Memahami Gangguan Bipolar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Posting begins for the first draft.
Tag: perubahan_terbaru VisualEditor
 
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
First posting for the first draft.
Tag: perubahan_terbaru VisualEditor
Baris 61:
 
Sebagai tambahan terhadap mania dan depresi, gangguan bipolar dapat menyebabkan suatu rentang gangguan alam perasaan, seperti yang terlihat dalam gambar di bawah; yaitu depresi sedang dan depresi akut, keadaan setimbang dan di ujung lainnya, mania atau hipomania.
 
 
[Gambar]
 
 
 
Satu sisi dari skala termasuk depresi akut, depresi sedang, dan depresi sedang yang lebih rendah. Depresi sedang dapat mengakibatkan gejala ekstrem yang kurang kadarnya daripada depresi akut. Depresi sedang yang lebih rendah dinamai distimia saat gejalanya kronis dan menahun. Pada pertengahan skala adalah alam perasaan yang normal atau setimbang.
 
Pada ujung skala yang lain adalah hipomania dan mania akut. Beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami hipomania. Saat episode hipomanik, seseorang dapat mengalami peningkatan energi dan derajat aktivitas yang tidak separah mania, atau orang tersebut memiliki episode yang terjadi kurang dari seminggu dan tidak memerlukan perawatan kedaruratan. Orang yang mengalami episode hipomanik memiliki perasaan yang sangat baik, memiliki produktivitas dan fungsionalitas yang baik. Orang tersebut tidak merasakan bahwa segala sesuatu ada yang salah bahkan ketika keluarga dan kawan-kawannya mengenali ayunan alam perasaan sebagai kemungkinan gangguan bipolar. Tanpa pengobatan yang baik, orang dengan hipomania dapat mengembangkan mania atau depresi akut.
 
Selama mengalami kondisi campuran, gejala seringkali mencakup agitasi, memiliki permasalahan dengan tidur, perubahan besar dalam selera, dan berpikir untuk bunuh diri. Orang yang berada dalam kondisi campuran dapat merasakan sedih atau putus asa padahal energinya berlebihan.
 
Kadang-kadang, seseorang dengan episode mania akut atau depresi dapat memiliki gejala psikotik juga, seperti halusinasi atau waham. Gejala psikotik cenderung mencerminkan alam perasaan yang ekstrem. Sebagai contoh, gejala psikotik untuk seseorang yang mengalami episode mania dapat mencakup keyakinan bahwa ia sebagai orang yang terkenal, mempunyai banyak uang, atau memiliki kekuatan khusus. Mirip dengan hal itu, seseorang yang memiliki episode depresi mungkin percaya bahwa ia adalah orang yang rusak, melarat, atau telah melakukan kejahatan. Hasilnya, orang dengan bipolar yang memiliki gejala psikotik terkadang didiagnosa secara salah sebagai mengalami skizofrenia, yaitu gangguan jiwa yang lain yang bertautan dengan waham dan halusinasi.
 
Orang dengan bipolar dapat juga mengalami masalah perilaku. Mereka mungkin menyalahgunakan alkohol atau zat adiktif, memiliki masalah hubungan sosial, atau memiliki prestasi yang buruk di sekolah atau dalam pekerjaan. Pada mulanya, adalah tidak mudah untuk mengenali masalah-masalah ini sebagai pertanda gangguan kejiwaan yang penting.
 
<br />
 
== '''<big>Bagaimana Gangguan Bipolar Mempengaruhi Seseorang di Sepanjang Waktu?</big>''' ==
Gangguan bipolar biasanya berlangsung seumur hidup. Episode mania dan depresi biasanya kembali pada waktu-waktu yang lain. Di antara episode, banyak orang dengan gangguan bipolar bebas dari gejala, akan tetapi pada beberapa orang dapat menjadi gejala yang terus-menerus terjadi.
 
Dokter biasanya mendiagnosa gangguan jiwa dengan menggunakan Panduan Diagnosa dan Statistik Gangguan Jiwa (''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder'', DSM). Menurut DSM, ada empat tipe gangguan bipolar.
 
Gangguan bipolar tipe I terutama ditentukan oleh episode manik atau campuran yang berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau oleh episode manik yang sedemikian parah yang membuat orang tersebut membutuhkan perawatan di rumah sakit. Biasanya, orang tersebut juga memiliki episode depresi, biasanya berlangsung selama dua minggu. Gejala mania atau depresi harus sangat berbeda dari perilaku normal orang tersebut.
 
Gangguan bipolar tipe II ditentukan oleh pola episode depresi yang berlangsung bolak-balik dengan gangguan hipomanik, akan tetapi bukan merupakan mania penuh atau episode campuran.
 
Gangguan bipolar tidak terbedakan (''Bipolar Disorder Not Otherwise Specified'', BP-NOS) disandangkan sebagai sebuah diagnosa saat seseorang memiliki gejala penyakit yang tidak memenuhi kriteria baik untuk bipolar tipe I atau II. Gejala-gejalanya mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang tersebut memiliki terlalu sedikit gejala untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Gejala-gejalanya nyata-nyata berbeda dengan rentang perilaku normal orang tersebut.
 
