Premis

sunting

Hubi dan Upu merupakan dua burung Hud Hud yang bersaudara. Tempat tinggal mereka sebelumnya tercemar akibat dari kebakaran hutan, oleh sebab itu mereka berdua mencari tempat tinggal baru yang lebih baik.

 
pemeran utama cerita ini
  1. Hubi Hudhudbird/Hubi
  2. Upupa epopsbird/Upu

Lokasi

sunting

Hutan Sumatera

Cerita Pendek

sunting

Namanya Hubi Hudhudbird, biasanya dipanggil dengan nama Hubi. Hubi merupakan seekor burung yang memiliki tubuh kecil dengan paruh tipis yang panjang. Meskipun Hubi kecil, Hubi termasuk burung yang cantik sebab memiliki corak bulu yang begitu indah dan memiliki mahkota indah di kepalanya. Hubi tinggal bersama saudaranya yang bernama Upupa epopsbird atau biasa dipanggil upu, Upu juga memiliki ciri yang sama dengan Hubi, bedanya Hubi memiliki corak bulu lebih terang, sedangkan Upu lebih kecoklatan. Hubi dan Upu  tinggal di pohon yang berbeda di hutan Sumatera. Hutan ini begitu indah, terdapat banyak flora dan fauna yang tinggal disini. Mereka senang tinggal disini, selain indah mereka juga mudah mendapatkan makanan yang mereka sukai, yaitu serangga kecil, ulat, belalang, dan kumbang.


Hari ini Hubi dan Upu berencana keluar bersama untuk mencari makanan dan bermain main. Dikarenakan hujan semalam, kemungkinan akan banyak serangga serangga kecil yang akan muncul di setiap daun dan batang pohon.

"Hubi, main yuuk" . Teriak Upu di depan rumah Hubi

"Ayo" jawab Hubi dari dalam.

Setelah Hubi muncul di pintu rumahnya,  mereka pun bergegas untuk pergi, takut makanan yang mereka sukai akan diambil oleh burung-burung lain.

"Hubi, hari ini kita main main ke arah utara saja ya, soalnya kata teman-teman kita yang pergi jalan jalan kemarin, ada kebakaran di hutan sebelah selatan".cerita Upu

"Oke Upu, semoga tidak sampai kesini ya, selatan kan dekat dengan tempat tinggal kita Upu." Kata Hubi

"Semoga ya Hubi, karena kalau melebar sampai kesini, takutnya kita tidak punya tempat tinggal." Kata Upu

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke bagian utara Hutan. Disepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak burung-burung yang terbang ke arah yang sama dengan mereka. Tidak ada pikiran lain, hanya berpikir mereka mungkin memiliki tujuan yang sama, jadi tak ada saling menyapa dan terus melanjutkan tujuan. Sekitar lima belas menit Hubi dan Upu sudah mendapatkan makanan yang mereka inginkan dan melanjutkan untuk bermain main sebentar sebelum kembali pulang ke pohon yang menjadi rumah mereka tinggal.


Dalam perjalanan pulang, Hubi dan Upu melihat burung-burung yang terbang menuju utara hutan semakin bertambah banyak, hal ini membuat Hubi dan Upu menjadi kebingungan ditambah udara juga mulai  berbau gosong.

"Upu, kenapa suasananya lain dari biasanya ya?, Udaranya juga tidak segar seperti biasa, seperti ada yang terbakar dari kejauhan". Kata Hubi

"Iya yah, ayok kita bergegas kembali pulang, mungkin terjadi sesuatu di dekat rumah kita".

Tak lama berselang, ada burung yang terbang sambil berteriak

"Lariiiiii, hutan tidak kita tidak lagi asri, ada api dan asap dimana mana..."teriaknya.

Hubi dan Upu pun berhenti dan saling menatap, mencoba mencari tahu dari seekor burung yang akan menghampiri. Hubi mencoba menghentikannya dan bertanya.

