Kebudayaan Tiongkok

PENGETAHUAN DASAR TENTANG

KEBUDAYAAN TIONGKOK

中国文化常识

disadur dari karya

孔子学院总部 / 国家汉办

Kantor Pusat Institut Konfusius (Hanban)

PENGARANG 任启亮,李嘉郁,赵菁华

PENERJEMAH Andyni Khosasih, Cendrawaty Tjong, Agustinus Sufianto, Yetty, Yi Ying, Fu Ruomei, Ma Feng, Wang Hui

Maret 2014

SINOLINGUA


DAFTAR ISI

Prakata
I Sastra Klasik Tiongkok
Mitos Tiongkok Kuno
Kitab Puisi Shijing
Puisi Chu Ci
Institusi Musik (Yue Fu)Dinasti Han
Lagu Rakyat Dinasti Selatan dan Utara
Puisi Dinasti Tang
Sanjak Dinasti Song
Opera Dinasti Yuan
Novel Dinasti Ming dan Qing
Empat Cerita Rakyat Terkenal di Tiongkok
II Ilmu dan Teknologi Tiongkok Kuno
Kompas
Teknik Pembuatan Kertas
Teknik Percetakan
Bubuk Mesiu
Ganshi Xingjing
Seismograf
Bilangan Pi
Teknik Pembuatan Tekstil
Jam Matahari dan Jam Air Tembaga
Sempoa dan Perhitungan Manik
III Seni Tradisional Tiongkok
Musik Tradisional
Opera Peking dan Opera Daerah
Kesenian Rakyat (Quyi)
Catur Weiqi dan Xiangqi
Hanzi
Kaligrafi
Stempel Ukir
Lukisan Tiongkok
IV Benda-Benda Peninggalan Budaya Tiongkok
Aksara Tulang Ramalan
Kebudayaan San'xing'dui
Bejana Si'mu'wu
Pedang Raja Gou Jian dari Yue
Giok Liang Zhu
Lentera Istana Chang'xin
Pasukan Terakota
Genta Zeng Hou'yi
Pakaian Giok Benang Emas
Kuda Menderap Perunggu
Lonceng Besar Yongle
Gua Mogao (Gua Seribu Buddha)
V Arsitektur Tiongkok Kuno
Istana Kaisar
Kuil dan Pagoda
Taman
Jembatan
 
 
 
VI Seni dan Kerajinan Tangan Tiongkok
Sutra
Tembikar Triwarna
Porselen dan Kerajinan Jingtai
Kipas
Layang-Layang
Lentera
Sulaman
Kain Batik dan Belacu Biru
Guntingan Kertas
Ukiran Giok
Batu Singa
Empat Mestika Belajar
VII Adat-Istiadat Tiongkok
Marga dan Nama Tionghoa
Dua Belas Shio
Man'yue dan Zhua'zhou
Upacara Pernikahan
Empat Binatang Spiritual
Lambang dan Gambar Keberuntungan
Pekan Raya Kuil
Barongsai dan Tari Naga
Perayaan Tahun Baru Imlek
Perayaan Cap Go Meh
Perayaan Ceng Beng
Perayaan Peh Cun
Perayaan Tiong Ciu
Dua Puluh Empat Waktu Matahari
VIII Kehidupan Rakyat Tiongkok
Busana Tradisional Tiongkok
Cheongsam, Qibao, dan Hanfu
Makanan Tiongkok
Teh Tiongkok
Arak Tiongkok
Tempat Tinggal Rakyat Tiongkok
Kereta Kuda, Tandu, dan Sepatu Kain
Pengobatan Tradisional Tiongkok
Teknik Akupuntur dan Pembiusan
Bahasa Tionghoa, Putonghua, dan Bahasa Daerah
IX Ideologi Tradisional Tiongkok
Konfusianisme
Taoisme
Buddhisme
Lao Zi, Zhuang Zi
X Kebajikan Tradisional Tiongkok
Berbakti Pada Orang Tua
Menghormati yang Tua dan Mengayomi yang Muda
Jujur dan Menepati Janji
Menghormati Guru dan Mementingkan Pendidikan
Indeks


Prakata sunting

Buku ini dirancang sebagai bacaan referensi budaya dasar, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Korea, Rusia, Thai, Spanyol, Arab, dan 30 bahasa lainnya.

Buku ini diharapkan dapat menjadi jendela untuk memahami Tiongkok dan jembatan penghubung dunia bahasa Mandarin untuk Anda.

Sastra Klasik Tiongkok sunting

Kesastraan merupakan bagian budaya Tiongkok yang paling dinamis dan cemerlang. Dalam perkembangan sejarahnya yang panjang, banyak pemikiran budaya Tionghoa yang mendasar terkandung di dalam sastra klasik Tiongkok, yang mencerminkan tuntutan rakyat terhadap estetika, keyakinan, dan harapan rakyat Tiongkok terhadap kehidupan yang ideal.

Dalam perkembangannya, bentuk-bentuk sastra bermunculan hingga berkali-kali mencapai klimaksnya; banyak sekali sastrawan besar serta karyanya yang sangat ternama hingga masa kini masih dikenal oleh masyarakat.

Mitos Tiongkok Kuno sunting

  • Pan Gu Memisahkan Langit dari Bumi
  • Nv Wa Menciptakan Manusia
  • Nv Wa Menambal Langit yang Berlubang
  • Hou Yi Memanah Matahari
  • Kua Fu Mengejar Matahari
  • Jing Wei Mereklamasi Laut
  • Shen Nong Mencicipi Obat-Obatan
  • Gun dan Yu Mengatasi Banjir

Kitab Puisi Shijing sunting

Kumpulan puisi pertama di Tiongkok, berisi 305 buah puisi, dari zaman Dinasti Zhou hingga zaman Musim Semi dan Musim Gugur. Konon, semua puisi ini merupakan lirik lagu yang dapat dinyanyikan pada waktu itu.