Siklotimia atau gangguan siklotimik adalah gangguan yang lebih ringan dari bipolar. Orang yang mengalami siklotimia memiliki episode hipomania yang bolak-balik dengan depresi ringan selama dua tahun. Gejala-gejalanya tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk tipe bipolar manapun.
 
Beberapa orang memiliki diagnosa dengan gangguan bipolar siklus cepat, yaitu gangguan dengan empat episode atau lebih yang mencakup depresi mayor, mania, hipomania, atau gejala campuran dalam kurun waktu setahun.2 Beberapa orang mengalami lebih dari satu episode dalam seminggu, atau dalam satu hari. Gangguan bersiklus cepat lebih umum terjadi pada orang yang mengalami gangguan bipolar akut dan kemungkinannya lebih besar terjadi pada orang yang mengalami episode awal gangguan bipolar pada usia yang lebih muda. Suatu penelitian menemukan bahwa orang dengan orang yang mengalami gangguan siklus cepat mengalami episode pertama mereka empat tahun lebih awal, selama pertengahan ke usia remaja lanjut, daripada orang yang tanpa gangguan bersiklus cepat.3 Gangguan siklus cepat lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria.4
 
Gangguan bipolar cenderung memburuk apabila tidak diobati. Di sepanjang hidupnya, seseorang dapat mengalami episode akut yang lebih sering dan lebih akut daripada kemunculan penyakit tersebut yang pertama kali.5 Juga, penundaan dalam mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang benar membuat orang tersebut mengalami masalah-masalah dalam ranah personal, sosial, dan pekerjaan.6
 
Diagnosis dan pengobatan yang benar membantu orang dengan bipolar menuju kehidupan yang sehat dan produktif. Dalam banyak kasus, pengobatan dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan episode yang dialami.
 
== '''<big>Penyakit Apakah yang Sering Berkomplikasi dengan Gangguan Bipolar?</big>''' ==
Penyalahgunaan zat sangat umum di antara orang dengan bipolar, akan tetapi kaitan antara dua hal ini tidak jelas.7 Sejumlah orang dengan bipolar mungkin mencoba menyembuhkan penyakitnya dengan alkohol dan obat-obatan terlarang. Bagaimanapun, zat terlarang dapat memicu atau memperpanjang gejala bipolar, dan gangguan pengendalian diri yang berkaitan dengan mania dapat membuat seseorang untuk minum minuman beralkohol terlalu banyak.
 
Gangguan kecemasan, seperti gangguan stress pasca trauma (''post traumatic stres disorder'', PTSD) dan fobia sosial, juga seringkali sama-sama terjadi pada orang dengan bipolar. 8-10 Gangguan bipolar juga berkomplikasi dengan gangguan hiperaktivitas pemusatan perhatian (''attention deficit hyperactivity disorder,'' ADHD), yang memiliki beberapa gejala yang saling tumpang tindih dengan gangguan bipolar, seperti kegelisahan dan perhatian yang mudah teralihkan.
 
Orang dengan gangguan bipolar memiliki resiko yang tinggi mengalami penyakit tiroid, sakit kepala (migren), penyakit jantung, diabetes, kegemukan, dan penyakit fisik lainnya. 10, 11 Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan gejala mania atau depresi. Penyakit-penyakit tersebut dapat juga merupakan akibat dari pengobatan gangguan bipolar (lihat bagian “Litium dan Fungsi Tiroid”)
 
Penyakit-penyakit lainnya dapat mempersulit diagnosis dan pengobatan gangguan bipolar. Orang dengan bipolar seharusnya memonitor kesehatan jiwa dan raga mereka. Jika gejala-gejalanya tidak membaik, mereka seharusnya memberitahukan hal itu kepada dokternya.
 
== '''<big>Faktor-Faktor Apa Saja yang Menimbulkan Gejala Bipolar?</big>''' ==
Para ilmuwan mempelajari tentang kemungkinan penyebab gangguan bipolar. Sebagian besar ilmuwan setuju bahwa tidak ada faktor penyebab tunggal. Nampaknya, banyak faktor terjadi secara bersamaan menghasilkan atau memperbesar resiko terhadap gangguan ini.
 
=== '''<big>Genetika</big>''' ===
Gangguan bipolar cenderung terjadi apabila ada faktor keturunan, maka para peneliti mencari gen yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami penyakit tersebut. Gen adalah “blok bangunan” dari pewarisan keturunan. Gen membantu mengontrol bagaimana tubuh dan otak untuk tumbuh serta bekerja. Gen terkandung di dalam sel yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
 
Anak dengan satu orang tua yang mengalami gangguan bipolar memiliki kecenderungan empat hingga enam kali lebih besar untuk mengembangkan penyakit tersebut, jika dibandingkan dengan anak yang keluarganya tidak memiliki riwayat gangguan bipolar.12Akan tetapi, kebanyakan anak dengan keluarga yang memiliki riwayat gangguan bipolar tidak akan mengalami gangguan tersebut.
 
