Tafsir Simbol-Simbol/Lampu Menyala tanpa Sumbu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bennylin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 15:
Simbolisme ‘lampu menyala tanpa sumbu’ untuk merepresentasi hakikat kehendak Tuhan ternyata terinspirasi dari simbolisme Quranik. Dalam Surat Al-Nur 35 terdapat simbolisme ‘lampu’. Disitu dikatakan: ''Tuhan (disimbolkan dengan) ‘Cahaya Langit dan Bumi’. CahayaNya dianalogikan sebagai sebuah miskat yang di dalamnya ada lampu besar. Lampu besar itu sendiri ada di dalam kaca, sedangkan kaca itu dianalogikan dengan bintang seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur dan tidak pula di sebelah Barat. Minyak tersebut bisa menerangi sekelilingnya, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya. Tuhan membimbing orang yang Ia kehendaki menuju cahaya-Nya itu..'' Simbol ‘minyak menerangi tanpa api’ ini amat analog dengan simbol ‘lampu menyala tanpa sumbu’ di atas.
 
[[Kategori:Sastra Mistikal Nusantara]]
[[kategori:Tafsir Simbol-Simbol]]