Hindu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Doa Sehari-hari'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Tahapan Persembahyangan'''
Doa Sehari-hari
 
1. Mantram Dupa :
 
''Oṁ Ang dupa dipāstraya nama swāha''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu.
 
2. Mantram Bunga dan Kawangen
 
''Oṁ puspa dantā ya namah swāha
''Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bunga ini cemerlang dan suci.
 
3. Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram :
 
''Oṁ prasada sthiti sarira siwa suci nirmalāya namah swāha
''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda.
 
4. Lakukan Pranayama
 
Menarik nafar (Puraka) : ''Oṁ Ang Namah''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat
 
Menahan nafas (kumbaka) : ''Oṁ Ung Namah''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ung pemelihara, hamba hormat
 
Mengeluarkan nafas (recaka) : ''Oṁ Mang Namah''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat
 
5. Penyucian tangan
 
a. Tangan kanan : ''Oṁ suddha mām swāha''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).
 
b. Tangan kiri : ''Oṁ ati suddha mām swāha''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
 
6. Puja Tri Sandya
 
''1. Oṁ Oṁ Oṁ
bhūr bhvaḥ svaḥ
tat savitur varenyaṁ
bhargo devasya dhīmahi
dhiyo yo naḥ pracodayāt
2. Oṁ Nārāyaṇ evedaṁ sarvam
yad bhūtaṁ yac ca bhāvyaṁ
niskalaṅko nirañjano nirvikalpo
nirākhyātah śuddo deva eko
Nārāyanaḥ na dvitīyo asti kaścit
3. Oṁ tvaṁ śivah tvaṁ mahādevaḥ
īśvaraḥ parameśvaraḥ
brahmā viṣṇus ca rudraś ca
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
4. Oṁ pāpo’haṁ pāpakarmāhaṁ
pāpātmā pāpasambhavaḥ
trāhi mām puṇḍarīkāksa
sabāhyābhyantaraḥ śuciḥ
5. Oṁ kṣamasva māṁ mahādevaḥ
sarvaprāni hitaṅkara
māṁ moca sarva pāpebyaḥ
pālayasva sadāśiva
6. Oṁ ksāntavyah kayiko dosāh
kṣantavyo vāciko mama
kṣāntavyo mānaso dosāh
tat pramādāt kṣamasva mām
 
Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ
''
Terjemahan :
1. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhy Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhy Wasa menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kita.
2. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhy Wasa baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhy Wasa bersifat gaib tidak ternoda terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhy Wasa, tidak ada yang kedua
3. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (maha kuasa), Parameswara (sebagai maharaja adiraja), Brahma (pencipta alam semesta beserta isinya), Wisnu (memelihara alam semesta), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).
4. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa, Sang Hyang Widhy Wasa yang bermata indah bagai bungan teratai, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
5. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oṁ Sang Hyang Widhy Wasa.
6. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa yang dilakukan badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata-kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
 
7. Kramaning Sembah
 
Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Kramaning Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa.
Adapun sikap tangan yang perlu kita perhatikan dalam persembahyangan dalah :
 Kehadapan Sang Hyang Widhy Wasa, cakupkan tangan diletakan di atas dahi sehingga ujung jari ada di atas ubun-ubun.
 Kehadapan para Dewa (Dewata), ujung jari-jari tangan diatas, diantara kening.
 Kepada Pitara (roh leluhur), ujung jari-jari tangan berada di ujung hidung.
 Kepada sesama Manusia, tangan dihulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah keatas.
 Kepada para Butha, tangan dihulu hati, tetapi jari tangan mengarah kebawah
 
(1). Sembah puyung (cakupan tangan kosong)
 
''Oṁ Ᾱtmā tatvātmā śuddha mām swāhā''
 
Oṁ atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba
 
(2). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Sang Hyang Aditya menggunakan sarana bunga berwarna putih :
 
