Aku Ingin Menjadi yang Terbaik Untukmu, Bukan yang Tercantik Bagimu/Perpisahan Bukan Akhir Segalanya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara); kosmetik perubahan
Murobot (bicara | kontrib)
k kosmetik
 
Baris 2:
 
Tidak terasa sudah Sembilan bulan lamanya Neza dan Akbar satu sekolah. Hampir setiap hari mereka bertemu. Hari-hari Neza pun terlihat ceria karena kehadiran Akbar. Walau pun kadang kala Neza dibuat cemburu oleh Akbar, tapi Neza tetap bertahan karena dia yakin Akbar adalah yang terbaik untuknya.
 
Besok adalah hari ulang tahun Neza. Deta dan Tari tampaknya sudah memiliki rencana untuk memberikan Neza kejutan. Di hari jumat yang tampak cerah ini, Deta mulai menyusun rencana bersama Tari. Kali ini mereka membagi-bagi tugas. Deta kebagian untuk memberi tahu Halin bahwa besok Neza ulang tahun. Maka dari itu, kini Deta tengah berjalan menuju kelas Halin.
 
Deta telah berdiri di depan kelas Halin. Kali ini Deta sedang mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Halin. Ternyata Halin melihat dari dalam kelasnya ada Deta sahabat Neza yang tampaknya sedang mencari seseorang. Halin pun menghampiri Deta, “hay Det… lagi nyariin siapa??” tanya cewek berkulit putih itu.
 
“Hay lin, aku nyariin kamu tahu.. aku mau ngasih tahu kamu nih..” ucap Deta.
 
“Ngasih tahu apa?” potong Halin.
 
“Gini loh, besok tuh tahu gak hari apa??”
 
“Hari sabtu kan?? Trus da apa?” tanya Halin kemudian.
 
Deta tersenyum, “yeh maksudnya bukan gitu.. besok tuh hari ulang tahun Neza…”
 
Halin tampak keget, “Waw!!! Besok dia ultah…”
 
“Yoi, makanya aku ma temen aku mau buat kejutan untuk Neza..”
 
“Emang apa gitu kejutannya??” tanya Halin antusias.
 
“Kak Akbar.. aku pengen ntar kamu ngasih tahu kak Akbar kalau besok Neza ultah..”
 
“Oh, itu sih gampang… trus??” tanya Halin kemudian.
 
“Nah, rencananya tu besok gini loh…”Deta mendekatkan mulutnya di telinga Halin kemudian membisikan rencana yang akan dia lakukan besok hari.
 
“Owh,.. okey… sip lah..” Halin kemudian mengacungkan jempolnya.
 
Sementara itu di kelas Neza tampak bingung mencari kedua sahabatnya yang hilang ntah pergi kemana. Karena Neza tak juga menemukan sahabat-sahabatnya itu, Neza pun memutuskan untuk pulang sendiri.
 
[di rumah Halin]<br />
Halin memasuki kamar Akbar untuk memberitahu Akbar bahwa besok adalah hari ulang tahun Neza. Halin pun mendekati Akbar yang sedang asyik main computer, “Kak.. tau gak besok hari apa??” Halin mulai bertanya.
 
“Hari sabtu lah… ada apa gitu??” Akbar melirik ke Halin.
 
“Gini loh kak, besok tuh hari ulang tahun Neza…”
 
“Trus…” Akbar meminta Halin melanjutkan omongannya.
 
“Gini, tadi sahabatnya Neza minta tolong ke Halin untuk bilang ke kak Akbar mereka itu mau buat kejutan untuk Neza..”
 
“Kejutan?? Kejutan apaan??” Akbar mengerutkan dahinya.
 
“Jadi gini loh kak rencananya…” Halin pun berbisik ke Akbar.
 
“Owh,… gitu ya.. boleh juga tuh..” ujar Akbar sambil mengannguk.
 
“Kalo gitu sip ya kak???” Halin memastikan kakaknya.
 
“Okey, sip lah..” Akbar mengacungkan jempol tangan kanannya.
 
Keesokan harinya, saat pulang sekolah. Deta dan Tari sengaja menahan Neza di kantin supaya Neza gak pulang dulu. Deta dan Tari menunggu sekolah sampai rada sepi. Sementara Akbar telah menyiapkan kejutan untuk Neza.
 
