Mitologi Yunani/Marsias dan Thamiris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ezagren (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 5:
Suatu hari dewi Athena menciptakan alat musik yang disebut aulos, yaitu pipa berbuluh dua. Namun ketika Athena mencoba meniupnya, pipi Athena menjadi menggelembung sehingga ditertawakan oleh Hera dan Afrodit. Athena yang kesal akhirnya membuang alat musik itu sembari memberi kutukan bagi siapapun yang mengambilnya.
 
Adalah seorang [[Mitologi Yunani/Makhluk Legendaris#SatirMitologi/atir|satir]] bernama Marsias yang menemukan aulos itu dan mulai memainkannya. Dalam waktu singkat, Marsias pun menjadi ahli memainkan aulos. Dia menjadi terkenal sebagai pemain aulos yang hebat. Namun kelebihannya itu membuatnya sombong, dia berani menantang Apollo, dewa musik.
 
Apollo menerima tantangan Marsias. Mereka sepakat bahwa sang pemenang boleh melakukan apapun pada yang kalah. Para Muse (dewi musik dan nyanyian) menjadi jurinya. Setelah mereka berdua tampil, para Muse menyatakan bahwa hasilnya seri. Apollo kemudian mengatakan bahwa mereka harus bertanding lagi tetapi kali ini mereka harus bermain musik dalam posisi terbalik. Marsias tidak mampu melakukannya sehingga akhirnya Apollo dinyatakan sebagai pemenang.
Baris 11:
Apollo lalu menghukum Marsias yang telah lancang menantang seorang dewa. Apollo menggantung Marsias secara terbalik di sebuah pohon dan mengulitinya hidup-hidup sampai Marsias tak punya kulit dan mati.
 
Para dewa dan [[Mitologi Yunani/Makhluk Legendaris#Nimfa|nimfa]] hutan berkabung dan menangisi nasib Marsias. Dari air mata mereka kemudian mengalirlah sungai yang disebut sungai Marsyas.
 
=== Thamiris ===