Aku Ingin Menjadi yang Terbaik Untukmu, Bukan yang Tercantik Bagimu/Perpisahan Bukan Akhir Segalanya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
Tidak terasa sudah Sembilan bulan lamanya Neza dan Akbar satu sekolah. Hampir setiap hari mereka bertemu. Hari-hari Neza pun terlihat ceria karena kehadiran Akbar. Walau pun kadang kala Neza dibuat cemburu oleh Akbar, tapi Neza tetap bertahan karena dia yakin Akbar adalah yang terbaik untuknya.
Besok adalah hari ulang tahun Neza. Deta dan Tari tampaknya sudah memiliki rencana untuk memberikan Neza kejutan. Di hari jumat yang tampak cerah ini, Deta mulai menyusun rencana bersama Tari. Kali ini mereka membagi-bagi tugas. Deta kebagian untuk memberi tahu Halin bahwa besok Neza ulang tahun. Maka dari itu, kini Deta tengah berjalan menuju kelas Halin.
Deta telah berdiri di depan kelas Halin. Kali ini Deta sedang mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Halin. Ternyata Halin melihat dari dalam kelasnya ada Deta sahabat Neza yang tampaknya sedang mencari seseorang. Halin pun menghampiri Deta, “hay Det… lagi nyariin siapa??” tanya cewek berkulit putih itu.▼
▲Deta telah berdiri di depan kelas Halin. Kali ini Deta sedang mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Halin. Ternyata Halin melihat dari dalam kelasnya ada Deta sahabat Neza yang tampaknya sedang mencari seseorang.
“Ngasih tahu apa?” potong Halin.
▲“hay lin, aku nyariin kamu tahu.. aku mau ngasih tahu kamu nih..” ucap Deta.
▲“gini loh, besok tuh tahu gak hari apa??”
Deta tersenyum, “yeh maksudnya bukan gitu.. besok tuh hari ulang tahun Neza…”
Halin tampak keget,
Sementara itu di kelas Neza tampak bingung mencari kedua sahabatnya yang hilang ntah pergi kemana. Karena Neza tak juga menemukan sahabat-sahabatnya itu, Neza pun memutuskan untuk pulang sendiri.
[di rumah Halin]<br>
Halin memasuki kamar Akbar untuk memberitahu Akbar bahwa besok adalah hari ulang tahun Neza. Halin pun mendekati Akbar yang sedang asyik main computer,
▲Halin memasuki kamar Akbar untuk memberitahu Akbar bahwa besok adalah hari ulang tahun Neza. Halin pun mendekati Akbar yang sedang asyik main computer, “kak.. tau gak besok hari apa??” Halin mulai bertanya.
▲“hari sabtu lah… ada apa gitu??” Akbar melirik ke Halin.
▲“gini loh kak, besok tuh hari ulang tahun Neza…”
▲“trus…” Akbar meminta Halin melanjutkan omongannya.
“Jadi gini loh kak rencananya…” Halin pun berbisik ke Akbar.
▲“gini, tadi sahabatnya Neza minta tolong ke Halin untuk bilang ke kak Akbar mereka itu mau buat kejutan untuk Neza..”
▲“kejutan?? Kejutan apaan??” Akbar mengerutkan dahinya.
▲“owh,… gitu ya.. boleh juga tuh..” ujar Akbar sambil mengannguk.
▲“okey, sip lah..” Akbar mengacungkan jempol tangan kanannya.
Keesokan harinya, saat pulang sekolah. Deta dan Tari sengaja menahan Neza di kantin supaya Neza gak pulang dulu. Deta dan Tari menunggu sekolah sampai rada sepi. Sementara Akbar telah menyiapkan kejutan untuk Neza.
Baris 63 ⟶ 58:
Melihat suasana sekolah yang mulai rada sepi, kemudian Tari memulai rencana mereka dengan meminta Neza untuk mengambil buku Tari yang tertinggal di kolong bangkunya, “Nez, aku lupa bawa buku matem aku yang tadi.. kayaknya ketinggalan di kolong bangku deh..” ucap Tari sambil mengodok-ngodok isi tasnya, “bisa tolong ambilin ga??” pinta Tari kemudian.
Sementara itu di kelas Neza sudah ada Akbar yang menunggu Neza. Saat Neza tiba di depan pintu kelasnya, dia rada heran karena melihat pintu kelasnya yang tertutup.
Baris 72 ⟶ 67:
“upz,.. kok ada kak Akbar sih?? Aku gak salah masuk kelaskan??” ucap Neza dalam hati.
