Mitologi Yunani/Kisah Hukuman/Pentheus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
 
Sang orang asing awalnya berpura-pura sebagai pendeta atau imam Dionisos. Dia membiarkan dirinya ditangkap ketika orang-orang lainnya melarikan diri. Dionisos memperingatkan Pentheus akan bahayanya membuat dewa murka. Pentheus malah mengancam akan menangkap, menyiksa, dan menghukum mati para Bakkhant yang tak mau berhenti menyembah Dionisos. Pentheus lalu mengurun Dionisos di dalam penjara, tapi Dionisos berhasil kabur dan membuat seluruh istana runtuh.
 
Seorang gembala datang dan memberitahu sang raja bahwa dia menemukan para Mainad, yaitu kelompok perempuan pemuja Dionisos. Di antara para Mainad, terdapat Agave (ibu Pentheus) serta dua bibi Pentheus, Autonoe dan Ino. Sang gembala juga menceritakan bahwa para wanita itu menyerang siapa saja yang mendekati mereka.
 
Agave, Autonoe dan Ino juga sebenarnya tidak mempercayai bahwa Dionisos adalah dewa. Mereka berpikir bahwa Semele, yang sedang hamil, meninggal terbakar bersama janinnya (Dionisos). Mereka juga mengira bahwa Zeus menghukum Semele karena telah mengaku-ngaku bercinta dengan Zeus. Ketika Agave dan dua saudarinya menolak menyembah Dionisos, sang dewa muda menimpakan mereka dengan kegilaan sehingga mereka ikut serta dalam ritual Dionisos.
 
Ibu Pentheus (Agave} dan dua bibinya (Autone dan Ino) juga tidak mempercayai kedewaan Dionisos, maka Dionisos pun berniat menghukum mereka. Dionisos memberi kegilaan pada Agave, Autone, dan Io sehingga mereka menjadi tidak sadarkan diri dan kemudian mengikuti ritual Dionisos bersama para mainad (perempuan pengikut Dionisos) di gunung Khiteron.