"Ada apa? Kenapa kalian seperti panik dan terburu buru" kata Hubi

"Ada kebakaran di Hutan dibagian selatan dan barat daya, saya takut apinya akan menyebar dan membakar seluruh pohon disana, asapnya juga sudah menyebar dan sampai kesini. ." Kata burung tersebut. "Jika rumah kalian ada disana, saya sarankan agar tidak kembali pulang dan mencari rumah baru, saya juga akan pergi mencari rumah baru". Setelah mengatakan itu dia pun kembali terbang ke dalam hutan.

"Terima kasih" teriak Hubi.

Upu pun cemas, dan bertanya kepada Hubi kemana mereka akan pergi.

"Apa yang harus kita lakukan Hubi, apakah kita kembali ke rumah kita atau mencari pohon lain untuk jadi rumah baru kita?". Kata Upu

"Dari perkataan burung tadi, sebaiknya kita mencari rumah baru saja. Mungkin pohon yang menjadi rumah kita sudah terbakar."  

Rumah Hubi dan Upu mungkin sudah terbakar atau akan terbakar karena pohon yang mereka tempati berada di bagian barat daya hutan ini. Jika seandainya rumah mereka tidak terbakar, lingkungannya tidak akan indah lagi. Jadi Hubi dan Upu memutuskan untuk mencari pohon baru untuk mereka tempati.

Mencari Rumah Baru

sunting

Hubi dan Upu pun mulai memutar arah. Berharap ada pohon yang bisa ditinggali sebelum hari menjadi gelap. Tujuan mereka adalah bagian timur hutan, karena mereka lebih suka tinggal di daerah tepi hutan. Di tengah perjalanan, tiba tiba Hubi dan Upu mendengar suara dari atas menuju mereka. Merasakan adanya bahaya, jambul atau mahkota Hubi dan Upu pun mengembang. Melihat ke atas, ada seekor Elang yang menargetkan mereka sebagai mangsanya. Hubi dan Upu pun menambah kecepatan terbang mereka. Dikarenakan memiliki sayap yang lebar Hubi dan Upu merupakan burung yang terbang tangguh. Tapi kadang keberuntungan tak berpihak pada mereka, tiba-tiba Elang sudah berjarak 10cm dari Hubi.

"Hubiiii awas, dia dibelakangmu" teriak Upu

Hubi pun kaget dan merasakan ancaman dari si Elang. Dia pun menyemprotkan kotorannya ke Elang. Namun si Elang berhasil menghindar. Tidak menunggu lama karena si Elang semakin dekat, Hubi pun meggosokkan zat yang berbau busuk dari kelenjar khusus yang ada  di dekat kloakanya ke bulu bulunya. Sehingga semua tubuhnya berbau busuk. Karena bau busuk ini si Elang berhenti mengejar Hubi dan terbang menjauh.

Hubi dan Upu memiliki kelenjar khusus di dekat kloaka mereka, kelenjar ini menghasilkan zat yang berbau busuk. Jadi, setiap Hubi dan Upu dikejar oleh musuh, mereka akan menggosokkan zat ini ke seluruh badan sehingga musuhnya akan pergi lari dan tidak jadi mengejar. selain itu, zat ini juga berfungsi untuk melindungi Hubi dan Upu dari berbagai penyakit.

"Hubi, Elangnya sudah pergi..., Syukurlah" kata Upu sambil terbang  mendekat ke arah Hubi.

"Iya, ayo kita cari air dulu, saya ingin membersihkan diri, habis itu baru melanjutkan perjalanan kita" jawab Hubi

Setelah Hubi selesai membersihkan diri. Hubi dan Upu pun melanjutkan perjalanan mereka ke bagian timur hutan. Tak memakan waktu lama mereka pun sampai dan langsung memilih pohon yang akan menjadi Rumah mereka masing masing. Tidak seperti burung lain, yang membuat sarangnya dengan cara mengumpulkan ranting-ranting dan menemukan sudut yang tepat di cabang pohon, Hubi dan Upu menemukan rumahnya dengan mencari lubang di batang pohon. Hubi dan Upu senang dengan rumah baru mereka dan berharap tidak ada gangguan gangguan lagi.

Tamat.