Melihat suasana sekolah yang mulai rada sepi, kemudian Tari memulai rencana mereka dengan meminta Neza untuk mengambil buku Tari yang tertinggal di kolong bangkunya, “Nez, aku lupa bawa buku matem aku yang tadi.. kayaknya ketinggalan di kolong bangku deh..” ucap Tari sambil mengodok-ngodok isi tasnya, “bisa tolong ambilin ga??” pinta Tari kemudian.
Baris 75:
Akbar kemudian mendekati Neza yang kini berdiri di dekat papan tulis. Neza mengerutkan dahinya. “Ih, kak Akbar kok aneh sih??” mau ngapain lagi nih nyamperin aku… ngomong-ngomong di kelas ini Cuma aku ma kak Akbar aja berdua… OMG…” ucap Neza dalam hati.
 
Akbar terus melangkah mendekati Neza dengan tatapan tajam. Tatapan itu membuat Neza tampak ketakutan. Neza memundurkan langkahnya, karena Akbar terus berjalan dengan tatapan tajamnya. Akhirnya sampailah Neza di sudut kelas. Neza tak biasa bergerak mundur lagi. Karena di belakangnya ada tembok.
 
“Duh, kak Akbar kok ngedeketin aku dengan tatapannya yang tajam itu loh.. jadi takut deh.. apalagi Cuma ada aku dan kak Akbar di kelas ini..” ucap Neza khawatir dalam hati. Akhirnya Akbar pun menghentikan langkahnya, kini jarak antara Akbar dan Neza hanya sekitar 30 cm. “Ada yang mau kakak ucapin ma kamu..” ucap Akbar kemudian. “upz,.. mau ngomong apaan nih?? Apa mau nembak aku?? Duh, serem deh kalo liat kak Akbar kayak gini..” ucap Neza dalam hati.
Baris 96:
“Duh, ni cewek barusan nyium pipi gue!!!! Yah, kok jadi kaku gini sih…” ucap Akbar dalam hati.
 
Akbar kemudian menjauhkan wajahnya dari telinga Neza. Kini mereka saling bertatapan.
 
Neza sambil memegang bibirnya, “upz,.. maaf kak… tadi Neza gak sengaja..” ucap Neza, “Tapi thanks ya ucapannya tadi…” kemudian Neza tersenyum.
Baris 104:
Akbar tersenyum, “Ya sama-sama Nez..”.
 
Tak lama kemudian, dari luar kelas Deta, Tari, Halin dan April datang sambil membawa sebuah kue ultah untuk Neza. Mereka berempat pun menyanyikan lagu happy birthday untuk Neza. Neza tampak terharu.
“Thanks ya untuk kalian semua yang udah inget hari ulang tahun aku… thanks banget buat kejutannya ini, juga buat kak Akbar yang tadi udah buat Neza deg-degan…” ucap Neza.
 
Baris 121:
Bagi Neza ini adalah hadiah terindah yang pernah dia dapatkan. Apalagi di ulang tahunnya yang ke 16 ini Neza mendapatkan ciuman pertamanya. Walaupun itu tidak disengaja.
 
Beberapa minggu berlalu, Neza tahu kalau sebentar lagi giliran Akbar yang akan berulang tahun. Neza pun mulai mencari ide untuk memberikan Akbar sebuah kado yang spesial.
 
Akhirnya Neza mendapat ide untuk membuat sebuah buku gallery untuk Akbar. Neza pun mulai mencari-cari foto Akbar untuk di masukan ke dalam buku gallery itu. Neza juga meminta tolong pada Halin untuk meminta foto Akbar tanpa sepengetahuan Akbar.
Baris 127:
Akhirnya dalam dua minggu, Neza telah selesai membuat buku gallery yang akan diberikan pada Akbar di hari ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi.
 
Neza pun meminta pendapat pada sahabat-sahabatnya tentang buku gallery itu. Ternyata di dalam buku gallery itu, selain ada foto-foto juga cerita singkat. Neza pun mengungkapkan isi hatinya di halaman terakhir buku itu. Selain itu Neza juga meminta jawaban pada Akbar tentang hatinya pada Neza.
 