''Oṁ Ᾱdityasyā paraṁ jyoti
rakta tejo namostute
sweta paṇkaja mādhyastha
bhāskarāya namo’stute''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
(3). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Bunga atau Kawangen.
Istadewata adalah dewata yang di inginkan kehadirannya pada waktu seseorang memuja keagungannya. Ista Dewata adalah perwujudan Sang Hyang Widhy Wasa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
 
''Oṁ nama dewa adhisthanāya
sarwa wyāpi wai śiwāya
padmāsana eka pratiṣṭhāya
ardhanareśvaryai namo’ namaḥ''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, yang bersemayam pada tempat yang sangat luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
 
(4). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai pemberi anugrah menggunakan sarana bunga atau kawangen
 
''Oṁ Anugraha manoharam
dewa dattā nugrahaka
arcanaṁ sarwā pūjanaṁ
namaḥ sarwā nugrahaka
Dewa-dewi mahāśiddhi
yajñānya nirmalātmaka
laksṣmi śiddhiśça dīrghāyuh
nirwighna sukha wṛddiśca
''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata yang maha agung, pujaan semua pujaan, hormat bhakti hamba pada-Mu, pemberi semua anugrah
 
(5). Sembah Puyung (cakupan tangan kosong)
 
''Oṁ Deva sukṣma paramācintyāya nama swāhā.
Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ''
 
Oṁ Hormat kepada dewata yang yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
'''== Doa Sehari-hari =='''
 
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya, membuka rapat/ pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku. Mantram atau doa ini ejaannya sedapat mungkin mengikuti bahasa Sansekerta justru untuk mendekati pengucapan. Setiap hurup bergaris kecil di atasnya, dibaca lebih panjang. Misal: ā dibaca aa dan ù dibaca uu. Namun, huruf v (asli) sudah diganti w untuk mendekati cara bacanya.
1. Doa panganjali
 
Diucapkan saat berjumpa dengan seseorang atau memulai suatu pembicaraan dalam sebuah pertemuan. Tangan dicakupkan seperti menyembah, diangkat sejajar dada.
 
''Oṁ Swastyastu''
Oṁ Semoga selalu dalam keadaan selamat di bawah lindungan Sang Hyang Widhy Wasa.
 
2. Doa menjelang tidur
 
''Oṁ asato mā sat ganaya,
tamaso mā jayatir ganaya,
mrityor māmritam gamaya.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.
 
3. Doa bangun pagi
 
''Oṁ Utedānim bhagawantah syāmota
prapitwa uta mandhye ahnam
utoditā maghawanta sùryasya wayam
dewānām sumantau syāma.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pemurah, jadikanlah hamba orang yang selalu bernasib baik pada hari ini, menjelang tengah hari, dan seterusnya. Semoga para Dewa melindungi diri hamba.
 
4. Doa membersihkan/mencuci muka
 
''Oṁ Cam camāni ya namah swāha.
Oṁ waktra parisudahaya namah swāha.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba memujaMu, semoga muka hamba menjadi bersih.
5. Doa menggosok gigi
 
''Oṁ rahphat astrāya namah.
Oṁ Sri Dewi Bhatrimsa Yogini namah.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba.
 
6. Doa Berkumur
 
''Oṁ Ang waktra parisudhamām swaha.''
 
Oṁ ang Hyang Widhy Wasa, semoga bersihlah mulut hamba.
 
 
 
7. Doa membersihkan kaki
 
''Oṁ Am kham khasolkhāya iswarāya namah swāha.
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bersihlah kaki hamba.''
 
8. Doa mandi
''
Oṁ Ganggā amrta sarira sudhamām swāha.
Oṁ Sarira parisudhamām swāha.
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci.''
Bisa pula dengan doa atau mantram ini:
 
''Oṁ gangge ca yamune caiwagodawari saraswati
narmade sindhù kaweri
jale’smin sannidhim kuru''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ijinkanlah hamba memanggil sungai suci Gangga, Yamuna, Godawari, Saraswati, Narmada, Sindhu dan Kaweri, semoga menganugerahkan kesucian kepada hamba.
 
