Hindu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
 
1. '''Mantram Dupa''' :
 
 
Baris 10:
 
 
2. '''Mantram Bunga dan Kawangen'''
 
 
Baris 18:
 
 
3. '''Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram :'''
 
 
Baris 26:
 
 
4. '''Lakukan Pranayama'''
 
 
'''Menarik nafar (Puraka)''' : ''Oṁ Ang Namah''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat
 
'''Menahan nafas (kumbaka)''' : ''Oṁ Ung Namah''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Ung pemelihara, hamba hormat
 
'''Mengeluarkan nafas (recaka)''' : ''Oṁ Mang Namah''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat
 
 
5. '''Penyucian tangan'''
 
 
Baris 53:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
 
 
6. Puja Tri Sandya
6. '''Puja Tri Sandya'''
 
 
''1. Oṁ Oṁ Oṁ
Baris 64 ⟶ 66:
 
dhiyo yo naḥ pracodayāt
 
 
2. Oṁ Nārāyaṇ evedaṁ sarvam
Baris 82 ⟶ 85:
 
puruṣaḥ parikīrtitāḥ
 
 
4. Oṁ pāpo’haṁ pāpakarmāhaṁ
Baris 90 ⟶ 94:
 
sabāhyābhyantaraḥ śuciḥ
 
 
5. Oṁ kṣamasva māṁ mahādevaḥ
Baris 98 ⟶ 103:
 
pālayasva sadāśiva
 
 
6. Oṁ ksāntavyah kayiko dosāh
Baris 110 ⟶ 116:
 
Terjemahan :
 
 
1. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhy Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga, semoga Sang Hyang Widhy Wasa menganugrahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kita.
 
 
2. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semua yang ada berasal dari Sang Hyang Widhy Wasa baik yang telah ada maupun yang akan ada, Sang Hyang Widhy Wasa bersifat gaib tidak ternoda terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhy Wasa, tidak ada yang kedua
 
 
3. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan, Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (maha kuasa), Parameswara (sebagai maharaja adiraja), Brahma (pencipta alam semesta beserta isinya), Wisnu (memelihara alam semesta), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).
3. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, engkau disebut Siwa yang menganugrahkan kerahayuan,
Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (maha kuasa), Parameswara (sebagai maharaja adiraja), Brahma (pencipta alam semesta beserta isinya), Wisnu (memelihara alam semesta), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).
 
 
4. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa, Sang Hyang Widhy Wasa yang bermata indah bagai bungan teratai, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
 
 
5. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah hamba Sang Hyang Widhy Wasa yang maha agung anugrahkan kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oṁ Sang Hyang Widhy Wasa.
 
 
6. Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa yang dilakukan badan hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata-kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Baris 125 ⟶ 138:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
 
 
7. Kramaning Sembah
7. '''Kramaning Sembah'''
 
 
Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Kramaning Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa.
 
Adapun sikap tangan yang perlu kita perhatikan dalam persembahyangan dalah :
 
 
 Kehadapan Sang Hyang Widhy Wasa, cakupkan tangan diletakan di atas dahi sehingga ujung jari ada di atas ubun-ubun.
 
 
 Kehadapan para Dewa (Dewata), ujung jari-jari tangan diatas, diantara kening.
 
 
 Kepada Pitara (roh leluhur), ujung jari-jari tangan berada di ujung hidung.
 
 
 Kepada sesama Manusia, tangan dihulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah keatas.
 Kepada sesama Manusia, tangan dihulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah
keatas.
 
 
 Kepada para Butha, tangan dihulu hati, tetapi jari tangan mengarah kebawah
 
 
(1). Sembah puyung (cakupan tangan kosong)
 
 
''Oṁ Ᾱtmā tatvātmā śuddha mām swāhā''
 
Oṁ atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba
 
 
(2). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Sang Hyang Aditya menggunakan sarana bunga berwarna putih :
 
 
''Oṁ Ᾱdityasyā paraṁ jyoti
Baris 156 ⟶ 181:
 
bhāskarāya namo’stute''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
 
 
(3). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Bunga atau Kawangen.
Istadewata adalah dewata yang di inginkan kehadirannya pada waktu seseorang memuja keagungannya. Ista Dewata adalah perwujudan Sang Hyang Widhy Wasa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
 
 
''Oṁ nama dewa adhisthanāya
Baris 169 ⟶ 197:
 
ardhanareśvaryai namo’ namaḥ''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, yang bersemayam pada tempat yang sangat luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
 
 
(4). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai pemberi anugrah menggunakan sarana bunga atau kawangen
 
