Mitologi Yunani/Kisah Hukuman/Melanippos dan Komaitho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Di kota Patrai di Akhaia, ada sebuah suaka Artemis yang melaksanakan kurban manusia selama beberapa generasi. Semua itu dimulai pada suatu saat, ketika Komaitho menjad...'
 
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Artemis marah karena ternyata pendetanya sendiri yang menodai kuil sucinya. Artemis lalu menghukum mereka dengan mengirim wabah penyakit dan kelaparan ke kota Patrai serta daerah pedesaan di sekitarnya.
 
Para penduduk Patrai meminta nasehat pada orakel Delphi, Sang orakel memberitahu mereka bahwa dewi Artemis sedang marah karena kuilnya telah dinodai oleh Komaitho dan melanippos. Untuk menenangkan sang dewi, penduduk Patrai harus mengorbankan Melanippos dan Komaitho, selain itu para penduduk harus memberikan persembahan seorang pria dan perempuan muda setiap tahun untuk Artemis, dan itu harus terus dilakukan sampai datang seorang raja dari tanah asing yang membawa dewa baru.
 
Para penduduk kembali ke Patrai dan langsung mengorbankanmenangkap Melanippos dan Komaitho di altar Artemis. Sejak itu, setiaplalu tahunnyamengurbankan seorangmereka pemudadi danaltar seorang perawan dikorbankan untukberdarah Artemis.
 
Sejak itu, setiap tahunnya selama beberapa generasi, seorang pemuda dan seorang perawan dikorbankan oleh para penduduk Patrai untuk Artemis Mereka dengan putus asa menanti tradisi berdarah untuk untuk berakhir. Para pemuda dan pemudi yang dikurbankan itu tak berdosa namun rakyat Patrai amat takut pada amarah dewi Artemis jika mereka menghentikan kurban tahunan itu.
----
Kebiasaan ini terus berlangsung sampai akhirnya datanglah Euripilos yang membawa patung dewa Dionisos. Berkat kedatangan Euripilos ini, kebiasaan berdarah itu pun dihentikan.<noinclude>
{{MY-Hukuman}}