Sebenarnya Neza malu untuk menuliskan itu. Tapi kerena Neza penasaran, dia pun memutuskan untuk menuliskan itu pada buku gallery tersebut.
Baris 135:
Neza menjadi deg-degan karena akan memberikan buku tersebut. Karena di dalam buku gallery tersebut secara tidak langsung Neza telah menembak Akbar.
 
Bell pulang pun berbunyi. Akbar menunggu Neza di depan gerbang sekolah. Neza buru-buru keluar dari kelasnya menuju pintu gerbang. Dari kejauhan tampak Akbar sedang menunggu Neza. Neza semakin deg-degan.
 
Akhirnya Neza kini berada di samping Akbar. Wajah Neza tampak merona merah. Saat itu juga Akbar memalingkan wajahnya ke Neza. Neza jadi terpesona melihat Akbar. Awalnya dia tak bisa mengucapkan apa-apa. Tapi karena Akbar menyapanya, “Hay..”. Neza pun tersadar kalau orang yang sekarang ada di depannya dari tadi menunggunya.
Baris 201:
“Ya nih, gue juga penasaran euy..” ucap Akbar, kemudian membuka kotak itu.
 
Dan begitu mereka berdua membuka kado itu, ternyata ada sebuah buku yang di depannya tertulis “HAPPY BIRTHDAY yg ke-18 To : Akbar” selain itu di depan buku itu juga terpampang foto Akbar.
 
“cieeee sejak kapan lo jadi cover boy??” canda Irvan.
Baris 207:
“Hahaha.. sejak dia ngasih buku ini..” balas Akbar.
 
Akbar pun membuka lembar demi lembar buku gallery itu. Akbar jadi terharu melihat Neza yang begitu perhatiannya pada Akbar. Akbar tidak menyangka, kalau ternyata Neza banyak tahu tentang dirinya lebih dari yang Akbar tahu. Apalagi saat melihat foto-foto Akbar yang dia juga tidak tahu kapan Neza mengambil foto itu. Tapi ada juga beberapa foto yang ternyata foto itu dari Halin.
 
Saat membuka halaman terakhir, yaitu bagian dimana Neza mengungkapkan isi hatinya. Akbar terlihat antusias, bahkan dalam hatinya dia bahagia dan sangat terharu, “Waduh… gue gak nyangka dia segitu sukanya ke gue.. dia baik banget sih.. perhatian pula.. belum pernah deh gue diperhatiin sampe segitunya, beruntung banget gue punya fans seperti dia..” ucap Akbar dalam hati.
Baris 271:
“Alhamdulillah.. ternyata kak Akbar bener-bener suka ma kado dari aku…” ucap Neza.
 
Neza dan sahabatnya pun kembali tertawa dan becanda.
Sementara itu, Akbar dan Irvan melanjutkan bimbelnya. Karena tinggal beberapa minggu lagi mereka akan UN.
 
***
Baris 278:
Beberapa minggu pun berlalu, Akbar telah menempuh UNnya. Saat Akbar UN Neza selalu memberikan semangat dengan pengirim pesan setiap pagi. Akbar pun semakin semangat untuk mengerjakan soal-soal UN.
 
Begitu pun saat Akbar menempuh UAS. Neza selalu memberikan semangat. Walau pun begitu, mereka jadi jarang bertemu. Dan itu selalu membuat Neza menjadi semakin kangen pada Akbar.
 
Seiring dengan semua itu, sebenarnya ada satu hal yang ditunggu-tunggu Neza. Dan itu membuat hati Neza berharap-harap cemas.
 
Yang Neza tunggu-tunggu itu tak lain adalah jawaban dari pertanyaan Neza untuk Akbar yang ada di buku gallery waktu Akbar ulang tahun. Hal itu pun kadang membuat Neza menjadi grogi di hadapan Akbar.
Baris 286:
Akbar tahu akan kegelisahan Neza yang sedang menunggu jawaban darinya. Akbar pun kadang bingung harus bagaimana dihadapan Neza. Dia kadang terlihat salah tingkah di depan Neza. Neza pun sebaliknya begitu.
 
Detik-detik yang ditunggu Akbar pun tiba. Yaitu detik-detik pengumuman hasil kelulusannya. Ternyata Akbar lulus UN. Neza yang mengetahui hal tersebut langsung memberi selamat pada Akbar melalui sms.
 
