tambang ini ? Hmm.. setelah saya telaah (hihihi..) saya menyimpulkan beberapa poin berikut ini :

  • KERJA SAMA. Dalam tarik tambang, setiap pemain dituntut untuk bekerja sama satu sama lainnya, agar mereka bisa mengalahkan pihak lawan. Tanpa adanya kerja sama, mustahil bisa menjadi pemenang karena permainan membutuhkan kekuatan yang besar.
  • KEBERSAMAAN [ SOSIALISASI ]. Bisa jadi antar pemain sebelumnya tak saling kenal, namun karena permainan ini mereka bisa saling mengenal satu sama lain dan menikmati momen permainan bersama-sama.
  • TANGGUNG JAWAB. Masing-masing pemain memiliki tanggung jawab dan peran yang sama agar bisa memenangkan permainan ini.
  • MENGAJARKAN KEPEMIMPINAN. Dalam permainan beregu biasanya akan ditunjuk seseorang koordinator. Nah, koordinator ini memimpin teman-temannya dengan memberi aba-aba [instruksi] agar strategi permainannya bisa mengalahkan lawan. Di sinilah sikap kepemimpinan seseorang akan diuji.
  • SPORTIVITAS. Setiap permainan selalu membutuhkan sportivitas yang tinggi. enggak boleh curang meski diperbolehkan menggunakan strategi tertentu. Dan selalu mentaati aturan permainan meskipun itu sedang diamati atau tidak oleh wasit. Ingat ! Meski manusia lain enggak tahu kamu curang, tapi Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu.
  • MENGHILANGKAN STRES. Setiap permainan biasanya didasari oleh niat ingin mendapatkan kesenangan. Kalo kamu merasa stres setelah main, baiknya enggak usah dilakukan. Hehehe.. Tapi kalo setelah bermain, hati kalian menjadi riang, berarti game ini bisa memberikan kesenangan buat kita.

Itulah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari permainan tarik tambang ? Gimana, kalian tertarik untuk mencobanya ?

L. PANJAT PINANG sunting

Tadinya saya pikir panjat pinang ini adalah permainan asli Indonesia loh ! Eh ternyata di beberapa negara juga ada permainan sejenisnya juga ya ? Walaupun enggak sama persis seperti yang sering kita lihat. Penasaran kan sama sejarah dari permainan ini ? Yuk kita bahas yuk !

SEJARAH sunting

Panjat Pinang dalam bahasa Inggris disebut dengan “Greasy Pole” [19] merupakan lomba yang diadakan pada masa penjajahan Belanda zaman dulu. Lomba ini biasanya diadakan pada saat ada acara besar seperti hajatan, perayaan dll. Mungkin sebenarnya ini bukan bentuk permainan ya ? Karena sejatinya dilakukan sesekali pada masa-masa tertentu saja. Terutama untuk merayakan hari-hari yang dianggap spesial. Yang terkesan menjadi permainan adalah karena keseruan dan rasa senang setelah lomba, meskipun banyak juga orang yang tidak mampu menyelesaikan permainannya.

Panjat Pinang adalah perlombaan yang dilakukan dengan memanjat pohon pinang (atau pohon lainnya) yang telah dilumuri dengan oli atau cairan pelicin. Di sinilah letak keseruannya, karena area yang dipanjat licin, banyak orang yang tidak berhasil memanjat hingga puncak. Dalam permainan ini setiap peserta berusaha memanjat pohonnya agar bisa memperebutkan hadiah-hadiah yang telah disusun di bagian atas.

Tak hanya di Indonesia saja yang punya budaya panjat pinang. Ternyata di Canada ada juga perlombaan serupa yang dilakukan oleh Mahasiswa dalam rangka memperingati hari Queen’s Engineering Frosh Week. Di mana murid semester satu diwajibkan mengambil “tam atau tammie” yaitu topi yang berbentuk bulat yang biasanya digunakan oleh orang Skotlandia yang dipasang di bagian atas pohonnya. Biasanya mereka akan dibantu oleh kakak tingkatnya untuk mengambil topi tersebut sebagai bagian dari budaya di Universitas Toronto.

Sementara dalam Karnaval The Bear River di Canada, setiap tahunnya diadakan perlombaan panjat pinang (dalam hal ini tiangnya terbuat dari metal) dengan hadiah $100 bagi siapa yang bisa mengambil bendera yang telah di pasang di atas tiang. Dan biasanya tiang ini dipasang di area yang bawahnya ada airnya (sungai) agar peserta yang terjatuh ke bawah, tidak jatuh ke tanah melainkan ke dalam air.