Kita ini merupakan awal mula kejayaan puisi di Tiongkok, dan akar puisi Tiongkok.

Puisi Chu Ci sunting

Jenis puisi baru yang diciptakan di negara Chu mengandung ciri khas yang sangat unik. Chu Ci (dibaca Ju Je), dikenal pula sebagai "puisi ratapan", banyak menggunakan cerita mitos dan dongeng, kata-kata dan gaya penulisannya sangat indah, mengandung daya imajinasi yang unik, dan mengungkapkan ekspresi perasaan penyair dengan bebas.

Penulis-penulis puisi jenis ini diwakili oleh Qu Yuan, penyair dari negara Chu, yang merupakan salah satu penyair besar yang paling dihormati di Tiongkok. Setiap tahun pada perayaan Peh Cun, rakyat Tionghoa selalu memperingati kematian Qu Yuan dengan membungkus (dan memakan) bacang, perlombaan perahu naga, dan sebagainya.

Penulisan puisi gaya Chu Ci membuka jalan yang baru bagi perkembangan sastra di Tiongkok.

Institusi Musik Dinasti Han sunting

Institusi Musik (Yue Fu) awalnya merupakan lembaga musik di Dinasti Han, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mimilih syair-syair dan lagu-lagu rakyat, lalu melengkapiniya dengan musik. Intisari dari Yue Fu adalah kumpulan lagu dan balada rakyat Dinasti Han. Sebagian besar lagu-lagu Yue Fu berbentuk puisi cerita yang mencerminkan suka-duka rakyat sebenarnya.

Kumpulan puisi Yue Fu memiliki suasana kehidupan yang kental dan tak kalah pentingnya ditinjau dari prestasi kesenian yang dihasilkannya. Ia berpengaruh langsung dan mendalam bagi perkembangan puisi generasi berikutnya.

Lagu Rakyat Dinasti Selatan dan Utara sunting

Lagu rakyat Dinasti Selatan dan Utara adalah sekumpulan lagu rakyat yang tercipta setelah kumpulan puisi dan lagu Yue Fu Dinasti Han. Sebagian besar merupakan lagu cinta, menggambarkan kehidupan cinta yang tulus dan murni. Sebagian juga menceritakan cerita peperangan, misalnya Balada Mulan yang menjadi terkenal berkat film animasi Amerika Serikat. Sebagian lain juga menggambarkan pemandangan, kehidupan masyarakat, dan watak yang gagah berani.

Lagu rakyat Dinasti Selatan dan Utara diwarisi hingga hari ini kira-kira 500 buah. Sebagian besar lagu rakyat diciptakan oleh suku minoritas Tiongkok.

Lagu rakyat Dinasti Selatan dan Utara pada perkembangannya berpengaruh besar terhadap penyair-penyair Dinasti Tang.

Puisi Dinasti Tang sunting

Budaya Dinasti Tang merupakan puncak budaya Tiongkok. Khususnya pengembangan puisi klasik di masa Dinasti Tang mencapai masa kejayaannya. Ada 48.900 buah karya puisi Dinasti Tang yang tercipta dan terwariskan sampai sekarang. Lebih dari 2.300 penyair Dinasti Tang meninggalkan namanya dalam sejarah. Yang paling terkenal di antaranya adalah Li Bai sang "Dewa Penyair", dan Du Fu sang "Penyair Suci". Selain itu ada pula Wang Wei, Bai Juyi, Li He, Li Shangwen, Du Mu, dll.

Metode yang digunakan adalah realisme dan romantisme, berbentuk puisi Jue Ju, puisi Lu Shi, dan ada juga puisi "kayak modern" yang indah dan rapi.

Sampai hari ini, puisi Tang masih digemari dan dibaca oleh banyak orang, bahkan dihafalkan oleh kanak-kanak. Buku antologi 300 Puisi Dinasti Tang merupakan bacaan umum yang sangat disukai oleh para pembaca Tiongkok maupun luar negeri. Peribahasa "Dengan memahami 300 Puisi Dinasti Tang", orang yang kurang pandai mencipta puisi pun mahir menghafalnya", ternyatalah rasa cinta orang Tionghoa terhadap puisi Dinasti Tang.

Sanjak Dinasti Song sunting

Sanjak adalah semacam puisi kata-kata klasik. Karena bisa dinyanyikan dengan diiringi musik, maka ia disebut pula "Kata-Kata Lagu"; karena panjang pendeknya tidak beraturan, maka dikenal pula sebagai "Kalimat Panjang Pendek". Sanjak mempunyai bermacam-macam nama melodi "Ci'pai", seperti Xijiang Yue, Manjiang Hong, Rumeng Ling, dll. Sanjak Song dan Puisi Tang memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam sejarah kesusastraan Tiongkok. Penyair-penyair yang terkenal antara lain Su Shi, Li Qingzhao (penyair wanita), Xin Qiji, Lu You, dll.

Hingga hari ini, sanjak Song masih digemari oleh masyarakat. 300 Sanjak Song adalah bacaan wajib bagi banyak keluarga, bahkan banyak lagi sanjak dari karya-karya itu yang kembali ditulis, dinyanyikan secara luas dan turun-temurun.

Opera Dinasti Yuan sunting

Setelah berkembang cukup lama, opera lokal Tiongkok mencapai masa Opera Yuan pada masa Dinasti Yuan. Opera ini menggabungkan musik, tarian, pertunjukan, dan drama menjadi satu, menjadi bentuk opera yang lebih matang.

Berkembangnya opera Yuan membuat Dinasti Yuan menjadi zaman keemasan bagi perkembangan opera Tiongkok. Pada masa itu lebih dari 200 dramawan opera dan lebih dari 700 karya opera yang tercatat. Guan Hanqing adalah dramawan yang paling ternama dan paling produktif di antaranya; ia menciptakan lebih dari 60 karya opera, di antaranya ada 18 yang masih dipertunjukkan secara turun-temurun hingga hari ini. Selain itu ada pula Wang Shifu, Ma Zhiyuan, Bai Pu, Zheng Guangzu, Ji Junxian, dll.

