Memahami Gangguan Stres Pasca-Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder; PTSD): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Baris 108:
Psikoterapi yang efektif cenderung untuk menekankan beberapa komponen-komponen kunci, termasuk pengetahuan mengenai gejala, keterampilan untuk mengidentifikasi gejala-gejala pemicu, serta keterampilan untuk mengelola gejala. Salah satu jenis psikoterapi disebut dengan '''''cognitive behavioral therapy''''' atau '''CBT'''. CBT dapat meliputi:
 
* '''Terapi Keterpaparan ('''''Exposure therapy''''').''' Terapi ini membantu orang yang bersangkutan untuk berhadapan atau mengendalikan rasa takutnya. Secara bertahap keterpaparan terhadap trauma sengaja dilakukan dengan cara yang aman. Biasanya melibatkan gambaran mental [yaitu, misalnya, membayangkan sesuatu dalam pikiran sehingga kurang-lebih dapat merasakan bagaimana rasanya jika berhadapan secara riil – ''penerjemah''], tulisan, atau dilakukan dengan cara mengunjungi tempat di mana kejadian traumatik itu terjadi. Sang terapis menggunakan perangkat-perangkat ini untuk membantu orang dengan PTSD agar mampu menangani perasaan mereka.
*'''Penyusunan ulang daya pikir ('''''Cognitive'' ''restructuring''''').''' Terapi ini membantu orang untuk menjadikan kenangan mereka menjadi masuk akal. Kadang-kadang orang tersebut mengingat kejadian dimaksud dengan cara berbeda daripada yang sebenarnya terjadi. Mereka mungkin merasa bersalah atau malu tentang hal-hal yang sebenarnya bukan salah mereka. Sang terapis membantu orang dengan PTSD memandang pada apa yang telah terjadi dalam cara yang realistis.
 
Terapi wicara yang lainnya mengajarkan orang yang bersangkutan metode-metode yang bisa membantu untuk bereaksi terhadap kejadian-kejadian yang menakutkan yang memicu gejala-gejala PTSD mereka. Berdasarkan tujuan umum ini, terapi yang berbeda-beda jenisnya itu dapat: