Hindu/Tahap Persembahyangan
Tahapan Persembahyangan
1. Mantram Dupa :
Oṁ Ang dupa dipāstraya nama swāha
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu.
2. Mantram Bunga dan Kawangen
Oṁ puspa dantā ya namah swāha
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bunga ini cemerlang dan suci.
3. Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram
Oṁ prasada sthiti sarira siwa suci nirmalāya namah swāha
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda.
4. Lakukan Pranayama
Menarik nafar (Puraka) : Oṁ Ang Namah
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat
Menahan nafas (kumbaka) : Oṁ Ung Namah
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ung pemelihara, hamba hormat
Mengeluarkan nafas (recaka) : Oṁ Mang Namah
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat
5. Penyucian tangan
a. Tangan kanan : Oṁ suddha mām swāha
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).
b. Tangan kiri : Oṁ ati suddha mām swāha
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
6. Puja Tri Sandya
1. Oṁ Oṁ Oṁ
bhūr bhvaḥ svaḥ
tat savitur varenyaṁ
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo naḥ pracodayāt
2. Oṁ Nārāyaṇ evedaṁ sarvam
yad bhūtaṁ yac ca bhāvyaṁ
niskalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātah śuddo deva eko
Nārāyanaḥ na dvitīyo asti kaścit
3. Oṁ tvaṁ śivah tvaṁ mahādevaḥ
īśvaraḥ parameśvaraḥ
brahmā viṣṇus ca rudraś ca
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
4. Oṁ pāpo’haṁ pāpakarmāhaṁ
pāpātmā pāpasambhavaḥ
trāhi mām puṇḍarīkāksa
sabāhyābhyantaraḥ śuciḥ
5. Oṁ kṣamasva māṁ mahādevaḥ
sarvaprāni hitaṅkara
māṁ moca sarva pāpebyaḥ
pālayasva sadāśiva
6. Oṁ ksāntavyah kayiko dosāh
kṣantavyo vāciko mama
kṣāntavyo mānaso dosāh
tat pramādāt kṣamasva mām
Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ
Terjemahan :
1. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhy Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhy Wasa menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kita.
2. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhy Wasa baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhy Wasa bersifat gaib tidak ternoda terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhy Wasa, tidak ada yang kedua
3. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (maha kuasa), Parameswara (sebagai maharaja adiraja), Brahma (pencipta alam semesta beserta isinya), Wisnu (memelihara alam semesta), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).
4. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa, Sang Hyang Widhy Wasa yang bermata indah bagai bungan teratai, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
5. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oṁ Sang Hyang Widhy Wasa.
6. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa yang dilakukan badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata-kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
7. Kramaning Sembah
Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Kramaning Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa.
Adapun sikap tangan yang perlu kita perhatikan dalam persembahyangan dalah :
Kehadapan Sang Hyang Widhy Wasa, cakupkan tangan diletakan di atas dahi sehingga ujung jari ada di atas ubun-ubun.
Kehadapan para Dewa (Dewata), ujung jari-jari tangan diatas, diantara kening.
Kepada Pitara (roh leluhur), ujung jari-jari tangan berada di ujung hidung.
Kepada sesama Manusia, tangan dihulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah keatas.
Kepada para Butha, tangan dihulu hati, tetapi jari tangan mengarah kebawah
(1). Sembah puyung (cakupan tangan kosong)
Oṁ Ᾱtmā tatvātmā śuddha mām swāhā
Oṁ atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba
(2). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Sang Hyang Aditya menggunakan sarana bunga berwarna putih :
Oṁ Ᾱdityasyā paraṁ jyoti
rakta tejo namostute
sweta paṇkaja mādhyastha
bhāskarāya namo’stute
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
(3). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Bunga atau Kawangen.
Istadewata adalah dewata yang di inginkan kehadirannya pada waktu seseorang memuja keagungannya. Ista Dewata adalah perwujudan Sang Hyang Widhy Wasa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
Oṁ nama dewa adhisthanāya
sarwa wyāpi wai śiwāya
padmāsana eka pratiṣṭhāya
ardhanareśvaryai namo’ namaḥ
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, yang bersemayam pada tempat yang sangat luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
(4). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai pemberi anugrah menggunakan sarana bunga atau kawangen
Oṁ Anugraha manoharam
dewa dattā nugrahaka
arcanaṁ sarwā pūjanaṁ
namaḥ sarwā nugrahaka
Dewa-dewi mahāśiddhi
yajñānya nirmalātmaka
laksṣmi śiddhiśça dīrghāyuh
nirwighna sukha wṛddiśca
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata yang maha agung, pujaan semua pujaan, hormat bhakti hamba pada-Mu, pemberi semua anugrah
(5). Sembah Puyung (cakupan tangan kosong)
Oṁ Deva sukṣma paramācintyāya nama swāhā.
Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ
Oṁ Hormat kepada dewata yang yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
Created By:IGN Wahyu Dwi Payana Editing by: I Gusti Gede Ngurah Hartadian Arya Refrensi: https://www.sayahindu.com/2024/03/puja-trisandya.html