Banyak sekali drama dari karya opera yang sudah dipentaskan sampai sekarang ini, bahkan dibuat menjadi film dan sinetron, yang memberikan pengaruh yang sangat luas di masyarakat.

Novel Dinasti Ming dan Qing sunting

Penulisan novel klasik Tiongkok mencapai puncak kejayaannya pada zaman Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Empat karya besar di antaranya dikenal sebagai karya sastra yang mewakili zaman tersebut:

  • Kisah Tiga Kerajaan (San Guo Yan Yi)
  • Kisah Batas Air / 108 Pendekar Liang Shan (Shui Hu Zhuan)
  • Perjalanan ke Barat / Sun Wukong (Xi You Ji)
  • Impian Wisma Merah (Hong Lou Meng)

dan masih banyak karya terkenal lainnya, seperti Kisah Aneh Liaozhai (Liaozhai Zhi Yi) yang sudah tersebar ke seluruh dunia, menjadi bagian dari karya sastra dunia.

Karya-karya tersebut telah diterjemahkan dan dibuat menjadi berbagai film, film seri, buku, komik, permainan video, dll. yang sangat digemari oleh pemirsa seluruh dunia.

Empat Cerita Rakyat Terkenal di Tiongkok sunting

  • Kisah Meng Jiang Nv (Kisah Nyonya Meng Jiang)
  • Kisah Bai Niang Zi dan Xu Xian (Legenda Siluman Ular Putih)
  • Kisah Niu Lang dan Zhi Nv (Gembala Sapi dan Gadis Penenun)
  • Kisah Liang Shanbo dan Zhu Yingtai (Sampek Engtay)

Ilmu dan Teknologi Tiongkok Kuno sunting

Sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, ilmu dan teknologi Tiongkok Kuno sangatlah maju. Masyarakat Tiongkok yang ulet dan cerdas memberikan banyak kontribusi dalam bidang penemuan dan penciptaan. Yang paling terkenal di antaranya adalah empat penemuan besar, yaitu kompas, kertas, pencetakan, dan mesiu.

Kompas sunting

Sejak Zaman Negara Berperang, rakyat Tiongkok telah menemukan cara menentukan arah utara dan selatan, dengan alat bernama Si Nan. Si Nan dibuat dengan menggunakan sendok halus dari magnet dan piring dari tembaga yang berukir petunjuk arah. Arah yang ditunjuk kepala sendok adalah "utara".

Pada masa Dinasti Song, orang menggabungkan jarum kompas magnet buatan dengan piring petunjuk arah, dan terciptalah Luo Pan. Pada masa tersebut, kompas sudah mulai digunakan dalam pelayaran, dan bahkan diperkenalkan ke Eropa melalui pedagang Arab.

Penemuan kompas berpengaruh vital bagi pelayaran sehingga sejarah pelayaran dunia memasuki era baru. Pada masa awal Dinasti Ming, Zheng He memimpin armada kapal berlayar tujuh kali ke dunia barat melewati Indonesia.

Penemuan kompas memampukan Abad Pelayaran dan Penjelajahan, penemuan Dunia Baru, pelayaran mengelilingi dunia, dan penjelajahan samudra-samudra di dunia.

Teknik Pembuatan Kertas sunting

Pada masa awal Dinasti Han, seorang pejabat bernama Cai Lun melalui percobaan jangka panjang mengembangkan cara pembuatan kertas yang lebih unggul dibandingkan teknik-teknik sebelumnya. Dia menggunakan kulit pohon, kain perca, jaring ikan, dan bermacam-macam serat tumbuhan sebagai bahan dasar, dimasak dengan air, ditumbuk menjadi bubur, lalu disebarkan merata di atas tirai tipis untuk dikeringkan, dengan demikian terciptalah kertas yang tipis. Kertas semacam ini mudah digunakan, murah, sehingga mudah diterima oleh masyarakat.

Sejak saat itu, teknik pembuatan kertas terus-menerus disempurnakan. Bambu, jerami, ampas tebu, dll. juga menjadi bahan pembuat kertas. Karena bahan yang digunakan tidaklah sama, maka kertas juga memiliki perbedaan dalam jenis dan penggunaannya. Kertas xuan adalah kertas kualitas tinggi yang terkenal di seluruh dunia, digunakan untuk penulisan kaligrafi dan seni lukis.

Teknik pembuatan kertas menyebar ke negara-negara lainnya dan memberikan banyak kemudahan dalam penyimpanan dan pertukaran informasi. Penemuan ini memiliki arti yang sangat besar bagi perkembangan peradaban dunia.

Teknik Percetakan sunting

Pada masa Dinasti Sui dan Dinasti Tang, dikembangkanlah teknik cetak dengan cara mengukir pelat cetak. Walaupun cara ini lebih cepat daripada menyalin buku secara manual, namun membuat pelat cetak ukir dalam jumlah besar untuk mencetak sebuah buku tetaplah merepotkan. Pada masa Dinasti Song, Bi Sheng, seorang penemu dari kalangan rakyat biasa menemukan teknik cetak karakter lepas setelah melakukan banyak percobaan. Dia mengukir karakter di atas kotak-kotak kecil dari tanah liat yang dibakar di dalam api sehingga mengeras menjadi karakter-karakter lepas. Saat mencetak buku, karakter-karakter lepas ini disusun menurut manuskrip, dan setelah selesai disusun lalu digunakan untuk mencetak. Setelah selesai mencetak, karakter-karakter ini dilepas untuk digunakan lagi di kemudian hari. Teknik pencetakan ini tidak hanya ekonomis, tapi juga menghemat waktu, sehingga membawa percetakan memasuki era baru.

