Aku Ingin Menjadi yang Terbaik Untukmu, Bukan yang Tercantik Bagimu/Surat Kaleng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hidayatsrf (bicara | kontrib)
k →‎top: clean up using AWB
 
Baris 14:
“Ya..” jawab Rena singkat.
 
Mereka berdua berpisah dilapangan upacara yang masih sepi, hanya ada beberapa kacung sekolah yang sedang menyapu. Sebenarnya ada apa sih Neza datang pagi-pagi ke sekolah?? Sebenarnya Neza ingin mengirimkan surat buat kakak kelasnya yaitu Akbar. Tapi kenapa harus surat? Katanya sih biar romantis gitu deh...
 
“Hm… taro dimana ya?” Neza bertanya sendiri.
 
“Di kolong bangkunya aja deh…”
 
Setelah meletakan surat di kolong bangku Akbar Neza pun segera keluar dan menuju kelasnya yang berada di ujung lorong sekolah. Tampak siswa-siswi yang lain mulai berdatangan. Sekolah pun mulai terlihat ramai. Neza yang sedang berjalan menuju halaman depan sekolah melihat Akbar yang baru datang dengan menggunakan motor thunder biru dengan kerennya.
 
Neza pun mengikuti Akbar dari belakang. Dan saat Akbar tiba di kelasnya, bell pun berunyi. Dengan terpaksa Neza harus kembali menuju kelasnya.
Sementara itu, di kelas Akbar. Saat dia mau meletakkan bukunya di kolong bangku. Tiba-tiba jatuhlah selembar amplop berwarna pink. Akbar pun segera mengambilnya dan membaca amplop itu. Ternyata amplop itu ditujukan untuk dirinya.
 
“Bar, amplop apaan tuh?” tanya Irvan sohib sebangku Akbar.
Baris 34:
 
''Dear kak Akbar,''
<br>''Di tempat kini kau berpijak''</br>
 
''Assalamu alaikum Wr. Wb.''
Baris 69:
“Ya, betul juga tuh. Eh anaknya yang mana sih cuy?? Gue penasaran nih.”
 
“Ya udah, ntar istirahat gue tunjukin deh.”Akbar dan irvan pun melanjutkan obrolannya ke topik lain.
 
Sementara itu, di kelas Neza. Anak-anak sedang pada ribut dengan urusannya masing-masing. Hari ini guru pelajaran dikelas Neza lagi gak masuk karena sakit. Neza pun memilih bernyanyi-nyanyi bersama teman-temannya dikelas.
Baris 125:
“Bar, tu cewe yang tadi, kok da disini sih?” tanya Irvan begitu duduk.
 
“Yah lo gag tau ya? Dari tadi dia tu ngikutin kita tao..”
 
“Tau dari mana lo?” Irvan bingung.
Baris 133:
“Owh,.. bagus tuh. Punya mata-mata” kata Irvan.
 
Sementara itu, Neza mengintip dari belakang Akbar. Sejenak Neza tenggelam dalam lamunannya. Membayangkan kalau yang di sebelah Akbar bukanlah temannya, melainkan dirinya.
 
“Woi bu?? Mau makan gak? Uh, mentang-mentang sang pangeran di depan mata” kata Tari sembari menyenggol tangan Neza.