Logika/Kata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan perubahan_terbaru
k Suntingan 180.252.106.167 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Padliansyah553
Tag: Pengembalian
 
Baris 11:
'''Kata privatif''' adalah kata yang mengandung makna tidak adanya sesuatu, seperti: miskin (tidak adanya harta benda), kurus (tidak adanya daging), redup (tidak adanya cahaya).
 
== Universal, Partikular, Singular, dan Kolektif ==
{{Kembangkan bagian}}
'''Kata universal''' adalah kata yang mengikat keseluruhan bawahannya tanpa terkecuali, seperti rumah(rumah kita, rumah tetangga, rumah teman kita).
 
'''Kata partikular''' adalah kata yang tidak mencakup keseluruhannya, seperti manusia (beberapa manusia, sebagian manusia, ada manusia).
 
'''Kata kolektif''' adalah kata yang mengikat sejumlah barang yang membentuk persatuan, seperti Regu, Tim, Panitia.
 
== Konkret dan Abstrak ==
Baris 23 ⟶ 19:
'''Kata abstrak''' adalah suatu kata memberikan pengertian abstrak jika menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan, yang dilepas dari objek tertentu, seperti kesehatan, kebodohan, kekayaan, kepandaian.
 
== Mutlak dan RelatifNisbi ==
'''Kata mutlak''' adalah Kata yang menunjukkan arti mutlak jika ia dapat dipahami dengan sendirinya tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain seperti buku, rumah, kuda.
 
'''kata relatifnisbi''' atau juga disebut relatif adalah kata dapat menunjukkan arti relatif apabila ia tidak dapat dipahami dengan sendirinya kecuali jika selalu ada hubungannya dengan benda lain, seperti ayah, kakek, paman, pemimpin.
 
== Makna Laras, Kandungan, dan Lazim ==
Baris 47 ⟶ 43:
 
Kata “Sapi” dalam kalimat tersebut adalah memiliki Makna Lazim, karena ketika Tretan menarik sapi, sebenarnya yang dipegang adalah talinya. Dia menarik tali itu secara tidak langsung menarik tubuh sapi. Meskipun yang Tretan pegang dan dia tarik secara langsung adalah tali kekang sapi dan bukan sapinya secara langsung, tetapi sudah lazim dikatakan bahwa hal itu disebut menarik sapi. Itulah mengapa disebut Makna Lazim.
 
=== Univok, Equivok, dan Analog ===
a. Univok adalah kata yang mempunyai satu makna yang jelas, tidak membingungkan, seperti pulpen, pensil, botol, dsb.
 
b. Equivoka dalah kata yang mengandung makna lebih dari satu, seperti bunga, bulan, buku. Bunga bisa bermakna tanaman, bisa juga tambahan nilai dari sejumlah uang.
 
c. Analog adalah kata yang dalam pemakaiannya mempunyai makna yang berbeda dengan makna aslinya, tetapi masih mempunyai persamaan juga.
 
Contoh:Bila hujan bumi akan basah.
 
Banyak pejabat enggan dipindah dari tempat yang basah.
 
Kursi kayu jati lebih kuat dari kursi rotan.
 
Para kader partai itu begitu sengit memperebutkan kursi.
 
== Bermakna dan Tidak bermakna==
{{Kembangkan bagian}}
a. pengertian “manusia” adalah kata yang tidak diberikan kepada sembarang benda, tetapi kepada sesuatu yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat tertentu inilah yang membentuk apa yang disebut makna konotasi atau mafhum.
 
b. barang yang dicakup “manusia”, yakni: Hasan, Budi, John, Badu: manusia kulit kuning, manusia kulit hitam dan sebagainya. Barang yang dicakup itu disebut cakupan, denotasi atau masodak.
 
b. kata sebagai predikat
Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat disebut term. Sebagai predikat, term dapat dibedakan menjadi: genus (jenis), differentia (sifatpembeda), spesia (kelas), propria (sifatkhusus), danaccidentia (sifatumum). Kelima term universal tersebut dalam bahasa arab disebut al-kulliyyah al-khamsah, merupakan pembahasan kata yang sangat berguna bagi pembuatan definisi.
 
1. Jenis (genus, jins) adalah term yang mempunyai bawahan banyak dan berbeda-beda, tetapi kesemuanya mempunyai sifat sama yang mengikat keseluruhan bawahan yang berbeda-beda itu.
 
2. Spesia (kelas, nau’) adalah term yang menunjukan hakikat yang berlainan tetapi sama-sama terikat dalam satu jenis. Contohnya: manusia, kuda, lembu, kerbau adalah spesia jenisnya adalah binatang.
 
3. Differentia (sifatpembeda, al-fast) adalah term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang sama-sama terikat dalam satu jenis. Manusia adalah binatang yang berpikir. Sifat berpikir pada manusia inilah yang disebut differentia.
 
4. Propria (sifatkhusus, al-khassah) adalah term yang menyatakan sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang dimilikinya. Sifat berpikir inilah timbul sifat-sifat khusus seperti: kawin, membentuk pemerintahan, membuat lembaga, berpakaian, dan mengembangan kebudayaan.
 
5. Accidentia (sifatumum, al-‘arad) adalah term yang menunjukaan sifat yang tidak harus dimiliki oleh satu spesia seperti: pandai, dan ceroboh.
 
c. Konotasi dan denotasi serta batas-batasnya
 
1. Batas konotasi
Telah disebut dimuka bahwa pembahasan kata dalam Logika bertujuan mencari pengertian agar didapay penggunaan secara cermat. Ini artinya agar setiap kata mempunyai pengertian yang tertentu serta merangkum semua sifat yang menjadi denotasinya, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga dengan jelas membedakan pengertian yang satu dengan lainnya. Setiap barang mempunyai sifat-sifat tertentu dan kumpulan dari sifat inilah yang membedakan barang satu dengan lainnya.
Dalam logica ada sebuah batasan yang sangat terkenal tentang manusia yakni “binatang yang berpikir”. Pengertian suatu subyek cukup dengan menyebut sekedar sifat yang menujukan pengertiannya. Jadi tidak usah menyebut propria serta accidentianya, tetapi cukup jenis dan sifat pembedanya secara tepat.
 
2. Batas denotasi
Kesulitan kita dalam membicarakan batas denotasi adalah yang menjadi kesatuanya: jenis, spesia, keadaan khusus atau individunya. Misalkan term buku, apakah denotasinya? Sekedar disebut buku, buku cetak atau buku tentang subjek tertentu. Logika menetapkan, batas konotasi adalah spesia yakni jenis yang telah dihadirkan sifat pembedanya. Karena keduanya menggunakan spesia sebagai batas, maka antara konotasi dab denotasi terjadi perbandingan terbalik, yakni: semakin bertambah pengertian yang membentuk konotasi, semakin kuranglah kesatuan yang dicakup denotasinya dan sebaliknya, semakin kurangpengertian yang membentuk konotasi, semakin luaslah kesatuan yang dicakup denotasi.
Dalam kata kendaraan tercakup olehnya semua macam dan jenis kendaraan, baik laut, darat, maupun udara. Jika konotasi kita tambah menjadi kendaraan darat, maka kendaraan laut dan kendaraan udara tidak tercakup lagi. Denotasi kendaraan akan lebih sempit lagi jika konotasinya menjadi kendaraan darat beroda dua, demikian seterusnya, semakin bertambah luas pengertianya semakin sempitlah denotasinya.