Hindu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 77:
 
Nārāyanaḥ na dvitīyo asti kaścit
 
 
3. Oṁ tvaṁ śivah tvaṁ mahādevaḥ
Baris 163 ⟶ 164:
 
 
(1). '''Sembah puyung (cakupan tangan kosong)'''
 
 
''Oṁ Ᾱtmā tatvātmā śuddha mām swāhā''
 
 
Oṁ atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba
 
 
(2). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Sang Hyang Aditya menggunakan sarana bunga berwarna putih :
 
 
Baris 186 ⟶ 188:
 
 
(3). Menyembah Sang Hyang Widhy Wasa sebagai Ista Dewata dengan sarana Bunga atau Kawangen.
 
Istadewata adalah dewata yang di inginkan kehadirannya pada waktu seseorang memuja keagungannya. Ista Dewata adalah perwujudan Sang Hyang Widhy Wasa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
 
Baris 220 ⟶ 223:
 
nirwighna sukha wṛddiśca''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata yang maha agung, pujaan semua pujaan, hormat bhakti hamba pada-Mu, pemberi semua anugrah
 
 
(5). '''Sembah Puyung (cakupan tangan kosong)'''
Baris 229 ⟶ 234:
 
Oṁ śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ,Oṁ''
 
 
Oṁ Hormat kepada dewata yang yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib
Baris 234 ⟶ 240:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, kedamaian selalu.
 
 
'''== Doa Sehari-hari =='''
 
 
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya, membuka rapat/ pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku. Mantram atau doa ini ejaannya sedapat mungkin mengikuti bahasa Sansekerta justru untuk mendekati pengucapan. Setiap hurup bergaris kecil di atasnya, dibaca lebih panjang. Misal: ā dibaca aa dan ù dibaca uu. Namun, huruf v (asli) sudah diganti w untuk mendekati cara bacanya.
 
 
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya, membuka rapat/ pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku. Mantram atau doa ini ejaannya sedapat mungkin mengikuti bahasa Sansekerta justru untuk mendekati pengucapan. Setiap hurup bergaris kecil di atasnya, dibaca lebih panjang. Misal: ā dibaca aa dan ù dibaca uu. Namun, huruf v (asli) sudah diganti w untuk mendekati cara bacanya.
 
 
Baris 251 ⟶ 262:
 
 
2. '''Doa menjelang tidur'''
 
 
Baris 264 ⟶ 275:
 
 
3. '''Doa bangun pagi'''
 
 
Baris 279 ⟶ 290:
 
 
4. '''Doa membersihkan/mencuci muka'''
 
 
Baris 289 ⟶ 300:
 
 
5. '''Doa menggosok gigi'''
 
 
Baris 300 ⟶ 311:
 
 
6. '''Doa Berkumur'''
 
 
Baris 308 ⟶ 319:
 
 
7. '''Doa membersihkan kaki'''
 
 
Baris 316 ⟶ 327:
 
 
8. '''Doa mandi'''
 
 
Baris 565 ⟶ 576:
 
 
24. '''Doa memohon ketenangan rumah tangga'''
 
 
Baris 579 ⟶ 590:
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkau amat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang maha pemurah. Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapan maupun tenaga dan dalam lagu pujian.
 
25. '''Doa untuk kelahiran bayi'''
 
 
''Oṁ Brhatsumnah prasawitā niwesano
Baris 588 ⟶ 600:
 
ksayaya triwarutham amhasah''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak, semoga Ia memberi rahkmatNya kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk menghindari kekuatan yang jahat.)
 
 
Setelah bayi dimandikan, ayah bayi atau orang yang dituakan yang hadir di sana diminta membisikkan Mantram Gayatri (bait pertama Puja Trisandya) masing-masing tiga kali pada lobang telinga kanan dan kiri bayi itu.
 
 
26. '''Doa untuk memohon cinta kasih-Nya'''
 
 
''Oṁ wicakrame prthiwim esa etām
Baris 602 ⟶ 618:
 
uruksitim sujanimā cakāra''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, Engkau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini, menjadikah tempat tinggal bagi manusia. Kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang mulia telah menjadikan bumi tempat yang lega bagi mereka.
 
 
27. '''Doa untuk memohon panjang umur'''
 
 
''Oṁ Taccaksur dewahitam sukram uccarat
Baris 612 ⟶ 631:
 
jiwema saradah satam''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Kuasa, semoga seratus tahun hamba selalu melihat mata yang bersinar ciptaanNya, semoga hamba hidup seratus tahun lamanya.
 
 
28. '''Doa pembukaan rapat/pertemuan'''
 
 
''Oṁ sam gacchadwam sam wadadwam
Baris 638 ⟶ 660:
Oṁ Hyang Widhy Wasa, hamba berkumpul di tempat ini hendak bicara satu dengan yang lain untuk menyatukan pikir sebagai mana halnya para dewa selalu bersatu. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati, bersatu dalam pikiran hingga dapat hidup bersama dalam sejahtera dan bahagia. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga pikiran yang baik datang dan segala penjuru.)
 
 
29. '''Doa penutup rapat/pertemuan'''
 
 
''Oṁ anugraha manoharam,
Baris 656 ⟶ 680:
 
pranamya sùryeswaram.
 
 
Oṁ Sāntih, Sāntih, Sāntih, Oṁ.''
 
 
Oṁ Hyang Widhy Wasa limpahkanlah anugrahMu yang menggembirakan kepada hamba. Sang Hyang Widhy Wasa yang maha pemurah, semoga Sang Hyang Widhy Wasa melimpahkan segala anugrah kepada hamba. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, pelindung alam semesta, pencipta semua makhluk, ampunilah dosa hamba dan anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua karya. Sang Hyang Widhy Wasa yang memancarkan sinar suci, ibaratnya sang surya memancarkan sinarnya, hamba sujud kepadaMu. Ya Sang Hyang Widhy Wasa, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.
 
 
Untuk menutup pertemuan, bisa pula dipakai doa di bawah ini yang diambilkan dari kitab Yajurveda. Mantram ini disebut Santi Mantram. Bunyinya:
 
 
''Oṁ dyauh sāntir antariksam sāntih
Baris 674 ⟶ 702:
 
sā mā sāntir edhi''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Mahakuasa, anugerahkanlah kedamaian di langit, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta. Semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.
 
 
30. '''Doa untuk pedagang'''
 
 
''Oṁ ā wiswāni amrta saubhagāni''
 
 
Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa, semoga Engkau menganugerahkan segala keberuntungan yang memberikan kebahagiaan kepada hamba.
 
 
31. Doa untuk kebajikan, juga dipakai sebelum meditasi
 
 
''Oṁ wiswāni dewa sawitar