Penelitian genetik tentang gangguan bipolar kini dapat terbantu dengan kemajuan teknologi. Jenis penlitian ini kini lebih cepat dan menjangkau lebih jauh daripada di masa yang lalu. Salah satu contoh adalah peluncuran ''Bipolar Disorder Phenome Database'', yang didanai sebagian oleh NIMH (National Institute of Mental Health, Institut Nasional Kesehatan Jiwa). Menggunakan database ini, para ilmuwan akan lebih mampu untuk mengaitkan antara tanda-tanda yang kelihatan dari gangguan ini dengan gen yang mungkin mempengaruhinya. Sejauh ini, para periset menggunakan database ini telah menemukan bahwa sebagian besar orang dengan bipolar memiliki/mengalami:13
 
* Pekerjaan yang terbengkalai karena penyakit mereka.
* Penyakit lainnya pada waktu yang sama, terutama penyalahgunaan alkohol dan/atau zat dan gangguan panik.
* Tengah menjalani pengobatan atau sedang dirawat inap di rumah sakit.
* Para peneliti juga mengidentifikasi beberapa ciri yang kelihatannya merupakan hal-hal yang genetis, termasuk:
* Riwayat perumahsakitan karena masalah kejiwaan
* Komplikasi dengan gangguan obsesif-kompulsif (''obsessive-compulsive disorder'', OCD)
* Usia saat episode manik pertama
* Jumlah dan kekerapan episode manik.
 
Para ilmuwan melanjutkan untuk meneliti ciri-ciri ini, yang dapat membantu mereka menemukan gen yang menyebabkan gangguan bipolar pada suatu hari.
 
Akan tetapi gen bukan merupakan penyebab satu-satunya bagi gangguan bipolar. Penelitian terhadap kembar identik telah menunjukkan bahwa kembaran dari orang yang mengalami gangguan bipolar tidak selalu mengembangkan penyakit tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang penting karena kembar identik berbagi gen yang sama. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa faktor lainnya selain gen juga berperan dalam menimbulkan gangguan bipolar. Nampaknya, banyak gen yang berbeda dan lingkungan terlibat dalam hal ini. Bagaimanapun, para ilmuwan belum memahami sepenuhnya bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan menyebabkan gangguan bipolar.
 
=== '''<big>Struktur otak dan keberfungsiannya</big>''' ===
Studi pencitraan otak membantu para ilmuwan dalam mempelajari apa yang terjadi pada otak orang dengan bipolar.14, 15 Perangkat pencitraan otak yang baru, seperti pencitraan resonansi magnetis fungsional (''functional magnetic resonance imaging'', fMRI) dan ''positron emission tomography'' (PET), memungkinkan para peneliti untuk mengambil gambar otak hidup yang sedang bekerja. Peranti ini membantu para ilmuwan mempelajari struktur dan aktivitas otak.
 
Beberapa studi pencitraan menunjukkan bagaimana otak orang dengan bipolar berbeda dari otak orang yang sehat atau dari otak orang yang mengalami gangguan kejiwaan yang lain. Sebagai contoh, salah satu studi dengan menggunakan MRI menemukan bahwa pola perkembangan otak pada anak dengan bipolar ternyata mirip dengan gangguan pada anak dengan “gangguan dengan hendaya multi-dimensional,” sebuah gangguan yang menimbulkan gejala yang saling tumpang-tindih dalam satu dan lain hal dengan gangguan bipolar dan skizofrenia.16 Ini menunjukkan bahwa pola umum dari perkembangan otak dapat berkaitan dengan resiko umum untuk ketidakstabilan alam perasaan.
 
Penggalian yang lebih dalam mengenai perbedaan-perbedaan ini, sejalan dengan informasi yang didapatkan dari studi genetis, membantu para ilmuwan memahami lebih baik tentang gangguan bipolar. Pada suatu hari mungkin para ilmuwan dapat memprakirakan jenis pengobatan yang mana yang bekerja paling efektif. Bahkan mungkin mereka akan menemukan cara untuk mencegah gangguan bipolar.
 
== '''<big>Bagaimanakah Cara Mendiagnosa Gangguan Bipolar?</big>''' ==
Langkah pertama untuk mendapatkan diagnosis yang benar adalah berbicara kepada dokter, yang mungkin melakukan pemeriksaan medis secara fisik, wawancara, dan tes laboratorium. Gangguan bipolar saat ini tak dapat diidentifikasi dengan tes darah atau pemindaian otak (brain scan), akan tetapi tes ini dapat mengetahui kemungkinan penyebab lainnya, seperti stroke dan tumor otak. Jika masalahnya tidak disebabkan oleh penyakit lain, dokter dapat melakukan evaluasi kesehatan jiwa. Sang dokter mungkin juga melakukan rujukan kepada profesional kesehatan jiwa yang terlatih, seperti misalnya psikiater, yang berpengalaman dalam mendiagnosa dan mengobati gangguan bipolar.
 
Dokter atau professional kesehatan jiwa seharusnya melaksanakan evaluasi diagnosa secara lengkap. Ia seharusnya berdiskusi tentang riwayat gangguan bipolar atau gangguan kejiwaan lainnya dan berusaha mendapatkan riwayat gejala-gejalanya. Sang dokter atau professional kesehatan jiwa seharusnya berbicara dengan kerabat atau pasangan sang konsumen dan memperhatikan bagaimana mereka menggambarkan riwayat gejala-gejala dan riwayat medis keluarga.
 
