Asia Tengah Pra-1500/Sejarah/Mongol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Alagos (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 29:
Guyuk adalah pecandu alkohol seperti ayahnya, dan ia meninggal hanya beberapa bulan setelah kematian ibunya. Istri Guyuk, Oghul Qaimish, berkuasa namun dengan cepat kekuasaannya direbut oleh cucu Jenghis Khan, Mongke, beserta ibunya, Sorghaghtani. Oghul memimpin pemberontakan melawan Mongke, namun Mongke berhasil menangkap Oghul dan menenggelamkannya. Mongke menjalankan sensus di kekaisarannya, menghitung jumlah penduduk, khususnya pria yang dapat dijadikan tentara. Ia juga menjalankan sistem pengumpulan pajak. Pada 1254 M, Mongke bertemu dengan utusan dari Louis IX dari Prancis untuk mendiskusikan persekutuan melawan Mamluk sebagian bagian dari Perang Salib ke-7. Bohemond VI dari Antiokhia akhirnya tunduk kepada Mongke, dan membantunya melawan Mamluk. Mongke juga memperluas kekuasaannya ke selatan hingga Vietnam, ke timur hingga Korea, dan ke selatan hingga India.
 
Mongke meninggal ketika berperang di Tiongkok pada 1259 M, kemungkinan akibat disentri atau kolera, pada usia 50 tahun. Adik lelaki Mongke, Kubilai Khan, naik tahta. Pada 1279 M, ia mengalahkan sisa-sisa Dinasti Sung dan kemudian memerintah seluruh Tiongkok sebagai penganut agama Buddha. Mongol berupaya menjalin persekutuan dengan orang Eropa untuk memerangi Mamluk, namun sekutunya, Philip III, tak memiliki cukup kekuatan. Pada 1294 M, dalam usia hampir delapan puluh tahun, Kubilai Khan meninggal. Putranya telah meninggal lebih dahulu sehingga cucunya , Timur LenkTemur, yang naik tahta. TimurTemur berkuasa atas Tiongkok tapi jiga memiliki kendali atas wilayah barat.
 
. Ia meninggal pada 1307 M, dan keponakannya Kulug naik tahta namun hanya berkuasa selama empat tahun sebelum akhirnya meninggal. Setelah kematian Kulug, terjadi banyak perang saudara di Kekaisaran Mongol.