Sejarah Kesehatan Jiwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anta Samsara 2.0 (bicara | kontrib)
Anta Samsara 2.1 (bicara | kontrib)
Baris 152:
'''''<big>Terapi moral</big>''''' atau dalam Bahasa Perancisnya ''traitement moral'', adalah sebuah istilah yang secara umum dinisbatkan kepada '''Philippe Pinel''' (1745–1826) daripada tokoh-tokoh yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena istilah ini dibuat oleh kepala Rumah Sakit Jiwa ''La Bicêtre'' di Paris, Perancis, tersebut.<ref name=":13" />
 
Pinel lebih banyak menganggap bahwa alasan dari dilakukannya terapi moral adalah karena kewajiban moral, yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh '''keluarga Tuke''' di Inggris, yang berlandaskan pada alasan keagamaan, dan berbeda dengan pendapat '''William A.F. Browne''' (1805–1885) di Skotlandia, yang melandaskan dirinya pada latar biologis. Secara umum, istilah ''terapi moral'' yang dibuat oleh Pinel telah telah dipergunakan dalam makna yang bervariasi di Perancis dan secara internasional, baik oleh para tokoh yang sezaman dengan Pinel maupun pada masa setelahnya.<ref name=":13" />[[Berkas:Dorothea_Lynde_Dix_c1850-55.png|pra=https://en.wikipedia.org/wiki/File:Dorothea_Lynde_Dix_c1850-55.png|al=|jmpl|375x375px|'''Dorothea Dix''' sebuah lukisan yang dibuat sekitar tahun 1850-1855]]Mantan-pasien '''Jean-Baptiste Pussin''' dan istrinya '''Margueritte Pussin''', dan dokter '''Philippe Pinel''' dianggap sebagai pelopor kondisi yang lebih manusiawi dalam perawatan di asilum di Perancis. Sejak dasawarsa 1780-an Pussin dirawat-inap di Rumah Sakit Jiwa ''La Bicêtre'', yang merupakan sebuah asilum di Paris, bagi pasien laki-laki. Pada tahun 1792 (yang tercatatkan secara resmi pada tahun 1793), Pinel menjadi pimpinan para dokter di Bicetre. Pussin menunjukkan kepada Pinel bahwa mengetahui kondisi pasien berarti mereka dapat dikelola dengan simpati dan sikap baik sebagaimana juga pemberian wewenang dan hak pengendalian diri yang lebih besar kepada para pasien tersebut.<ref name=":13" />
 
Pada tahun 1797, untuk pertama kalinya Pussin membebaskan para pasien dari perantaian mereka dan menangguhkan hukuman-hukuman fisik, meskipun jaket ketat (''straitjacket'') masih dapat dipergunakan. Para pasien diperbolehkan untuk bergerak secara bebas di pelataran rumah sakit, dan ruang bawah-tanah yang gelap digantikan dengan ruangan-ruangan yang diterangi oleh sinar matahari dan berventilasi baik.<ref name=":13" />