Orang dengan bipolar cenderung untuk mencari bantuan ketika mereka depresi daripada ketika mereka dalam keadaan mania atau hipomania.17 Oleh karena itu, riwayat medis yang rinci dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa gangguan bipolar tidak salah didiagnosa sebagai gangguan depresi mayor atau gangguan depresi unipolar. Tidak seperti orang dengan bipolar, orang dengan depresi unipolar tidak mengalami mania. Saat memungkinkan, catatan terdahulu dan masukan dari pihak keluarga dan kawan-kawan sudah selayaknya dimasukkan dalam rekam medis.
 
== '''<big>Bagaimanakah Cara Mengobati Gangguan Bipolar?</big>''' ==
Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan gangguan bipolar. Akan tetapi cara pengobatan yang benar membantu kebanyakan orang dengan bipolar mendapatkan kontrol atas ayunan alam perasaannya dan gejala-gejala lainnya yang berkaitan dengan hal itu.18-20 Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang memiliki gangguan yang paling akut.
 
Karena gangguan bipolar adalah penyakit seumur hidup dan dapat kambuh berulangkali, orang dengan gangguan ini membutuhkan pengobatan jangka panjang untuk menjaga kontrolnya atas gejala-gejala bipolar. Salah satu rencana pengobatan yang efektif mencakup obat-obatan dan psikoterapi untuk mencegah kekambuhan dan untuk mengurangi keparahan gejala.21
 
=== '''<big>Obat-obatan</big>''' ===
Gangguan bipolar dapat didiagnosa dan obat-obatannya dapat diresepkan oleh dokter. Biasanya, obat untuk gangguan bipolar diresepkan oleh psikiater. Di beberapa negara, psikolog klinis, perawat jiwa, dan perawat jiwa tingkat mahir dapat juga meresepkan obat-obatan tersebut.
 
Setiap orang bereaksi berbeda-beda terhadap obat yang dikonsumsinya. Beberapa obat yang berbeda mungkin harus dicoba sebelum dapat ditemukan obat yang benar-benar cocok.
 
Menyimpan bagan harian gejala-gejala alam perasaan (''chart of daily mood symptoms''), pengobatan, pola tidur, dan hal-hal yang terjadi dalam hidup dapat membantu dokter menelusuri dan mengobati gangguan tersebut dengan cara yang paling efektif. Kadang-kadang ini disebut sebagai bagan kehidupan sehari-hari (''daily life chart''). Jika gejala-gejala seseorang berubah atau efek samping obat menjadi serius, sang dokter dapat mengganti atau menambahkan dengan obat lainnya.
 
Beberapa jenis obat-obatan yang pada umumnya digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dicantumkan dalam daftar di halaman berikut. Informasi tentang obat-obatan dapat berubah. Untuk informasi yang paling mutakhir tentang penggunaan dan efek sampingnya silakan mengontak Badan Pengawasan Obat (''Food and Drug Administration'', FDA) di <nowiki>http://www.fda.gov</nowiki>.
 
'''Obat penstabil alam perasaan''' biasanya merupakan pilihan pertama untuk mengobati gangguan bipolar. Umumnya, orang dengan bipolar melanjutkan pengobatan dengan obat penstabil alam perasaan selama bertahun-tahun. Terkecuali litium, sebagian besar dari obat-obatan ini adalah obat anti-kejang. Obat-obatan anti-kejang biasanya dipergunakan untuk mengobati serangan epilepsi, akan tetapi juga dapat dipergunakan untuk membantu mengontrol alam perasaan. Obat-obatan berikut ini pada umumnya digunakan sebagai penstabil alam perasaan bagi gangguan bipolar:
 
* Lithium (kadang-kadang dikenal sebagai Eskalith atau Lithobid) adalah obat penstabil alam perasaan yang pertama kali disetujui oleh Badan POM Amerika (FDA) pada tahun 1970-an untuk pengobatan mania. Obat ini seringkali sangat efektif dalam pengendalian gejala-gejala mania dan pencegahan kekambuhan episode manik dan depresif.
* '''Asam valproat''' atau natrium divalproat (Depakote), disetujui oleh FDA pada tahun 1995 untuk pengobatan mania, adalah alternatif yang populer untuk litium. Pada umumnya sama efektif dengan litium untuk pengobatan gangguan bipolar.23,24Lihatlah juga bagian dalam buku kecil ini, “Apakah wanita muda seharusnya meminum asam valproat?”
* Yang lebih baru, obat anti kejang '''lamotrigin (Lamictal)''' menerima persetujuan FDA untuk menjaga stabilitas pengobatan bagi gangguan bipolar.
* Obat anti-kejang lainnya, termasuk '''gabapentin (Neurontin)''', '''topiramate (Topamax)''', dan '''oxcarbazepine (Trileptal)''' kadang-kadang juga diresepkan. Tak ada penelitian besar-besaran yang telah menunjukkan bahwa obat-obatan ini lebih efektif dibandingkan obat penstabil alam perasaan di atas. Asam valproat, lamotrigin, dan obat anti-kejang lainnya memiliki peringatan dari FDA. Peringatan itu adalah bahwa obat-obat tersebut dapat meningkatkan resiko niatan dan perilaku bunuh diri. Seseorang yang mengonsumsi anti-kejang sudah semestinya dimonitor secara seksama akan gejala-gejala depresi, niat dan perilaku bunuh diri, yang semakin memburuk pada diri mereka atau perubahan yang tidak biasa pada alam perasaan dan perilaku mereka. Seseorang yang meminum obat ini janganlah melakukan perubahan apapun terhadap obat mereka tanpa berbicara dengan tenaga professional yang menangani mereka.
 