Teknik ini, seperti penemuan lainnya, akhirnya pun menyebar ke seluruh dunia hingga ke Barat dan memulai Revolusi Percetakan yang mempercepat perkembangan dan pertukaran informasi dan budaya di berbagai negara di dunia. Teknik cetak karakter lepas merupakan sumbangan besar Tiongkok bagi dunia.

Bubuk Mesiu sunting

Pembuatan bubuk mesiu awalnya ditemukan oleh pendeta-pendeta agama Tao membuat pil. Di kemudian hari, masyarakat mengikuti formula ini meracik salpeter (kalium nitrat), belerang, dan arang menjadi bubuk mesiu. Pada masa Dinasti Tang, cara pembuatan bubuk mesiu ini sudah tercatat. Petasan dan kembang api adalah barang yang pertama dibuat setelah penemuan bubuk mesiu. Baru pada akhir Dinasti Tang dan masa Dinasti Song bubuk mesiu mulai digunakan untuk keperluan militer untuk senjata seperti senapan lantak, meriam, dlsb.

Setelah penemuan ini tersebar ke Barat, bubuk mesiu digunakan untuk menciptakan berbagai senjata, selain itu juga digunakan secara luas dalam berbagai proyek, seperti membuka gunung, memperbaiki jalan, menggali sungai, dlsb. Penggunaan bubuk mesiu mendorong datangnya Revolusi Industri.

Ganshi Xingjing sunting

Pada zaman Musim Semi dan Musim Gugur dan Zaman Negara Berperang, ilmu astronomi telah sangat maju. Ahli astronomi saat itu mengamati 37 kali gerhana matahari, 33 di antaranya dapat dibuktikan dengan penghitungan modern.

Ganshi Xingjing merupakan gabungan dua karya Tianwen Xingzhan (Posisi Astronomi Bintang) oleh Gan De, dan Tianwen (Astronomi) oleh Shi Shen. Buku ini merupakan karya astronomi paling awal di dunia. Buku ini mencatat pergerakan dan timbul tenggelamnya 5 planet terdekat dengan bumi, mencatat 800 buah nama bintang, dan memastikan posisi 121 buah bintang. Gan De menemukan satelit Jupiter dengan menggunakan mata telanjang. Shi Shen menemukan bahwa gerhana matahari dan bulan merupakan fenomena saling menutupi antar benda angkasa. Hal ini pada masa itu merupakan sesuatu pengamatan yang tidak mudah dan sangat berharga.

Di kemudian hari, banyak astronom menggunakan data yang tercantum dalam Ganshi Xingjing saat mengukur posisi dan pergerakan matahari, bulan, dan bintang. Karena itu, Ganshi Xingjing memiliki kedudukan yang penting dalam sejarah ilmu astronomi dunia.

Seismograf sunting

Zhang Heng adalah seorang ilmuwan Dinasti Han yang membuat seismograf pertama (sebuah alat yang dapat mengukur posisi terjadinya gempa), yang dinamai seismograf Houfeng di ibukota kerajaan. Struktur bagian dalam dari seismograf ini dibentuk dengan sangat cermat dan teliti. Pada saat terjadinya gempa di suatu arah tertentu, satu dari delapan naga tembaga yang menghadap ke delapan penjuru akan membuka mulutnya dan menjatuhkan bola tembaga ke katak tembaga di bawahnya, sehingga dapat diketahui arah terjadinya gempa bumi.

Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah manusia menggunakan alat pengukur untuk mengetahui adanya gempa bumi di dunia. Selain seismograf, Zhang Heng juga menciptakan berbagai alat-alat teknologi lainnya.

Bilangan Pi sunting

Zu Chongzhi adalah matematikawan, astronom dan ahli pembuatan mesin terkenal dari zaman Dinasti Selatan dan Utara. Atas dasar penelitian sebelumnya, ia menggunakan metode pemecahan lingkaran, dengan uji coba perhitungan sebanyak lebih dari seribu kali, ia menyimpulkan bahwa bilangan pi adalah bilangan di antara 3,1415926 dan 3,1415927. Selain itu, Zu juga menghitung rasio yang mendekati pi adalah 355/113, sehingga rasio ini dinamakan milv.

Penemuan ini membawa perhitungan bilangan pi di dalam ilmu matematika memasuki suatu tahap yang baru.

Teknik Pembuatan Tekstil sunting

Huang Daopo hidup pada masa Dinasti Song dan Dinasti Yuan. Ia mempelajari teknik menanam kapas dan memintal kapas dari suku Li, dan kemudian menyebarluaskan dan memodernkan alat pemintal yang ada, sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas pembuatan tekstil. Ia menciptakan alat pemintal berbentuk pedal, dan memadukan teknik pemintalan suku Li dan suku Han sehingga berhasil membuat banyak barang-barang tekstil seperti selimut dan sebagainya yang memiliki aneka ragam motif.

Jam Matahari dan Jam Air Tembaga sunting

Pada masa Dinasti Qin dan Dinasti Han jam matahari sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Jam matahari adalah sebuah piringan bulat yang di atasnya terukir 12 karakter perhitungan waktu, yaitu zi, chou, yiin, mao, chen, si, wu, wei, shen, you, xu, hai, dan di tengah-tengah jam ditancapkan sebuah jarum dari tembaga. Di bawah sinar matahari, bayangan jarum tembaga akan bergerak seiring pergerakan matahari. Bayangan jarum bergerak hingga karakter ukuran tertentu, menandai hari telah mencapai waktu yang ditandai. Dengan demikian perhitungan waktu menjadi jauh lebih akurat daripada menggunakan posisi bulan, matahari, dan bintang di langit.

Tetapi jam matahari kehilangan fungsinya jika cuaca mendung atau malam hari. Kemudian diciptakanlah jam air tembaga yang menggunakan air dan pasir untuk menghitung waktu. Jam air yang paling awal hanya menggunakan sebuah periuk tembaga berisi air; di dasar periuk terdapat lubang dan di tengah periuk ditancapkan sebatang tongkat pengukur yang berukir tanda ukur. Setelah air menetes dari lubang, berdasarkan ketinggian tingkat air dapat ditentukan waktu sesuai dengan tanda ukur yang tertera di batang tongkat ukur. Tetapi akurasi jam air awal ini tidaklah terlalu baik.

