Mitologi Yunani/Kisah Hukuman/Pentheus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Ketika di Asia, Dionisos mendirikan pemujaannya dan memperoleh pengikut yang disebut Bakkhant atau Mainad. Ritusnya melibatkan mabuk-mabukkan dan pesta seks. Dionisos mengajarkan para pengikutnya cara membudidayakan tanaman anggur serta cara membuat minuman anggur, Sebagai dewa, Dionisos memberi hadiah bagi penguasa yang mengizinkannya mendirikan kuil atas namanya, namun dia juga akan menghukum orang yang tidak memperbolehkan orang menyembahnya.
 
Setelah selesai berkelana d Asia, Dionisos memutuskan untuk menyebarkan ritualnya di tempat asalnya, yakni Thebes. Dia berniat untuk mendirikan pusat pemujaannya di sana. Ketika itu Thebes dipimpin oleh Pentheus, sepupu Dionisos. Namun Pentheus tidak mempercayai bahwa Dionisos adalah dewa. Pentheus berpikir bahwa ritual yang dibawa Dionisos adalah memalukan dan menjijikan.
----
Pada masa itu, kakek Dionisos, Kadmos, memutuskan untuk turun tahta dan digantikan oleh cucunya, Pentheus, putra Ekhion dan Agave, putri Kadmos. Pentheus masih muda ketika naik tahta. Ketika dia mendengar mengenai kedatangan Dionisos, Pentheus tak merasa senang. Dia tidak percaya bahwa Dionisos adalah sepupunya, karena dia percaya bahwa Semele meninggal bersama janinnya. Sang raja juga percaya bahwa bibinya Semele meninggal akibat dihukum dewa karena mengaku-ngaku bercinta dengan Zeus. Pentheus pun memutuskan untuk menekan pemujaan Dionisos, karena ia meyakini bahwa Dionisos hanyalah manusia biasa. Sang raja juga merasa bahwa ritus dan pesta Dionisos adalah memalukan dan mendidikan.
 
Kadmos dan Teiresias, kakek dan teman Pentheus, berusaha mengajak Pentheus untuk mempercayai Dionisos. Namun Pentheus tetap berpegang pada pendiriannya. Pentheus malah semakin menekan kegiatan kelompok pemujaan Dionisos.