'''Obat antipsikotik atipikal''' kadang-kadang digunakan untuk mengobati gejala-gejala gangguan bipolar. Seringkali, obat-obatan ini digunakan bersama dengan obat-obatan lain. Antipsikotik atipikal disebut “atipikal” untuk membedakan mereka dari obat generasi terdahulu, yang disebut antipsikotik “konvensional” atau “generasi pertama.” (antipsikotik generasi kedua ke atas disebut “atipikal”, yang makna harfiahnya adalah “tidak biasa” karena punya cara kerja yang berbeda dari obat generasi sebelumnya – ''penerjemah'').
 
* '''Olanzapine (Zyprexa)''', saat diberikan bersama dengan obat antidepresan, dapat membantu meredakan gejala mania atau psikosis.28 Olanzapine juga tersedia dalam bentuk suntikan, yang secara cepat dapat menangani agitasi yang berkaitan dengan episode manik atau campuran. Olanzapine juga dapat dipergunakan dalam pengobatan gangguan bipolar, bahkan saat orang yang bersangkutan tidak memiliki gejala psikotik. Bagaimanapun, beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi Olanzapine berat badannya dapat bertambah dan resiko akan penyakit diabetes dan penyakit jantung dapat bertambah. Efek samping ini cenderung lebih banyak terjadi pada orang yang mengonsumsi olanzapine dibadingkan orang yang mengonsumsi antispikotik atipikal lainnya.
* Aripiprazole (Abilify), seperti olanzapine mendapat persetujuan untuk mengobati mania atau episode campuran. Aripiprazole juga dipergunakan untuk mempertahankan kondisi setelah episode yang akut atau mendadak. Seperti olanzapine, aripriprazole juga dapat disuntikkan untuk pengobatan darurat gejala-gejala mania atau campuran pada gangguan bipolar.
* Quetiapine (Seroquel) meredakan gejala-gejala episode mania yang akut dan mendadak. Dalam hal ini, quetiapine seperti kebanyakan antispikotik. Pada tahun 2006, quetiapine menjadi antispikotik atipikal pertama yang menerima persetujuan FDA untuk mengobati gangguan bipolar episode depresif.
* '''Risperidone (Risperdal)''' dan ziprasidone (Geodon) adalah obat antipsikotik pertama yang juga dapat diresepkan untuk mengontrol mania dan episode campuran.
 
'''Obat antidepresan''' kadang-kadang digunakan untuk mengobati gejala-gejala depresi pada gangguan bipolar. Orang dengan bipolar yang mengonsumsi antidepresan seringkali mengonsumsi obat penstabil alam perasaan juga. Dokter biasanya mempersyaratkan hal ini karena meminum antidepresan terlalu lama dapat meningkatkan resiko seseorang untuk berubah kepada mania atau hipomania, atau mengembangkan gejala bersiklus cepat.29 Untuk mencegah perubahan ini, dokter biasanya meresepkan antidepresan bersama-sama dengan obat penstabil alam perasaan dalam waktu yang sama.
 
Akhir-akhir ini, penelitian besar-besaran yang didanai oleh NIMH telah menunjukkan bahwa bagi banyak orang, menambahkan antidepresan kepada obat penstabil alam perasaan tidak lebih efektif dalam mengobati depresi daripada hanya menggunakan obat penstabil alam perasaan saja.30
 
'''Fluoxetine (Prozac)''', '''paroxetine (Paxil)''', '''sertraline (Zoloft)''', and '''bupropion (Wellbutrin)''' adalah contoh dari antidepresan yang dapat diresepkan untuk mengobati gejala-gejala gangguan bipolar.
 
Beberapa obat lebih baik untuk pengobatan satu tipe gangguan bipolar daripada obat yang lain. Sebagai contoh, lamotrigine (Lamictal) kelihatannya membantu dalam mengontrol gejala depresi pada gangguan bipolar.
 
=== '''<big>Apakah Efek Samping dari Obat-Obatan Ini?</big>''' ===
Sebelum memulai minum obat baru, orang dengan bipolar semestinya berbicara dengan dokter mereka tentang resiko dan keuntungannya.
 
Psikiater yang meresepkan obat-obatan atau apoteker dapat juga menjawab pertanyaan tentang efek samping. Setelah melewati beberapa dasawarsa, pengobatan telah lebih maju dan beberapa obat kini lebih punya sedikit efek samping daripada pengobatan yang dahulu. Namun setiap orang merespon secara berlainan terhadap obat. Pada beberapa kasus, efek samping tidak muncul hingga seseorang mengonsumsi suatu obat selama beberapa lama.
 
Jika orang dengan bipolar mengembangkan efek samping yang akut terhadap suatu obat, dia seharusnya berbicara kepada dokter yang meresepkannya secepat mungkin. Sang dokter mungkin mengubah dosisnya atau meresepkan obat lain. Orang yang berada dalam pengobatan gangguan bipolar seharusnya tidak berhenti meminum obat tanpa berbicara kepada dokternya terlebih dahulu. Penghentian obat secara mendadak dapat mengarah kepada rebound (pemunculan kembali gejala yang lebih besar dari semula) atau memperparah gejala-gejala gangguan bipolar. Efek samping yang tidak nyaman atau potensi berbahaya lainnya juga mungkin.
 