Tiongkok adalah salah satu wilayah yang juga memiliki budaya panjat pinang. Terutama di daerah Fujian, Guangdong dan Taiwan yang dikemas dalam Festival Hantu. Perayaan ini pertama kali dilakukan pada saat Dinasti Ming. Namun pada masa Dinasti Qing, Qiang-gu (Panjat pinang) dilarang oleh pemerintah karena banyak menelan korban jiwa.

Selain Tiongkok dan Canada ada juga daerah Malta yang memiliki permainan serupa dengan mengambil bendera yang dipasang di bagian atas tiangnya, ada negara Inggris yang bahkan permainan ini sudah populer di tahun 1800an, bahkan Amerika Serikat yang beberapa tahun terakhir ini malah tidak diperbolehkan terutama di daerah Philadelphia. Ternyata di Indonesia sendiri permainan ini justru telah berkembang pada tahun 1700an. Wah lama banget ternyata ya ? Hehehe..

Istilah yang digunakan untuk permainan ini juga banyak macamnya. Di wilayah Catala, game ini disebut dengan Cucunya, Spanyol menyebutnya dengan Cucana, orang Prancis menyebutnya Mat de cocagne, Wong Jowo menyebutnya dengan istilah Jambean, Minangkabau menyebutnya Panjek Pinang, orang Portugis menyebutnya dengan Pau de Sebo. Sementara wilayah lain di Indonesia kebanyakan menyebutnya dengan Panjat Pinang.

CARA PERMAINAN sunting

Biasanya Panjat Pinang ini dilakukan secara beregu karena membutuhkan kerja sama yang baik agar bisa mencapai target yang ditentukan. Umumnya panitia acara akan menyiapkan pohon pinang yang dikuliti atau bambu yang dilumuri dengan pelumas. Pada bagian atasnya akan dipasang target yang harus diambil. Entah itu berupa hadiah atau bendera.

Kemudian setiap peserta dibagi ke dalam beberapa regu yang memiliki jumlah pemain yang sama. Mereka nantinya akan bekerja dengan berbagai strategi agar bisa mencapai titik atas dan mengambil hadiahnya.

MANFAAT sunting

Selain mendapatkan hadiah, apa sih manfaat yang bisa kita dapatkan dari permainan ini ? Setelah saya mengamati, saya bisa membuat daftar poin berikut ini :

  • STRATEGI. Setiap regu harus memiliki strategi untuk bisa mencapai target yang ditentukan.
  • KERJA SAMA. Kerja sama yang baik menjadi salah satu kunci untuk bisa mencapai titik teratas. Ini artinya terkadang ada sesuatu yang bisa kita capai hanya dengan cara bekerja sama antara yang satu dengan yang lain.
  • RENDAH HATI. Dalam permainan panjat pinang, terkadang ada orang-orang yang harus berada di bawah agar bisa menopang temannya yang ada di atasnya. Hal ini dibutuhkan orang-orang yang rendah hati untuk bisa melakukannya dengan baik, apalagi bagian pundaknya diinjak oleh orang di atasnya kan ?
  • KERJA KERAS. Permainan ini mengajarkan kepada kita bahwasanya untuk bisa mencapai suatu target dibutuhkan proses yang bertahap dan kerja keras, serta kerja sama antara satu dengan yang lainnya.


Ada sebuah quote yang diungkapkan oleh Benjamin Disraeli setelah ia mampu mencapai Perdana Menteri Inggris di tahun 1868 yang berbunyi, “I have climbed to the top of the greasy pole.” Kita tahu bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita harus melalui setiap rintangan yang ada di hadapan kita. Bahkan entah berapa kali kita akan jatuh dan jatuh lagi. Tapi ingatlah, selama kita belum memutuskan untuk berhenti, maka kita masih tetap mampu meraih target meski tinggi sekalipun. Asal kita menyadari kemampuan kita sendiri.

Ternyata sebuah permainan walaupun terkesan sepele dan hanya untuk bersenang-senang saja, tetapi juga memiliki banyak sisi positif yang bisa kita pelajari secara langsung maupun tidak. Karena bentuknya permainan yang menggembirakan, biasanya nilai moral yang ada di dalamnya akan mampu tertanam dalam pikiran kita sehingga mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh sebab itu, pilihlah permainan yang menyehatkan, jangan hanya menyenangkan. Agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa berdampak baik dalam kehidupan kita. Amin.