Akbar kemudian memandang Neza yang berdiri di dekat pintu. Pandangan Akbar yang tajam mengingatkan Neza saat mereka berdua bertemu pertama kali. Lalu Akbar memalingkan pandangannya ke gitar yang sedang ia pegang. Kemudian Akbar pun memetik gitar itu dengan lembut. Sementara Neza tampak bingung apa yang harus dia lakukan di depan Akbar saat ini.
“mau ngapain kesini??” tanya Akbar tiba-tiba.
▲“ih, kak Akbar kok aneh sih??” mau ngapain lagi nih nyamperin aku… ngomong-ngomong di kelas ini Cuma aku ma kak Akbar aja berdua… OMG…” ucap Neza dalam hati.
Akbar terus melangkah mendekati Neza dengan tatapan tajam. Tatapan itu membuat Neza tampak ketakutan. Neza memundurkan langkahnya, karena Akbar terus berjalan dengan tatapan tajamnya. Akhirnya sampailah Neza di sudut kelas. Neza tak biasa bergerak mundur lagi. Karena di belakangnya ada tembok.
Kali ini Akbar mendekatkan wajahnya ke arah Neza.
Neza makin merapat ke tembok sedangkan kini wajah Akbar dan Neza hanya berjarak beberapa senti aja. Neza kemudian memejamkan matanya karena takut.
Lalu akbar pun membelokan wajahnya ke telinga kanan Neza. Kali ini mulut Akbar dan telinga Neza berada dekat sekali. Sampai Neza pun bisa merasakan hembusan nafas Akbar yang tampaknya akan mengucapkan sesuatu ke telinganya. Neza masih gak mau membuka matanya.
Saat mendengar kata itu, Neza langsung membuka matanya. Hati Neza tambah berdesir-desir berada dekat dengan Akbar. Neza tampak masih kaget dan tidak menyangka Akbar akan berbicara dengan seperti itu. Kaki Neza menjadi lemes karena kini Akbar masih mendekatkan mulutnya di telingan Neza. Karena posisi mereka sangat dekat, saat Neza menengokan wajahnya ke arah Akbar tak sengaja Neza mencium pipi Akbar.
Akbar kemudian menjauhkan wajahnya dari telinga Neza. Kini mereka saling bertatapan.
Neza sambil memegang bibirnya, “upz,.. maaf kak… tadi Neza gak sengaja..” ucap Neza,
Akbar tersenyum,
Tak lama kemudian, dari luar kelas Deta, Tari, Halin dan April datang sambil membawa sebuah kue ultah untuk Neza. Mereka berempat pun menyanyikan lagu happy birthday untuk Neza. Neza tampak terharu.
“cieeeee..” kompak Deta, Tari, Halin dan April.
Pipi Neza jadi merona merah. Kemudian Neza pun memotong kue bolu itu.
Kemudian Neza memberikan potongan kue yang pertama itu ke Akbar disambut dengan tepuk tangan dari temen-temen Neza itu.
Mereka lalu melanjutkan acara makan bolu. Setelah itu Halin, April dan Akbar pun pamit pada Neza dan teman-temannya. Setelah Halin, April dan Akbar pulang, Neza dan kedua sahabatnya itu pun pulang dengan hati bahagia.
Baris 154 ⟶ 137:
Bell pulang pun berbunyi. Akbar menunggu Neza di depan gerbang sekolah. Neza buru-buru keluar dari kelasnya menuju pintu gerbang. Dari kejauhan tampak Akbar sedang menunggu Neza. Neza semakin deg-degan.
Akhirnya Neza kini berada di samping Akbar. Wajah Neza tampak merona merah. Saat itu juga Akbar memalingkan wajahnya ke Neza. Neza jadi terpesona melihat Akbar. Awalnya dia tak bisa mengucapkan apa-apa. Tapi karena Akbar menyapanya,
“beuh, janjian??? Kayak yang mau ngedate aja..” celetuk Akbar dalam hati.
Akbar kemudian tersenyum manis ke Neza sambil memasukan kotak itu ke dalam tasnya, “sekali lagi thanks ya Nez..” ucap Akbar.
Dari kejauhan ada Irvan yang mengendarai motor lalu menghampiri Akbar dan Neza, “Bar, yuk berangkat..” Irvan mengajak Akbar.
Baris 179 ⟶ 162:
“Nez, kakak duluan ya.. mau ke tempat bimbel dulu nih..” pamit Akbar kemudian menaiki motor.
Kemudian Neza pun kembali mencari Deta dan Tari yang tampaknya masih ada di kelas. Ternyata benar, mereka berdua masih ada di kelas.
“Alhamdulillah… bisa dibilang sukses lah…” jawab Neza.
Mereka bertiga pun berangkat ke rumah Tari dengan naik taxi. Sampai di rumah Tari mereka langsung memasuki kamar Tari dan ngerumpi. Biasalah, anak-anak cewek kebanyakan suka gitu.
