Buku Saku Farmakoterapi/Hipertensi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Helito (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Helito (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 144:
=== Vasodilator ===
Mekanisme aksi:Secara langsung menyebabakan relaksasi pada otot halus arteri. Hal tersebut mengaktifasi refleks baro reseptor yang menghasilkan peningkatan kerja simpatetik dari pusat vasomotor, memproduksi peningkatan denyut jantung, kardiak output, pelepasan renin.
 
''Efek samping''              :           Mulut kering, sakit kepala, astenia, pusing, mual, gangguan tidur, vasolodilatasi, kecemasan
 
''Kontra indikasi''            :           Riwayat angio neurotik edema, sindrom sick sinus, blok SA, blok AV derajat 2 dan 3, bradikardi, aritmia berat, gagal jantung berat, penyakit arteri koroner berat, angina tidak stabil, penyakit hati berat, gangguan fungsi ginjal berat, klaudikasio, intermiten, penyakit rainaude, parkinson, epilepsi, glaukoma, depresi.
 
Wanita hamil dan menyusui, anak 16 tahun digunakan bersama alkohol.
 
== Pemilihan Obat Rasional ==
'''Untuk hipertensi:'''
 
·        ACE inhibitor
 
''Mekanisme aksi''          :           ''Angiotensin converting enzyme inhibitor'' (''ACEi'') menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari precursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal, dan otak.
 
Angiotensin II merupakan vaso-konstriktor kuat yang memacu pelepasan aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer. Penghambatan pembentukan angiotensin II ini akan menurunkan tekanan darah. Jika system angiotensin- rennin- aldosteron teraktivasi (misalnya pada keadaan penurunan sodium, atau pada terapi diuretic) efek anti hipertensi ACEi akan lebih besar.
 
''Efek samping''              :           Menyebabkan hiperkalemia karena   menurunkan produksi aldosteron, batuk kering
 
''Kontra indikasi''            :           Wanita hamil karena dapat menyebabkan malformasi dan masalah neonatal, termasuk gagal ginjal dan kematian pada bayi, selama pemberian trimester ke dua dan ketiga
 
·        Beta- blocker
 
''Mekanisme aksi''          :           Memblok beta-adrenorspetor. Reseptor ini diklasifikasikan menjadi reseptor beta-1 dan beta-2. Reseptor beta-1 terutama terdapat pada jantung sedangkan reseptor beta-2 banyak ditemukan di paru-paru, pembuluh darah perifer, dan otot lurik. Reseptor beta-2 juga dapat ditemukan di jantung, sedangkan reseptor beta-1 dapat ditemukan pada ginjal. Reseptor beta juga dapat ditemuka di otak. Stimulasi pada reseptor beta pada otak akan memacu pelepasan neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system syaraf simpatis. Stimulasi reseptor beta-1 pada nodus sino atrial dan miokardiak meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada ginjal akan menyebabkan pelepasan rennin,-angiotensin-aldosteron. Efek akhirnya adalah meningkatnya kardiak output, peningkatan tahanan perifer dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi air
 
''Efek samping             '' :           Bradikardi, abnormalitas konduksi AV, dan gagal jantung
 
''Kontra indikasi''            :           Sinus bradikardi, syok kardiogenik, gagal jantung
 
o  Vasodilator arterial
 
''Mekanisme aksi''          :           Secara langsung menyebabakan relaksasi pada otot halus arteri. Hal tersebut mengaktifasi refleks baro reseptor yang menghasilkan peningkatan kerja simpatetik dari pusat vasomotor, memproduksi peningkatan denyut jantung, kardiak output, pelepasan renin.    
 
''Efek samping''              :           Mulut kering, sakit kepala, astenia, pusing, mual, gangguan tidur, vasolodilatasi, kecemasan