Mitologi Yunani/Kisah Hukuman/Niobe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '340px|right|thumb|Apollo dan Artemis membunuhi putra-putri Niobe.as kesombongan dan kesalahan orang tu...'
 
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1:
[[berkas:Niobe JacquesLouisDavid 1772 Dallas Museum of Art.jpg|340px|right|thumb|Apollo dan Artemis membunuhi putra-putri Niobe.]]as
Ini adalah mitos tentang bagaimana para dewa menghukum anak-anak atas kesombongan dan kesalahan orang tua mereka. ApollodorosKisah dan Ovidius menulis kisahmengenai Niobe dan anak-anaknya ini ditulis oleh Apollodoros dan Ovidius. Namun Ovidius memberikan kisah yang lebih terperinci.
 
Niobe adalah putri dari Tantalos, raja yang dihukum oleh para dewa akibat membunuh putranya sendiri dan berusaha menghidangkan dagingnya kepada para dewa. Niobe menikah dengan Amfion, saudara Zethos dan penguasa Thebes.
Baris 7 ⟶ 8:
Karena memiliki anak yang banyak, Niobe menjadi sombong dan jumawa, bahkan terhadap dewa. Pada akhirnya anak-anaknyalah yang harus membayar atas kesombongan ibu mereka.
 
Leto dan anak-anaknya menjadi sasaran kesombongan Niobe. Niobe mendatangi kuil Leto dan menyaakanmenyatakan bahwa sebagai ibu, dia telah melahirkan lebih banyak anak daripada Leto, yang hanya memiliki sepasang putra-putri. Niobe bahkan memerintahkan rakyat Thebes untuk berhenti menyembah Leto. Alih-alih, rakyat Thebes diharuskan menyembah Niobe dan anak-anaknya. MnurutMenurut Niobe, dia lebih pantas disembah dariapda Leto.
 
Leto mendengar kesombongan Niobe lalu memanggil kedua anaknya, Apollo dan Artemis. Leto menyuruh mereka menghukum Niobe atas penghinaan dan pelecehan yang telah ratu Thebes itu lakukan terhadap mereka. Apollo dan Artemis membawa busur perak mereka, yang penuh dengan panah mematikan, dan langsung pergi menuju Thebes untuk menghukum ratu yang sombong tu.
Baris 17 ⟶ 18:
Kali ini Artemis yang maju. Ketika putri-putri Niobe sedang menangisi saudara-saudara mereka yang mati, Artemis langsung memanah mereka, dan mereka pun mati satu per satu oleh panah sunyi Artemis hingga hanya tinggal satu saja yang tersisa. Niobe berusaha melindungi putri terakhirnya itu dengan memeluknya dan meminta sang dewi untuk mengampun satu-satunnya anaknya yang tersisa itu. Namun Artemis tak peduli dan tetap melesatkan panahnya untuk membunuh anak terakhir Niobe. Kini tak ada lagi anak Niobe yang tersisa.
 
Niobe sangat berduka dan bersedibersedih atas kematian semua anak-anaknya. Rasa dukuaduka menyelimutinya hingga akhirnya dia diubah menjadi batu, seperti sebuah patung marmer, namun dia tetap meratapi anak-anaknya. Angin puyuh lalu membawa batu itu melintasi lautan menuju tempat kelahirannya. Niobe lalu ditaruh di puncak gunung.
 
Satu atau dua orang anak Niobe mungkin selamat. Barangkali Khloris (Meliboia), istri Neleus dan ibu Nestor, berhasil menghindari kematian yang menimpa saudar-saudarinya, karena dia tinggal di Pylos, Messenia.