Sejarah Kekaisaran/Abbasiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Periode Abbasiyah ditandai oleh ketergantungan pada para birokrat Persia (terutama keluarga Barmakiyah) untuk memerintah wilayah kekuasaan serta meningkatkan keterlibatan para Muslim non-Arab dalam aktivtias umat. Tradisi Persia banyak diadopsi oleh pihak penguasa, dan mereka mulai mendukung para seniman dan cendekiawan. Meskipun awalnya memiliki sikap kerjasama, Abbasiyah pada akhir abad ke-8 M menjauhkan para Muslim non-Arab dan birokrat Persia. Abbasiyah terpaksa melepaskan Al-Andalus (Spanyol dan Portugal saat ini) kepada Umayyah pada tahun 756 M, Maroko kepada Idrisiyah pada tahun 788 M, Ifriqiya dan Sisilia kepada Aghlabiyah pada tahun 800 M, Khurasan dan Transoxiana kepada Samaniyah, serta Persia kepada Saffariyah pada tahun 870-an M, dan Mesir kepada Fatimiyah pada tahun 969 M.
 
Kekuasaan politik Abbasiyah dibatasi dengan bangkitnya Diansti Buwaihi Iran yang menaklukan Baghdad pada tahun 945 M, dan Seljuk Turki yang menaklukan Baghdad pada tahun 1055 M. Kepemimpinan Abbasiyah atas dunia Islam secara perlahan-lahan berkurang menjadi sekadar peran simbolis keagamaan. Walaupun begitu, Abbasiyah tetap menguasai wilayah Mesopotamia selama masa pemerintahan Khalifah Al-Muqtafi, dan meluas ke Iran pada masa pemerintahan Khalifah Al-Nasir. Zaman kebangkitan kembali Abbasiyah berakhir pada tahun 1258 M dengan dihancurkannya Baghdad oleh Mongol yang dipmpin oleh Hulagu Khan. Dalam peristiwa ini, Khalifah Al-Musta'sim dieksekusi.