M. ENGKLEK sunting

Hayoo, siapa yang pernah bermain Engklek atau sundamanda ? Mungkin anak-anak yang lahir di tahun 90an enggak asing dengan permainan ini ya ? Karena cukup populer dan bikin candu banget loh. Hihihi,,,

SEJARAH sunting

Engklek yang disebut juga dengan istilah Jingkat-jingkat, taplak gunung, sundamanda atau sondamanda (zoondagmandag : bahasa Belanda) adalah permainan tradisional yang menggunakan satu kaki dan area lapangan serta gaco atau gacuk (biasanya terbuat dari genting atau bahan material yang berbentuk lempeng). Dalam bahasa Inggris permainan ini disebut dengan Hopscotch [20].

Di Indonesia sendiri, permainan ini sudah berkembang pada masa penjajahan Belanda. Makanya kita enggak heran kalo ada nama Sundamanda yang merupakan bahasa serapan dari Zondag-Maandag. Mungkin pada saat itu masyarakat sulit mengucapkan kata Zondag-Maandag sehingga beralih menjadi Sundamanda atau Sondamanda. Hehehe..

Di wilayah Inggris, permainan sudah berkembang sejak tahun 1630an, di mana hal ini pernah ditemukan dalam manuscript Book Of Games yang dikompilasi pada tahun 1635 hingga 1672 oleh Francis Willughby. Sementara bukti ilmiahnya pernah ditemukan dan dibahas dalam Journal British Archeological Association, Volume 26 (9 Maret 1870). Namun permainan ini disinyalir sudah muncul sekitar 1200 hingga 600-500 SM (Sebelum Masehi) pada masa Prasejarah di India. Bahkan engklek ini sempat menjadi permainan yang dilarang oleh Buddha.

CARA PERMAINAN sunting

Teknik permainannya gampang banget kok. Pasti enjoy, mungkin untuk wanita dewasa terkadang memang tidak membuat percaya diri. Hihihi.. Gimana sih cara mainnya ?

  • Pertama buat arena permainan dengan menggambar bentuk lapangan menggunakan kapur tulis atas jika dilakukan di area tanah, ya cukup menggunakan coretan kayu untuk penandanya.
  • Siapkan lempengan genting dengan ukuran yang 3- 5 cm atau lebih. Bisa juga menggunakan batu yang lempeng. Namun belakangan ada juga yang terbuat dari plastik (seperti lempengan karambol). Lempengan ini disebut dengan istilah gaco, gacuk atau kereweng. Tergantung daerahnya masing-masing.
  • Para pemain bisa menentukan giliran permainan dengan cara hompimpa, metode batu gunting kertas atau pakai suit.
  • Pemain yang mendapat giliran harus melempar lempengan gaco / kereweng ke bagian dalam petak lapangan yang telah ditentukan. Dari mulai tingkatan yang paling rendah atau paling dekat dengan kita. Hingga bagian atas.
  • Setiap pemain yang melemparkan gaco-nya harus melompat dari satu petak ke petak lainnya dengan menggunakan satu kaki saja. Pada saat arah berangkat, mereka tak boleh menginjak petak yang ada gaco yang dilemparkannya. Sementara pas giliran pulang setelah mencapai bagian teratas, pemain tersebut harus mengambil gaconya dengan tetap menggunakan satu kaki.
  • Jika pemain sudah melakukan 1 putaran berdasarkan lemparan gaconya, maka ia berhak memilih satu petak yang dianggap sebagai “sawah”. Nah bagi sang pemilik sawah, ia diperbolehkan untuk engklek melewati area tersebut. Sementara untuk orang yang tidak memilikinya, mereka tidak boleh melompat melewati petakan sawah tersebut. Nah di sinilah serunya. Karena biasanya kita harus melompat jauh dan melewati beberapa petak “sawah” milik orang lain.
  • Seorang pemain yang dianggap memiliki petak sawah terbanyak, dianggap sebagai pemenang.

Meski terlihat sederhana, permainan ini membutuhkan kekuatan dan keseimbangan agar tidak terjungkal saat mengambil gaconya. Hahaha.. Belum lagi strategi pengambilan gaconya. Kita harus bisa melemparnya di area strategis agar mudah diambil. Hehehe..