Baris 200 ⟶ 183:
“bar, tadi ada apaan sih Neza nyuruh lo nunggu dia di gerbang??” tanya Irvan kemudian.
“loh kok dia tahu warna kesukaan lo sih??” tanya Irvan begitu melihat kotak cokelat itu.
Dan begitu mereka berdua membuka kado itu, ternyata ada sebuah buku yang di depannya tertulis “HAPPY BIRTHDAY yg ke-18 To : Akbar” selain itu di depan buku itu juga terpampang foto Akbar.
Baris 222 ⟶ 205:
“cieeee sejak kapan lo jadi cover boy??” canda Irvan.
Akbar pun membuka lembar demi lembar buku gallery itu. Akbar jadi terharu melihat Neza yang begitu perhatiannya pada Akbar. Akbar tidak menyangka, kalau ternyata Neza banyak tahu tentang dirinya lebih dari yang Akbar tahu. Apalagi saat melihat foto-foto Akbar yang dia juga tidak tahu kapan Neza mengambil foto itu. Tapi ada juga beberapa foto yang ternyata foto itu dari Halin.
Saat membuka halaman terakhir, yaitu bagian dimana Neza mengungkapkan isi hatinya. Akbar terlihat antusias, bahkan dalam hatinya dia bahagia dan sangat terharu,
“bar, tuh kan sekarang lo liat.. dia nulis kalo dia tuh suka banget ma lo, dia tuh sayang and cinta banget ma lo.. trus dia minta jawaban dari lo.. gimana tuh?” tanya Irvan.
Baris 232 ⟶ 215:
“van, lo tahu gak? Gue belum pernah di kasih kayak ginian ma orang lain..” Akbar menggeleng-gelengkan kepalanya. “Neza ni orang satu-satunya yang pernah ngasih gue buku gallery kayak gini.. apa lagi dia ngungkapin isi hatinya lewat buku ini… sumpah gue terharu banget..” ucap Akbar.
“bingung kenapa?? Lo nyadar gak sih, secara gak langsung si Neza tuh udah nembak lo..” ucap Irvan.
Akbar pun kemudian mengetik sebuah pesan untuk Neza.
Baris 250 ⟶ 233:
Neza yang tengah becanda dengan sahabat-sahabatnya itu kemudian meraih ponselnya yang berbunyi di atas bantal. Begitu Neza membuka ponselnya, ternyata ada pesan dari Akbar, Neza pun segera membuka ponselnya.
From : Kak Akbar<br>
Mksh bnyk yah…. Doa2ny, kdony, ckltny… ma sms td mlm, ju2r cm km aj yg sms td mlm.mksh…
“cieeee… jadi semalem Cuma kamu doang yang ngasih ucapan ke dia??” canda Tari.
Neza pun mengetik pesan di ponselnya lalu mengirimkan pesan itu ke Akbar.
Akbar yang merasakan ponselnya bergetar langsung membuka ponselnya dan membaca pesan dari Neza.
From : Neza<br>
Ya kak, sama2… gimana suka gak ma kdonya???
Akbar pun kemudian membalas singkat pesan dari Neza.
Baris 283 ⟶ 266:
Neza kembali mengambil ponselnya yang berbunyi di atas bantal.
From : kak Akbar<br>
Suka….
Neza dan sahabatnya pun kembali tertawa dan becanda.
Baris 306 ⟶ 290:
Akbar membuka ponselnya yang ia taro di saku celananya. Ketika membuka ponselnya, ternyata ada sms dari Neza.
From : Neza<br>
Kak, selamet yaph.. udah lulus UN..
Kemudian Akbar pun membalas sms Neza.
From : kak Akbar<br>
Ya Nez.. mksih..
Baris 322 ⟶ 307:
Dari belakang Akbar datanglah Yongki, teman Akbar.
Kemudian Yongki dan Akbar pun ngobrol tentang perguruan tinggi yang akan mereka masuki.
Baris 332 ⟶ 317:
Sementara itu, di depan ruang guru. Neza, Deta, Tari dan beberapa teman sekelasnya sedang mengincar hasil nilai UAS mereka.
Dari kejauhan, Neza tetap memandang Akbar dengan mata berbinar-binar. Deta yang melihat Neza seperti melamun akhirnya mengagetkan Neza,
“Nez, tu kak Akbar lagi ngobrol ma temennya” kata Tari memberi tahu Neza.
Neza berjalan menuju papan pengumuman yang tercantum nilai-nilai UN kelas tiga.
“Nez, yuk ke kelas. katanya nilai bahasa udah ada pengumumannya.” ajak Tari dan beberapa teman Neza.
Neza berjalan dibelakang teman-temannya. Saat Neza akan belok ke arah kelasnya, dia melihat Akbar yang sedang berjalan.
