Buku Saku Farmakoterapi/Penyakit Paru Obstruktif Kronis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Helito (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Helito (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 19:
Bronkodilator paling sering diberikan dalam bentuk inhalasi menggunakan inhaler dosis terukur (MDI), inhaler bubuk kering (DPI), atau nebulizer.
 
Penting untuk menggunakan inhaler dengan benar untuk memberikan dosis obat yang benar ke paru-paru. Jika Anda tidak menggunakanpenggunakan inhaler dengantidak benar, maka hanya sedikit atau bahkan tidak ada obat yang mencapai paru-paru.
 
Ada beberapa jenis bronkodilator yang dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi.
Baris 25:
● Agonis beta kerja pendek (''short-acting beta agonist'', SABA) – Agonis beta kerja pendek, kadang-kadang disebut inhaler penyelamat, dapat dengan cepat meredakan sesak napas dan dapat digunakan saat diperlukan. Contoh SABA yaitu salbutamol (nama lainnya albuterol) dan levalbuterol.
 
● Antikolinergik kerja singkat – Obat antikolinergik kerja singkat (ipratropium, Atrovent) meningkatkan fungsi dan gejala paru. Jika gejalanya ringan dan jarang, obat antikolinergik jangka pendek mungkin direkomendasikan hanyayang ketikadigunakan Andasaat membutuhkannyadibutuhkan. Atau, jika gejalanya lebih parah atau lebih sering, obat ini dapat direkomendasikan secara teratur, hingga empat kali sehari.
 
● Inhaler kombinasi kerja singkat – Sebuah inhaler kombinasi yang mengandung albuterol dan ipratropium (Combivent) juga tersedia. Inhaler kombinasi dapat digunakan hanya ketika diperlukan atau secara teratur, tergantung pada frekuensi dan keparahan gejala Anda.
 
Perawatan jangka panjang sering direkomendasikan untuk orang yang harus menggunakan obat secara teratur untuk mengontrol gejala PPOK.
 
● Agonis beta kerja panjang (''long-acting beta agonists'', LABA) – Agonis beta kerja panjang dapat direkomendasikan jika gejala Anda tidak dikontrol secara memadai dengan perawatanpengobata laindi atas. Contoh beta LABA yaitu salmeterol, formoterol, dan arformoterol, yang diminumdiberikan dua kali sehari, dan indacaterol, yang diminumdiberikan sekali sehari.
 
● Antikolinergik kerja panjang – Obat antikolinergik kerja panjang meningkatkan fungsi paru-paru sambil mengurangi sesak napas dan flareserangan PPOK. Contohnya termasuk tiotropium (Spiriva), umeclidinium (Incruse), glycopyrrolate (Seebri), dan aclidinium (Tudorza).
 
Beberapa obat diambil satu kali sehari dan yang lainnya dua kali sehari. Jenis obat ini dapat direkomendasikan jika gejala Anda tidak dikontrolterkontrol secara memadai dengan perawatanpengobatan lain, seperti bronkodilator kerja singkat.
 
Kombinasi bronkodilator aksi panjang sering digunakan ketika gejala tidak sepenuhnya dikontrol dengan satu obat. Obat dapat diambil dalam inhaler terpisah, seperti tiotropium dan salmeterol, atau dalam inhaler kombinasi.
 
● Inhaler kombinasi bronkodilator jangka panjang – Inhaler kombinasi yang menggunakan agonis beta kerja panjang dan obat antikolinergik kerja panjang juga tersedia. Umeclidinium-vilanterol (Anoro), glycopyrrolate-indacaterol (Utibron), dan aclidinium-formoterol (Duaklir, tersedia di Kanada) adalahmerupakan inhaler serbuk kering. Glycopyrrolate-formoterol (Bevespi) adalah inhaler dosis terukur. Tiotropium-olodaterol (Stiolto) adalahmerupakan inhaler kabut lunak. Dosis sekali atau dua kali sehari, tergantung pada persiapansediaan khusus. Terapi dual-bronkodilator jenis ini membantu meningkatkan fungsi paru-paru lebih dari sekadar beta agonis kerja panjang atau antikolinergik kerja panjang saja.
 
=== Glukokortikoid ===