Pada perkembangannya jam air berkembang menjadi empat buah jam air dalam satu set. Keempat buah jam air ini ditaruh secara bertumpuk di atas sebuah rak kayu bertingkat empat. Jam air dari yang paling atas bernama periuk matahari, periuk bulan, peruk bintang, dan periuk penerima air. Tiga periuk paling atas memiliki sebuah mulut tembaga di bagian bawahnya, dan di dalam periuk penerima air terdapat pengukur. Semakin banyak tingkatan jam air, perhitungan waktu akan semakin akurat.

Sempoa dan Perhitungan Manik sunting

Sempoa tercipta berdasarkan penggunaan bilah penghitung dalam jangka panjang. Di masa kuno, orang menggunakan batangan kayu kecil yang disebut bilah kayu untuk melakukan penghitungan, dan penghitungannya disebut dengan penghitungan bilah kayu. Seiring perkembangan produksi, jumlah hal yang perlu dihitung semakin meningkat, penghitungan bilah kayu kecil mengalami keterbatasannya. Maka, terciptalah alat penghitung yang lebih modern, yaitu sempoa.

Sempoa berbentuk persegi panjang, keempat sisinya berbingkai kayu, di dalamnya terpasang batang-batangan kayu kecil dengan manik-manik kayu; setiap batangan kayu mewakili satu digit, dan di tengah-tengahnya terdapat sebatang balok penyangga horizontal yang memisahkan sempoa menjadi dua bagian. Di tiap paruh bagian atas terdapat dua buah manik-manik kayu, setiap manik mewakili angka lima. Di bagian bawah terdapat lima manik-manik kayu, setiap manik mewakili angka satu.

Masyarakat merangkum banyak rumus penghitungan seiring meluasnya penggunaan sempoa, yang jika ditambah dengan ketrampilan jari tangan, maka kecepatan penghitungan dengan sempoa jauh lebih cepat daripada penghitungan di atas kertas. Penghitungan sempoa juga disebut sebagai penghitungan manik, dan dapat melakukan penghitungan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, sehingga digunakan secara luas untuk menghitung berat, kuantitas, luas, volume, dll.

Seni Tradisional Tiongkok sunting

Bangsa Tionghoa adalah bangsa kuno dengan budaya yang kental. Ragam seni tradisional Tiongkok sangat banyak sehingga dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik kaum terpelajar, selebritas, maupun rakyat ramai.

Di antara seni-seni ini ada musik rakyat yang merdu, opera daerah yang elok, halus dan mengharukan, lukisan tinta bak yang sederhana dan anggun, kaligrafi yang lembut tapi tegas. Semuanya memancarkan cahaya kebijaksanaan dan mengagumkan dunia.

Musik Tradisional sunting

Sejak zaman dahulu, masyarakat Tiongkok telah memiliki beragam alat musik, dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu alat musik tiup (seruling, serunai, dll.), gesek (erhu, jinghu, banhu, dll.), petik (guzheng, dll.), dan pukul.

Musik tradisional sangat disukai oleh rakyat Tiongkok, karena pesona unik yang dimilikinya. Hampir setiap daerah memiliki grup kesenian musik rakyat. Mereka tidak jarang menerima undangan pementasan dari negara-negara lain.

Opera Peking dan Opera Daerah sunting

Berdasarkan statistik terdapat lebih dari 360 macam opera daerah, di antaranya Pingju (Tiongkok utara dan timur laut, Hebei, Beijing, Tianjin), Yueju 越剧 (opera Shaoxing, Shanghai), Yuju (opera Henan), Huangmei Xi (opera daerah Anhui), Yueju 粤剧 (opera Guangdong), Chuanju (opera Shichuan), dll.

Opera Pekingn yang memiliki sejarah hampir 200 tahun merupakan ragam opera yang tersebar paling luas dan memiliki pengaruh paling besar di Tiongkok. Dalam pembentukannya, ia menyerap intisari berbagai opera daerah, adat-istiadat, kebiasaan, serta dialek lokal Beijing. Meskipun lahir di Beijing, tetapi Opera Peking tidak hanya merupakan opera daerah; rombongan opera yang mementaskan Opera Peking terdapat di banyak daerah di Tiongkok.

Daftar lakon Opera Peking sangat banyak, konon terdapat lebih dari 3.800 lakon. Saat ini tiga jenis sandiwara yang banyak dipentaskan adalah opera tradisional, sandiwara baru bertema sejarah, dan opera modern. Opera Peking sebagai intisari opera bangsa Tionghoa memiliki pengaruh yang besar di dalam dan luar negeri. Banyak warga asing yang khusus datang ke Tiongkok untuk mempelajari Opera Peking.

Kesenian Rakyat sunting

Qu'yi (kesenian rakyat) merupakan gabungan dari berbagai macam kesenian percakapan dan nyanyian, berkembang dari sastra lisan rakyat kuno dan seni percakapan dan nyanyian. Quyi menggunakan gerakan tubuh dengan percakapan dan nnyanyian sebagai sarana artistik untuk bercerita, mengungkapkan perasaan dan pikiran, merefleksikan kehidupan bermasyarakat.

Saat ini terdapat lebih dari 300 ragam quyi yang populer di Tiongkok, termasuk di dalamnya adalah xiang sheng (dialog lawakan), da gu (genderang bas), kuai ban (deklamasi balada), er ren zhuan (duet tari-tari), tan ci (mendongeng), shuang huang (duet pelawak), dlsb. Di antara qu yi di atas, yang paling populer dan disukai oleh masyarakat adalah xian'sheng.