Mereka berdua pun berpapasa, dan....
“selamat ya kak” kata Neza dengan senyumnya.
Mereka berdua diam sejenak, lalu Akbar tampak gugup namun tetap cool berkata, “Nez,..”
Mereka pun kembali sibuk dengan urusannya masing-masing. Neza sibuk untuk mengurusi kenaikan kelasnya. Sedangkan Akbar sibuk mengurusi untuk masuk kuliah.
Baris 391 ⟶ 376:
Neza berbaring di tempat tidurnya. Ia tampak gelisah. Dia memikirkan jawaban yang akan diberikan Akbar padanya.
Sementara itu, Akbar yang sedang berada di kamarnya tampak sedang merenung di depan meja belajarnya yang tertata rapih. Ia membuka kembali buku gallery pemberian Neza. Akbar sedang memikirkan jawaban yang akan dia berikan pada Neza.
Keesokan harinya. Akbar bertemu lagi dengan Neza. Kali ini tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Neza dan Akbar. Mereka diam membisu. Hanya senyuman saja yang berbicara diantara keduanya.
Neza sengaja tak bicara apa-apa, karena dia menunggu Akbar untuk memberikan jawabannya itu. Tapi Akbar tampaknya bingung bagaimana harus mengatakannya. Akbar malah menunggu Neza untuk bertanya padanya. Tapi Neza tak menanyanya.
Neza memandang Akbar yang berdiri tidak jauh dari Neza. Neza berharap Akbar akan memanggil namanya. Namun Akbar tidak juga memanggil Neza. Akbar malah sibuk ngobrol dengan teman-temannya.
Baris 417 ⟶ 402:
“Nez..” sapa Deta.
“mau ke ruang guru gak?? Yang lain pada mau ke sana tuh..” ajak Deta.
Neza tampak kecewe, karena Akbar tadi tidak memberikan jawabannya. Neza pun bertekad nanti malam akan meng-Sms Akbar dan menanyakan jawabannya.
Baris 435 ⟶ 420:
Akbar sedang duduk di ruang keluarganya bersama Halin dan orang tuanya. Tiba-tiba terdengar ponsel Akbar berbunyi. Ketika Akbar membuka ponselnya ternyata ada pesan dari Neza.
Akbar pun mengetik balasan untuk Neza.
Baris 441 ⟶ 426:
Neza tampak gelisah menunggu jawaban dari Akbar. Tak sampai satu menit Neza pun mendapat balasan dari Akbar. Tangan Neza tampak gemetar saat akan membuka sms itu. Akhirnya sms itu pun terbuka, dan…..
From : kak Akbar<br>
Mksh…tas smuany…tp kak g bsa.. ngblz prsaan nza..cz kak dh pny pcr n mank kak gda prsan ma nza… mav bgt…
Baris 451 ⟶ 435:
Lima menit berlalu, Neza masih terduduk di lantai kamarnya. Namun ternyata ada sms masuk lagi, sms itu dari Akbar. Kali ini Neza tak sanggup membuka sms itu. Tapi hati Neza berkata Neza harus membuka sms itu. Dan ternyata….
From : kak Akbar<br>
He…ngtez doank..mav…kak suka koq ma nza…kak syg koq ma nza…tp cm sbtas sbgai ade klas… mav yah… n jgn kcwa sm kptusan kkak… qta bs lbh enak koq tnpa pcrn…
Neza sangat senang dengan sms kedua Akbar. Neza pun segera membalas sms dari Akbar tersebut.
Baris 465 ⟶ 449:
Akhirnya Neza pun legah mendapat jawaban dari Akbar yang tak mengecewakan itu.
Seminggu kemudian diadakan acara pelepasan siswa kelas tiga yang bertempat di aula sekolah. Neza berusaha untuk bisa masuk ke acara itu. Untung saja Neza mengikuti ekskul jurnal, sehingga dia bisa masuk mengabadikan moment perpisahan Akbar dengan leluasa.
Akbar tampak keren dengan jas yang ia kenakan. Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah Akbar. Suasana dalam aula terasa begitu menyatu antara anak-anak kelas tiga dan guru-guru.
Saat acara hiburan, ternyata Akbar tampil dengan menyanyi solo. Dengan diiringi gitar yang ia petik sendiri, Akbar membawakan lagu flanella yang berjudul
Saat mendengar Akbar menyanyikan lagu itu, hati Neza terasa terharu dan sedih. Neza yang sedang memegang handycam hampir saja meneteskan air mata mendengar Akbar menyanyi.
Setelah Akbar menyanyi dan turun dari panggung. Neza pun menghampiri Akbar,
Mereka berdua pun tersenyum. Walaupun di dalam lubuk hati Neza dan Akbar mereka sedih.
|