Akbar membuka ponselnya yang ia taro di saku celananya. Ketika membuka ponselnya, ternyata ada sms dari Neza.
Baris 300:
 
Setelah meng-Sms Neza Akbar jadi teringat kalau dia harus memberikan jawaban pada Neza. Tapi Akbar bingung, bagaimana untuk memulai bicara pada Neza.
 
Dua hari kemudian Akbar baru datang lagi ke sekolah. Neza baru melihat Akbar lagi. Rasanya jantung Neza berdebar kencang saat melihat Akbar. Neza kangen banget dengan Akbar.
 
Akbar yang melihat Neza dari kejauhan pun merasa berdesir-desir. Karena Akbar ingin sekali memberi jawaban pada Neza, tapi Akbar tampak malu.
 
Dari belakang Akbar datanglah Yongki, teman Akbar.
 
“Hay bar..” Yongki menepuk bahu Akbar.
 
“Hay ki… udah lihat nilainya??” tanya Akbar.
 
“Yoi udah kok.. lo udah lihat belom??” tanya Yongki.
 
Kemudian Yongki dan Akbar pun ngobrol tentang perguruan tinggi yang akan mereka masuki.
 
Sementara itu, di depan ruang guru. Neza, Deta, Tari dan beberapa teman sekelasnya sedang mengincar hasil nilai UAS mereka.
 
Dari kejauhan, Neza tetap memandang Akbar dengan mata berbinar-binar. Deta yang melihat Neza seperti melamun akhirnya mengagetkan Neza, “Hayo!!! Ngelamun ajaa nih..” ucap Deta.
 
“Ah, Deta…” protes Neza.
 
Baris 331:
“Nez, yuk ke kelas. katanya nilai bahasa udah ada pengumumannya.” ajak Tari dan beberapa teman Neza.
 
“Yuk” ucap Neza.
 
Neza berjalan dibelakang teman-temannya. Saat Neza akan belok ke arah kelasnya, dia melihat Akbar yang sedang berjalan.
Baris 382:
“Hm,… sebenarnya aku juga suka ma kamu..” ucap Akbar sambil memandang foto Neza yang juga ada di dalam buku gallery itu. “Tapi… aku juga gak mau nyakitin kamu kalau aku gak bisa buat kamu bahagia.. aku pengen kamu menjadi yang terbaik untukku..”
 
Keesokan harinya. Akbar bertemu lagi dengan Neza. Kali ini tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Neza dan Akbar. Mereka diam membisu. Hanya senyuman saja yang berbicara di antara keduanya.
Neza sengaja tak bicara apa-apa, karena dia menunggu Akbar untuk memberikan jawabannya itu. Tapi Akbar tampaknya bingung bagaimana harus mengatakannya. Akbar malah menunggu Neza untuk bertanya padanya. Tapi Neza tak menanyanya.
 
Baris 396:
 
Neza kaget saat melihat Akbar sedang mengamatinya. Neza bengong.
Sementara Akbar yang melihat Neza kini sedang menatapnya memberikan sebuah senyuman yang belum pernah Neza lihat sebelumnya. Senyuman itu begitu beda, terlihat begitu fresh dan manis.
 
Setelah melemparkan senyumannya itu, Akbar pergi meninggalkan Neza yang masih terbengong kaku karena terpesona oleh Akbar.
Baris 411:
[malam hari...]
 
Neza tampak gelisah. Dari tadi dia bolak-balik dari tempat tidurnya ke meja belajar. Tampaknya hatinya tak tenang. Neza jadi penasaran dengan jawaban Akbar. Neza berfikir sekaranglah moment yang tepat untuk menagih jawabannya. Kerena sebentar lagi Akbar akan melakukan perpisahan. Dan itu berarti Neza sulit untuk mendapatkan jawaban dari Akbar.
 
Neza pun memberanikan diri untuk mengirimkan pesan ke Akbar. Tangan Neza tampak gugup saat mengetik pesan diponselnya.
 
To : Kak Akbar
Kk akbr.. kmren kkak ngomngin ttg jwbn tu loh.. btw jwbn’y apa kak??
 