9. Doa pada waktu mengenakan pakaian
 
''Oṁ tam Mahādewāya namah swāha,
Oṁ bhusanam sarirabhyo parisudhamam swāha.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam perwujudanMu sebagai Tat Purusha, Dewa Yang Maha agung, hamba sujud kepadaMu dalam menggunakan pakaian ini. Semoga pakaian hamba menjadi bersih dan suci.
Selesai berpakaian hendaknya melakukan persembahyangan Trisandya.
 
10. Doa menghadapi makanan
''
Oṁ hiranyagarbhah samawartatagre
bhùtasya jātah patireka āsit
sadādhara pritiwim dyam utemam
kasmai dewāya hawisa widhema
Oṁ pùrnam adah purnamidam
pùrnāt purnam udacyate
pùrnasya purnam ādāya
pùrnamewawasisyate''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pengasih. Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua makhluk, seluruh bumi dan langit. Hamba memuja Engkau. Ya Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Sempuma dan yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau Maha Kekal. Hamba mendapat makanan yang cukup berkat anugrahMu. Hamba manghaturkan terima kasih.
 
Doa di atas baik untuk makan bersama, misalnya, pesta atau istirahat makan dalam suatu pertemuan. Jika sendirian bisa mengucapkan doa pendek ini yang diambil dari kitab suci Yajurveda:
 
''Oṁ annapate annasya
no dehyanmiwasya susminah
pra-pra dātāram tāris ùrjam
no dhehi dwipade catuspade''
 
Oṁ Ya Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau penguasa makanan, anugerahkanlah makanan ini, semoga memberi kekuatan dan menjauhkan dari penyakit. Bimbinglah hamba anugerahkan kekuatan kepada semua mahkluk.
11. Doa mulai mencicipi makanan
 
''Oṁ anugraha amrtādi sañjiwani ya namah swāha.''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci.
 
12. Doa selesai makan
 
''Oṁ Dhirgayur astu, awighnamastu, subham astu
Oṁ sriyam bhawantu, sukham bhawantu, pùrnam bhawantu, ksāma sampurnāya namah swāha.
Oṁ, Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
 
13. Doa sebelum memulai suatu pekerjaan
 
''Oṁ awighnam astu namo sidhham.
Oṁ sidhirastu tad astu swāha.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga atas perkenanMu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil baik.
14. Doa selesai bekerja/bersyukur
 
''Oṁ Dewa suksma parama acintyāya namah swāha
Sarwa karya prasidhāntam.
 
Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahMu-lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.
 
15. Doa mohon bimbingan Sang Hyang Widhy Wasa
 
''Oṁ Asato mā sadyamaya
tamaso mā jyotir gamayamrtyor mā
amrtam gamaya,
Oṁ agne brahma grbhniswa
dharunama syanta riksam drdvamha
brahrnawanitwa ksatrawahi sajāta
wanyu dadhami bhratrwyasya wadhyāya.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran menuju cahaya pengetahuan yang terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar pemimpin negara dan para pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba.
 
16. Doa mohon inspirasi
 
''Oṁ prano Dewi Saraswati
wājebhir wājiniwati
dhinam awiñyawantu.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, semoga Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba selama-lamanya.
 
 
17. Doa mohon dianugrahi kecerdasan dan kesucian
 
''Oṁ pāwakānah Saraswati
wājebhir wajiniwati
yajñam wastu dhiyāwasuh.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci, anugrahilah hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.
 
18. Doa mulai belajar
 
''Oṁ purwe jato brahmano brahmacari
dharmam wasānas tapasodatistat
tasmajjatam brahmanam brahma
lyestham dewasca sarwe amrttna sākama''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Sang Hyang Widhy Wasa, anugrahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat cahayaMu yang senantiasa memancar.
 
