Asia Tengah Pra-1500/Sejarah/Mongol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bennylin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21:
Pada 1200 M, suku Mongol dan Turk di Asia Tengah bisa dibilang telah berhasil merebut kekuasaan atas Asia Tengah dari bangsa India-Eropa, dan telah menguasai seluruh daerah tersebut. Sekitar 1180 M, suku Mongol memilih pemimpin baru, Jenghis Kan, yang amat ambisius dan kuat. Jenghis Khan segera membentuk persekutuan dengan kelompok-kelomok Turk di sekitarnya, supaya ia dapat memerintah suku Mongol dan suku Turk sekaligus. Ia kemudian harus memerangi orang-orang Mongol lain yang juga ingin berkuasa, namun pada 1206 M Jenghis Khan telah berhasil menguasai mereka semua. Seperti para penguasa Persia dan Tiongkok sebelumnya, ia mereorganisir pasukan Mongol menjadi lebih profesional, dan mengeluarkan hukum baru, mengumumkan niatnya sebagai kaisar negara beradab, bukan pemimpin klan dan keluarga seperti sebelumnya. Jenghis Khan kemudian memimpin pasukannya melawan negara-negara lain. Jenghis Khan menggunakan metode perang baru, pasukannya lebih terorganisir dan terlatih dibanding pasukan musuh, serta menggunakan perlengkapan yang lebih maju, seperti bubuk mesiu. Pada 1209 M, Jenghis Khan telah menguasai suku Uighur, suku Kirgiz, suku Khitan, serta kerajaan-kerajaan kecil lainnya di Asia Tengah
[[Berkas:YuanEmperorAlbumGenghisPortrait.jpg|200px|jmpl|pus|Jenghis Khan]]
JhengisJengis Khan meninggal pada 1227 M, dan mewariskan kekaisarannya kepada putra ketiganya, Ogedei. Ogedei menjalin persekutuan dengan Dinasti Sung untuk merebut kendali atas Tiongkok utara dari suku Jurchen pada 1234 M. Ia beserta putra dan cucu-cuunyacucunya memperluas kekaisaran Mongol hingga meliputi Rus Kiev di barat serta Persia di selatan. Pada 1241 M, Mongol menaklukan Polandia.
 
Ogedei meninggal akibat kecanduan alkohol pada usia 55 tahun. Istrinya, seorang wanita Kristen bernama Toregene, mengambil alih kendali atas Kekaisaran Mongol. Pembantu utama Toregene juga adalah seorang perempuan bernama Fatima, seorang wanita Persia. Toregene dan Fatima membangun gereja, masjid, dan sekolah di seluruh Kekaisaran Mongol. Para jenderal Torogene menyerang dan menjarah CinCina Dinasti Sung, serta memenangkan Pertempuran Kose Dag atas Seljuk dan Romawi Timur pada 1243 M.
[[Berkas:YuanEmperorAlbumOgedeiPortrait.jpg|200px|jmpl|pus|Ogedei Khan]]
Toregene memerintah Kekaisaran Mongol selama lima tahun. Tapi kemudian kesehatannya memburuk. Pada pada usia 55 tahun, TorogeneToregene menyerahkan kekuasaan kepada putranya Guyuk pada 1246 M. TorogeneToregene meninggal dua tahun kemudian.
 
Guyuk adalah pecandu alkohol seperti ayahnya, dan ia meninggal hanya beberapa bulan setelah kematian ibunya. Istri Guyuk, Oghul Qaimish, berkuasa namun dengan cepat kekuasaannya direbut oleh cucu Jenghis Khan, Mongke, beserta ibunya, Sorghaghtani. Oghul memimpin pemberontakan melawan Mongke, namun Mongke berhasil menangkap Oghul dan menenggelamkannya. Mongke menjalankan sensus di kekaisarannya, menghitung jumlah penduduk, khususnya pria yang dapat dijadikan tentara. Ia juga menjalankan sistem pengumpulan pajak. Pada 1254 M, Mongke bertemu dengan utusan dari Louis IX dari Prancis untuk mendiskusikan persekutuan melawan Mamluk sebagian bagian dari Perang Salib ke-7. Bohemond VI dari Antiokhia akhirnya tunduk kepada Mongke, dan membantunya melawan Mamluk. Mongke juga memperluas kekuasaannya ke selatan hingga Vietnam, ke timur hingga Korea, dan ke selatan hingga India.
 
Mongke meninggal ketika berperang di Tiongkok pada 1259 M, kemungkinan akibat disentri atau kolera, pada usia 50 tahun. Adik lelaki Mongke, Kubilai Khan, naik tahta. Pada 1279 M, ia mengalahkan sisa-sisa Dinasti Sung dan kemudian memerintah seluruh Tiongkok sebagai penganut agama Buddha. Mongol berupaya menjalin persekutuan dengan orang Eropa untuk memerangi Mamluk, namun sekutunya, Philip III, tak memiliki cukup kekuatan. Pada 1294 M, dalam usia hampir delapan puluh tahun, Kubilai Khan meninggal. Putranya telah meninggal lebih dahulu sehingga cucunya , Timur Lenk, yang naik tahta. Timur memerintah Tiongkok namun memiliki kendali atas wilayah barat juga.

. Ia meninggal pada 1307 M, dan keponakannya Kulug naik tahta namun hanya berkuasa selama empat tahun sebelum akhirnya meninggal. Setelah kematian Kulug, terjadi banyak perang saudara di Kekaisaran Mongol.
[[Berkas:Tamerlan.jpg|200px|jmpl|pus|Timur Lenk]]
Pada 1328 M, banyak orang Tiongkok yang terkena bawah pes. Pada 1347 M, wabah ini menyebar ke seluruh Kekaisaran Mongol, dibawa oleh para pedagang dan tentara. Akhirnya wabah ini melanda seluruh Tiongkok, dan menyebar hingga ke seluruh Asia Tengah dan Asia Barat, bahkan mencapai Afrika Utara dan Eropa, mengakibatkan jutaan orang meninggal. Wabah ini, ditambah dengan perang saudara yang berlangsung terus-menerus, akhirnya membuat Kekaisaran Mongol runtuh.