Memahami Gangguan Bipolar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Baris 58:
* Berpikir tentang kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
 
Sebagai tambahan terhadap mania dan depresi, gangguan bipolar dapat menyebabkan suatu rentang gangguan alam perasaan, seperti(diurutkan mulai dari yang terlihat''mood''-nya dalamterendah gambarhingga diyang bawah;tertinggi), yaitu '''depresi sedangakut''' dan '''depresi akutsedang''', '''keadaan setimbang''' dan, dipada ujung lainnya,yang maniapaling atauatas, '''hipomania''' dan '''mania'''.
 
'''Depresi akut''' dapat mengakibatkan gejala terbawah yang paling ekstrem, yang kadarnya lebih berat jika dibandingkan dengan '''depresi sedang'''. Depresi sedang yang lebih rendah dinamai '''distimia''' saat gejalanya kronis dan menahun [maksudnya ''distimia'' adalah depresi yang tidak terlalu berat tapi dialami dalam jangka yang lama -- ''penerjemah'']. Tepat di pertengahan adalah alam perasaan yang '''normal''' atau '''setimbang'''.
 
Pada ujung skala yang lain adalah '''hipomania''' dan '''mania akut'''. Beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami hipomania [unsur kata ''hipo-'' artinya "di bawah dari", maka arti kata dari ''hipomania'' adalah "berada di bawah mania" -- ''penerjemah'']. Saat '''episode hipomanik''', seseorang dapat mengalami peningkatan energi dan derajat aktivitas yang tidak separah mania, atau orang tersebut memiliki episode yang terjadi kurang dari seminggu dan tidak memerlukan perawatan kedaruratan. Orang yang mengalami episode hipomanik memiliki perasaan yang sangat baik, memiliki produktivitas dan fungsionalitas yang baik. Orang tersebut tidak merasakan bahwa segala sesuatu ada yang salah bahkan ketika keluarga dan kawan-kawannya mengenali ayunan alam perasaan sebagai kemungkinan gangguan bipolar. Tanpa pengobatan yang baik, orang dengan hipomania dapat mengembangkan mania atau depresi akut.
[Gambar]
 
Selama mengalami '''kondisi campuran''', gejala seringkali mencakup agitasi, memiliki permasalahan dengan tidur, perubahan besar dalam selera, dan berpikir untuk bunuh diri. Orang yang berada dalam kondisi campuran dapat merasakan sedih atau putus asa padahal energinya berlebihan.
 
 
Satu sisi dari skala termasuk depresi akut, depresi sedang, dan depresi sedang yang lebih rendah. Depresi sedang dapat mengakibatkan gejala ekstrem yang kurang kadarnya daripada depresi akut. Depresi sedang yang lebih rendah dinamai distimia saat gejalanya kronis dan menahun. Pada pertengahan skala adalah alam perasaan yang normal atau setimbang.
 
Pada ujung skala yang lain adalah hipomania dan mania akut. Beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami hipomania. Saat episode hipomanik, seseorang dapat mengalami peningkatan energi dan derajat aktivitas yang tidak separah mania, atau orang tersebut memiliki episode yang terjadi kurang dari seminggu dan tidak memerlukan perawatan kedaruratan. Orang yang mengalami episode hipomanik memiliki perasaan yang sangat baik, memiliki produktivitas dan fungsionalitas yang baik. Orang tersebut tidak merasakan bahwa segala sesuatu ada yang salah bahkan ketika keluarga dan kawan-kawannya mengenali ayunan alam perasaan sebagai kemungkinan gangguan bipolar. Tanpa pengobatan yang baik, orang dengan hipomania dapat mengembangkan mania atau depresi akut.
 
Selama mengalami kondisi campuran, gejala seringkali mencakup agitasi, memiliki permasalahan dengan tidur, perubahan besar dalam selera, dan berpikir untuk bunuh diri. Orang yang berada dalam kondisi campuran dapat merasakan sedih atau putus asa padahal energinya berlebihan.
 
Kadang-kadang, seseorang dengan episode mania akut atau depresi dapat memiliki gejala psikotik juga, seperti halusinasi atau waham. Gejala psikotik cenderung mencerminkan alam perasaan yang ekstrem. Sebagai contoh, gejala psikotik untuk seseorang yang mengalami episode mania dapat mencakup keyakinan bahwa ia sebagai orang yang terkenal, mempunyai banyak uang, atau memiliki kekuatan khusus. Mirip dengan hal itu, seseorang yang memiliki episode depresi mungkin percaya bahwa ia adalah orang yang rusak, melarat, atau telah melakukan kejahatan. Hasilnya, orang dengan bipolar yang memiliki gejala psikotik terkadang didiagnosa secara salah sebagai mengalami skizofrenia, yaitu gangguan jiwa yang lain yang bertautan dengan waham dan halusinasi.
 
Orang dengan bipolar dapat juga mengalami masalah perilaku. Mereka mungkin menyalahgunakan alkohol atau zat adiktif, memiliki masalah hubungan sosial, atau memiliki prestasi yang buruk di sekolah atau dalam pekerjaan. Pada mulanya, adalah tidak mudah untuk mengenali masalah-masalah ini sebagai pertanda gangguan kejiwaan yang penting.
 
<br />
 
== '''<big>Bagaimana Gangguan Bipolar Mempengaruhi Seseorang di Sepanjang Waktu?</big>''' ==