Bagian berikut ini menggambarkan beberapa efek samping yang umum atas penggunaan beberapa jenis obat yang berbeda yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.
 
=== '''<big>Obat penstabil alam perasaan</big>''' ===
Pada beberapa kasus, litium dapat menimbulkan efek samping seperti:
 
* Gelisah
* Mulut kering
* Kembung dan masalah pencernaan
* Jerawat
* Ketidaknyamanan yang tidak biasa terhadap suhu dingin
* Nyeri otot dan sendi
* Kuku dan rambut yang rapuh.31
 
Litium juga menyebabkan efek samping yang tidak terdaftar di sini. Jika efek samping yang menyusahkan atau tidak biasa terjadi, ceritakanlah kepada dokter Anda selekas mungkin.
 
Jika orang dengan bipolar diobati dengan litium, merupakan hal yang penting untuk secara teratur mengunjungi dokter yang melakukan pengobatan. Dokter tersebut perlu memeriksa kadar litium dalam darah, sebagaimana fungsi ginjal dan kelenjar tiroidnya.
 
Efek samping yang umum dari obat penstabil alam perasaan termasuk:
 
* Rasa kantuk
* Pusing
* Sakit kepala
* Diare
* Sembelit
* Rasa panas dalam perut dan dada bagian bawah (heartburn)
* Ayunan alam perasaan
* Hidung mampet atau berlendir, atau gejala mirip flu lainnya.32-37
 
=== '''<big>Antipsikotik Atipikal</big>''' ===
Beberapa orang mengalami efek samping saat mereka pertama kali mulai menggunakan antipsikotik atipikal. Sebagian besar efek samping menghilang setelah beberapa hari dan seringkali dapat dikelola dengan baik. Orang yang meminum antipsikotik seharusnya tidak mengemudi hingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan obat baru mereka. Efek samping dari antipsikotik termasuk:
 
* Rasa kantuk
* Pusing saat berubah posisi
* Pandangan kabur
* Jantung berdebar-debar
* Peka terhadap sinar matahari
* Ruam (rash) pada kulit
* Gangguan haid pada wanita.
 
Obat antispikotik atipikal dapat menyebabkan bertambahnya berat badan dan berubahnya metabolisme di dalam tubuh. Hal ini dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menderita diabetes dan kolesterol tinggi.38 Berat badan, kadar glukosa, dan kadar lipid sudah semestinya dicermati secara teratur oleh dokter saat pasiennya meminum obat ini.
 
Pada kasus yang lebih jarang, penggunaan antispikotik atipikal dalam jangka panjang, dapat mengarah ke suatu kondisi yang disebut sebagai ''tardive dyskinesia'' (TD). Sebuah kondisi yang menyebabkan pergerakan otot yang pada umumnya terjadi di sekitar mulut. Seseorang dengan TD tidak dapat mengendalikan gerakan-gerakan ini. TD terentang dari mulai yang sedang-sedang saja hingga ke tingkat akut, dan tidak selalu dapat terpulihkan. Beberapa orang dengan TD pulih gerakan-gerakannya sebagian atau sepenuhnya setelah mereka menghentikan penggunaan obat.
 
=== '''<big>Antidepresan</big>''' ===
 
 
Antidepresan yang sebagian besar diresepkan untuk menyembuhkan gejala-gejala gangguan bipolar dapat juga menyebabkan efek samping ringan yang biasanya tidak berlangsung lama, termasuk:
 
* Sakit kepala, yang biasanya menghilang setelah beberapa hari penggunaan.
* Mual, yang biasanya menghilang setelah beberapa hari.
* Masalah tidur, seperti kurang tidur atau rasa mengantuk. Ini mungkin terjadi selama beberapa minggu pertama akan tetapi kemudian menghilang. Untuk membantu mengurangi efek ini, kadang-kadang dosis obat ini dapat dikurangi, atau waktu minumnya dapat diubah.
* Agitasi (gaduh gelisah).
* Masalah seksual, yang dapat mempengaruhi baik pria maupun wanita. Hal ini mencakup berkurangnya dorongan seksual atau bermasalah untuk menjalani dan menikmati seks.
 
Beberapa antidepresan cenderung untuk menimbulkan efek samping tertentu daripada jenis yang lain. Dokter atau apoteker Anda dapat menjawab pertanyaan tentang obat-obatan ini. Setiap reaksi atau efek samping yang tidak biasa seharusnya dilaporkan kepada dokter secepatnya.
 
=== '''<big>Peringatan FDA terhadap Antidepresan</big>''' ===
Antidepresan itu aman dan populer, akan tetapi beberapa penelitian telah mengindikasikan beberapa akibat yang tidak diinginkan pada beberapa orang, terutama pada orang dalam usia dewasa muda. Peringatan FDA mengatakan bahwa pasien dalam semua usia yang mengonsumsi antidepresan seharusnya diawasi secara cermat, terutama dalam minggu pertama pengobatan. Efek samping yang mungkin yang harus diperhatikan adalah depresi yang mungkin bertambah buruk, pikiran atau perilaku bunuh diri, atau perubahan tidak biasa dalam perilaku seperti gangguan tidur, agitasi, atau penarikan diri dari situasi sosial yang normal. Keluarga dan pelaku rawat (''caregiver'') seharusnya melaporkan perubahan apapun kepada dokternya. Informasi terakhir dari FDA dapat ditemukan di <nowiki>http://www.fda.gov</nowiki>.
 
