Jermanik Kuno/Sastra/Hildebrandslied
Kisah Hildebrand adalah salah satu kisah Jermanik tertua yang pernah ditulis. Tidak ada yang tau siapa penulisnya dan kapan ditulisnya, namun diduga kisah ini ditulis sekitar tahun 700 M. Salinan tertua yang masih ada saat ini berasal dari tahun 830 M, kemungkinan di biara. Kisah tragis ini berlatar sekitar tahun 500 M.
Kisah ini dimulai dengan dua orang kesatria, seorang pemuda dan seorang pria tua, saling berhadapan di medan pertempuran, hendak bertarung. Nama sang pria tua adalah Hildebrand. Pasukan mereka bersiap di belakang mereka, namun kedua akan bertarung satu lawan satu.
Hildebrand bertanya mengenai jati diri sang pemuda, dan sang pemuda menjawab bahwa namanya adalah Hadubrant. Hadubrant berkata bahwa dia tidak dapat bercerita banyak mengenai asal-usulnya; dia tidak mengetahui siapa ayahnya. Orang-orang memberitahunya bahwa nama ayahnya adalah Hildebrand, dan bahwa Hildebrand bertempur melawan Odoacer, dan pergi ke timur, di sana dia mengabdi kepada Dietrich (Theodoric Sang Ostrogoth). Ketika Hildebrand pergi, dia meninggalkan istri dan putranya yang masih kecil, dan dia Hadubrant, adalah sang putra tersebut. Dia mengira bahwa ayahnya telah meninggal.
Hildebrand mendengar cerita itu dengan terharu. Dia langsung menyadari bahwa Hadubrant pastilah putranya dan kini telah dewasa. Dia, seperti yang telah diceritakan oleh Hadubrant, pergi dari Odoacer, meninggalkan istri dan anaknya, dan bekerja pada Dietrich. Kini setelah bertemu kembali dengan putranya, dia tak mau lagi bertempur melawannya.
Hildebrand lalu memberitahu Hadubrant bahwa dialah ayahnya, dan berusaha menghentikan duel itu. Dia menawarkan untuk memberikan Hadubrant beberapa cincin lengan emas yang dia dapat sebagai hadiah dari Raja Hun (Attila) selama bekerja bagi Dietrich.
Namun Hadubrant tak percaya. Dia merasa bahwa ayahnya telah meninggal, dan dia mengira Hildebrant sedang memperdayainya, atau mungkin Hildebrant terlalu takut bertarung. Pada akhirnya Hadubrant mengatakan bahwa pertarungan tak dapat dibatalkan, dan Hildebrant juga menyadari bahwa jika dia tak membunuh putranya, maka Hadubrant yang akan membunuhnya.
Mereka pun mulai bertarung, dan perisai mereka mulai beradu. Namun di sinilah cerita ini berakhir. Bagian akhirnya cerita ini sudah hilang.