Akbar sedang duduk di ruang keluarganya bersama Halin dan orang tuanya. Tiba-tiba terdengar ponsel Akbar berbunyi. Ketika Akbar membuka ponselnya ternyata ada pesan dari Neza.
 
“Hah!! Sms dari Neza.. akhirnya dia nanya jawaban itu ke aku.. hm,… aku pengen ngetes dulu deh… hehe..” ucap Akbar dalam hati.
 
Akbar pun mengetik balasan untuk Neza.
 
Neza tampak gelisah menunggu jawaban dari Akbar. Tak sampai satu menit Neza pun mendapat balasan dari Akbar. Tangan Neza tampak gemetar saat akan membuka sms itu. Akhirnya sms itu pun terbuka, dan…..
 
From : kak Akbar<br />
Mksh…tas smuany…tp kak g bsa.. ngblz prsaan nza..cz kak dh pny pcr n mank kak gda prsan ma nza… mav bgt…
 
Neza langsung tersungkur jatuh. Kakinya terasa lemes. Neza bingung dia harus membalas sms Akbar seperti apa.
 
Sementara Akbar tengah mengetik sms lagi buat Neza. Akbar menunggu hampir lima menit. Namun balasan dari Neza tak kunjung ada. Akbar sadar, tampaknya Neza sedih mendapat sms tadi. Maka Akbar pun segera mengirim sms yang barusan ia ketik.
 
Lima menit berlalu, Neza masih terduduk di lantai kamarnya. Namun ternyata ada sms masuk lagi, sms itu dari Akbar. Kali ini Neza tak sanggup membuka sms itu. Tapi hati Neza berkata Neza harus membuka sms itu. Dan ternyata….
From : kak Akbar<br />
He…ngtez doank..mav…kak suka koq ma nza…kak syg koq ma nza…tp cm sbtas sbgai ade klas… mav yah… n jgn kcwa sm kptusan kkak… qta bs lbh enak koq tnpa pcrn…
 
“Hah!!! Kak Akbaaaarrr… ih, ternyata tadi boong… huh, gak tahu apa aku sampe lemes gini..” gerutu Neza.
 
“Ngomong-ngomong aku kan gak minta kak Akbar buat jadi pacar aku.. aku Cuma minta jawaban dia suka gak ma aku.. wah, Alhamdulillah dia ternyata suka ma aku, walaupun hanya sebagai adik kelas.. tapi dia juga sayang ma aku..” Neza tampak girang.
 
Neza sangat senang dengan sms kedua Akbar. Neza pun segera membalas sms dari Akbar tersebut.
 
To : kak Akbar
Ih,.. kak akbr… ngejailin Nza ja deh.. ya sih.. mnrt nza jga bgsan qta ky gtu dlu..
 
Akhirnya Neza pun legah mendapat jawaban dari Akbar yang tak mengecewakan itu.
 
Seminggu kemudian diadakan acara pelepasan siswa kelas tiga yang bertempat di aula sekolah. Neza berusaha untuk bisa masuk ke acara itu. Untung saja Neza mengikuti ekskul jurnal, sehingga dia bisa masuk mengabadikan moment perpisahan Akbar dengan leluasa.
 
Akbar tampak keren dengan jas yang ia kenakan. Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah Akbar. Suasana dalam aula terasa begitu menyatu antara anak-anak kelas tiga dan guru-guru.
 
Saat acara hiburan, ternyata Akbar tampil dengan menyanyi solo. Dengan diiringi gitar yang ia petik sendiri, Akbar membawakan lagu flanella yang berjudul “Tak pernah mati”.
 
Saat mendengar Akbar menyanyikan lagu itu, hati Neza terasa terharu dan sedih. Neza yang sedang memegang handycam hampir saja meneteskan air mata mendengar Akbar menyanyi.
 
Setelah Akbar menyanyi dan turun dari panggung. Neza pun menghampiri Akbar, “Kak.. selamat ya udah jadi alumni..” ucap Neza sambil mengulurkan tangannya, Akbar pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Neza.
 
“Jangan lupain Neza ya.. Neza sayang kakak..” ucap Neza kemudian.
Mereka berdua pun tersenyum. Walaupun di dalam lubuk hati Neza dan Akbar mereka sedih.
 
Tapi mereka sadar kalau perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Perjalanan mereka berdua masih panjang.