=== '''<big>Litium dan Fungsi Tiroid</big>''' ===
Orang dengan bipolar seringkali memiliki masalah dengan kelenjar tiroid. Pengobatan litium juga dapat mengakibatkan kadar tiroid yang rendah pada beberapa orang. Fungsi tiroid yang menurun, yang disebut hipotiroidisme, bertautan dengan siklus cepat pada sejumlah orang dengan bipolar, terutama wanita.
 
Karena terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid dapat mengarah kepada perubahan energi, merupakan hal yang penting untuk memeriksa kadar tiroid secara rutin melalui dokter Anda secara berkala. Orang dengan bipolar mungkin dapat diberi obat tiroid, sebagai tambahan terhadap obat untuk gangguan bipolarnya, sehingga kadar tiroidnya terjaga.
 
=== '''<big>Apakah Wanita Muda Seharusnya Meminum Asam Valproat?</big>''' ===
Asam valproat dapat meningkatkan kadar testosteron (hormon lelaki) pada remaja yang berjenis kelamin perempuan yang akan mengarahkan mereka kepada ''polycystic ovary syndrome'' (PCOS) bagi yang meminum obat tersebut sebelum usia 20.25,26 PCOS dapat menyebabkan sel telur wanita berubah menjadi kista atau kantung berisi cairan yang berkumpul dalam rahim dan tidak terlepas melalui haid bulanan. Kondisi ini dapat menyebabkan kegemukan, bulu tubuh yang menjadi lebat, putusnya siklus haid, dan gejala serius lainnya. Sebagian besar dari gejala-gejala ini akan membaik setelah penghentian asam valproat.27 Wanita yang meminum asam valproat sudah seharusnya dimonitor secara cermat oleh dokternya.
 
=== '''<big>Haruskah Wanita yang Mengandung atau yang Akan Mengandung Meminum Obat untuk Gangguan Bipolar?</big>''' ===
Haruskah wanita yang mengandung atau yang akan mengandung meminum obat untuk gangguan bipolar?
 
Wanita dengan bipolar yang mengandung atau yang mungkin akan mengandung menghadapi tantangan tersendiri. Obat penstabil alam perasaan yang digunakan sekarang dapat membahayakan perkembangan janin dan bayi yang diasuh.39 Akan tetapi menghentikan pengobatan, baik secara bertahap atau tiba-tiba, akan meningkatkan secara tajam resiko kambuhnya gejala-gejala bipolar pada saat mengandung.40
 
Para ilmuwan belum yakin, tetapi litium nampaknya adalah obat yang dipilih untuk wanita yang mengandung yang mengalami gangguan bipolar.40,41 Namun, litium dapat mengarah ke masalah jantung pada janin. Seorang wanita perlu mengetahui bahwa sebagian besar obat bipolar disalurkan kepada bayi yang diasuh melalui air susu ibu.41Wanita yang mengandung dan ibu yang sedang mengasuh anaknya sudah semestinya berbicara kepada dokternya tentang manfaat dan resiko semua pengobatan yang tersedia.
 
Untuk informasi paling mutakhir tentang obat-obatan bagi gangguan bipolar dan efek sampingnya, silakan lihat buku kecil daring (''online'') obat-obatan NIMH di <nowiki>http://www.nimh.nih.gov/health/publications/medications/complete-publication.shtml</nowiki>.
 
== '''<big>Psikoterapi</big>''' ==
 
 
Sebagai tambahan terhadap obat, psikoterapi atau terapi “bicara”, dapat menjadi terapi yang efektif untuk gangguan bipolar. Terapi tersebut dapat memberikan dukungan, edukasi, dan panduan terhadap orang dengan bipolar dan keluarganya. Beberapa psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi:
 
# '''Terapi pikiran dan perilaku ('''''Cognitive behavioral therapy'' '''– CBT)''' membantu orang dengan bipolar belajar untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif atau berbahaya.
# '''Terapi yang berfokus-pada-keluarga''' termasuk anggota keluarga. Terapi ini membantu memperkuat strategi menangani permasalahan, seperti mengenali episode baru secara dini dan membantu orang-orang yang mereka cintai. Terapi ini juga meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah.
# '''Terapi interpersonal dan ritme sosial''' membantu orang dengan bipolar meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain dan mengelola rutinitas sehari-hari mereka. Aktivitas sehari-hari yang rutin dan jadwal tidur dapat membantu melindungi terhadap episode manik.
# '''Psikoedukasi''' mengajarkan kepada orang dengan bipolar tentang penyakit mereka dan pengobatannya. Pengobatan ini membantu seseorang untuk mengenali tanda-tanda kekambuhan sehingga mereka dapat mencari bantuan pengobatan lebih awal, sebelum episode penuh terjadi. Biasanya dilakukan dalam kelompok, psikoedukasi dapat juga berguna untuk anggota keluarga dan para pelaku rawat (''caregivers'').
 
