Romawi Kuno/Seni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sailko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
Bangsa Galia menggabungkan gaya seni mereka dengan gaya Romawi. Begitu juga bangsa Briton, Spanyol, Kartago, Punisia, dll.
 
Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni Romawi. Yang pertama adalah peperangan dengan kaum JermanJermanik di utara. Hal ini ikut diabadikan dalam seni (kadang dengan gaya yang berlebihan), seperti misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang memperlihatkan orang-orang yang kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh lainnya adalah Pelengkung Severus. Yang kedua adalah penggunaan bor yang mulai menggantikan pahat. Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih mudah dan cepat. Patung Romawi pun terlihat berbeda. Yang ketiga adalah meningkatnya perhatian ada jiwa, mungkin akibat pengaruh agama Nasrani. Hal ini ditunjukkan dengan patung-patung yang lebih menekankan pada mata (jendela jiwa), kadang dengan pandangan ke atas (surga). Bagian tubuh pun dianggap kurang penting sehingga para pematung kadang membuat bagian tubuh lainnya secara tidak akurat, kadang tangan dan kakinya terlalu pendek, atau kepalanya terlalu besar. Gaya ini terus berlanjut sampai kejatuhan Romawi.
 
== Tembikar ==
Tembikar Romawi diawali dengan meniru gaya tembikar Etruska, namun kemudian berkembang dengan gayanya sendiri. Secara umum, tembikar di Italia cenderung memiliki satu warna dan dekorasinya pun dicetak, tidak seeprtiseperti tembikar Yunani yang hiasannya dilukis. Pada masa republik, kebanyakan tembikar dibuat di dekat tempat tembikar tersebut akan digunakan. Namun pada masa kekaisaran, mulai berdiri pabrik-pabrik tembikar, yang memproduksi tembikar untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Ada beberapa pabrik di Italia, di dekat kota yang disebut Arezzo, dan beberapa lainnya di Prancis selatan. Tembikar jenis ini disebur tembikar Arretine.
 
Setelah menaklukan Asia Barat, Romawi pun mengembangkan seni tembikar mereka dengan belajar dari para seniman Asia Barat. Jika sebelumnya tembikar Romawi berwarna hitam, kini warnanya menjadi merah. Bangsa Romawi juga belajar cara membuat dekorasi pada tembikar dengan cara mencetaknya, yang ternyata lebih cepat dan mudah daripada dengan cara dilukis. Dengan inovasi ini, pabrik-pabrik tembikar dapat menghasilkan barang dengan kualitas yang bagus namun dengan harga yang murah. Tembikar jenis ini menjadi sangat populer, dan pabrik-pabrik tembikar memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Tembikar jenis ini disebut tembikar Galia Selatan.