Romawi Kuno/Seni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
[[Berkas:Affreschi romani - polifemo presenza galatea - pompei.JPG|300px|right|thumb|Lukisan dinding di Pompeii.]]
[[Berkas:Roman pottery from Britain.jpg|300px|right|thumb|Berbagai macam tembikar Romawi.]]
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruska, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruska. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani.
Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi, banyak sekali patung yang dibuat.
Baris 19:
Tembikar Romawi diawali dengan meniru gaya tembikar Etruska, namun kemudian berkembang dengan gayanya sendiri. Secara umum, tembikar di Italia cenderung memiliki satu warna dan dekorasinya pun dicetak, tidak seeprti tembikar Yunani yang hiasannya dilukis. Pada masa republik, kebanyakan tembikar dibuat di dekat tempat tembikar tersebut akan digunakan. Namun pada masa kekaisaran, mulai berdiri pabrik-pabrik tembikar, yang memproduksi tembikar untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Ada beberapa pabrik di Italia, di dekat kota yang disebut Arezzo, dan beberapa lainnya di Prancis selatan. Tembikar jenis ini disebur tembikar Arretine.
Setelah menaklukan Asia Barat, Romawi pun mengembangkan seni tembikar mereka dengan belajar dari para seniman Asia Barat. Jika sebelumnya tembikar Romawi berwarna hitam, kini warnanya menjadi merah. Bangsa
Ketika tahu bahwa tembikar Arretine dan Galia Selatan bisa mendatangkan banyak uang. Orang-orang pun menirunya di berbagai tempat, dan dimulai sejak masa masa kaisar Vespasianus, sekiat 70 M. Di Spanyol, tiruan ini disebut Terra Sigillata Hispanika, sedangkan di Afrika Utara, disebut Slip Merah Afrika. Tembikar Afrika ini sangat sukses, bahkan mampu mengalahkan ketenaran tembikar Galia Selatan. Lima puluh tahun sejak pertama kali diproduksi, tembikar Slip Merah Afrika telah digunakan oleh hampir semua orang di seluruh penjuru Kekaisaran Romawi. Para arkeolog menemukan tembikar jenis ini di Inggris dan Denmark, Austria, Spanyol, Yunani, dan tentu saja di Afrika Utara. Sementara di bagian timur Romawi, orang-orang lebih suka menggunakan Sigillata.
|