Psikolog, pekerja sosial, atau konselor yang telah berlisensi menyediakan jasa jenis ini. Profesional kesehatan jiwa ini seringkali bekerjasama dengan psikiater untuk merunut perkembangan. Jumlah, frekuensi, dan jenis sesi seharusnya berdasarkan kebutuhan pengobatan masing-masing orang. Sebagaimana obat, mengikuti anjuran dokter untuk mengikuti psikoterapi akan menghasilkan manfaat yang terbesar.
 
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Situs Penyalahgunaan Zat dan Layanan Kesehatan Jiwa tentang memilih terapis kesehatan jiwa di <nowiki>http://mentalhealth.samhsa.gov/publications/allpubs/KEN98-0055/default.asp</nowiki>.
 
Sekarang ini, NIMH mendanai uji klinis yang disebut Penguatan Pengobatan Sistematis untuk gangguan Bipolar (''Systematic Treatment Enhancement Program for Bipolar Disorder'', STEP-BD). Ini adalah penelitian terbesar sepanjang sejarah untuk gangguan bipolar (untuk informasi, lihat <nowiki>http://www.nimh.nih.gov/health/trials/</nowiki> practical/step-bd/index.shtml). Dalam penelitian tentang psikoterapi, peneliti STEP-BD membandingkan dua kelompok. Kelompok yang pertama diobati dengan perawatan kolaboratif (tiga sesi psikoedukasi selama enam minggu). Kelompok yang kedua diobati dengan obat dan psikoterapi yang intensif (30 sesi CBT selama sembilan bulan, terapi interpersonal dan sosial, atau terapi terfokus pada keluarga). Para peneliti menemukan bahwa kelompok kedua mengalami kekambuhan yang lebih sedikit, angka rawat inap yang lebih rendah, dan lebih patuh dalam hal menjalankan rencana pengobatan mereka.42 Mereka juga cenderung pulih secara lebih cepat dan mampu bertahan dalam kondisi yang baik lebih lama.
 
NIMH mendukung lebih banyak penelitian yang terfokus pada kombinasi antara psikoterapi dan obat untuk menghasilkan yang terbaik. Tujuannya adalah untuk membantu orang dengan bipolar hidup bebas dari gejala selama mungkin dan untuk pulih dari episode secepat mungkin. Para peneliti juga berharap untuk menentukan apakah psikoterapi dapat membantu menunda mulainya gangguan bipolar pada anak-anak, sebagai kelompok yang punya resiko tinggi terhadap penyakit tersebut.
 
Untuk informasi lebih lanjut tentang psikoterapi, kunjungi Situs NIMH di <nowiki>http://www.nimh.nih.gov/health/topics/treatment/index.shtml</nowiki>.
 
== '''<big>Pengobatan yang Lain</big>''' ==
 
=== '''<big>Terapi kejut listrik (Electroconvulsive Therapy, ECT)</big>''' ===
Dalam kasus obat dan/atau psikoterapi tidak bekerja, terapi kejut listrik (ECT) mungkin dapat membantu. ECT, yang semula terkenal dengan sebutan “terapi sentak (''shock therapy'')”, pada waktu yang lalu memiliki reputasi yang buruk. Akan tetapi pada tahun-tahun belakangan ini, terapi tersebut telah diperbaiki dan dapat memberikan kepulihan bagi orang dengan bipolar yang tidak merasa lebih baik dengan pengobatan yang lain.
 
Sebelum ECT dilaksanakan, pasien diberikan pelemas otot (''muscle relaxant'') dan ditaruh dalam keadaan terbius singkat (''brief anesthesia''). Sang pasien tidak dapat merasakan arus listrik yang mengalir dalam ECT tersebut. Rata-rata, ECT berlangsung selama 30-90 detik. Orang yang mendapatkan ECT biasanya pulih setelah 5-15 menit dan mampu untuk pulang pada hari yang sama.43
 
Kadang-kadang ECT digunakan untuk gangguan bipolar saat kondisi medis lainnya, termasuk kehamilan, membuat penggunaan obat-obatan terlalu beresiko. ECT adalah cara pengobatan yang efektif untuk episode depresif, manik, atau episode campuran, walaupun bukan merupakan pilihan pengobatan yang pertama.
 
ECT dapat menyebabkan beberapa efek samping yang singkat, termasuk kebingungan, disorientasi, dan kehilangan ingatan. Tetapi efek samping ini biasanya hilang segera setelah pengobatan tersebut berakhir. Orang dengan bipolar seharusnya mendiskusikan kemungkinan keuntungan dan resiko dari ECT dengan dokter yang berpengalaman.44
 
=== '''<big>Obat Tidur</big>''' ===
Orang dengan bipolar yang memiliki gangguan tidur biasanya tidur secara lebih baik setelah mendapatkan pengobatan bagi gangguan bipolarnya. Jika tidur tidak menjadi lebih baik, dokter mungkin dapat menyarankan penggantian obat. Jika masalah ini terus terjadi, dokter dapat meresepkan obat yang memiliki efek menidurkan (sedatif) atau obat-obatan lainnya yang menimbulkan kantuk. Orang dengan bipolar semestinya menginformasikan kepada dokter mereka mengenai semua obat yang diresepkan, obat yang bertentangan, atau suplemen yang mereka minum. Obat-obatan dan suplemen tertentu yang diminum secara bersama-sama dapat mengakibatkan efek yang tidak diinginkan dan bahkan berbahaya.
<br /><br />