Buku Saku Farmakoterapi/Kelainan Rheumatik Jaringan Lunak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Helito (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Kelainan rheumatik jaringan lunak mengacu pada sindrom patologis nonsistemik dan fokal yang melibatkan jaringan periartikular, termasuk otot, tendon, ligamen, fasia, a...'
Tag: suntingan sumber
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 16 Agustus 2019 00.38

Kelainan rheumatik jaringan lunak mengacu pada sindrom patologis nonsistemik dan fokal yang melibatkan jaringan periartikular, termasuk otot, tendon, ligamen, fasia, aponeurosis, retinakulum, bursa, dan jaringan subkutan. Kelainan ini sangat umum terjadi. Istilah kuno “rematik” terkadang digunakan untuk merujuk pada manifestasi ini.

Meskipun kelainan rheumatik jaringan lunak mengacu pada nyeri nonartikular, pasien sering menghubungkan gejala mereka dengan persendian di dekatnya. Jadi, ketika pasien mengeluhkan sakit pinggul, penyebabnya seringkali tidak terasa sakit pada sendi itu sendiri, melainkan di “daerah pinggul”: selangkangan, pantat, paha bagian atas atas, area trokanteria yang lebih besar, dan puncak iliaka.

Demikian pula keluhan nyeri siku, pergelangan tangan, lutut, dan bahu sering berarti nyeri di daerah sendi sendi tersebut, dan mungkin mencerminkan lesi jaringan lunak seperti epicondylitis, tenosynovitis, dan bursitis.

Kelainan jaringan lunak dapat dibagi menjadi beberapa kategori luas dan meliputi:

  • Tendinitis
  • Enthesitis
  • Fasciitis
  • Bursitis
  • Kelainan struktural
  • Kelainan jebakan neurovaskular
  • Sindrom nyeri regional yang kompleks (Complex regional pain syndromes, CRPS)
  • Sindrom nyeri myofascial
  • Gangguan rasa sakit umum

Banyak dari kelainan ini terjadi tanpa adanya penyakit sistemik, dan beberapa merupakan konsekuensi dari trauma kelas rendah berulang yang kronis dan terlalu sering digunakan.

Referensi

Kushner, 2017, Overview of soft tissue rheumatic disorders, UpToDate, diakses 23 Januari 2018.