Lima Pandemi Paling Mengerikan di Dunia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blue Sonic (bicara | kontrib)
Blue Sonic (bicara | kontrib)
Baris 25:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memakai klasifikasi enam tahap yang menjelaskan proses perpindahan virus influenza baru, mulai dari beberapa infeksi pertama pada manusia hingga terjadi pandemi. Tahapan ini dimulai dengan virus yang menginfeksi hewan, lalu hewan itu menginfeksi orang (manusia), virus kemudian mulai menyebar langsung antar manusia, dan berakhir dengan pandemi ketika infeksi virus baru tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Pada bulan Februari 2020, WHO mengklarifikasi bahwa, "tidak ada kategori resmi (untuk pandemi) ... Sebagai klarifikasi, WHO tidak menggunakan sistem lama 6 fase — yang dimulai dari fase 1 (tidak ada laporan tentang influenza pada hewan yang menyebabkan infeksi pada manusia) hingga fase 6 (pandemi) — yang mungkin diketahui oleh beberapa orang akibat H1N1 pada tahun 2009."<ref>{{Cite news|url=https://www.reuters.com/article/uk-china-health-who-idUKKCN20I0PD|title=WHO says it no longer uses 'pandemic' category, but virus still emergency|date=24 February 2020|work=Reuters|access-date=29 February 2020|language=en}}</ref>
 
== 1. Influenza 1918 atau Flu Spanyol ==
== Lalu, apa bedanya pandemi, epidemi, dan wabah? ==
Banyak orang yang masih bingung antara pandemi, epidemi, dan wabah. Secara sederhana, perbedaan antara ketiga skenario penyebaran penyakit di atas adalah persoalan skala.
 
;Wabah
Kecil, tapi luar biasa.
 
Dengan menelusuri penyakit-penyakit sepanjang waktu dan wilayah geografis, para ahli epidemiologi mengetahui cara memprediksi berapa banyak kasus penyakit yang normalnya terjadi di dalam periode waktu, tempat, dan populasi tertentu.
 
Sebuah wabah adalah peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika dibandingkan dengan jumlah “normal” yang diantisipasi.
 
Bayangkan apabila tiba-tiba jumlah anak kecil yang terkena diare meningkat di sebuah tempat penitipan anak. Satu atau dua anak sakit mungkin saja normal di hari-hari biasa, tapi jika 15 anak sekaligus menderita diare, ini berarti wabah.
 
Ketika sebuah penyakit baru muncul, wabah memang jadi lebih jelas terlihat karena jumlah kasus yang diantisipasi akibat penyakit itu masih kosong.
 
Begitu otoritas kesehatan setempat mendeteksi adanya wabah, mereka langsung meluncurkan investigasi guna menentukan secara tepat siapa saja yang terdampak dan berapa banyak orang yang terkena penyakit.
 
Informasi itu kemudian digunakan untuk mencari tahu cara terbaik mengurung wabah dan mencegah bertambahnya penderita baru.