 
''Oṁ Anugraha manoharam
Baris 192 ⟶ 223:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata yang maha agung, pujaan semua pujaan, hormat bhakti hamba pada-Mu, pemberi semua anugrah
 
(5). '''Sembah Puyung (cakupan tangan kosong)'''
 
 
''Oṁ Deva sukṣma paramācintyāya nama swāhā.
Baris 206 ⟶ 238:
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya, membuka rapat/ pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku. Mantram atau doa ini ejaannya sedapat mungkin mengikuti bahasa Sansekerta justru untuk mendekati pengucapan. Setiap hurup bergaris kecil di atasnya, dibaca lebih panjang. Misal: ā dibaca aa dan ù dibaca uu. Namun, huruf v (asli) sudah diganti w untuk mendekati cara bacanya.
 
 
1. Doa panganjali
1. '''Doa panganjali'''
 
 
Diucapkan saat berjumpa dengan seseorang atau memulai suatu pembicaraan dalam sebuah pertemuan. Tangan dicakupkan seperti menyembah, diangkat sejajar dada.
 
 
''Oṁ Swastyastu''
 
 
Oṁ Semoga selalu dalam keadaan selamat di bawah lindungan Sang Hyang Widhy Wasa.
 
 
2. Doa menjelang tidur
 
 
''Oṁ asato mā sat ganaya,
Baris 221 ⟶ 259:
 
mrityor māmritam gamaya.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.
 
 
3. Doa bangun pagi
 
 
''Oṁ Utedānim bhagawantah syāmota
Baris 233 ⟶ 274:
 
dewānām sumantau syāma.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pemurah, jadikanlah hamba orang yang selalu bernasib baik pada hari ini, menjelang tengah hari, dan seterusnya. Semoga para Dewa melindungi diri hamba.
 
 
4. Doa membersihkan/mencuci muka
 
 
''Oṁ Cam camāni ya namah swāha.
Baris 243 ⟶ 287:
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, hamba memujaMu, semoga muka hamba menjadi bersih.
 
 
5. Doa menggosok gigi
 
 
''Oṁ rahphat astrāya namah.
 
Oṁ Sri Dewi Bhatrimsa Yogini namah.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba.
 
 
6. Doa Berkumur
 
 
''Oṁ Ang waktra parisudhamām swaha.''
 
Oṁ ang Hyang Widhy Wasa, semoga bersihlah mulut hamba.
 
 
7. Doa membersihkan kaki
 
 
''Oṁ Am kham khasolkhāya iswarāya namah swāha.
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga bersihlah kaki hamba.''
 
 
8. Doa mandi
 
 
''Oṁ Ganggā amrta sarira sudhamām swāha.
 
Oṁ Sarira parisudhamām swāha.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci.
 
 
Bisa pula dengan doa atau mantram ini:
 
 
''Oṁ gangge ca yamune caiwagodawari saraswati
Baris 278 ⟶ 335:
 
jale’smin sannidhim kuru''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ijinkanlah hamba memanggil sungai suci Gangga, Yamuna, Godawari, Saraswati, Narmada, Sindhu dan Kaweri, semoga menganugerahkan kesucian kepada hamba.
 
 
9. Doa pada waktu mengenakan pakaian
9. '''Doa pada waktu mengenakan pakaian'''
 
 
''Oṁ tam Mahādewāya namah swāha,
 
Oṁ bhusanam sarirabhyo parisudhamam swāha.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam perwujudanMu sebagai Tat Purusha, Dewa Yang Maha agung, hamba sujud kepadaMu dalam menggunakan pakaian ini. Semoga pakaian hamba menjadi bersih dan suci.
Baris 291 ⟶ 352:
Selesai berpakaian hendaknya melakukan persembahyangan Trisandya.
 
 
10. Doa menghadapi makanan
10. '''Doa menghadapi makanan'''
 
 
''Oṁ hiranyagarbhah samawartatagre
 
Baris 299 ⟶ 363:
 
kasmai dewāya hawisa widhema
 
 
Oṁ pùrnam adah purnamidam
Baris 307 ⟶ 372:
 
pùrnamewawasisyate''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pengasih. Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua makhluk, seluruh bumi dan langit. Hamba memuja Engkau. Ya Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Sempuma dan yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau Maha Kekal. Hamba mendapat makanan yang cukup berkat anugrahMu. Hamba manghaturkan terima kasih.
Baris 319 ⟶ 385:
 
no dhehi dwipade catuspade''
 
 
Oṁ Ya Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau penguasa makanan, anugerahkanlah makanan ini, semoga memberi kekuatan dan menjauhkan dari penyakit. Bimbinglah hamba anugerahkan kekuatan kepada semua mahkluk.
 