 
19. Doa mohon ampun dalam segala dosa
 
''Oṁ dewakrtasyainaso awaya janam
asi manusyakrtasi nama awaya janam
asipitra kitasi namo awaya janam asyatma
krtasyaenaso awaya janam
asyena sa' enase waya janam asi
yacchaham eno vidvamscakara
yacchavidvams tasya va ya janam asi''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orangtua hamba, terhadap teman hamba, Sang Hyang Widhy Wasa ampunilah dosa hamba terhadap segala macam dosa, terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar atau tidak sadar. Sang Hyang Widhy Wasa, semoga berkenan mengampuni semuanya itu.
 
20. Doa memotong hewan
 
''Oṁ pasu pasāya wimahe sirascadaya dhimahi
tano jiwah pracodayat.''
 
Oṁ Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan dalam upacara kurban suci ini beserta orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. Sang Hyang Widhy Wasa, hamba memotong hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.
21. Doa mengunjungi orang sakit
''
Oṁ sarwa wighna sarwa klesa sarwa lara roga
winasāya namah''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya.
22. Doa mendengar atau melayat orang meninggal dunia
 
''Oṁ atma tattwatma naryatma Swadah Ang Ah
Oṁ swargantu, moksantu, sùnyantu, murcantu.
Oṁ ksāma sampurnāya namah swāha.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal denganMu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunanMu.
 
23. Doa untuk keselamatan penganten
''
Oṁ iha iwa stam mā wi yaustam
wiswam āyur wyasnutam
kridantau putrair naptrbhih
modamānau swe grhe''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, anugerahkanlah kepada pasangan penganten ini kebahagiaan, keduanya tiada terpisahkan dan panjang umur. Semoga penganten ini dianugerahkan putra dan cucu yang memberikan penghiburan, tinggal di rumah yang penuh kegembiraan.
 
24. Doa memohon ketenangan rumah tangga
 
''Oṁ wisowiso wo atithim
wajayantah purupriyam
agnim wo duryam wocah
stuse sùsasya manmabhih''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkau amat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang maha pemurah. Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapan maupun tenaga dan dalam lagu pujian.
 
25. Doa untuk kelahiran bayi
 
''Oṁ Brhatsumnah prasawitā niwesano
jagatah sthaturubhayasya yo wasi
sa no dewah sawitā sarma yaccha twasme
ksayaya triwarutham amhasah''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak, semoga Ia memberi rahkmatNya kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk menghindari kekuatan yang jahat.)
Setelah bayi dimandikan, ayah bayi atau orang yang dituakan yang hadir di sana diminta membisikkan Mantram Gayatri (bait pertama Puja Trisandya) masing-masing tiga kali pada lobang telinga kanan dan kiri bayi itu.
 
 
 
26. Doa untuk memohon cinta kasih-Nya
 
''Oṁ wicakrame prthiwim esa etām
ksetrāya wisnur manuse dasasyan
druwāso asya kirqya janāsa
uruksitim sujanimā cakāra''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini, menjadikah tempat tinggal bagi manusia. Kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang mulia telah menjadikan bumi tempat yang lega bagi mereka.
 
27. Doa untuk memohon panjang umur
 
''Oṁ Taccaksur dewahitam sukram uccarat
pasyema saradah satam
jiwema saradah satam''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Kuasa, semoga seratus tahun hamba selalu melihat mata yang bersinar ciptaanNya, semoga hamba hidup seratus tahun lamanya.
 
 
 
28. Doa pembukaan rapat/pertemuan
 
''Oṁ sam gacchadwam sam wadadwam
sam wo manamsi jānatām
dewa bhagam yatha purwe
samjānāna upasate.
 
Oṁ samani wa akutih
samānā hrdayāni wah
samānam astu wo
mano yatha wah susahasati.
Oṁ ano bhadrah krattawo yantu wiswatah''
 
Oṁ Hyang Widhy Wasa, hamba berkumpul di tempat ini hendak bicara satu dengan yang lain untuk menyatukan pikir sebagai mana halnya para dewa selalu bersatu. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati, bersatu dalam pikiran hingga dapat hidup bersama dalam sejahtera dan bahagia. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga pikiran yang baik datang dan segala penjuru.)
 