MANFAAT sunting

Salah satu manfaat pentingnya tentu terletak pada pergerakan motoriknya. Selain itu juga melatih kita dalam hal keseimbangan. Kalau enggak seimbang, saat mengambil gaconya bisa jadi kita tersungkur. Hihihi.. Selain itu sisi strategi juga diperhatikan terutama saat melempar gaconya. Kalo enggak tepat biasanya kita akan kesulitan atau kejauhan untuk mengambilnya. Hehehe.. Seru ya ?

Di dalam sebuah permainan mungkin kita hanya terfokus pada emosi kesenangan yang ditimbulkannya. Pada hal ternyata ada begitu banyak elemen yang direkam oleh otak bawah sadar kita, namun tidak muncul dalam kesadaran kita di kehidupan kita sehari-hari. Umumnya sebuah permainan akan menciptakan habit22 baru, karena ada candu yang membuat kita selalu ingin memainkannya. Hal ini lah yang perlu diantisipasi. Sehingga kita tak meluangkan waktu secara berlebihan dalam bermain.

Ambillah waktu yang pas dan rentan waktu yang pas pula. Jangan kekurangan juga jangan berlebihan. Bermainlah saat dibutuhkan. Dan pastikan memilih permainan yang akan menanamkan pada diri kita nilai-nilai kebajikan. Jangan merekatkan diri pada sesuatu yang negatif karena hanya akan membuat hidup kita hancur di kemudian hari. “Slot Game” adalah bentuk permainan juga, namun dampak yang kita dapatkan akan buruk di kemudian hari.

Itulah salah satu jenis permainan yang perlu kita hindari. Bermainlah dalam permainan yang dapat membangun sehat secara jiwa dan raga. Membuat hidup kita lebih mutmainah dan content sehingga kita selalu bersyukur setiap hari dalam kehidupan ini. Alhamdulillahi rabbil alamin..

BAB 4 MELESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL sunting

Setelah kita pelajari dari tiap-tiap permainan, ternyata banyak sekali nilai moral yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan anak di masa mendatang ya ? Permainan adalah ajang belajar yang menyenangkan tentang nilai-nilai kehidupan. Sebuah pelajaran hidup yang diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Dan tentu sifatnya jangka panjang.

Oleh sebab itu, seharusnya permainan tradisional memang sebisa mungkin dijaga agar tidak menjadi punah. Nah kira-kira nih, kiat-kiat apa saja sih yang bisa kita gunakan agar mode permainan ini tetap bertahan dan lestari ? Mungkin beberapa ide berikut ini bisa menjadi solusi bagaimana mempertahankan permainan dalam jangka panjang agar tidak punah.

A. MEMBUAT FESTIVAL PERMAINAN sunting

Kiat yang satu ini ternyata memang sudah dijalankan ya ? Walaupun secara kuantitas memang masih terbatas. Karena biasanya kegiatan ini hanya dilakukan pada saat tertentu saja, misalnya pas memperingati Hari Anak Indonesia. Alhamdulillah lah sejak tahun 2017, Festival Permainan Anak ini sering digelar.

Dinas pendidikan kini sudah mulai membuat acara-acara seperti ini di setiap daerah. Biasanya dilakukan di akhir tahun bulan September atau November atau di Bulan Juli untuk memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli setiap tahunnya.

Belakangan memang sudah mulai berkurang kembali karena dampak pandemik di mana terjadi adanya pembatasan kegiatan di ruang terbuka. Semoga kondisi ini kembali lagi sehingga festival semacam ini bisa diwujudkan kembali. Paling tidak dengan adanya festival anak, maka permainan tradisional bisa tetap dikenal oleh generasi selanjutnya. Tak hanya dikenal saja, tetapi juga semoga menjadi ajang mereka belajar membentuk karakter secara berkala agar terbentuk jiwa yang sehat.

B. SOSIALISASI PERMAINAN SECARA BERJENJANG sunting

Sosialisasi permainan secara berjenjang ini maksudnya ada tingkatannya. Misalnya saja bisa berdasarkan umur. Seperti permainan Gobak Sodor itu kan sebenarnya bisa dimainkan oleh siapa pun. Jadi bisa dimainkan anak-anak, remaja maupun orang tua. Hihihi.. Bahkan kalo perlu bermain sekaligus dalam satu keluarga bareng-bareng gitu. Pasti seru ya ? Tarik tambang juga sebuah permainan yang bisa dilakukan oleh semua umur. Dan tentunya supaya seimbang para pemainnya juga perlu disesuaikan umur dan kondisi fisiknya.