Xian'sheng adalah jenis seni melawak, yanga berkembang dari lelucon kuno dan lelucon rakyat. Xian'sheng modern muncul 100 tahun yang lalu di daerah Beijing dan Tianjin. Sarana pertunjukan xiang'sheng adalah berbicara, belajar, menggoda, dan bernyanyi. Sebagian besar isi xian'sheng adalah hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari, lelucon di kalangan rakyat, tokoh sejarah, cerita sejarah, permainan kata dan bahasa.

Catur Weiqi dan Xiangqi sunting

Catur wei'qi, populer dalam bahasa Jepang dengan nama Go, adalah permainan catur yang paling tua di dunia. Biji catur wei'qi berwarna putih dan hitam, masing-masing 180 biji. Dalam permainan wei'qi terdapat puluhan ribu perubahan dan kemungkinan, sehingga suasananya menegangkan dan sengit. Karena kerumitannya, orang kuno memujinya sebagai permainan yang hanya bisa diciptakan oleh dewa.

Permainan wei'qi adalah olahraga otak. Dengan belajar wei'qi, orang bisa meningkatkan kemampuan nalar logika, membentuk perangai dan karakter ulet, tenang, dan berkepala dingin. Karenanya permainan ini masih disukai oleh masyarakat masa kini, dan banyak orang memainkannya pada waktu senggang. Saat ini permainan wei'qi dimainkan di lebih dari 40 negara di dunia. Di antaranya, pemain-pemain Tiongkok, Jepang, dan Korea memiliki taraf permainan yang paling tinggi.

Catur xiang'qi merupakan permainan perang yang diciptakan berdasarkan formasi perang dua pihak tentara yang berkonfrontasi. Di dalam xiang'qi terdapat dua pihak dengan masing-masing 32 biji catur yang terdiri dari satu orang jenderal, dua orang pejabat, dua biji catur gajah, dua biji catur kuda, dua biji catur kereta, dua biji catur meriam, dan lima orang prajurit. Cara melangkah biji catur xiang'qi tidak sama dengan biji catur barat. Tujuang permainan xiang'qi adalah menangkap biji catur jenderal lawan.

Setelah tahun 1949, catur xiang'qi termasuk dalam nomor resmi pertandingan olahraga nasional. Saat ini terdapat organisasi catur xiang'qi di lebih dari 40 negara di dunia.

Hanzi sunting

Karakter bahasa Tionghoa atau han'zi adalah salah satu karakter tertua di dunia, dan juga merupakan karakter yang terbanyak digunakan oleh manusia. Jumlahnya kurang lebih 60.000 buah, di antaranya yang sering digunakan kurang lebih 6.000 buah. Karakter tertua yang ditemukan adalah karakter jia gu wen yang memiliki sejarah lebih dari 3.400 tahun.

Hanzi memiliki empat cara pembentukan utama, yaitu piktograf, ideograf, agregat logik, dan piktofonetik. Piktograf adalah yang paling sederhana, yakni dengan menggambar bentuk dari suatu objek yang dilihat, misalnya 月 (bulan), bentuknya mirip dengan bulan sabit. Ideograf membentuk karakter dengan menambah simbol pada karakter piktograf untuk membentuk arti baru, misalnya 刀 (pisau), diberi satu titik menjadi 刃 (mata pisau). Agregat logik adalah menggabungkan dua atau lebih karakter, sehingga membentuk arti gabungan keduanya, misalnya 日 (matahari) dan 月 (bulan) digabung menjadi 明 (terang). Piktofonetik adalah menggabungkan unsur yang menunjukkan arti dan unsur yang menunjukkan bunyi, misalnya 氵(unsur yang berarti air) dan 胡 (bunyi "hu") digabung menjadi 湖 (danau), yang memiliki arti yang berhubungan dengan air dan dibaca "hu".

Dalam rangka pemerataan pendidikan, sejak tahun 1949, pemerintah Tiongkok mulai menyederhanakan karakter-karakter tradisional Tionghoa (hanzi tradisional) sehingga guratannya lebih sedikit, dan lebih mudah dipelajari oleh semua orang. Hanzi sederhana saat ini merupakan karakter bahasa kerja yang digunakan dalam administrasi PBB. Karakter hanzi pernah dipinjam dan digunakan oleh negara Korea, Jepang, dan Vietnam dalam waktu yang lama. Dengan keunikannya dan daya hidupnya yang kuat, karakter hanzi tersebar semakin luas di dunia.

Kaligrafi sunting

Kaligrafi atau shufa adalah seni menulis karakter hanzi tradisional Tionghoa yang memiliki gaya sangat unik dalam ribuan tahun penciptaan dan pengembangannya. Ada banyak gaya kaligrafi yang berkembang, di antaranya zhuan shu, li shu, kai shu, chao shu, dan xing shu.

Alat tulis dalam kaligrafi adalah kuas mao bi (mopit), tinta bak, batu tinta, dan kertas kaligrafi, yang juga disebut Empat Mestika Belajar.

Stempel Ukir sunting

Stempel ukir atau zhuan ke adalah seni mengukir di atas bahan ukir berdasarkan kaligrafi atau lukisan yang ada. Stempel ukir merupakan seni tradisional unik Tiongkok yang memadukan kaligrafi dan ukiran yang memiliki nilai ganda yakni nilai fungsional dan artistik.

Stempel atau cap pada awalnya merupakan barang fungsional, yaiatu lambang kekuasaan, namun perlahan-lahan berpindah fungsi menjadi barang kesenian. Bahan stempel ukir adalah kristal, giok, emas, tanduk binatang, gading, bambu, kayu, batu-batuan, dlsb. Batu-batuan yang paling disukai adalah batu qing tian, shou shan, chang hua, ba lin, dlsb.

