Pengantar aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Hidayatsrf (bicara | kontrib)
k clean up using AWB
Baris 14:
|}
 
Urutan dasar aksara Jawa banyak dikenal orang karena berisi suatu cerita legenda:
 
''Hana Caraka'' (Terdapat Pengawal)</br />''Data Sawala'' (Berbeda Pendapat)</br />''Padha Jayanya'' (Sama kuat/hebatnya)</br />''Maga Bathanga'' (Keduanya mati).
 
Bagi mereka yang kurang mengenal bahasa Jawa, diperlukan sedikit catatan.
Baris 106:
 
== Pasangan ==
Jika Carakan / aksara Jawa lebih bersifat silabis (kesukukataan), bagaimana Carakan bisa menuliskan huruf mati? Hal ini bisa dijawab dengan adanya pasangan. Pasangan memiliki fungsi untuk menghubungkan suku kata yang tertutup (diakhiri konsonan) dengan suku kata berikutnya.
 
Sebagai contoh kata "aksara" yang bila dipisahkan menurut silabiknya adalah "ak", "sa", dan "ra". Suku kata yang pertama suku kata "ak". Untuk menuliskan "ak" ini pertama-tama adalah dengan menuliskan aksara "ha (ꦲ)" terlebih dahulu. Kemudian menuliskan aksara "ka (ꦏ)" karena aksara "ka". Untuk mematikan vokal "a" pada "ka", maka kita harus menuliskan bentuk pasangan "sa".
Baris 112:
Bentuk pasangan disebutkan memiliki fungsi untuk menghubungkan suku kata yang tertutup dengan suku kata berikutnya. Artinya bahwa huruf yang diikuti pasangan akan dimatikan huruf vokalnya sehingga menjadi konsonan. Pada kasus di atas aksara "ka" diikuti pasangan "sa" yang berarti "ka" akan dibaca sebagai "k".
 
Semua aksara pokok yang ada di Carakan memiliki pasangannya masing-masing. Bentuk pasangan ini ada yang dituliskan di bawah dan ada juga yang di atas sejajar dengan aksara.
 
Bentuk-bentuk pasangan itu adalah:
Baris 168:
=== Contoh Pemakaian Aksara Murda ===
Untuk melengkapi aturan penggunaan aksara murda ini, contoh berikut bisa digunakan sebagai acuan untuk menuliskan Aksara Murda.
 
 
 
[[Berkas:05ContohAksaraMurda.JPG]]
Baris 199 ⟶ 197:
Perlu diakui bahwa bentuk-bentuk huruf yang ada di dalam Hanacaraka tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam penulisan kata-kata dari manca negara. Sebagai salah satu bentuk asimilasi budaya ini, maka dibentuklah aksara rekan yang pada perkembangannya lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa arab.
 
Aksara rekan digunakan untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.
 
=== Bentuk Aksara Rekan dan Pasangan Rekan ===
Baris 221 ⟶ 219:
 
* Vokal a dilafalkan seperti o pada kata bom, pokok, tolong, tokoh doi dalam bahasa Indonesia, misalnya :
 
* Vokal a dilafalkan /a/, seperti a pada kata pas, ada, siapa, semua di dalam bahasa Indonesia, misalnya :
 
Baris 230 ⟶ 227:
 
== Sandangan bunyi vokal ==
Sandangan bunyi vokal ada lima buah. Adapun bentuk dari sandangan bunyi vokal ini adalah :
 
=== Pemakaian Sandangan Wulu ===
Baris 241 ⟶ 238:
 
=== Pemakaian Sandangan Pepet ===
Kegunaannya untuk dipakai untuk melambangkan vokal e di dalam suatu suku kata.
 
Aturan penulisan sandangan pepet tertera sebagai berikut:
Baris 276 ⟶ 273:
* Sandangan cecak ditulis di atas aksara. Sandangan cecak dituliskan menurut aturan ini bila menemui keadaan aksara yang diikuti tidak memiliki sandangan di atas aksara selain dirinya.
* Sandangan cecak ditulis di atas aksara belakang sandangan wulu. Apa bila sandangan cecak mengikuti sandangan wulu, maka sandangan cecak dituliskan di belakang sandangan wulu.
* Sandangan cecak ditulis di atas aksara di dalam pepet. Sandangan cecak ( ) apabila mengikuti sandangan pepet (), maka penulisan cecak di taruh di dalam sandangan pepet. Dalam keadaan ini kedua sandangan penulisannya adalah sebagai berikut : ().
 
=== Pemakaian Sandangan Pangkon ===
Baris 294 ⟶ 291:
Sandangan cakra merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r. Tanda cakra ditulis serangkai di bawah bagian akhir aksara yang diberi tanda cakra itu.
 
Aksara yang sudah diberikan cakra dapat diberikan sandangan lagi selain sandangan cakra, cecak, cakra la, cakra wa. Dan apa bila sandangan itu adalah pepet, maka sandangan cakra dan pepet ditulis menjadi cakra keret.
 
=== Sandangan Cakra Keret ===
Baris 328 ⟶ 325:
 
* Pada Adeg-adeg
Pada adeg-adeg dipakai di depan kalimat pada tiap-tiap awal alinea.
 
* Pada Adeg
Pada adeg dipakai untuk menandakan bagian tertentu dari suatu teks yang perlu diperhatikan, hampir setara dengan tanda kurung.
 
* Pada Lingsa