Zaman sekarang mungkin sering kita jumpai anak-anak yang memang menghabiskan waktunya dengan permainan digital. Tak ada yang salah akan hal itu, karena ada juga dari mereka yang kemudian berkiprah di area Esport. Apalagi zaman memang sudah berubah, tapi paling aman sebenarnya jika setiap individu itu bisa membagi kehidupannya dengan seimbang. Permainan digital banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, sementara permainan tradisional banyak menghabiskan waktu di luar rumah karena lebih bersifat sosial. Maka solusinya bisa dengan menentukan kapan waktu yang tepat untuk memanfaatkan waktu di luar rumah. Misalnya pas weekend, bisa bermain dengan teman-teman sekomplek, dll.

Sehingga secara psikologis kebutuhan anak non material pun bisa terpenuhi. Momen menikmati alam atau berbaur dengan orang lain dengan porsi yang pas akan menyehatkan jiwa kita. Terkadang sinar matahari meski menyengat, namun memiliki kandungan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi kalo kita tidak keluar sama sekali, dan menghabiskan waktu hanya dalam ruangan, dikhawatirkan tak hanya kesehatan mental saja yang terganggu, tetapi juga kesehatan fisik kita.

C. MEMBUAT LOMBA-LOMBA TENTANG PERMAINAN sunting

Selain diadakan pada momen penting, ada baiknya permainan dijadikan sebagai kompetisi yang berjenjang, sehingga anak-anak mulai aktif ikut serta seperti pada cabang olah raga. Walaupun acara seperti ini memang seperti paradoks sebenarnya ya ? Karena kan elemen pertama suatu permainan itu adalah tanpa paksaan alias bukan kewajiban. Ya mungkin, kalo dijadikan sebagai sebuah kompetisi maka akan bersifat adanya “pemaksaan”.

Tetapi paling tidak, cara ini bisa membuat anak-anak jadi bisa lebih bersemangat untuk ikut serta. Karena bagaimana pun juga, motivasi itu menjadi pendorong utama manusia untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Hihihi..

Sejujurnya, rasa senang saja rasanya di zaman sekarang ini sudah mulai meluntur ya ? Segala sesuatu pada akhirnya selalu dinilai dengan uang dan hadiah sebagai motivasinya. Zaman dulu asal bisa menikmati pancaran sinar rembulan dan bermain bersama teman sudah menjadi suatu kepuasan tersendiri. Kalo sekarang butuh pendorong lebih agar anak-anak mau ikut serta melakukannya.

Memang sih kita sering menemukan lomba permainan itu pas 17 Agustusan atau Ulang Tahun suatu instansi tertentu. Dan ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk melestarikan permainan tradisional. Bisa juga sebenarnya membuat lomba khusus / kompetisi tertentu seperti permainan Gasing yang ada event khususnya. Nah semoga nanti ada kompetisi khusus juga seperti lomba Gobak Sodor atau Bekel. Hihihi..

D. MENJADIKAN EKSTRA KULIKULER sunting

Mungkin solusi yang terakhir ini terlalu mengada-ada ya ? Tapi enggak ada salahnya juga menerapkan permainan tradisional sebagai salah satu ekskul anak-anak terutama mereka yang masih di kelas Sekolah Dasar. Selain mereka bermain, mereka juga bisa belajar tentang nilai-nilai moral yang tersimpan dalam permainan tersebut.

Dulu waktu saya sekolah, ketika jam pelajaran olah raga atau class meeting banyak digunakan untuk belajar dengan menggunakan permainan. Terutama model permainan Gobak Sodor, Lompat tali, bola kasti dan ular naga panjang. Karena jenis permainan tidak membutuhkan peralatan yang rumit dan mahal, pun semua orang juga bisa ikut terlibat dalam permainan bareng-bareng.

E. KESIMPULAN sunting

Agar bisa berkembang menjadi manusia yang sehat secara jiwa dan raga memang dibutuhkan banyak aktivitas pendukung. Apalagi semakin kita dewasa akan semakin banyak hal yang harus kita kerjakan. Meski begitu jangan lupa untuk menyisihkan sedikit waktu untuk melepaskan penat pikiran.