Lukisan Tiongkok sunting

Lukisan Tiongkok dibuat dengan menggunakan kuas, tinta bak, dan zat warna, dan dilukis di atas kain sutra atau kertas xuan, yakni kertas kaligrafi kualitas tinggi dari Xuancheng, Anhui. Berdasarkan temanya, lukisan Tiongkok dibagi menjadi lukisan tokoh, lukisan pemandangan, dan lukisan bunga dan burung. Berdasarkan tekniknya, lukisan Tiongkok dibagi menjadi aliran lukisan gong bi (realisme yang mendetail) dan xie yi (mengutamakan garis besar dan ekspresi yang hidup).

Lukisan Tiongkok menitikberatkan jiwa, konsepsi artistik, menghargai "puisi dalam lukisan". Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa gaya lukisan Tiongkok seringkali memperlihatkan semangat agung dengan cara melukis yang matang dan lancar, memiliki sisi gagah berani di satu pihak, dan sisi halus, elok dan indah di pihak lain. Dalam sebuah hasil karya lukisan Tiongkok, selain gambar, masih perlu dilengkapi dengan puisi kaligrafi dan stempel. Maka dari itu lukisan Tiongkok merupakan seni yang memadukan lukisan, puisi, kaligrafi, dan ukiran stempel.

Lukisan Tiongkok tidak hanya memperindah kehidupa mnausia, tetapi juga membawa sentimen elegan dan kenikmatan artistik kepada pemirsanya. Lukisan Tiongkok, pengobatan tradisional Tiongkok, dan opera Peking disebut sebagai "Tiga Saripati Kebudayaan Tiongkok"

Benda-Benda Peninggalan Budaya Tiongkok sunting

Benda-benda peninggalan budaya Tiongkok yang sangat banyak jumlahnya kaya akan informasi sejarah dan budaya dan mencitrakan perjalanan perkembangan budaya Tiongkok. Seni dan teknik tingkat tinggi yang terkandung oleh benda-benda ini seringkali membuat kita terkagum-kagum.

Aksara Tulang Ramalan sunting

Kebudayaan Sanxingdui sunting

Bejana Simuwu sunting

Pedang Raja Gou Jian dari Yue sunting

Giok Liang Zhu sunting

Lentera Istana Changxin sunting

Pasukan Terakota sunting

Genta Zenghouyi sunting

Pakaian Giok Benang Emas sunting

Kuda Menderap Perunggu sunting

Lonceng Besar Yongle sunting

Gua Mogao sunting

Arsitektur Tiongkok Kuno sunting

Bangunan adalah salah satu simbol penting peradaban manusia. Di bidang ini, rakyat Tiongkok memiliki kebijakan dan kreativitas yang luar biasa. Mulai dari istana yang penuh emas berikilau hingga rumah rakyat yang beraneka ragam model dan warnanya; dari paviliun yang sarat dengan nuansa puisi dan lukisan hingga jembatan kuno dan pagoda yang khas dan unik.

Istana Kaisar sunting

Juga disebut sebagai rumah kaisar, istana kaisar menunjukkan kedudukan kaisar yang tak tertandingi dan wibawa kaisar sebagai penguasa tertinggi. Rancangan arsitektur istana Tiongkok sangat menuntut keanggunan, kemegahan, kemewahan, dan keindahan.

Rancangan istana umumnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan adalah tempat bagi kaisar menyelesaikan urusan kenegaraan, bagian belakang merupakan tempat tinggal kaisar, permaisuri dan para selir. Penataan bangunan istana menggunakan metode simteri poros tengah, kedua sisi bangunan rapi dan simetris. Pekarangan yang berlapis-lapis dan balairung bertingkat-tingkat memperlihatkan bangunan istana kaisar yang rapi, agung, dan megah.

Saat ini bangunan istana kuno yang paling utuh adalah Museum Gu Gong (Istana Kuno) yang terletak di Kota Terlarang di Beijing. Istana Kuno ini adalah kompleks bangunan kayu terbesar di dunia yang pernah didiami oleh 24 kaisar Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Balairung Tai He (Kedamaian) di dalamnya adalah balairung kayu terbesar di Tiongkok, dibangun di atas tiga tingkat fondasi marmer putih. Penyangga batu dan tangga di keempat sisi fondasi istana itu diukir naga batu dan berbagai macam ornamen yang indah dan halus.

Istana Kuno bukan hanya sebuah istana yang megah, mewah, dan indah, tetapi juga merupakan sebuah museum seni arsitektur.

Kuil dan Pagoda sunting

Arsitektur Taoisme disebut gong (istana) atau guan (kuil). Kuil, pagoda, dan gua batu disebut sebagai tiga arsitektur besar agama Buddha. Arsitektur Buddhis di Tiongkok telah mengalami penyesuaian dengan budaya Tiongkok. Pintu gunung di depan jalan utama, di sebelah kiri dan kanan pintu utama terdapat menara lonceng dan gendang; bagian depan adalah balairung Tian Wang (Raja Langit), bagian belakang adalah balairung Da Xiong Bao (Pusaka Agung), lebih ke belakang lagi adalah gedung penyimpanan kitab, di sebelah kiri dan kanan adalah kamar para biksu, ruang makan, dan bangunan lainnya.

Penataan keseluruhan kuil, struktur balairung, pembuatan atap, dan lain-lainnya meniru istana kerajaan. Bangunan megah dan agung berwarna keemas-emasan mencerminkan karakteristik khusus arsitektur Budhisme Tiongkok. Kebanyakan kuil Buddhis didirikan di tengah-tengah gunung yang jauh dari keramaian. Empat gunung utama Buddhis di Tiongkok yaitu Gunung Wutai, Gunung Emei, Gunung Jiuhua, dan Gunung Putuo adalah pusat arsitektur kuil yang terkenal sejak dahulu kala, misalnya Kuil Foguang, Kuil Nanchan, dlsb.