 
11. Doa mulai mencicipi makanan
11. '''Doa mulai mencicipi makanan'''
 
 
''Oṁ anugraha amrtādi sañjiwani ya namah swāha.''
Baris 328 ⟶ 397:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci.
 
 
12. Doa selesai makan
12. '''Doa selesai makan'''
 
 
''Oṁ Dhirgayur astu, awighnamastu, subham astu
Baris 336 ⟶ 407:
Oṁ, Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan
kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
13. Doa sebelum memulai suatu pekerjaan
 
 
13. '''Doa sebelum memulai suatu pekerjaan'''
 
 
''Oṁ awighnam astu namo sidhham.
Baris 347 ⟶ 420:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga atas perkenanMu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil baik.
 
 
14. Doa selesai bekerja/bersyukur
14. '''Doa selesai bekerja/bersyukur'''
 
 
''Oṁ Dewa suksma parama acintyāya namah swāha
 
Sarwa karya prasidhāntam.
 
 
Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
Baris 357 ⟶ 433:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahMu-lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.
 
 
15. Doa mohon bimbingan Sang Hyang Widhy Wasa
15. '''Doa mohon bimbingan Sang Hyang Widhy Wasa'''
 
 
''Oṁ Asato mā sadyamaya
Baris 364 ⟶ 442:
 
amrtam gamaya,
 
 
Oṁ agne brahma grbhniswa
Baris 372 ⟶ 451:
 
wanyu dadhami bhratrwyasya wadhyāya.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran menuju cahaya pengetahuan yang terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar pemimpin negara dan para pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba.
 
 
16. Doa mohon inspirasi
16. '''Doa mohon inspirasi'''
 
 
''Oṁ prano Dewi Saraswati
Baris 382 ⟶ 464:
 
dhinam awiñyawantu.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, semoga Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba selama-lamanya.
 
 
17. '''Doa mohon dianugrahi kecerdasan dan kesucian'''
 
 
''Oṁ pāwakānah Saraswati
Baris 393 ⟶ 477:
 
yajñam wastu dhiyāwasuh.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci, anugrahilah hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.
 
 
18. Doa mulai belajar
18. '''Doa mulai belajar'''
 
 
''Oṁ purwe jato brahmano brahmacari
Baris 405 ⟶ 492:
 
lyestham dewasca sarwe amrttna sākama''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Sang Hyang Widhy Wasa, anugrahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat cahayaMu yang senantiasa memancar.
 
 
19. '''Doa mohon ampun dalam segala dosa'''
 
 
''Oṁ dewakrtasyainaso awaya janam
Baris 424 ⟶ 513:
 
yacchavidvams tasya va ya janam asi''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orangtua hamba, terhadap teman hamba, Sang Hyang Widhy Wasa ampunilah dosa hamba terhadap segala macam dosa, terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar atau tidak sadar. Sang Hyang Widhy Wasa, semoga berkenan mengampuni semuanya itu.
 
 
20. Doa memotong hewan
20. '''Doa memotong hewan'''
 
 
''Oṁ pasu pasāya wimahe sirascadaya dhimahi
Baris 435 ⟶ 527:
Oṁ Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan dalam upacara kurban suci ini beserta orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. Sang Hyang Widhy Wasa, hamba memotong hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.
 
21. '''Doa mengunjungi orang sakit'''
''
 
 
Oṁ sarwa wighna sarwa klesa sarwa lara roga
''Oṁ sarwa wighna sarwa klesa sarwa lara roga
 
winasāya namah''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya.
 
 
22. Doa mendengar atau melayat orang meninggal dunia
22. '''Doa mendengar atau melayat orang meninggal dunia'''
 
 
''Oṁ atma tattwatma naryatma Swadah Ang Ah
Baris 451 ⟶ 546:
 
Oṁ ksāma sampurnāya namah swāha.''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal denganMu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunanMu.
 
23. '''Doa untuk keselamatan penganten'''
 
 
''Oṁ iha iwa stam mā wi yaustam
 
Baris 462 ⟶ 560:
 
modamānau swe grhe''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, anugerahkanlah kepada pasangan penganten ini kebahagiaan, keduanya tiada terpisahkan dan panjang umur. Semoga penganten ini dianugerahkan putra dan cucu yang memberikan penghiburan, tinggal di rumah yang penuh kegembiraan.
 
 
24. Doa memohon ketenangan rumah tangga
 
 
''Oṁ wisowiso wo atithim
Baris 474 ⟶ 575:
 
stuse sùsasya manmabhih''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkau amat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang maha pemurah. Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapan maupun tenaga dan dalam lagu pujian.