Bermainlah sesuai dengan umur kita saja. Sehingga hidup ini akan terisi dengan seimbang. Bermain iya, bekerja juga iya, beribadah juga pasti. Kita bisa bersosialisasi dengan cara bermain bersama. Kita juga bisa mengenal karakter orang lain dengan cara bermain. Di saat yang bersamaan kita juga memiliki kesempatan belajar dari orang lain melalui permainan tersebut. enggak cuma anak kecil kok yang butuh bermain, orang dewasa pun juga perlu sesekali bermain. Asal pilih permainan yang berdampak menyenangkan bukan yang mengobarkan perang dalam keluarga, itu bermain api namanya.

Ya mungkin kondisi seperti ini tidak akan cocok buat orang introvert ya ? Seperti saya ini. Saya memang kurang suka bermain dengan melibatkan banyak orang, saya lebih suka memilih permainan yang bisa saya nikmati sendiri. Saya juga lebih suka kegiatan observasi, jadi saya lebih suka menikmati permainan yang dilakukan oleh orang lain. Ya bisa jadi saya tetap melibatkan diri dalam sebuah permainan sebagai pasukan “Hore” saja.

Bermain tidak terbatas pada hal-hal yang harus membuat tubuh kita bergerak. Namun ada juga jenis permainan yang menenangkan, yang biasanya kita sebut hobi. Misalnya saja melukis, membuat kerajinan tangan, journaling dan kegiatan fun lainnya. Aktivitas ini bisa dilakukan secara bersama-sama atau pun secara individu. Sekarang banyak kan komunitas yang mendukung hobi kita bermunculan. Nah, kita bisa bermain sekaligus bertukar pikiran dengan cara yang menyenangkan. Kita juga bisa belajar dari pengalaman orang lain yang memiliki kesamaan minat.

Asal mampu membagi waktu dalam hidup kita, saya rasa kehidupan ini akan menyenangkan. Karena kita menjalaninya secara seimbang. Belajarlah meski sedang bermain. Karena belajar merupakan bagian dari fitrah manusia. Selamat bermain, belajar, bekerja dan menikmati hidup. Alhamdulillah !

Referensi sunting

  1. 1,0 1,1 1,2 (Faiz, Fahruddin, Menjadi Manusia Menjadi Hamba, 2020 : hal. 170)
  2. (Faiz, Fahruddin, Menjadi Manusia Menjadi Hamba, 2020 : hal. 171-175)
  3. (Faiz, Fahruddin. Menjadi Hamba Menjadi Manusia. 2020 : hal. 176)
  4. (Faiz, Fahruddin. Menjadi Hamba Menjadi Manusia. 2020 : hal. 179)
  5. (Faiz, Fahruddin. Menjadi Hamba Menjadi Manusia. 2020 : hal. 180)
  6. (Faiz, Fahruddin. Menjadi Hamba Menjadi Manusia. 2020 : hal. 184)
  7. Kumparan. 2021. Cara Memainkan Permainan Rangku Alu, Permainan Anak Tradisonal Khas NTT.
  8. Kumparan. 2021. Makna Lagu Permainan Rangku Alu untuk Melatih Konsentrasi. Diakses pada 13 Februari 2023
  9. Prabandari, Ayu Isti. 2021. Mengenal Congklak dan Cara Bermainnya, Perlu Diketahui.
  10. (Daniswari, Dini. Permainan Gobak Sodor: Asal Usul, Cara Bermain, dan Manfaat. 2022, kompas.com )
  11. Wikipedia. Stilts. Diakses pada 26 Februari 2023
  12. Wikipedia. Egrang. Diakses pada 26 Februari 2023
  13. Wikipedia, stilts. Diakses pada 26 Februari 2023.
  14. Wikipedia. Giroskop. Diakses pada 05 Maret 2023
  15. Wikipedia. Top. Diakses pada 05 Maret 2023
  16. Wikipedia. Gasing. Diakses pada 05 Maret 2023
  17. Daniswari, Dini. 2022. Permainan Tradisional Gasing : Sejarah, Cara Memainkan, dan Bentuk. Diakses pada 05 Maret 2023, kompas.com
  18. Wikipedia. Tug Of War. Diakses pada 05 Maret 2023
  19. Wikipedia. Greasy Pole. Diakses pada 05 Maret 2023
  20. Wikipedia. Hopscotch. Diakses pada 05 Maret 2023