Pagoda berasal dari India, yang arti awalnya adalah "makam", masuk ke Tiongkok pada Dinasti Han, adalah tempat yang digunakan oleh para biksu agung untuk mengubur abu jenazah setelah mereka meninggal. Pagoda Tiongkok adalah hasil perpaduan seni arsitektur Tiongkok dan India. Pagoda Tiongkok beraneka ragam, mulai dari persegi empat, persegi enam, persegi delapan, bundar, dan bentuk-bentuk lainnya. Berdasarkan bahannya, pagoda dapat digolongkan menjadi pagoda kayu, pagoda batu bata, pagoda batu, pagoda besi, pagoda tembaga, pagoda berglasir. Tingkat pagoda biasanya berjumlah ganjil, terdapat 5 hingga 13 tingkat pada umumnya. Pagoda-pagoda kuno ini merefleksikan sejarah panjang Tiongkok dan ketrampilaln arsitektur tingkat tinggi.

Taman sunting

Taman klasik yang terdapat di berbagai tempat di Tiongkok memiliki pemandangan yang indah dengan arsitektur yang unik dan khas sehingga taman-taman itu menjadi objek wisata yang ingin dikunjungi oleh pengunjung dalam dan luar negeri. Ciri khas taman Tiongkok yang paling unik adalah sangat mementingkan alam. Pada waktu membangunt aman, desainer kuno pandai memadukan keindahan alam dengan bangunan buatan sehingga orang dapat menikmati puncak gunung ajaib, batu aneh, aliran air, permukaan danau, bunga, rumput wangi seperti bertamasya di dalam lukisan.

Taman klasik Tiongkok dalam penataannya masih memiliki karakteristik tersirat, berubah, dan rumit. Ciri khas lainnya adalah perpaduan antara seni lukis, puisi, dan taman menjadi satu. Misalnya ada papan bertulis, kuplet yang ditempel pada tiang gerbang, balok bergambar, tiang penyangga berukir, dll. pada arsitektur taman, sehingga membentuk gaya unik seni taman klasik Tiongkok.

Pada pokoknya taman klasik Tiongkok dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu taman keluarga raja di utara dan taman rumah pribadi di selatan. Taman utara seringkali menggunakan materi alam dan emnghimpun intisari arsitektur dari berbagai tempat. Taman jenis ini antara lain Yi He Yuan (Istana Musim Panas), Taman Bei Hai, vila perisitirahatan musim panas Chengde, dll. Taman selatan biasanya tidak besar, tetapi dengan kecerdikan dalam penataan, di dalam taman terdapat gunung, sungai, danau, sehingga pemandangannya berubah-ubah, alami, dan tenang.

Jembatan sunting

Jembatan adalah salah satu bagian penting dalam arsitektur kuno Tiongkok. Selama ribuan tahun, bangsa Tionghoa telah membangun puluhan ribu jembatan yang indah, megah, dan unik. Jembatan-jembatan ini membentang dari gunung dan sungai, memudahkan transportasi, menghias sungai dan pegunungan, dan menjadi salah satu lambang kebudayaan Tiongkok kuno.

Jembatan Ba yang dibangun pada Dinasti Han adalah jembatan berpilar batu yang tertua di Tiongkok. Dengan panjang 386 m dan 64 lubang jembatan, Jembatan Ba adalah jembatan batu lengkung besar berongga banyak yang tertua, terbesar, dan dengan luas rentangan terpanjang di Tiongkok. Dewasa ini Jembatan Kuno Ba telah direnovasi dan memiliki wajah yang baru, dengan pemandangan di sekelilingnya yang lebih indah lagi.

Masih banyak jembatan kuno Tiongkok yang terkenal, misalnya Jembatan Zhaozhou di Hebei, Jembatan Lugou di Beijing, Jembatan Pin'an di Fujian, Jembatan Luoyang di Quanzhou, Jembatan Jiuqu di Hangzhou, Jembatan Baodai di Suzhou, Jembatan Yudai di Beijing, dll.

Seni dan Kerajinan Tangan Tiongkok sunting

Sutra sunting

Tembikar Triwarna sunting

Porselen dan Kerajinan Jingtai sunting

Kipas sunting

Layang-Layang sunting

Lentera sunting

Sulaman sunting

Kain Batik dan Belacu Biru sunting

Guntingan Kertas sunting

Ukiran Giok sunting

Batu Singa sunting

Empat Mestika Belajar sunting

Adat-Istiadat Tiongkok sunting

Marga dan Nama Tionghoa sunting

Dua Belas Shio sunting

Manyue dan Zhuazhou sunting

Upacara Pernikahan sunting

Empat Binatang Spiritual sunting

Lambang dan Gambar Keberuntungan sunting

Pekan Raya Kuil sunting

Barongsai dan Tari Naga sunting

Perayaan Tahun Baru Imlek sunting

Perayaan Cap Go Meh sunting

Perayaan Ceng Beng sunting

Perayaan Peh Cun sunting

Perayaan Tiong Ciu sunting

Dua Puluh Empat Waktu Matahari sunting

Kehidupan Rakyat Tiongkok sunting

Busana Tradisional Tiongkok sunting

Cheongsam, Qibao, dan Hanfu sunting

Makanan Tiongkok sunting

Teh Tiongkok sunting

Arak Tiongkok sunting

Tempat Tinggal Rakyat Tiongkok sunting

Kereta Kuda, Tandu, dan Sepatu Kain sunting

Pengobatan Tradisional Tiongkok sunting

Teknik Akupuntur dan Pembiusan sunting

Bahasa Tionghoa, Putonghua, dan Bahasa Daerah sunting

Ideologi Tradisional Tiongkok sunting

Konfusianisme sunting

Taoisme sunting

Buddhisme sunting

Lao Zi, Zhuang Zi sunting

Kebajikan Tradisional Tiongkok sunting

Berbakti Pada Orang Tua sunting

Menghormati yang Tua dan Mengayomi yang Muda sunting

Jujur dan Menepati Janji sunting

Menghormati Guru dan Mementingkan Pendidikan sunting

Indeks sunting