Sinopsis sunting

Hoba diserang papa singa dan teringat kata-kata mamanya.

Lakon sunting

 
Pemeran utama dalam cerpen ini
 
Ratel / Honey Badger (Bahasa Inggris) / Mellivora Capensis (Bahasa Latin)
  1. Hoba si ratel
  2. Anak singa
  3. Papa singa


Lokasi sunting

Padang Gurun Kalahari, Botswana, Benua Afrika

Cerita Pendek sunting

Madu sunting

"Ingat, Hoba, jangan menyerah. Kalau kamu tidak dapat menemukan madu dengan matamu, pakai hidungmu, hidungmu lebih hebat dari matamu."


"Ingat, Hoba, jangan takut dan lari kalau kamu tidak berbuat salah. Kulitmu cukup tebal dan longgar, lawanmu tidak mudah melukaimu. Dan cakarmu cukup panjang dan kuat untuk mengusir lawanmu."


Dulu Hoba merasa bosan setiap kali mamanya mengulang kata-kata tersebut. Sekarang setelah mamanya pergi, Hoba merasa sedih teringat kata-kata itu. Setelah 14 bulan belajar berburu dengan mamanya, akhirnya Hoba harus mulai mencari makanan dan tempat tinggal sendiri.


Hoba adalah seekor ratel muda yang tinggal di Padang Gurun Kalihara. Berat badan ratel Afrika jantan adalah 9-16 kg, sementara berat badan yang betina 5-10 kg. Ratel memiliki tinggi badan 23-28 cm dan panjang badan 55-77 cm, sementara panjang ekornya 12-30 cm.


Hari ini Hoba berjalan mengikuti harumnya madu sampai dia menemukan sebuah sarang lebah bergantung pada cabang pohon. Hoba siap-siap memanjat pohon itu, tiba tiba,


"Hei siapa kau, mau apa kau di sini!"


Hoba terkejut menemukan seekor singa muda di belakangnya.


"Namaku Hoba, aku lapar. Aku hanya mau makan madu itu, kamu ga makan madu kan?" Tanya Hoba.


"Pergi sekarang juga, ini tempat aku!" Teriak singa muda.


"Aku pasti pergi setelah makan. Janji." Kata Hoba.


"Pergi sekarang juga!" Teriak singa muda.


Karena lapar, Hoba mengusir singa muda itu dengan cakarnya.


"Awas kau!" Kata singa muda itu sambil lari ke arah papanya.

Berani dan Pantang Menyerah sunting

Melihat papa singa, Hoba mulai takut dan ingin melarikan diri karena dia rasa papa singa tidak akan takut dengan cakarnya. Tetapi saat dia hendak melangkah pergi, tiba-tiba dia teringat kata-kata mamanya,


"Jangan takut dan lari kalau kamu tidak berbuat salah."


Hoba menahan rasa takutnya dan menunggu papa dan anak singa berjalan mendekatinya.


"Kenapa kamu ganggu anak saya? Kamu tidak tahu saya siapa? Pergi sekarang juga!" Kata papa singa.


"Saya tidak ganggu dia. Saya lapar sekali, saya akan pergi setelah makan." Jawab Hoba.


"Berani ya kamu lawan saya!" Kata papa singa sambil melompat ke arah Hoba dan menggigit lehernya.


Hoba terkejut dan takut, tetapi lama-kelamaan Hoba sadar bahwa gigitannya tidak menyakitkan karena kulit Hoba yang longgar dan tebal. Hoba mulai memberanikan diri melawan papa singa dengan cakarnya. Papa singa terkejut dengan perlawanan Hoba dan terpaksa melepaskannya karena takut dengan cakar Hoba. Setelah itu papa singa ulang menyerang Hoba dengan menggigit punggung Hoba dan menghempas-hempaskan tubuh Hoba tetapi perlawanan Hoba menjadi semakin berani dan kuat. Hoba mulai menyerang muka papa singa dengan cakarnya dan giginya, sehingga papa singa terpaksa melepaskannya dan pergi dengan anaknya.

Akhir yang Manis sunting

Hoba melihat mereka berjalan pergi dan merasa lega. Dia menghela napas sedalam-dalamnya dan tiba-tiba tercium sesuatu yang harum dan manis. Ah, madu itu, perutnya pun mulai lapar lagi. Dengan hati-hati Hoba memanjat batang pohon dan menjatuhkan sarang lebah itu dengan cakarnya.


Lebah-lebah yang marah segera keluar dari sarangnya dan menyengat Hoba. Hoba merasakan badannya serasa ditusuk puluhan jarum, tetapi dia tetap tersenyum karena dia teringat kata-kata mamanya yang manis,


"Ingat, Hoba, jangan takut tersengat lebah kalau mau dapat madunya."


TAMAT