Buku Saku Farmakoterapi/Nyeri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Helito (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Helito (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
 
=== Nyeri nosisiseptif ===
Nyeri nosisiseptif dapat diklasifikasikan baik sebagai nyeri somatik (timbul dari kulit, tulang, persendian, atau jaringan penghubung) atau nyeri viseral (nyeri yang timbul dari organ dalam seperti usus besar atau pankreas). Umumnya nyeri somatik akan berupa nyeri yang berdenyut dan terlokalisirterlokalisasi pada lokasi atau tempat nyeri tertentu, sedangkan nyeri viseral  dapat bermanifestasi pada rasa nyeri apabila muncul dari struktur lain atau fenomena nyeri yang terlokalisirterlokalisasi dengan baik.
 
Lima tahap dalam patofisiologi nyeri nosiseptif meliputi: stimulasi, transmisi, persepsi, modulasi, dan tahap peradangan adaptif.
 
====Stimulasi====
 
Tahap awal yang menyebabkan munculnya rasa nyeri adalah stimulasi dari nosiseptor. Reseptor ini ditemukan baik pada bagian somatik maupun viseral. Reseptor tersebut dapat membedakan stimulus yang berbahaya dan yang tidak membahayakan; diaktivasi dan disensitisasi oleh impuls mekanik, thermal, dan kimiawi.  Mekanisme ketiga stimulus tersebut dapat menyebabkan pelepasan bradikinin, ion-ion hidrogen dan kalium, prostagalandin, histamin, interleukin, TNFα, serotonin, dan substansi P yang dapat mensentisassi/mensentisasi atau mengaktifkan nosiseptor. Aktivasi reseptor menyebabkan transmisi aksi potensial sepanjang serabut saraf aferen ke sumsum tulang.
 
====Transmisi====
 
Transmisi nosiseptif berlangsung di serabut saraf Aδ dan C-aferen. Stimulasi serabut saraf Aδ berdiameter besar, dengan sedikit bermielin menimbulkan reasarasa nyeri yang tajam dan terlokalisirterlokalisasi, sedangkan stumulasi pada pada serabut yang tidak bermielin dan dengan diameter kecil, menghasilkan nyeri yang tumpul, menetap, dan tidak terlokalisirterlokalisasi.
 
====Persepsi Nyerinyeri====
 
Pada titik transmisi ini, nyeri menjadi pengalaman nyata yang terjadi pada struktur kortikal yang lebih tinggi. Bagian otak dapat mengakomodasi hanya sejumlah kecil sinyal, fungsi kognitif dan prilakuperilaku dapat memodifikasi nyeri yang dirasakan. Relaksasi, pengalihan nyeri, meditasi, dan penyesuaian persepsi psikis dapat menurunkan nyeri melalui penurunan pemrosesanpengolahan sinyal nyeri. Sebaliknya, perubahan neurobiokimia yang terjadi pada kasus depresi dan kecemasan dapat memperburuk persepsi nyeri yang dirasakan.
 
====Modulasi====
 
Tubuh memmodulasi nyeri dengan melibatkan sejumlah proses yang kompleks. Ynag telah diketahui yaitumisalnya melalui sistem sistem opioid endogen (the endogenous opiate system), terdiri dari neurotransmiter (mis.misal enkefalin, dinorfin, endorfin) dan reseptor (misal mis.reseptor μ, δ, κ) yang terletak di sistem saraf pusat (CNS Central Nervous System). Seperti halnya opioid eksogen, opioid endogen berikatan dengansisidengan sisi  reseptor opioid dan memodulasi transmisi impuls saraf. Tipe reseptor lain juga dapat mempengaruhi didtemsistem ini. Aktivasi reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA), yang terletahterletak di ''dorsal horn'' dapat menurunkan responsivitas reseptor μ terhadap opioid.
 
 Sistem  saraf        CNSpusat juga terdiri dari sistem pengontol transmisi nyeri yang sangat terkoordinasi dengan baik. Sistem yang berada di otak tersebut dapat menghambat transmisi nyeri sinaptik pada dorsal horn. Neurotransmitter penting yang terlibat meliputi opioid endogen, serotonin, norepinefrin, γ-aminobutyric acid (GABA), dan neurotensin.
 
Inflamasi Adaptif