29. Doa penutup rapat/pertemuan
 
''Oṁ anugraha manoharam,
devadatta nugrahaka,
arcanam sarwā pùjanam,
namah sarwa nugrahaka.
 
Oṁ ksama swamām jagadnātha,
sarwa pāpā hitankarah,
sarwa karya sidham dehi,
pranamya sùryeswaram.
 
Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
 
Oṁ Hyang Widhy Wasa limpahkanlah anugrahMu yang menggembirakan kepada hamba. Sang Hyang Widhy Wasa yang maha pemurah, semoga Sang Hyang Widhy Wasa melimpahkan segala anugrah kepada hamba. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, pelindung alam semesta, pencipta semua makhluk, ampunilah dosa hamba dan anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua karya. Sang Hyang Widhy Wasa yang memancarkan sinar suci, ibaratnya sang surya memancarkan sinarnya, hamba sujud kepadaMu. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
 
Untuk menutup pertemuan, bisa pula dipakai doa di bawah ini yang diambilkan dari kitab Yajurveda. Mantram ini disebut Santi Mantram. Bunyinya:
 
''Oṁ dyauh sāntir antariksam sāntih
prthiwi sāntir āpah sāntir
asadhayah santih wanaspatayah santir
wiswe dewah sāntir brahma sāntih
sarvam sāntih santir ewa sāntih
sā mā sāntir edhi
''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Mahakuasa, anugerahkanlah kedamaian di langit, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta. Semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.
 
30. Doa untuk pedagang
 
''Oṁ ā wiswāni amrta saubhagāni''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga Engkau menganugerahkan segala keberuntungan yang memberikan kebahagiaan kepada hamba.
 
31. Doa untuk kebajikan, juga dipakai sebelum meditasi
 
''Oṁ wiswāni dewa sawitar
duri tāni parā suwa
yad bhadram tanna ā suwa''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Sawitar, usirlah jauh-jauh segala kekuatan jahat. Berikanlah hamba yang terbaik.
 
32. Doa mohon perlindungan, juga baik diucapkan ketika sakit
 
''Oṁ Trayambhakam yajāmahe
sugandhim pusti wardhanam
unwarukam iwa bandhanāt
mrtyor muksiya māmrtāt
''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba memuja Hyang Trayambhaka/Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga la melepaskan hamba seperti buah mentimun dari batangnya, melepaskan dari kematian dan bukan dari kekekalan.
 
33. Doa untuk pelantikan pejabat negara
(Yang dilantik biasanya menirukan)
 
''Oṁ A Brahman brāhmano brahmawarcasi jāyatāmā
rāste raājanah sura isawyo tiwyādhi mahāratho jāyātām
dogdhri dhenuryodānad wānāsuh saptih purandhiryosājisnu
rathesthah sabheyo yuwāsyajayamānasya wiro jāyātam
nikāame-nikāme nah parjanyo warsatu phalawatyo na
osadhayah pacyantam yogaksemo nah kalpatāam
''
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir orang-orang yang memiliki pengetahuan spiritual. Semoga pula pemimpin-pemimpin yang perkasa pandai menggunakan kebijaksanaan seperti menggunakan senjata, pahlawan yang tangguh, sapi yang banyak memberikan susu, lembu pembawa barang dan kuda yang cepat. Demikian pula lahir wanita yang sempurna. Pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia berkorban. Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil.
 
34. Doa mengheningkan cipta
 
''Oṁ-mata bhumih putro aham prthivydh''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga kami mencintai tanah air ini sebagai ibu dan hamba adalah putra-putranya yang siap sedia membela seperti para pahlawan kami.
 
35. Doa paramasanti
 
''Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu